Bebaskan Penyihir Itu

Pembalasan Dendam Yang Berbuah Manis



Pembalasan Dendam Yang Berbuah Manis

0…     
0

Ketika ia memasuki ruang bawah tanah di istana Kota Raja, Hill Fawkes merasakan jantungnya berdebar dengan kencang, bukan karena ia merasa ketakutan, melainkan karena ia merasa sangat bersemangat sekaligus sangat gembira.     

Api obor yang berkerlap-kerlip tampaknya ikut menari mengiringi kegembiraan Hill Fawkes, sementara langkah kakinya bergema ketika menginjak lantai ruang bawah tanah yang terbuat dari batu.     

Hill Fawkes tidak pernah merasa ruang bawah tanah yang gelap dan sunyi ini bisa terasa begitu indah kali ini.     

Setelah tiba di lantai dasar ruang bawah tanah, Theo menggeledah Hill Fawkes untuk memastikan bahwa ia tidak membawa senjata apa pun. Kemudian Theo menepuk bahu Fawkes dan berbisik, "Pergilah, tetapi jangan terlalu lama di sana."     

Hill mengangguk dan ia berjalan dengan penuh kegembiraan menuju kegelapan yang ada di depannya … Setelah beberapa saat, ketika Hill melewati jalan yang gelap dan mendekati suatu sel, ia berjalan lebih pelan sehingga ia bisa sepenuhnya menikmati momen berharga yang tidak terlupakan ini.     

Kemudian Hill melihat sang pembunuh yang telah membunuh istrinya.     

Itu Timothy Wimbledon yang ada di dalam sel itu.     

Pada saat itu, Hill menutup mulutnya, dan matanya mulai berkaca-kaca … semua usaha yang telah ia lakukan sebelumnya tidak sia-sia, dan ia bisa memetik hasilnya lebih cepat dari yang ia harapkan.     

"Istriku pasti akan tersenyum melihat pemandangan ini," pikir Hill dalam hati.     

"Siapa itu?" seru Timothy. Timothy berbalik, ia bersandar ke jeruji sel, dan dengan suara putus asa ia bertanya, "Apakah itu kamu, iblis … apakah kamu sudah berubah pikiran?"     

Hill keluar dari bayang-bayang dan ia berjalan mendekati sel Timothy.     

Timothy terkejut dan menjadi waspada. Timothy mundur 2 langkah ke belakang. "Siapa kamu? Siapa yang membiarkanmu masuk ke sini? Di mana Roland Wimbledon? Aku ingin bertemu dengan Roland Wimbledon!"     

Ini adalah raja yang sebelumnya selalu bersikap angkuh dan arogan.     

Hill hanya pernah melihat Timothy dari kejauhan dalam sebuah upacara penobatan kerajaan. Pada saat itu, Timothy mengenakan jubah berwarna merah tua, dan mengenakan sebuah mahkota yang bersinar dan megah, dan ia memegang sebuah tongkat emas di tangannya. Dikelilingi oleh pasukan kesatria Kota Raja, Timothy berjalan ke sebuah panggung tinggi selangkah demi selangkah dan menerima penobatan sebagai Raja Kerajaan Graycastle. Hill pernah berharap bahwa Timothy akan menjadi raja yang baik yang akan memberikan kehidupan yang stabil bagi seluruh rakyatnya, tetapi sang raja baru ternyata malah menghancurkan seluruh kota, mengacaukan kehidupan sekelompok grup akrobat, dan menghancurkan banyak keluarga. Akibatnya, semua harapan untuk menyongsong masa depan yang lebih baik langsung sirna.     

Sekarang, Hill akhirnya bisa merasakan betapa manisnya pembalasan dendam itu - tidak ada rasa kasihan ketika ia melihat Timothy atau merasa hampa setelah melakukan semua usaha untuk membalas dendam kepada Timothy. Sebaliknya, yang Hill rasakan hanyalah rasa manis dan bahagia, yang menghangatkan kembali hatinya yang sudah dingin … yang membuat Hill terkejut, ia menyadari bahwa dirinya ternyata menyukai perasaan yang ia rasakan saat ini.     

"Namaku Hill Fawkes, Yang Mulia," kata Hill sambil membungkuk. "Aku salah satu anggota grup akrobat 'Merpati dan Topi'. Mungkin Anda tidak mengenal aku, tetapi aku mengetahui tentang Anda."     

"…" Timothy tertegun dan ia tidak berkata apa-apa.     

Namun, Hill tidak peduli dengan reaksi Timothy, dan ia melanjutkan, "Seharusnya ada 7 anggota dalam kelompok akrobat kami, tetapi kami kehilangan rekan kami karena Anda. Sejak saat itu, kami berenam tidak lagi bisa fokus pada pertunjukan kami. Kami berbaur di antara geng Tikus dan terus mencari informasi dari kedai-kedai minuman untuk mengawasi pergerakan Anda. Setelah itu, kami mengatur dan menganalisis informasi dan mengirimkan semua informasi itu kepada Yang Mulia Roland Wimbledon." Hill berhenti sejenak kemudian melanjutkan, "Oh ya, kamilah yang membocorkan informasi kepada Yang Mulia Roland tentang rencana Anda untuk mengembangkan bubuk salju dan mengutus pasukan milisi untuk menyerbu Wilayah Barat. Kami juga yang telah menyebabkan 2 pabrik bubuk salju yang ada di pinggiran kota ditutup dan mengakibatkan pabrik itu dipindahkan ke tempat lain."     

"Apa yang kamu bicarakan?" Timothy memicingkan matanya dan berkata, "Seorang pengkhianat yang selama ini bersembunyi merasa bangga dengan apa yang telah dilakukan? Seorang pengkhianat yang telah mengkhianati rajanya dan mengambil keuntungan pribadi dan mengkhianati harga dirinya sendiri? Aku sama sekali tidak tahu-menahu tentang grup akrobat 'Merpati dan Topi'. Berhentilah bicara omong kosong, dasar kau manusia hina!"     

"Mengambil keuntungan pribadi katamu? Aku pengkhianat? Tidak … Yang Mulia, aku hanya mengikuti kata hatiku," kata Hill dengan pelan. "Mitra kami yang mati itu adalah istriku. Istriku meninggal dalam kampanye perburuan penyihir yang Anda gencarkan. Di penjara, istriku disiksa dan dilecehkan, tetapi hukuman maksimal atas pembunuh yang telah membunuh istriku hanya dikenakan denda sebesar 25 keping perak."     

Mata Timothy kini tampak berkilauan, sepertinya ia telah mengingat sesuatu.     

"Apakah Anda sudah ingat dengan kasus itu sekarang?" Hill meregangkan tangannya dan menambahkan, "Meskipun Balai Kota memberikan 3 keping emas sebagai kompensasi atas kematian istriku, uang itu tidak ada artinya bagiku. Istriku tidak akan pernah hidup kembali. Istriku bukan seorang penyihir, tetapi ia mati karena kesalahan Anda."     

Setelah beberapa saat, Timothy berkata, "Bukan aku yang membunuh istrimu."     

Jawaban yang terdengar lemah ini terasa semanis madu di telinga Hill. Biasanya, orang normal akan merespons jawaban itu dengan sebuah caci maki. Tetapi Hill tidak melakukan itu.     

"Pada saat itu, Lanry, yang melakukan penangkapan atas istriku, adalah kaki tanganmu. Bahkan Kesatria Weimar pun tidak bisa menghentikan kesalahpahaman itu. Aku hanya ingin keadilan bagi istriku, tetapi pengadilan dan Balai Kota menolak permohonan bandingku. Sudah jelas Anda yang berada di balik semua ini …."     

"Tidak! Sudah cukup! Kamu dan istrimu hanyalah orang rendahan yang tidak penting!" Timothy hanya bisa meraung untuk membela diri, "Apa kamu tahu apa yang telah kamu lakukan? Jika kampanye perburuan penyihir itu salah menangkap istrimu, yang kamu lakukan saat ini malah akan menghancurkan seluruh Kerajaan Graycastle! Kamu yang telah membantu Yang Mulia Roland, katamu? Dasar kamu idiot! Roland Wimbledon yang asli telah mati sejak lama! Tuanmu yang sekarang adalah iblis yang sesungguhnya! Kamu memutuskan untuk melayani iblis hanya demi seorang wanita?!"     

"… Begitukah?" Hill bertanya sambil menyeringai. "Ketika aku memohon keadilan kepada dewa, tidak ada jawaban atas doa-doaku. Pada saat itu, aku bersumpah selama aku bisa membalas dendam atas kematian istriku, bahkan jika Tuanku saat ini adalah iblis, aku akan mengikuti tuanku sampai ke neraka sekali pun." lalu Hill membungkuk sambil meletakan tangannya di dada dan berkata, "Selamat tinggal, Yang Mulia. Aku merasa terhormat telah turut serta dalam menghancurkan kekuasaan Anda."     

…     

Ketika Hill kembali ke pintu masuk ruang bawah tanah, Theo mengangguk ke arah Hill. "Apa kamu sudah puas sekarang?"     

"Aku sudah puas. Tuan Theo, tolong antar aku untuk menemui Yang Mulia Roland," kata Hill sambil menarik napas dalam-dalam.     

Di lantai tiga istana, Hill akhirnya bertemu dengan pria yang telah ia layani selama 6 bulan terakhir ini - Roland Wimbledon tampak jauh lebih ramah daripada Timothy Wimbledon. Meskipun mereka berdua memiliki rambut berwarna abu-abu yang sama dan mata yang berwarna abu-abu juga, Roland Wimbledon tidak terkesan arogan seperti Timothy. Yang Mulia Roland bahkan tidak … terlihat seperti seorang bangsawan kerajaan pada umumnya.     

"Aku sangat berterima kasih atas kinerja penyamaranmu di Kota Raja," kata Roland. Hill terkejut dengan kalimat pertama yang diucapkan Yang Mulia Roland. "Berkat informasi yang kamu berikan, aku bisa menyiapkan segala sesuatunya untuk menaklukkan Kota Raja dengan biaya yang serendah-rendahnya."     

"Tidak usah sungkan Yang Mulia, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan …." jawab Hill.     

"Tentu saja, aku tahu kamu melakukan semua pekerjaanmu itu untuk membalas dendam atas kematian istrimu. Timothy akan segera mendapatkan putusan pengadilan. Sekarang setelah kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu dapat memulai hidup yang baru, tetapi aku harap kamu dapat terus bekerja untukku." Roland bangkit berdiri, ia berjalan ke arah Hill, dan menatapnya. "Masih banyak yang harus dilakukan untuk membantu kota ini agar stabilitas kembali pulih dan bahkan kota ini dapat kembali berjaya sama seperti di masa lalu. Salah satu contohnya, sepak terjang komplotan Tikus harus dikendalikan, dan para bangsawan yang ingin memberontak juga perlu diawasi, tetapi Theo tidak akan mampu mengatasi tugas-tugas ini seorang diri. Bagaimana menurutmu? Kelompok akrobatmu dan kamu dapat bekerja dalam posisi rahasia dan formal untuk melindungi penduduk kota dari segala macam kejadian yang tidak diinginkan."     

"Tentu saja aku bersedia, Yang Mulia," kata Hill lalu ia berlutut di hadapan Roland dengan sungguh-sungguh. "Bahkan jika Anda tidak mengatakannya, aku akan tetap mengikuti Anda selamanya. Anda telah memenuhi apa yang Anda janjikan sebelumnya, dan sekarang giliranku untuk memenuhi sumpahku," kata Hill dengan perlahan. "Seluruh hidupku sudah menjadi milik Anda."     

Seluruh pembalasan dendam ini akhirnya berbuah manis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.