Bebaskan Penyihir Itu

Insiden Yang Tidak Terduga



Insiden Yang Tidak Terduga

0Keesokan paginya, Roland membawa para penyihir dan personel terkait lainnya ke luar kota. Mereka pergi ke tempat yang terletak di utara tembok kota di dekat Hutan Berkabut untuk melakukan tes pengujian kekuatan sihir terhadap Si Angin Sepoi, Iffy dan Si Bulu Lembut.     
0

Nightingale, Wendy, Carter dan Si Kapak Besi juga ikut bersama Roland. Tentara Pertama menyegel padang rumput di sekitar area itu dan Daun yang menjaga Hutan Berkabut.     

Si Bulu Lembut adalah penyihir pertama yang melakukan uji coba kemampuan.     

Si Bulu Lembut memiliki rambut panjang berwarna merah kecoklatan dengan poni yang menutupi alisnya dan tingginya tampak setinggi Honey, yang memiliki tinggi badan 140 sentimeter. Di usianya yang ke 16, Si Bulu Lembut sudah menjadi penyihir selama 4 tahun, itu adalah usia kebangkitan yang paling muda di antara usia kebangkitan para penyihir lain. Itu berarti Si Bulu Lembut telah mengalami Siksaan Iblis sebanyak 4 kali. Karena itu, Si Bulu Lembut memiliki kekuatan sihir yang jauh lebih besar dari pada kebanyakan penyihir muda lainnya. Jumlah kekuatan sihir Si Bulu Lembut sekitar setengah dari jumlah kekuatan sihir yang dimiliki Anna sebelum Anna menginjak usia dewasa.     

Si Bulu Lembut ternyata sangat terampil mengendalikan kekuatan sihirnya. Si Bulu Lembut bisa mengubah seluruh objek menjadi sangat lengket atau hanya membuat satu sisi atau satu titik menjadi sangat lengket. Si Bulu Lembut bisa melakukan ini tanpa menghabiskan banyak kekuatan sihirnya. Nightingale sendiri hampir tidak bisa melihat adanya perubahan pada kekuatan Si Bulu Lembut selama tes uji coba dilaksanakan.     

"Berapa lama benda ini bisa tetap lengket?" tanya Roland.     

"Jika aku menggunakan semua kekuatanku untuk membuat 1 batu menempel pada batu yang lain, kedua batu itu akan bertahan selama beberapa puluh tahun," jawab Si Bulu Lembut kemudian ia menjelaskan lebih lanjut, "tetapi sebenarnya aku belum pernah mencoba hal itu. Itu hanya tebakanku sendiri berdasarkan konsumsi kekuatan sihirku."     

"Lalu apa hal terbesar yang pernah kamu lakukan dengan kemampuanmu?" Roland kembali bertanya     

Si Bulu Lembut menjawab, "Membangun Tembok Laut." Rona bangga terlihat di wajah Si Bulu Lembut yang tanpa ekspresi ketika ia berbicara tentang prestasinya. "Saat air pasang, ada retakan setebal lengan di bagian tembok Pulau Tidur. Karena Lotus sedang tidak ada di sana, aku segera merekatkan retakan itu dengan zat lengket dan menambal lubangnya dengan kain linen dan batu kerikil. Jika tidak, tembok itu tidak mungkin bisa menahan deburan ombak yang terus-menerus." kata Si Bulu Lembut.     

Ketika mendengar Si Bulu Lembut bicara, entah bagaimana Roland bisa merasakan bahwa gadis ini ingin mendapatkan sebuah pujian atas prestasi yang disebutkannya.     

"Kerja yang bagus," kata Roland sambil mengangguk.     

Raut wajah Si Bulu Lembut dengan cepat berubah menjadi lebih tenang setelah ia mendapatkan pujian itu. Dari kata-kata dan sikap Si Bulu Lembut, rasanya sulit dipercaya bahwa ia masih anak di bawah umur. Tidak seperti gadis-gadis seusianya yang lain, Si Bulu Lembut terbiasa menyembunyikan perasaannya. "Mungkin gadis ini bersikap seperti itu karena masa lalunya. Kehidupan seperti apa yang dialami para penyihir di Asosiasi Taring Berdarah sebelum mereka pergi ke Pulau Tidur?" pikir Roland sambil menghela napas.     

Si Angin Sepoi adalah penyihir berikutnya yang melakukan tes uji coba.     

Si Angin Sepoi memberi gerakan penghormatan yang anggun dan berkata, "Aku menyesal karena aku tidak mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Wilayah Barat tempo hari. Aku sangat senang karena akhirnya sekarang aku mendapatkan kesempatan untuk bisa datang ke kota ini. Jika Anda membutuhkan bantuanku, tolong katakan saja padaku."     

"Untuk menebus penyesalanmu itu, kamu harus menikmati masa-masa tinggalmu di Kota Tanpa Musim Dingin sepuasnya. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa meminta bantuan kepada Wendy," jawab Roland sambil tersenyum.     

Si Angin Sepoi berusia sekitar 25 tahun, ia sedikit lebih tua dari Nightingale. Sikap Si Angin Sepoi membuat semua orang merasa nyaman dan bahagia berada di sekitarnya, seperti hembusan angin musim semi yang hangat dan segar. Tidak ada yang mengira bahwa Si Angin Sepoi sebenarnya adalah seorang penyihir tempur. Kekuatan Si Angin Sepoi adalah kekuatan pengendalian. Si Angin Sepoi bisa mengendalikan tubuh siapa pun dalam jarak 5 meter.     

Kemampuan Si Angin Sepoi tidak berguna ketika menghadapi serangan jarak jauh, seperti menepis anak panah dan lemparan tombak. Namun, Si Angin Sepoi hampir tidak terkalahkan dalam pertempuran jarak dekat.     

Sebagai pemilik kemampuan bertipe pemanggilan, kemampuan Si Angin Sepoi juga bisa dipengaruhi oleh Batu Pembalasan Tuhan. Si Angin Sepoi bisa mengeluarkan kekuatan pengendaliannya lebih dari 10 kali dalam sehari dan ia hanya perlu menggunakan setengah dari kekuatan sihirnya. Saat mengeluarkan kekuatannya, Si Angin Sepoi juga masih bisa bergerak bebas. 'Kekuatan pengendalian' tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, dan hal itu sangat berguna untuk membuat musuh kesulitan untuk mempertahankan diri mereka dari serangan mendadak yang dilancarkan Si Angin Sepoi. Begitu Si Angin Sepoi berada dalam jarak 5 meter dari musuh-musuhnya, ia bisa mengendalikan mereka sepenuhnya.     

Sudah jelas, itu adalah sebuah kemampuan yang sangat efektif untuk mengalahkan iblis dalam jarak dekat.     

Penyihir terakhir yang mengikuti tes uji coba adalah Iffy.     

Iffy tampak berusia sekitar 20 tahun, tubuhnya ramping dan bugar, dan ia mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit berwarna hitam yang ketat serta memakai sepatu bot setinggi lutut. Rambut cokelat Iffy yang panjang sampai ke pinggang tampak berkilauan di bawah sinar matahari.     

Iffy tidak mengetahui bahwa Tilly memilih dirinya untuk datang ke Wilayah Barat karena Iffy memiliki keahlian yang sangat diperlukan untuk menangkap iblis dengan menggunakan 'sangkar ajaibnya'. Dalam sekejap, Iffy bisa mengeluarkan kandang yang dibentuk oleh kekuatan sihirnya untuk menangkap musuh yang berada dekat dengannya dan meremas kandang itu untuk menghancurkan musuhnya. Apa pun yang berada di dalam 'sangkar ajaibnya' juga tidak memiliki bobot. Itu berarti, bahkan jika Iffy bisa menangkap seekor gajah, ia dapat dengan mudah membawa gajah itu ke mana saja sesukanya.     

Karena kemampuan Sangkar Ajaib milik Iffy sangat penting untuk keberhasilan rencana Roland, ia dengan saksama menanyakan semua hal yang mendetail tentang kemampuan Iffy, "Apa benda terbesar yang bisa kita tangkap dengan menggunakan Sangkar Ajaibmu?"     

"Ukuran benda yang berbeda memiliki konsumsi yang berbeda juga untuk kekuatan sihirku," jawab Iffy. "Tetapi bahkan seekor paus di laut pun tidak akan bisa lepas dari cengkeramanku."     

"Berapa banyak benda yang bisa kamu tangkap dalam satu waktu?" Roland bertanya kembali.     

"Dua," jawab Iffy sambil merentangkan kedua tangannya. "Aku hanya punya 2 tangan, Yang Mulia."     

Roland melanjutkan pertanyaannya, "Adakah ada sesuatu yang bisa lolos dari Sangkar Ajaibmu?"     

"Tidak, bahkan Ashes sekali pun tidak akan bisa keluar dari Sangkar Ajaib kecuali aku yang melepaskannya," jawab Iffy.     

"Hmm …" Ketika Roland berhenti bertanya untuk memikirkan apa lagi yang hendak ia tanyakan kepada Iffy, gadis itu mengambil inisiatif dan menyarankan kepada Roland. "Mengapa Anda tidak menyuruh seseorang untuk menguji kemampuanku? Aku pikir Maggie adalah pilihan yang cocok untuk pengujian ini. Aku dengar Maggie dapat berevolusi dan dapat berubah menjadi seekor monster raksasa. Jika Anda menyaksikan bahwa bahkan monster raksasa seperti Maggie tidak bisa keluar dari Sangkar Ajaibku, Anda tidak perlu meragukan kemampuanku lagi."     

Roland setuju dengan saran Iffy karena Maggie memang bisa berubah menjadi monster raksasa yang mirip dengan binatang yang menjadi tunggangan para iblis itu, yang mungkin akan dihadapi para penyihir nanti dalam pertempuran mereka untuk menangkap monster-monster itu. Setelah berpikir sejenak, Roland mengangguk ke arah Nightingale dan berkata, "Beri tahu Daun untuk memanggil Maggie ke sini."     

Maggie dan Kilat biasanya terbang berkeliaran di atas Hutan Berkabut ketika mereka tidak sedang bertugas. Sambil dipandu oleh Daun, mereka bertiga bisa bersenang-senang di hutan dan berburu makanan lezat, seperti memetik Jamur Paruh Burung yang lezat dan mengambil telur dari sarang burung di hutan. Karena semua makanan itu, ketika Maggie berubah menjadi burung merpati, ukurannya bisa sebesar burung elang. Namun, ketika Maggie berubah kembali ke dalam wujud manusia, ia masih seorang gadis kecil dengan rambut putih yang sangat panjang.     

Tidak lama kemudian, Maggie dan Kilat muncul di langit.     

Maggie mendarat di kepala sang pangeran seperti biasa sambil berkata, "Maggie sudah di sini. Coo! Apa yang bisa aku lakukan untuk Anda?"     

Roland memberitahu Maggie tentang ujian itu dan berkata, "Tolong ubah dirimu menjadi seekor burung monster raksasa dan cobalah untuk membebaskan diri dari Sangkar Ajaib Iffy."     

"Aku mengerti, coo!" jawab Maggie.     

Maggie terbang ke langit. Maggie langsung berubah menjadi seekor burung monster raksasa dan menghalangi cahaya matahari. Melihat Maggie dalam wujud seperti itu, entah bagaimana Roland merasa wujud burungnya yang mengerikan ini sekarang tampak jauh lebih besar daripada ukuran awal ketika Maggie baru melakukan evolusi pertamanya.     

"Mari kita mulai," kata Roland kepada Iffy.     

Iffy menampakkan ekspresi mencibir di wajahnya, ada tatapan menghina dari sorot matanya. Iffy membuka tangan kanannya dan merentangkan kelima jarinya. Sementara itu, belasan sinar berwarna ungu langsung muncul di atas kepala Maggie dan dengan cepat membentuk sebuah bola, dan mengurung Maggie ke dalam Sangkar Ajaibnya.     

Sangkar Ajaib itu tidak terlihat terlalu tebal, tetapi sangkarnya sangat kuat sehingga tidak peduli seberapa keras Maggie mencoba menggigit atau mencakar sangkarnya, ia tidak bisa membebaskan dirinya dari sangkar itu. Iffy mengendalikan Sangkar Ajaibnya dengan sangat mudah dan sepertinya ia masih bisa menangkap iblis dengan tangan kirinya pada saat yang bersamaan.     

Ketika Roland hendak memberitahu Iffy untuk menyudahi uji coba ini, tiba-tiba Iffy meremas tangan kanannya.     

Sangkar Ajaib itu langsung menekan tubuh Maggie dengan sangat erat, sehingga membuat gadis kecil itu menjerit kesakitan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.