Bebaskan Penyihir Itu

Sang Pengamat Bintang



Sang Pengamat Bintang

0Meskipun sebagian besar hasil temuan para peramal ini juga bisa ditemukan di dunia modern, Roland masih terkejut ketika mengetahui fakta bahwa para peramal ini dapat mengetahui gerakan orbit bintang-bintang tanpa teknik dan alat observasi perbintangan modern.     
0

"Bintang yang Punah itu juga bergerak di sepanjang orbit tertentu," kata Kepala Peramal itu, "Dan Bintang yang Punah itu muncul setiap 400 hingga 500 tahun sekali. Itu berarti, bintang itu harus mengorbit di jalur orbit yang lebih besar dari pada matahari dan bulan yang berada di dekat kita di ruang angkasa dan dapat mengitari kita dalam 1 hari 1 malam." Napas si Kepala Peramal itu terengah-engah dan ia kembali melanjutkan. "Mengingat bahwa suatu benda tampak besar ketika dekat dan tampak kecil ketika menjauh, Bintang yang Punah itu akan berubah warna dari gelap menjadi cerah dan kemudian berubah menjadi bulan sabit ketika bintang itu semakin dekat dengan kita."     

"Apakah kamu sudah menemukan Bintang yang Punah itu?" tanya Roland.     

Kepala Peramal itu menggelengkan kepalanya. "Misi rahasia ini telah diwariskan selama ratusan tahun tetapi tidak menyebutkan waktu yang tepat kapan Bintang yang Punah itu akan muncul. Mungkin bintang itu masih dalam posisi orbit yang sangat jauh yang tidak bisa kami amati."     

"Jadi selama puluhan tahun … kamu telah mengabdikan dirimu untuk pekerjaan ini?" tanya Roland.     

"Benar, Yang Mulia." suara Kepala Peramal itu terdengar sangat lelah. "Aku telah menjadi murid di Asosiasi Perkumpulan Peramal sejak 40 tahun yang lalu. Sejak saat itu, aku telah menyaksikan bintang-bintang di langit yang terus berubah-ubah setiap malam. Namun, aku tidak tahu mengenai misi rahasia itu sampai aku menjadi Kepala Asosiasi Perkumpulan Peramal. Selain mengamati bintang-bintang dan mencatat waktu dan musimnya, kami para peramal juga bekerja sebagai peramal nasib dalam acara festival dan perayaan kerajaan, tetapi kami hanya mengatakan apa yang diperintahkan oleh raja kepada kami, dan bukannya benar-benar memprediksi masa depan. Ini adalah rahasia antara raja dan kami. Para peramal seperti kami harus dihormati sebagai orang-orang bijak, agar asosiasi kami bisa merekrut lebih banyak murid-murid."     

"Apa kamu menyesali pekerjaanmu?" tanya Roland.     

Kepala Peramal itu menggelengkan kepalanya. "Mungkin aku akan menyesali pekerjaanku ini 10 tahun yang lalu, tetapi karena kini aku telah menjadi Kepala Peramal dan menerima misi rahasia ini dari para pendahuluku, Si Peramal Meteorit, aku memahami bahwa apa yang aku lakukan ini sangat penting dan pekerjaan ini benar-benar mempelajari mengenai perbintangan dan meramalkan masa depan. Itulah sebabnya Asosiasi Perkumpulan Peramal ini didirikan, tetapi sayangnya, aku tidak punya banyak waktu lagi sekarang."     

Jika dilihat dari rambutnya yang sudah memutih, wajahnya yang penuh keriput dan bintik-bintik cokelat yang tidak terhitung jumlahnya yang ada di kening Si Kepala Peramal, Roland juga menyadari ucapan si peramal dan berpikir, "Benar juga. Aku rasa Kepala Peramal ini hanya bisa bertahan hidup selama 2 atau 3 tahun lagi dari sekarang."     

"Apakah ada strategi tertentu yang diwariskan oleh para pendahulumu yang bisa kita ambil untuk melawan atau bisa menghindari hari kiamat itu?" tanya Roland.     

"Tidak, itu adalah tugas Anda, Yang Mulia." jawab Kepala Peramal itu sambil tersenyum lemah. "Andalah yang akan memimpin orang-orang untuk melewati masa-masa sulit nanti. Asosiasi Perkumpulan Peramal ini ibarat mata bagi Anda yang membantu memperingatkan Anda tentang bencana yang akan datang, sehingga meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup bagi semua orang. Karena itu, Anda tidak bisa menutup tempat ini."     

Dedikasi dan pengabdian tinggi Kepala Peramal ini terhadap tugasnya membuat Roland merasa kagum padanya. Bagi kebanyakan orang, sulit untuk bertahan dengan pekerjaan yang membosankan, tetapi pria tua ini telah mencari Bintang yang Punah di langit setiap malam selama puluhan tahun tanpa jemu-jemu. Roland sekarang bisa menebak alasan mengapa leluhur Keluarga Wimbledon membuat aturan bahwa informasi rahasia tentang bintang itu tidak boleh diungkapkan kepada raja baru sebelum sang raja berusia 30 tahun. Jika raja muda dan keluarga kerajaan mengetahui hal itu sebelum waktunya, mereka mungkin akan memanjakan diri mereka sendiri dan melakukan segala hal yang mereka inginkan untuk menikmati sisa hidup mereka.     

Setelah terdiam agak lama, Roland akhirnya mengajukan pertanyaan terakhirnya. "Bagaimana dengan Asosiasi Perkumpulan Peramal dari tiga kerajaan lainnya? Apakah mereka juga mencari Bintang yang Punah itu?"     

"Aku tidak tahu, Yang Mulia … aku tidak pernah meninggalkan Kota Raja dan mereka tidak pernah menghubungi kami di Kerajaan Graycastle." jawab Kepala Peramal itu.     

"Aku mengerti. Baiklah, itu saja untuk hari ini." kata Roland.     

"Jadi Anda … memutuskan untuk tidak menutup Asosiasi Perkumpulan Peramal ini, Yang Mulia?" tanya Ketua Peramal itu.     

"Tidak, biarlah Asosiasi ini tetap melanjutkan pekerjaan mereka," jawab Roland, ia bangkit berdiri kemudian ia berjalan menuju keluar aula. Sebelum meninggalkan ruangan, Roland berbalik dan menatap Kepala Peramal itu dan berkata, "Aku akan mengirimkan beberapa perlengkapan yang lebih baik untuk mengamati bintang-bintang dan memberitahumu tentang pengetahuan yang sesungguhnya tentang rasi bintang."     

"Apa?" Kepala Peramal itu tampak bingung.     

Tanpa menjelaskan apa pun kepada Kepala Peramal itu, Roland kembali melanjutkan. "Selain itu, bahkan meski Bulan Merah itu muncul, itu bukan akhir dari kehidupan kita." Roland berhenti sejenak dan menegaskan, "Kita semua akan berhasil melewati hari kiamat itu."     

…     

Balon udara kembali dikembungkan. Roland dan para penyihir masuk ke keranjang dan mereka terbang menuju istana Kota Raja.     

"Apa yang kamu bicarakan dari tadi?" tanya Kilat sambil memegangi keranjang dari luar.     

"Aku juga ingin tahu, coo!" seru Maggie.     

"Misteri ini baru setengah jalan," kata Nightingale sambil mengangkat bahu.     

"Dalam kondisi seperti itu, bagaimana aku bisa bersikeras untuk menutup tempat itu sekarang?" kata Roland sambil memutar kedua bola matanya dan menjelaskan apa yang terjadi di aula kepada para penyihir itu. "Aku berencana mengirim para peramal itu ke Wilayah Barat, tetapi aku akan membiarkan mereka tetap menyelesaikan apa yang mereka lakukan sekarang di Asosiasi Perkumpulan Peramal. Para peramal itu tetap setia melakukan tugas mereka selama beberapa puluh tahun."     

"Anda memang raja yang penuh belas kasihan," kata Wendy sambil tersenyum.     

"Coo, kamu seorang pria yang baik hati!" Maggie mengepakkan sayapnya dan berkicau sambil meregangkan lehernya.     

"Ehem." Roland dengan cepat mengubah topik pembicaraan. "Bintang yang Punah yang mereka cari selama ini pastilah Bulan Merah yang disebutkan oleh Agatha. Ketika Bulan Merah itu muncul, seluruh dunia akan menghadapi hari kiamat. Ramalan ini pasti ada hubungannya dengan para penyihir."     

"Kurasa juga begitu," kata Sylvie setelah berpikir sejenak, "Dan ada bukti nyata mengenai hal itu. Wilayah Barat dulunya disebut sebagai Tanah Barbar. Hanya ada desa dan tidak ada kota sama sekali. Bagaimana mungkin orang-orang di sini tiba-tiba mulai mengejar sesuatu yang sangat diluar nalar mereka? Pasti mereka adalah orang-orang yang selamat dari Pusat Persatuan Penyihir. Ketika mereka datang ke wilayah barat untuk membangun kembali rumah mereka, mereka membawa informasi tentang Bulan Berdarah kemudian menyerahkan tugas itu kepada para peramal mula-mula."     

"Dan salah satu orang yang selamat dari Pusat Persatuan Penyihir itu adalah leluhur Yang Mulia Roland?" kata Kilat dengan semangat. "Sungguh sebuah petualangan yang luar biasa!"     

"Sebuah petualangan? Di mana bahayanya, coo?" tanya Maggie.     

"Dasar bodoh, tidak setiap petualangan itu berbahaya. Memecahkan sebuah rahasia saja sudah cukup memuaskan bagi seorang penjelajah." jawab Kilat.     

"Coo? Tetapi kamu pernah mengatakan bahwa seorang penjelajah harus lebih menikmati proses petualangannya dari pada mengejar hasilnya." sahut Maggie sambil mengerjapkan kedua matanya dengan lugu.     

"Uh … seorang penjelajah yang hebat dapat memilih untuk menikmati proses petualangannya atau hanya mengejar hasilnya. Itulah cara kami membuat setiap eksplorasi menjadi menyenangkan." jawab Kilat. "Kamu masih jauh untuk menjadi seorang penjelajah!"     

"Coo …" Merpati gemuk itu dengan lesu mendarat ke atas kepala Roland. "Benarkah itu?"     

Semua penyihir itu tertawa terbahak-bahak.     

Setelah mereka kembali ke istana, Roland segera memeriksa catatan sejarah Keluarga Wimbledon yang ia temukan dan ia langsung mengerutkan keningnya.     

"Apa yang kamu temukan?" tanya Nightingale.     

"Tidak ada catatan tentang para peramal dalam sejarah keluarga Wimbledon." sahut Roland sambil menunjuk ke sebuah halaman. "Nenek moyang Keluarga Wimbledon yang pertama bernama Monde Wimbledon dan raja yang pertama bernama Taraq Wimbledon. Tidak ada catatan mengenai Asosiasi Perkumpulan Peramal atau catatan mengenai orang yang memiliki kekuasaan tertinggi … catatan sejarah tentang mereka tampaknya telah dihapus."     

"Siapa yang menghapus catatan itu?" tanya Nightingale dengan terkejut. "Para penulis buku sejarah ini pastilah para raja di masa lalu, bukan?"     

"Benar, setiap catatan yang ditulis oleh setiap raja akan ditambahkan ke dalam kitab sejarah keluarga Wimbledon. Tidak ada yang tidak tercatat seharusnya," kata Roland perlahan, "Dan ketika orang-orang mulai membangun kota di sini, generasi raja berikutnya seharusnya sudah mengetahui dan memahami kalimat yang diukir pada lembaran-lembaran emas itu, tetapi mengapa tidak ada catatan sama sekali tentang orang-orang itu?"     

Apakah seseorang mencoba menyembunyikan sesuatu di masa lalu? Tetapi mengapa orang itu meninggalkan jejak petunjuk di Asosiasi Perkumpulan Peramal? Setiap raja atau ratu di Keluarga Wimbledon seharusnya mengetahui tujuan yang sebenarnya dari pendirian Asosiasi Perkumpulan Peramal … apa yang terjadi pada keluarga Wimbledon 400 tahun yang lalu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.