Bebaskan Penyihir Itu

Rahasia yang Tersimpan Di Dalam Bintang-Bintang



Rahasia yang Tersimpan Di Dalam Bintang-Bintang

0Roland menggelengkan kepalanya sambil tersenyum ketika ia melihat Yorko dengan penuh semangat membungkuk dan pergi meninggalkan ruang kerjanya.     
0

Roland sendiri tidak keberatan membantu orang-orang yang telah berbuat baik kepada pangeran roland asli di masa lalu, asalkan mereka tidak memiliki niat buruk terhadap dirinya.     

"Di mana Wendy saat ini?" Roland berbalik dan bertanya kepada Nightingale setelah mengurus urusan Yorko.     

"Wendy mungkin sedang berada di puncak menara istana untuk melatih kemampuannya. Apakah kamu ingin aku memanggil Wendy ke sini?" tanya Nightingale.     

"Ya, dan panggil juga Sylvie, Kilat, dan Maggie ke sini … kita akan mengunjungi para Ahli Perbintangan," kata Roland. "Dan kita akan terbang dengan balon udara ke tempat mereka."     

"Aku mengerti." Mata Nightingale berbinar-binar, ia tampak senang.     

"Bahkan jika ada seseorang yang ingin menyerangku, mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyerang ke atas, jadi balon udara ini adalah cara terbaik untuk bepergian."     

Roland telah mengetahui melalui merpati pembawa pesan bahwa Kyle sedang dalam perjalanan ke Kota Raja, jadi Roland menunda kunjungannya ke Bengkel Alkemis Kota Raja. Roland sangat penasaran tentang Asosiasi Perkumpulan Peramal, salah satu organisasi utama lainnya yang ada di Kota Raja.     

Roland juga merasakan suatu rasa bingung dan keingintahuan besar yang perlu ia selidiki.     

…     

Asosiasi Perkumpulan Peramal itu terletak di sebuah gunung di daerah utara di luar Kota Raja, dan gunung ini adalah tempat kedua tertinggi setelah menara kembar yang ada di istana Graycastle. Aula Asosiasi Perkumpulan Peramal memiliki desain yang cukup unik dan tampak seperti menara batu berbentuk segi lima dengan puncak yang datar jika dilihat dari atas. Aula itu memiliki dasar yang luas dan puncak yang sempit, dan siluet bangunan ini terlihat sangat simetris.     

Roland tahu apa makna yang tersirat di balik bangunan yang berbentuk simetris itu di zaman ini.     

Tanpa metode pengukuran dan penentuan posisi dari alat-alat canggih, hampir mustahil untuk membangun struktur batu yang begitu besar namun sempurna seperti itu, ini merupakan suatu proses yang bahkan lebih sulit dilakukan daripada membangun tembok pertahanan kota raksasa.     

Para penjaga telah pergi lebih awal dan berjaga mengelilingi menara Asosiasi Perkumpulan Peramal yang terbuat dari batu. Ketika balon udara itu melepaskan udara dan perlahan-lahan mendarat di atap menara, para penumpangnya segera disambut oleh Brian, Sean dan Alva Taber.     

"Yang Mulia, area ini telah sepenuhnya dijaga dengan ketat, dan aku jamin tidak ada seekor tikus pun yang bisa masuk ke sini!"     

"Kami juga telah menyita Liontin Penghukuman Tuhan yang dipakai para peramal itu, dan memungkinkan Nona Sylvie bisa menggunakan kekuatan sihirnya, sehingga Anda dapat berinteraksi dengan para peramal itu dengan leluasa."     

"Kerja yang bagus. Tetaplah waspada." jawab Roland sambil mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke deretan pria berjubah abu-abu yang berdiri di belakang para penjaga. Para peramal itu berusia di atas 30 tahun, dan mereka terus mengintip ke arah balon udara dengan tatapan takut dan heran. Mereka jelas tampak kebingungan dengan kemunculan Roland yang tiba-tiba dari langit.     

Roland menoleh ke arah Alva. "Siapa yang bertanggung jawab di sini? Katakan pada orang itu untuk datang menemuiku."     

"Baik, Yang Mulia!" kemudian Alva bicara dengan 2 orang pria tua berjubah abu-abu, dan salah satu dari mereka berjalan dengan hati-hati menuju Roland bersama Alva. "Yang Mulia, ini adalah Kepala Peramal di Kota Raja, Peramal Pembiasan Bintang."     

"Yang Mulia Raja Roland Wimbledon, kehadiran Anda membuat semua bintang bersinar lebih cerah."sambut peramal itu.     

"Mengapa kamu tidak menyebutkan nama aslimu?" tanya Roland sambil mengangkat alis.     

"Ini sebuah tradisi di Asosiasi Perkumpulan Peramal, Yang Mulia." Alva buru-buru menjelaskan. "Setiap peramal memiliki impian untuk menamai sebuah bintang dengan nama mereka sendiri … dan hanya orang yang telah menemukan sebuah bintang baru yang dianugerahi kehormatan semacam itu."     

"Jadi, kamu telah menemukan … Bintang Dispersi[1]?" tanya Roland kepada peramal itu.     

"Benar, Yang Mulia," kata pria tua itu sambil meletakkan tangan di dadanya. "Bintang itu berbentuk cincin dengan 3 bintang gelap lainnya, yang melambangkan kematian dan kelahiran kembali."     

"Bagaimana dengan mereka semua?" tanya Roland sambil menunjuk ke arah pria-pria lain yang juga memakai jubah abu-abu.     

"Kedelapan orang itu adalah para ahli pembaca bintang dari Asosiasi Perkumpulan Peramal, jadi mereka semua juga telah membuat penemuan mereka masing-masing." sahut Peramal Pembiasan Bintang dengan penuh hormat sambil memperkenalkan mereka satu per satu. "Mereka dapat menjelaskan makna di balik segala sesuatu mulai dari perubahan bintang hingga senja dan fajar … tentu saja, aku juga bisa melakukannya."     

"Aku ke sini bukan untuk meminta penjelasan mengenai keberuntunganku." sahut Roland.     

Pria tua itu berhenti bicara dengan tatapan terkejut. "Kalau begitu … Yang Mulia, bolehkah aku mengetahui maksud kedatangan Anda ke sini?"     

"Aku ke sini untuk mempelajari bintang-bintang." sahut Roland sambil mengangkat bahu. "Mari kita lanjutkan percakapan ini di dalam ruangan. Oh ya, bawa semua diagram gambar bintang yang telah kalian temukan. Kalian tentu memiliki semua catatan tentang bintang-bintang ini, bukan? Tandai bintang-bintang paling terang dan hubungkan mereka dengan sebuah garis tipis … kamu tentu mengerti maksudku."     

…     

Tumpukan gulungan-gulungan kertas ditumpuk di atas meja di aula, beberapa dari gulungan kertas itu bahkan sudah berwarna kuning karena usia kertas yang sangat lama.     

Roland menarik napas dalam-dalam dan menggunakan sebuah pena untuk menggambar 'sendok' dan 'jam pasir' di selembar kertas, dan menghubungkan bintang-bintang yang paling terang dengan garis-garis sesuai dengan diagram bintangnya.     

"Yang Mulia, apa ini?" tanya peramal itu dengan bingung.     

"Itu gambar 2 bintang." sahut Roland sambil mengambil kertas itu dan menunjukkannya kepada sekelompok peramal itu. "Pernahkah kalian melihat 2 gambar seperti ini sebelumnya?"     

Semua peramal itu menggelengkan kepala.     

"Carilah gambar bintang yang serupa seperti ini di semua gulungan kertas itu," perintah Roland. "Kalian semua, ambillah masing-masing 1 tumpukan gulungan itu, dan pastikan untuk memeriksa setiap gulungan kertas itu dengan saksama."     

Hal yang paling ingin diketahui oleh Roland, yang selama ini menjadi sumber kebingungannya yang terbesar adalah: "Apakah aku berada di sisi yang berbeda di planet yang sama?"     

Tidak mengherankan jika di zaman ini juga memiliki matahari dan bulan. Matahari hanyalah sebuah bintang yang beredar mengelilingi bumi secara teratur. Ada miliaran bintang yang bertaburan di Bimasakti, dan ada miliaran galaksi seperti Bimasakti lain di alam semesta ini, jadi bukan tidak mungkin ada sistem bintang lainnya di alam semesta yang tidak terhingga ini.     

Namun, Roland tidak merasa yakin tentang kesamaan spesies yang ada di zaman ini dengan yang ada di bumi tempat Roland tinggal sebelumnya. Evolusi biologis terjadi secara kebetulan, sehingga mungkin ada organisme yang sama sekali berbeda yang juga terlahir di lingkungan yang sama. Apakah itu binatang iblis atau iblis, Roland rasa mereka tidak berevolusi secara alami seperti yang ada di bumi."     

Roland memutuskan untuk menggunakan gambar bintang-bintang untuk mengatasi rasa bingungnya.     

Bintang-bintang yang memiliki peredaran tetap memiliki masa hidup miliaran tahun, dan lokasinya hampir tidak pernah berubah, sehingga bintang-bintang itu selalu digunakan sebagai penunjuk arah atau memiliki makna simbolis. Roland hanya ingat 2 gambar bintang yaitu, rasi bintang biduk yang sudah umum, dan rasi bintang Orion. Jika Roland dapat menemukan mereka di antara rasi-rasi bintang yang ada di zaman ini, ia dapat menentukan lokasi di mana saat ini ia berada.     

Setelah 1 jam mencari-cari di seluruh tumpukan kertas, tidak ada dari para peramal itu yang menemukan kumpulan rasi bintang.     

Roland juga bertanya kepada Peramal Pembiasan Bintang tentang beberapa gambar bintang yang paling terkenal di dunia ini, tetapi Roland belum pernah mendengar 1 nama bintang pun dari mereka yang ia kenal. Para peramal ini juga tidak mengetahui gambar bintang-bintang zodiak yang ada di bumi.     

Secara garis besar, bintang-bintang yang paling terang pada gambar-gambar bintang ini jauh lebih tebal dari pada gambar-gambar bintang yang Roland kenal, itu berarti ia berada lebih dekat ke pusat galaksi. Hal ini dikarenakan bintang-bintang yang memiliki peredaran tetap akan terus mendekati pusat galaksi secara bersama-sama.     

Maka sangat mungkin Roland tidak sedang berada di Bumi.     

Jawaban ini sedikit mengecewakan Roland. Roland menghela napas dan melihat ke sekeliling aula lalu bertanya. "Ada berapa peramal di Asosiasi Perkumpulan Peramal?"     

"Yang Mulia, di Asosiasi Perkumpulan Peramal terdapat 9 orang peramal, 156 orang murid magang, dan 67 tukang dan tukang batu," jawab Peramal Pembiasan Bintang.     

"Aku berencana untuk menutup Asosiasi Perkumpulan Peramal. Kemasi barang-barang kalian dan kembalilah ke Kota Tanpa Musim Dingin bersamaku."     

Kata-kata Roland langsung mengubah ekspresi di wajah semua orang. Alva berkata dengan ketakutan, "Yang Mulia, bagaimana … bagaimana Anda bisa …."     

"Aku tidak percaya pada ilmu perbintangan untuk meramal nasib. Aku hanya percaya pada pilihan yang kita buat," kata Roland dengan santai. "Dan aku adalah Raja di Kerajaan Graycastle, jadi aku bisa menutup tempat ini jika aku mau. Kalian akan belajar tentang gambar bintang yang sesungguhnya di Wilayah Barat, dan kalian tidak akan menganggap bintang-bintang itu sebagai sarana untuk meramal nasib seseorang lagi."     

"Dengan segala hormat, Yang Mulia Raja Roland Wimbledon, Anda tidak bisa melakukan hal ini." Kepala Peramal perlahan bangkit berdiri dan berkata, "Kami harus mengawasi bintang-bintang itu setiap saat tanpa ada gangguan, perintah ini telah dilakukan secara turun temurun oleh para leluhur Anda."     

[1] Bintang yang bisa membiaskan warna     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.