Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Janji dan Sebuah Misi



Sebuah Janji dan Sebuah Misi

0Otto Luoxi mengunci diri dalam ruang kerjanya setelah ia kembali ke rumah.     
0

Otto tidak mengerti mengapa semuanya jadi begini.     

Semenjak Raja Moya sakit, Pangeran Appen tampak sangat terpukul. Dari cara Pangeran Appen berbicara dan dari sikapnya sekarang, entah bagaimana ia tampak berbeda dari sebelumnya.     

Kini Otto merasa asing dengan tingkah laku sang pangeran.     

Sebagai teman main Pangeran Appen sejak kecil, Otto yakin ia telah mengenal Pangeran Appen dengan sangat baik. Appen bukanlah tipe orang yang haus kekuasaan yang akan mencapai tujuannya dengan melakukan berbagai cara. Kadang-kadang, Otto merasa bahwa sang pangeran masih terlalu muda untuk menjadi seorang raja yang baik. Karena itulah, Otto berencana untuk bekerja sama dengan Belinda dan Oro, untuk sepenuhnya mendukung Appen dan membantu sang pangeran untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan setelah sang pangeran naik takhta. Lagi pula, ketiga keluarga mereka telah bekerja membantu sang Raja sejak Kerajaan Fajar didirikan.     

Itulah alasannya mengapa Otto menjawab 'ya' tanpa ragu-ragu saat sang pangeran bertanya, apakah mereka masih berteman dengan sang pangeran.     

Namun, Otto merasa bahwa Appen sebenarnya tidak peduli dengan jawaban Otto.     

Appen hanya menanyakan pertanyaan itu hanya karena sang pangeran merasa tidak enak telah berkata kasar terhadap Otto.     

Meskipun ketiga keluarga mereka selalu siap dan bersedia untuk mendukung keluarga kerajaan, Otto tidak pernah memikirkan apakah Yang Mulia Raja memang benar-benar membutuhkan bantuan dari keluarga mereka.     

Selagi memikirkan hal ini, Otto merasa Appen semakin menjauh dari teman-temannya.     

Otto menghela napas panjang. Mungkin Otto harus mengambil inisiatif untuk melakukan sesuatu.     

Tetapi apa yang harus Otto lakukan?     

Baik tabib kerajaan maupun para alkemis tidak mengetahui apa penyakit yang diderita Raja Moya dan mereka juga tidak bisa menyembuhkan penyakit sang raja. Otto juga tidak memiliki pengetahuan tentang perawatan medis dan tentu saja ia tidak dapat sepenuhnya membantu meringankan beban pikiran Appen.     

"Bagaimana aku bisa menghibur sang pangeran?" pikir Otto.     

Otto telah mencoba berkali-kali untuk menghibur sang pangeran. Sepertinya mustahil untuk membangkitkan semangat sang pangeran jika Otto hanya berusaha sendiri.     

Tiga keluarga mereka harus bekerja sama. Hanya dengan begini mereka mungkin dapat menemukan alasan di balik perilaku Pangeran Appen yang berubah drastis.     

Sambil memikirkan hal ini, Otto bangkit berdiri dan ia berjalan keluar dari ruang kerjanya.     

"Tuan, hari sudah larut malam. Anda mau pergi ke mana, Tuan?" Pelayan Otto berlari menghampiri dirinya ketika ia melewati aula.     

"Aku akan pergi ke kediaman Keluarga Tokat. Aku akan menginap di sana!" jawab Otto kepada pelayan itu.     

…     

Otto tahu setiap belokan jalan yang menuju ke kediaman Keluarga Tokat. Karena Otto sangat mengenal Oro Tokat dengan sangat baik, tidak ada seorang pun di kediaman Keluarga Tokat yang menghalangi Otto masuk. Otto langsung menuju ke ruang bela diri. Seperti yang sudah Otto duga, Oro Tokat sedang berlatih pedang bersama para pengawalnya.     

"Hei, kenapa kamu datang ke sini malam-malam begini?" tanya Oro sambil melepas ikat kepalanya yang basah karena keringat lalu ia melemparkan pedangnya yang terbuat dari kayu kepada salah satu pengawalnya. "Kamu ingin aku temani?"     

"Ada yang ingin aku katakan padamu." jawab Otto.     

Otto menarik Oro ke ruang istirahat di sebelah lalu ia menumpahkan semua isi hati dan rencananya. Setelah selesai, Otto bertanya kepada Oro, "Bagaimana menurutmu?"     

"Mencari tahu mengapa Appen menjadi sangat aneh belakangan ini?" tanya Oro. "Maaf, aku tidak tertarik untuk mengurusi hal semacam itu."     

"Hei, kamu …."     

"Appen adalah seorang pangeran, ia adalah pewaris takhta Kerajaan Fajar. Appen tidak akan menjadi teman kita selamanya, apa kamu tidak mengerti?" kata Oro sambil menggelengkan kepalanya. "Ditambah lagi, Appen sudah berusia 20 tahun. Appen bukan anak kecil lagi. Kita tidak memiliki kewajiban untuk selalu menghiburnya setiap kali Appen sedang dalam suasana hati yang tidak enak. Jika Appen sendiri tidak mau menceritakan apa-apa kepada kita, aku tidak akan menganggunya."     

"Apakah kamu berencana untuk membantu Appen Moya?"     

Itu disebut sebagai 'bantuan' jika sang pangeran sendiri yang meminta bantuan kepada kita. Jika tidak, kamu hanya akan mengganggu dan membuat Appen kesal." jawab Oro.     

"Apakah Oro juga sudah menyadari perubahan yang terjadi pada sang pangeran?" pikir Otto. "Tetapi tiga keluarga kita selalu mendukung Keluarga Moya …." Otto masih berusaha membujuk Oro.     

"Tiga keluarga, katamu?" tanya Oro. "Setelah Andrea meninggal, hanya ada kamu dan aku." Lalu Oro berbalik dan berjalan keluar sambil melambaikan tangannya. "Karena kamu sudah di sini, mari kita pergi ke Impian Merah. Mari kita bersantai di sana dan melupakan urusan tetek bengek ini. Kamu terlihat sangat tertekan malam ini."     

"Andrea masih hidup." tiba-tiba Otto berkata demikian.     

Oro langsung menghentikan langkahnya.     

"Maafkan aku, Andrea," kata Otto dalam hatinya. Otto telah gagal merahasiakan keberadaan Andrea.     

"Andrea Quinn masih hidup." Otto mengulangi ucapannya, "Aku melihat Andrea di Kota Perbatasan ketika aku pergi ke Kerajaan Graycastle."     

Oro langsung berbalik dan bergegas ke arah Otto, bahkan ia hampir mendorong Otto ke dinding.     

"Apa … apa yang kamu katakan? Apakah … apakah semua ucapanmu itu benar?" tanya Oro.     

"Aku melihat Andrea dengan mata kepalaku sendiri. Andrea bersama Pangeran Roland Wimbledon." jawab Otto.     

"Bersama dengan Pangeran Roland Wimbledon …" mata Oro terbelalak, "Maksudmu mereka berdua menjalin sebuah hubungan?"     

"Aku tidak tahu." jawab Otto sambil menggigit bibirnya, "Tetapi kini Andrea menjadi seorang penyihir. Hanya Pangeran Roland yang mau menerima para penyihir secara terbuka dari seluruh Kerajaan Graycastle."     

"Tunggu sebentar. Kamu bilang Andrea menjadi seorang 'penyihir'?" Oro tertegun. "Apa yang sebenarnya terjadi 5 tahun yang lalu?"     

Otto Luoxi menceritakan semua yang dialami Andrea 5 tahun yang lalu berdasarkan cerita Andrea ketika ia bertemu dengan wanita itu di Kota Perbatasan beberapa waktu yang lalu. Otto merasa sedikit puas saat ia melihat emosi Oro bergejolak. Sudah terlambat bagi Oro untuk melakukan apa pun sekarang karena pada waktu itu Oro merasa sangat yakin bahwa kereta kuda Andrea Quinn memang terjatuh dari tebing. Sekarang, Andrea juga tidak mungkin mencintai salah satu dari mereka berdua.     

"Jadi itu sebabnya ayah Andrea membuat insiden itu terlihat seperti kecelakaan dan membuat orang-orang percaya bahwa Andrea telah jatuh dari tebing …" merasa sangat kesal dan juga syok, Oro jatuh terduduk ke lantai setelah mendengar cerita itu. "Sialan! Kenapa aku tidak pernah terpikir untuk membongkar kubur Andrea dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?"     

"Dasar orang tua licik!" geram Oro. "Ehem. Karena itulah, kita dapat menghibur Pangeran Appen dengan kisah ini," kata Otto sambil mengingatkan Oro mengenai pembicaraan mereka sebelumnya.     

Oro menatap temannya dengan heran, "Hah? Apa hubungannya antara menghibur Appen dengan kisah Andrea?"     

"Tentu saja ada hubungannya! Coba kamu pikir lagi. Appen merasa ragu untuk membentuk aliansi antara Kerajaan Fajar dengan Kerajaan Graycastle, dan ia bahkan tidak memberikan alasan yang jelas mengenai hal itu. Jika rencana pertahanan bersama gagal, kita harus berjuang melawan gereja sendirian jika gereja menyerang kerajaan kita. Jika gereja menyerang Kerajaan Fajar terlebih dahulu, sebagai seorang kesatria, tentu kamu akan berperang untuk membela negara kita, bukan?" tanya Otto.     

"Tentu saja. Membela negara adalah tugasku sebagai seorang kesatria." jawab Oro.     

"Tetapi jika kamu sampai terbunuh dalam peperangan itu, kamu tidak akan bisa melihat Andrea lagi, bukan begitu?" tanya Otto lagi.     

"Hm, benar juga katamu. Hei, bagaimana kamu bisa begitu yakin bahwa aku pasti akan mati terbunuh dalam peperangan itu?" tanya Oro dengan kesal.     

"Bahkan di Kerajaan Hati Serigala, yang penduduknya terkenal karena kehebatan dan kekuatan mereka, telah dikalahkan oleh gereja. Apa kamu yakin bisa memenangkan pertempuran itu?" Otto mengabaikan protes Oro dan melanjutkan, "Sebaliknya, jika gereja menyerang Kerajaan Graycastle terlebih dahulu, Pangeran Roland harus melawan balik, bukan? Jika Pangeran Roland sampai dikalahkan dan terbunuh, kemungkinan besar Andrea juga akan ikut terbunuh juga. Bahkan jika Andrea sampai ditangkap hidup-hidup oleh gereja, ia akan menderita siksaan yang lebih mengerikan daripada kematian. Namun, jika kita membentuk hubungan aliansi dan setuju untuk bekerja sama dengan Kerajaan Graycastle, gereja tidak akan berani meluncurkan serangan terhadap kedua negara. Kamu dan Andrea masih akan hidup dan mungkin kalian akan bertemu lagi suatu saat nanti. Dengan demikian, apakah kamu masih berpikir bahwa aliansi di antara kedua negara ini tidak penting?"     

"Benar juga katamu …."     

"Kita membutuhkan Appen untuk membantu mewujudkan rencana itu. Sekarang, apakah kamu sudah mengerti hubungan di antara menghibur Appen dengan aliansi Kerajaan Graycastle?" tanya Otto lagi.     

"Ya, aku mengerti." jawan Oro.     

"Apakah kamu ikut mendukungku dalam rencana ini?"     

Oro menjawab dengan mantap, "Baik, aku ikut!"     

Setelah mengucapkan kalimat itu, Otto dan Oro berjabat tangan dengan erat.     

*******************     

Yorko kembali ke penginapan yang telah disediakan untuknya dari Pangeran Appen, ia tampak kelelahan tetapi juga terlihat senang. Ketika Yorko masuk ke kamarnya, ia mendengar suara seseorang dari dalam kamarnya. "Akhirnya kamu pulang juga."     

Yorko terperanjat. Siapa yang menyelinap masuk ke kamarnya dan menunggunya tepat setelah kedatangannya malam-malam begini? Mungkinkah itu suami Denise? Yorko sedang berpikir keras apakah ia harus melarikan diri atau memohon belas kasihan ketika orang yang ada di kamarnya itu menyalakan lilin dan berjalan ke arahnya. Ternyata pria yang ada di kamarnya itu adalah Hill Fawkes.     

"Kamu membuatku ketakutan setengah mati! Apakah kamu tahu itu?!" seru Yorko sambil menghela napas panjang, "Apa pun yang hendak kamu sampaikan, tidak bisakah kamu menunggu sampai esok saja?"     

"Kita hanya bisa bicara dengan tenang pada malam hari." jawab Hill sambil mengangkat kedua tangannya. "Mengertilah bahwa aku memang selalu bertindak sangat hati-hati."     

"Baiklah kalau begitu." Meskipun Hill adalah pengawal Yorko, ia ditunjuk oleh Yang Mulia Roland secara langsung dan Hill tidak bisa diperlakukan seperti pengawal lainnya. "Baiklah, katakan apa yang ingin kamu sampaikan."     

"Sekarang adalah kesempatan yang tepat untuk merekrut para pekerja berbakat di antara para pengungsi dari Kerajaan Hati Serigala yang datang ke kota ini. Kamu dapat melihatnya sebagai peluang bisnis dan kamu bisa mempekerjakan tukang batu, orang-orang yang bisa membaca dan menulis, atau siapa saja yang memiliki keahlian. Yang Mulia Roland akan mengeluarkan semua biaya yang kamu butuhkan untuk merekrut para pekerja itu. Bahkan kamu akan mendapatkan 5 keping perak untuk setiap orang yang kamu pekerjakan."     

"Demi dewa, aku tidak tahu apa-apa tentang bisnis! Aku hanya mengobrol saja dengan Denise, dan kami tidak membicarakan bisnis sama sekali. Kamu tidak berpikir bahwa aku akan benar-benar melakukan perdagangan manusia, bukan?" Yorko meletakkan tangan di keningnya. "Ditambah lagi, budak-budak biasanya diperdagangkan di perbatasan kedua negara. Sebagai Duta Besar, aku tidak mungkin pergi ke tempat semacam itu!"     

"Ini adalah perintah dari Yang Mulia Roland," kata Hill dengan tegas. "Kamu tidak perlu meninggalkan Kota Cahaya. Para pedagang itu cepat atau lambat akan memindahkan semua budak-budak itu ke sini, meskipun dengan harga yang lebih tinggi. Kamu bisa menghemat tenaga untuk menyaring para budak itu. Untuk urusan bisnis ini, kamu dapat berdiskusi dengan Denise Payton. Wanita itu adalah seorang pengusaha terkenal di kota ini. Denise Payton bisa mengirim para pengungsi itu ke Kerajaan Graycastle dengan mudah. "Kita akan mendapat banyak manfaat begitu rute transportasi para pengungsi itu ditentukan. Misalnya, kita dapat menyamar sebagai pedagang dan pergi diam-diam ketika menghadapi bahaya yang tidak terduga."     

Yorko tercengang mendengar semua kata-kata Hill, "Apakah kamu pernah datang ke ibu kota Kerajaan Fajar?"     

Hill menggelengkan kepalanya.     

"Lalu bagaimana kamu bisa mengetahui semuanya itu?" tanya Yorko lagi.     

"Aku mengumpulkan informasi dari orang-orang di jalan saat kamu sedang sibuk 'bersosialisasi' dengan wanita itu." jawab Hill.     

"Aku pikir kamu hanya seorang kesatria yang hebat. Aku tidak tahu ternyata kamu juga memiliki bakat untuk menjadi seorang pedagang," Yorko berdecak kagum.     

"Aku bukan seorang kesatria apalagi seorang pedagang, tetapi aku bisa melindungimu jika terjadi sesuatu yang buruk. Inilah tugas yang dipercayakan oleh Yang Mulia Roland kepadaku." jawab Hill.     

"Jadi kamu adalah …."     

"Aku hanyalah seorang pemain akrobat biasa," jawab Hill sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.