Bebaskan Penyihir Itu

Alasan di Balik Pilihan Edith



Alasan di Balik Pilihan Edith

0Kalau begitu, tidak ada solusi untuk masalah ini.     
0

Alasannya terletak pada kenyataan bahwa jumlah cadangan gandum itu terbatas. Setelah Bulan Iblis berlalu, cadangan gandum tentu akan berkurang. Harga gandum pasti akan segera melambung, dan tidak akan ada gandum yang bisa dibeli di pasar. Kekurangan gandum ini akan terus terjadi sampai gandum baru siap dipanen. Musim gugur adalah musim di mana gandum sering diperdagangkan. Setelah itu, ketika Bulan Iblis dimulai kembali, situasi cadangan gandum akan mulai memburuk lagi.     

Tentu saja, transaksi jual-beli gandum biasanya hanya dilakukan di kalangan pengusaha dan bangsawan. Sedangkan bagi para pengungsi dan organisasi Tikus yang tidak memiliki uang, mereka harus melewati musim dingin dengan kelaparan, meskipun ada gandum yang tersedia.     

Menurut pengalaman Barov selama bertahun-tahun sebagai asisten menteri, para pengusaha di kota-kota besar sedang menunggu gandum dipanen. Sebelum waktu panen tiba, mereka tidak mungkin bisa menjual gandum dalam jumlah besar kepada publik. Cadangan gandum yang mereka miliki mungkin hanya cukup untuk memberi makan beberapa ribu orang, tetapi tidak mungkin cukup untuk memberi makan 10.000 orang.     

"Karena kita tidak dapat menemukan lebih banyak sumber daya gandum lain, kita perlu membatasi jumlah konsumsi publik." pikir Barov.     

"Batasi jumlah pasokan gandum dan kurangi jatah pembelian gandum per orang untuk setiap pembelian gandum sehari-hari. Ubah makanan penduduk dari roti menjadi bubur gandum, dan terus pertahankan kondisi ini sampai musim panen tiba. Kemungkinan besar, itu adalah saran yang akan dikemukakan oleh Edith." kata Barov dalam hati.     

"Lalu aku akan membantah saran wanita ini dengan berbagai alasan berikut: Hal itu bertentangan dengan janji-janji yang pernah disampaikan oleh Yang Mulia, cara seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai luhur kerajaan, jika cara seperti itu diterapkan, mungkin akan menyebabkan kepanikan di kalangan publik karena mereka akan menyangka bahwa kota sedang kekurangan bahan makanan dan sebagainya."     

"Jika dilihat dari ekspresi Edith, dan dari cara ia membaca berkas itu sambil mengangkat alisnya, aku tahu Edith pasti merasa kebingungan." Barov tertawa dalam hati.     

"Tidak lama lagi wanita ini akan meminta saran dariku." pikir Barov.     

Memikirkan semua hal itu, Barov membelai-belai janggutnya. Yang disebut 'mempertimbangkan seluruh situasi' tidak hanya seorang perdana menteri harus memiliki keterampilan dan pengalaman dalam mengurus urusan pemerintahan, tetapi orang tersebut juga perlu mengetahui dengan jelas tentang karakteristik kota yang bersangkutan. Contohnya, ketika Barov berada di Kota Raja, ia bisa menguraikan harga bahan-bahan yang dibutuhkan Bengkel Alkemis, dan jumlah pengiriman bijih perak bulanan yang dikirimkan oleh Kota Perak dengan cepat. Semua angka-angka itu tidak mungkin bisa dihitung dalam waktu singkat.     

Karakteristik di Kota Tanpa Musim Dingin adalah para penyihir.     

Barov mengenal seorang penyihir berambut hijau yang bernama Daun di Persatuan Penyihir yang bisa membuat gandum tumbuh dalam jumlah besar. Bahkan jika ladangnya tidak dipelihara, Daun bisa membuat gandum siap untuk dipanen hanya dalam 1 hari, dan bulir-bulir gandum yang dihasilkan bukanlah gandum yang bisa dibandingkan dengan bulir gandum Si Emas.     

Dengan kata lain, Barov hanya perlu meminta Daun untuk mengelola sebidang ladang gandum untuk dipanen dengan cepat, kemudian masalah kekurangan gandum itu dapat dengan mudah diselesaikan.     

Tentu saja, Barov juga mengetahui bahwa Yang Mulia telah meminta Daun untuk mengendalikan dan mengawasi Hutan Berkabut di bagian barat kota, sebagai peringatan dini terhadap serangan iblis yang bisa muncul sewaktu-waktu. Mengingat musuh seperti iblis bisa muncul kapan saja dalam beberapa tahun ke depan, rasanya tidak akan ada masalah jika Daun mengambil cuti 2 sampai 3 bulan demi mengurus ladang gandum.     

Tetapi tidak mungkin Edith bisa mengetahui informasi mengenai para penyihir itu.     

Bahkan meski Edith sangat berbakat dan ia bisa mengambil bagian untuk mengelola urusan pemerintahan di Wilayah Utara, tidak mungkin wanita itu bisa mengetahui dengan jelas mengenai sebuah kota yang benar-benar baru baginya hanya dalam waktu 2 minggu, belum lagi untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing penyihir itu.     

Selain itu, Edith tidak mengerti mengapa kantor Departemen Pendidikan harus berdekatan dengan ruang arsip, dan mengapa Menteri Pendidikan sering berada di ruang arsip dan memiliki wewenang untuk melihat semua dokumen itu.     

Setelah beberapa lama kemudian, Edith meletakkan berkas itu dan ia menyeringai.     

"Sebenarnya, ini bukan sebuah masalah besar." kata Edith.     

"Hm …" Barov mengangguk, lalu ia terkejut. "Hah? Apa katamu?"     

"Sebelum mengembangkan Kota Lembah Dalam, sebagian besar tanah di Wilayah Utara tidak cocok untuk ditanami gandum. Setiap musim semi, kekurangan gandum dulunya sangat parah di daerah itu, sehingga penguasa setempat selalu mengawasi Wilayah Timur dan Kerajaan Fajar." kata Edith.     

"Maksudmu …" tiba-tiba Barov menyadari sesuatu.     

"Karena mereka tidak bisa menanam gandum dan juga tidak mampu untuk membeli gandum dalam jumlah besar, satu-satunya pilihan yang tersisa bagi mereka adalah dengan cara merampok," kata Edith dengan santai. "Bukankah itu situasi yang sedang kita hadapi saat ini? Pasukan Yang Mulia sedang menyerang Bukit Naga Tumbang. Aku dengar adik Nona Passi berhasil membuat banyak bangsawan lokal untuk bangkit melawan Nona Passi. Apakah berita itu benar? Sekarang kita memiliki kedua masalah dan juga cara untuk mengatasinya, kita harus langsung pergi ke Bukit Naga Tumbang dan membunuh semua bangsawan itu. Tebak berapa banyak emas dan cadangan gandum yang tersimpan di ruang bawah tanah milik para bangsawan itu." kata Edith lagi.     

"Kita hanya memiliki masalah kekurangan gandum karena jumlah gandum yang beredar di pasar terlalu sedikit. Padahal faktanya, sebagian besar hasil gandum di kerajaan telah dibagi dan diambil oleh para bangsawan. Mereka menggunakan gandum itu untuk mengendalikan publik dan petani di wilayah mereka, dan untuk mendapatkan banyak uang hanya dalam waktu 1 tahun." Edith tidak berbicara dengan cepat, tetapi nada suaranya membuat Barov merinding. "Jika kita menjarah seluruh Bukit Naga Tumbang, aku pikir masalah untuk memberi makan 10.000 orang akan terpecahkan. Jika tidak, ada beberapa kota di Wilayah Tenggara yang masih bisa ditaklukkan oleh pasukan Yang Mulia."     

"Tetapi mereka semua adalah para bangsawan …" Barov terkesiap sebelum ia selesai berbicara. "Benar juga … setelah Yang Mulia mengambil alih Wilayah Selatan, secara otomatis mereka sudah tidak lagi menjadi bangsawan. Selama kita bisa bertindak cukup cepat, gandum yang kita ambil dapat mengisi kembali lumbung persediaan di Kota Tanpa Musim Dingin."     

Selain itu, berbeda dari Kota Raja, Bukit Naga Tumbang telah sepenuhnya berada dalam kendali Yang Mulia, dan wilayah itu juga merupakan jalur penting untuk menuju ke Wilayah Selatan. Pada saat itu, Balai Kota tidak hanya akan mengirim orang untuk membantu Nona Spear untuk mendirikan pemerintahan yang baru di sana, tetapi pusat kota mereka juga akan mengadopsi undang-undang, perencanaan kota, dan sistem pendidikan baru dari Kota Tanpa Musim Dingin.     

Yang membingungkan Barov adalah, bagaimana Edith bisa menerima kehendak Yang Mulia untuk menarik kembali hak feodal para bangsawan dengan begitu cepat. Bahkan Barov sendiri, ia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membiasakan diri dan sepenuh hati mendukung perintah dari Yang Mulia … apalagi Edith yang merupakan seorang penerus Adipati di Wilayah Utara.     

*******************     

Edith kembali ke Gedung Urusan Luar Negeri. Sambil membuka pintu kamarnya, Edith melihat Cole sedang duduk di meja dan ia sedang membolak-balik sebuah buku tipis.     

"Buku apa itu?" tanya Edith.     

"Hm … aku membeli buku ini dari pasar serba ada. Kelihatannya seperti sebuah buku bergambar tetapi ada jalan ceritanya. Buku ini sangat menarik." jawab Cole sambil mendongak. "Hei, kamu terlihat bahagia."     

"Benarkah?" tanya Edith.     

"Di Kota Evernight, kamu jarang sekali tersenyum seperti ini," kata Cole sambil menyeringai. "Apakah kita benar-benar tidak akan kembali ke rumah kita?"     

"Kita hanya tinggal di kota ini untuk sementara. Sampai ayah menjawab suratku, Yang Mulia akan mengizinkan kamu untuk kembali ke Wilayah Utara." jawab Edith lalu ia duduk di depan Cole, ia melihat sampul buku itu dan melihat tulisan yang tercetak di buku itu, judulnya 'Buku harian penyihir'.     

"Kalau begitu, bagaimana denganmu?" tanya Cole.     

"Aku akan tetap tinggal di sini." jawab Edith.     

"Mengapa?" Cole bertanya dengan bingung. "Apakah Balai Kota itu begitu menarik bagimu?"     

"Yang menarik bukan Balai Kotanya, tetapi Balai Kota milik Roland Wimbledon." Edith mengoreksi ucapan Cole sambil tersenyum. "Apakah kamu tahu bagaimana caraku menangani sesuatu di Kota Evernight?"     

"Kamu hanya perlu memberi tahu ayah dan semuanya tiba-tiba sudah beres." jawab Cole.     

"Kurang lebih seperti itu. Aku hanya memberi sebuah perintah, kemudian akan ada seseorang yang melakukan tugas itu untukku. Jika dipikir-pikir kembali, mereka melakukan pekerjaan itu bukan karena aku, tetapi karena identitasku. Mereka tahu ayah akan mengikuti setiap saran yang aku berikan … tentu saja, cara seperti ini hanya berhasil di Keluarga Kant," kata Edith dengan semangat, "Tetapi di sini, identitasku tidak banyak membantu tetapi malah menghambatku. Hampir tidak ada seorang bangsawan pun di Balai Kota, dan tidak ada yang benar-benar peduli apakah aku putri seorang Adipati di Wilayah Utara atau hanya warga biasa. Semua orang di Balai Kota mengandalkan kemampuan mereka masing-masing. Apa kamu mengerti maksudku?"     

Cole menggelengkan kepalanya.     

"Orang-orang bersedia mendengarkan kita, bukan karena siapa diri kita, tetapi karena apa yang mampu kita lakukan. Aturan ini berlaku bahkan di luar istana sekali pun. Ucapan Yang Mulia ternyata benar mengenai satu hal: Feodalisme kelihatannya memberi sebuah kekuatan besar bagi para bangsawan, tetapi itu juga membatasi kekuatan mereka di saat yang bersamaan. Dilihat dari situasi kota saat ini, Yang Mulia benar-benar mampu memperluas wilayah kekuasaannya ke seluruh benua, maka Balai Kota akan berubah menjadi sebuah lembaga besar suatu saat nanti, dan sistem barunya akan diperluas ke setiap sudut Kerajaan Graycastle. Selama kamu bisa bekerja dengan baik di Balai Kota, seluruh kerajaan ini dapat beroperasi berdasarkan satu perintah yang kita katakan. Jadi, mengapa aku harus merasa puas dengan kekuasaan yang aku miliki di Wilayah Utara?" jawab Edith.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.