Bebaskan Penyihir Itu

Akhir Pertemuan



Akhir Pertemuan

0Akhirnya, Otto bisa bertemu dengan Pangeran Roland yang legendaris dari Kerajaan Graycastle.     
0

Setelah memastikan bahwa Otto benar-benar seorang bangsawan yang berasal dari Kerajaan Fajar, Carter membawa Otto ke istana Yang Mulia. Kemudian, ketika para pelayan sedang melayani Otto dengan menyediakan perlengkapan mandi, pakaian baru, dan beberapa makanan hangat, Carter menggeledah Otto dan barang-barangnya.     

Ini mungkin cara penerimaan tamu yang paling membuat Otto merasa terhina.     

Pangeran Roland berada di ruangan yang menghadap ke utara di lantai tiga istana. Jendelanya bergaya Prancis, dan ukuran jendelanya memenuhi setengah dinding ruangan, dan jendela itu adalah hal pertama yang dilihat orang ketika masuk ke ruangan Yang Mulia. Pemandangan yang tertutup salju menerangi ruangan itu, dan ternyata ruangan itu terasa hangat, meskipun tidak ada perapian yang menyala di dalam ruangan itu.     

Sang Pangeran sedang duduk di mejanya yang terbuat dari kayu mahoni, ia tampak sedang membaca sebuah buku bersampul hitam, dan Otto menyadari bahwa buku itu adalah buku catatan miliknya sendiri. Selain itu, dokumen diplomatik dan stempel keluarga Luoxi ditaruh di samping meja. Tampaknya hotel tempat Otto menginap telah digeledah secara mendetail.     

Meskipun Pangeran Roland memiliki rambut abu-abu yang sama dengan Timothy, dan ada beberapa kemiripan dalam wajah mereka berdua, kedua orang ini memiliki kesan yang sangat berbeda satu dengan yang lain. Baik posisi duduk dan ekspresi, Yang Mulia Roland tampak sangat santai - sesuai dengan rumor bahwa sang pangeran adalah orang yang suka berpenampilan sederhana.     

Menyadari kehadiran Otto, Yang Mulia menutup buku bersampul hitam itu, ia tersenyum dan berkata, "Apakah kamu utusan dari Kerajaan Fajar? Silahkan duduk."     

Otto membungkuk kepada Yang Mulia sesuai dengan etiket kesopanan ala kaum bangsawan. Tidak peduli betapa buruknya perilaku sang pangeran terhadap tamunya, Otto tetap harus melakukan ini — bagaimanapun, meskipun Pangeran Roland mungkin tidak peduli jika Otto diperlakukan dengan buruk oleh para petugas patrolinya, Otto mewakili martabat Kerajaan Fajar.     

"Aku sudah membaca beberapa catatanmu," sang pangeran berkata sambil tertawa. "Beberapa hasil pengamatanmu ditulis dengan sangat rinci, jadi tidak heran mereka mengira kamu sebagai mata-mata. Ditambah lagi, orang-orangku tidak tahu dari mana kamu berasal, dan mereka dengan antusias melaporkan kamu kepadaku berdasarkan perintahku sendiri. Dengan ini aku meminta maaf kepadamu atas perlakuan buruk yang kamu terima di kota ini."     

"Rakyat jelata … yang melaporkan aku kepada Yang Mulia?" pikir Otto sambil mengerutkan keningnya. Namun, seharusnya tidak ada alasan untuk memaafkan orang-orang itu karena mereka telah menyinggung seorang bangsawan dengan kasar, ditambah lagi para pelaku itu hanyalah orang-orang biasa tanpa gelar bangsawan. Jika bukan karena misinya ke Kota Perbatasan, Otto pasti akan meminta sang pangeran untuk menghukum orang-orang yang menyerangnya ke pengadilan. Otto menahan emosinya dan berkata, "Tidak, Anda tidak harus meminta maaf kepadaku. Yang Mulia, Anda hanya melakukan hal itu untuk menjaga kedamaian dan keamanan di kota Anda. Hanya saja … hal itu bisa melukai orang asing yang tidak bersalah, dan aku takut kebanyakan orang tidak sempat menunjukkan dokumen mereka untuk membuktikan identitas mereka seperti aku."     

"Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Pengumpulan bukti oleh Departemen Kehakiman tidak ada hubungannya dengan identifikasi dokumen, dan kami memiliki banyak cara untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah." jawab Pangeran Roland sambil mengibaskan tangannya dan melanjutkan, "Apa kata pepatah itu? Oh ya, kami tidak akan pernah salah memperlakukan orang baik dan kami tidak akan membiarkan orang jahat lolos begitu saja." Selagi berkata demikian sang pangeran tersenyum dan melanjutkan, "Aku mendengar tentang penangkapanmu — jika saja kamu melakukan apa yang mereka perintahkan, maka kamu tidak akan diperlakukan seperti itu. Prosesnya memang terlihat sedikit brutal tetapi juga dilakukan dengan hati-hati. Kamu tahu, beberapa penjahat akan langsung mengambil senjata mereka dan melawan para petugas itu. Sejak musim dingin, sudah ada dua perwira polisi yang terluka saat melakukan penangkapan."     

"Perwira polisi … mungkin maksud Yang Mulia petugas patroli itu? Apa itu Departemen Kehakiman? Apakah maksud Yang Mulia perwira administrasi untuk mengawasi petugas patroli?" Otto keheranan dan bertanya, "Apakah hal seperti ini sering terjadi, Yang Mulia?"     

"Yah, bisa terjadi satu atau dua kali dalam sebulan," kata sang pangeran, "Dan itu mungkin karena Timothy sudah bosan menghadapi musim dingin yang berkepanjangan ini."     

Sang Pangeran secara terang-terangan menunjukkan permusuhannya terhadap Timothy. Otto menyadari bahwa kontradiksi[1] antara kedua belah pihak yang berselisih ini tidak dapat didamaikan dengan mudah. Kemudian Otto merasa ragu-ragu sejenak dan berkata, "Ketika aku pergi ke Kota Raja, aku mendengar rumor … Yang Mulia, apakah Anda benar-benar akan menggulingkan kekuasaan Raja Timothy?"     

"Apakah rumor itu juga mengatakan bahwa takhta Timothy sudah berada di ujung tanduk?" Sang pangeran berkata dengan blak-blakan, "Timothy tidak seharusnya menjadi raja baru — untuk merebut takhta, ia telah membunuh ayahnya, Raja Wimbledon III, lalu mengkambinghitamkan saudara lelakinya yang lebih tua, dan mengusir Garcia dari Kerajaan Graycastle. Seluruh Wilayah Selatan telah hancur karena peperangan, dan banyak orang menjadi miskin dan kehilangan tempat tinggal — ini semua karena kejahatan yang dilakukan Timothy. Satu-satunya cara untuk mengembalikan kemakmuran di Kerajaan Graycastle adalah menggulingkan rezim kekejaman Timothy."     

Otto menahan napas sejenak dan berpikir, "Kedengarannya Roland Wimbledon lebih aktif dan kuat daripada Timothy, setidaknya tekad bertarung Timothy tidak sekuat Roland Wimbledon … sepertinya sifat dan semangat mereka berdua berbanding terbalik."     

Otto berdeham dan berkata, "Jadi, sebagai negara tetangga yang baik, Kerajaan Fajar berharap Kerajaan Graycastle dapat segera mendapatkan kembali kedamaian itu bagi kita semua. Aku datang ke kota ini untuk menawarkan perjanjian aliansi dengan Deegan Moya, Raja Kerajaan Fajar."     

"Oh ya?" sang pangeran menjawab dengan penasaran, "Di mana surat perjanjian itu?"     

"Untuk menghindari agar pesan itu tidak bocor, aku tidak membawa dokumen perjanjiannya. Namun, Yang Mulia Deegan Moya telah memberiku hak untuk menandatangani surat perjanjian." Otto memberitahukan isi perjanjian aliansi itu kepada Roland. "Jika kedua negara dapat saling membantu, kita dapat menahan serangan gereja secara efektif dan menghindari kejadian serupa seperti yang telah menimpa Kerajaan Everwinter dan Kerajaan Hati Serigala."     

"Hanya itu?" tanya sang Pangeran.     

Respons sang pangeran membuat Otto kebingungan. "Apa maksud Yang Mulia? Aku rasa aku sudah bicara dengan cukup jelas," pikirnya. Ketika Otto hendak mengulangi kata-katanya, sang pangeran menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aliansi ini mungkin tidak akan berhasil. Tekad gereja untuk menaklukkan Empat Kerajaan jauh lebih kuat daripada yang kamu pikirkan, apalagi akan ada pertarungan antara Pasukan Penghukuman Tuhan dengan para penyihir, pasukanmu yang ditempatkan di sepanjang perbatasan mungkin akan langsung dikepung dan dihancurkan oleh musuh."     

"Pasukan Penghukuman Tuhan dan para … penyihir?" tanya Otto dengan kaget.     

"Tampaknya kamu tidak mengetahui apa-apa tentang ambisi gereja untuk menaklukkan keempat kerajaan," kata Pangeran Roland. Yang Mulia menyesap tehnya dan melanjutkan, "Aku akan memberitahu kamu semua informasi yang kami ketahui, dan aku harap kamu dapat menyampaikan pesan-pesan ini kembali ke Kerajaan Fajar sehingga Raja Deegan Moya dapat mempertimbangkan kembali mengenai perjanjian aliansi ini. Jika kita ingin mengalahkan gereja, kita tidak hanya membutuhkan tindakan pencegahan, tetapi juga satu serangan besar."     

Pembicaraan antara Roland dan Otto Luoxi baru berakhir saat hari menjelang malam ketika Pangeran meletakkan cangkir tehnya, dan pemandangan hutan yang ada di belakang jendela Sang Pangeran sudah terlihat gelap. Sebuah cahaya aneh menyala di ruangan Yang Mulia, cahaya itu lebih terang dan lebih jelas daripada cahaya lilin, tetapi Otto tidak tahu cahaya macam apa ini. Otto merasa pakaiannya basah oleh keringat dingin di punggungnya, ia mengepalkan tangannya tanpa sadar, telapak tangannya sampai berwarna putih karena ia terus-menerus mengepalkan tangannya, dan kata-kata sang pangeran terngiang-ngiang di benaknya.     

"Prajurit luar biasa yang tercipta dengan memanfaatkan para penyihir biasa, penyihir tempur, dan Penyihir Suci … dan tujuan gereja melenyapkan Empat Kerajaan adalah untuk menciptakan pertempuran kiamat yang akan berlangsung tidak lama lagi! Berita ini terlalu sulit untuk dipercaya dan sangat mencengangkan!"     

Namun, dari semua informasi yang telah Otto peroleh, seperti Pil Berserk yang digunakan gereja untuk melemahkan perlawanan kerajaan, kereta-kereta kuda yang menyelundupkan anak-anak yatim perempuan ke Kota Suci, dan sikap gereja terhadap para bangsawan yang kerajaannya ditaklukan — jika mereka melakukan itu hanya untuk menghilangkan pengaruh kaum bangsawan untuk menciptakan kerajaan gereja yang menguasai seluruh benua, semua informasi ini memang terdengar masuk akal.     

"Aku … aku tidak bisa membuat keputusan apa-apa," kata Otto dengan terbata-bata. "Masalah ini terlalu penting. Aku harus melaporkan kepada … Yang Mulia Deegan Moya terlebih dahulu."     

"Tentu saja, ini masalah hidup dan mati untuk kedua negara kita," kata sang pangeran dengan tenang, "Dan kamu memang harus berhati-hati dalam menangani dan melaporkan masalah ini. Tetapi ingatlah, waktu kita sudah tinggal sedikit."     

…     

Ketika Otto hendak pergi, ia dengan ragu berbalik dan bertanya, "Yang Mulia, aku dengar sekelompok penyihir direkrut ke Kota Perbatasan … aku hanya ingin tahu apakah Anda pernah mendengar penyihir yang bernama Andrea."     

"Ah ya, Andrea dulu adalah seorang wanita bangsawan yang berasal dari Kerajaan Fajar, tetapi sayangnya ia menjadi tunawisma lalu ia datang ke Kerajaan Graycastle." jawab sang pangeran sambil bertanya, "Mengapa kamu bertanya begitu? Apakah kamu mengenal Andrea?"     

"Benar, aku mengenal Andrea." jawab Otto, jantungnya berdebar kencang. "Bisakah Anda … mengizinkan aku untuk bertemu dengan Andrea?"     

Sang Pangeran mengangguk dan berkata, "Aku bisa membantu mengatur pertemuan kalian, tetapi apakah nanti Andrea mau menemuimu atau tidak, itu semua tergantung keputusannya sendiri."     

"Bukankah Andrea adalah …."     

Sang pangeran menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata, "Para penyihir adalah warga negara yang tinggal di sini, mereka bukan budakku - aku tidak bisa memanipulasi mereka sesuka hatiku."     

[1] Permusuhan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.