Bebaskan Penyihir Itu

Listrik dan Cahaya



Listrik dan Cahaya

0Berdasarkan rencana konstruksinya, Roland sudah menyiapkan sebuah ruang kerja berisi berbagai macam peralatan untuk membangun sistem Proyek Tiga Persediaan yang efisien.     
0

Peralatan itu termasuk peralatan mesin uap, motor listrik, baterai, tangki pemanas air, dan dua tangki air. Begitu pula dengan menara air yang di luar ruangan ini, semua peralatan ini berguna untuk mendukung sistem kerja Proyek Tiga Persediaan.     

Mesin uap akan memompa air ke menara air dan tangki air. Menara air berfungsi untuk menyediakan sumber air bersih kepada masyarakat perumahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sedangkan tangki air berfungsi sebagai pasokan air untuk mengisi ketel pemanas air dan sistem pemanas air. Tangki air pertama ditempatkan lebih tinggi dari tangki kedua. Batu kapur dan batu cuci yang digunakan untuk menyaring air dengan cara mengendapkan ion magnesium dan kalsium di dalamnya telah dimasukkan ke dalam tangki. Air di dalamnya kemudian akan mengalir ke tangki kedua yang lebih rendah melalui filter khusus yang dibuat oleh Soraya, yang akan menyaring benda-benda asing yang mengambang di air sebelum masuk ke tangki kedua.     

Pasokan air di tangki pemanas air akan dikendalikan oleh motor listrik. Ketika level air di dalam tangki pemanas terlalu rendah, bola apung di dalam tangki akan menyalakan motor listrik dan membawa air sampai level air kembali normal. Proses ini akan lebih stabil daripada dikontrol secara manual dan bagi sistem mesin uap, hal ini juga akan menghemat pekerjaan dari pada Roland harus menempatkan seseorang hanya untuk mengamati isi tangki ini sepanjang waktu.     

Sistem pasokan dan pemanas air sudah berhasil diuji. Roland yakin pembuatan sistem ini akan berjalan dengan lancar. Fokus Roland saat ini adalah sistem pasokan daya listrik. Listrik adalah sebuah hal yang baru bagi Kota Perbatasan. Baik Karl maupun anggota Serikat Pekerja Mason lainnya tidak memiliki pemahaman apa pun tentang listrik. Mengingat bahwa Roland juga tidak mengetahui banyak tentang listrik, dan bahwa semua pengetahuannya tentang sirkuit elektronik hanya sampai di tingkat sekolah menengah, ia memutuskan untuk membangun sebuah model sirkuit listrik di halaman istananya terlebih dahulu. Jika Roland berhasil, ia akan menjelaskan sistem ini kepada Karl.     

Begitu Roland memiliki pasokan listrik yang stabil, langkah pertama yang harus ia lakukan adalah menciptakan sebuah bola lampu.     

Berdasarkan pemikiran ini, Roland mengenakan mantel tebalnya dan berangkat ke Gunung Lereng Utara.     

Biasanya dibutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai ke Gunung Lereng Utara, tetapi dengan bantuan Kabut milik Nightingale, Roland dan Nightingale sudah tiba di sana dalam waktu hampir empat menit.     

Ketika pintunya dibuka, Anna dan Lucia langsung menyadari kedatangan Roland. Anna yang masih sibuk dengan pekerjaannya, hanya menganggukkan kepala ke arah Roland. Sedangkan Lucia dengan gembira berlari ke arah Roland dan berkata, "Selamat pagi, Yang Mulia."     

"Selamat pagi," Roland mengangguk sambil tersenyum kemudian ia berjalan menuju Anna. "Kamu sedang sibuk mengerjakan apa?"     

"Aku sedang sibuk mengerjakan laras senapan baru dan mekanisme penguncian kokangnya." sahut Anna sambil menunjuk beberapa pipa baja panjang yang ada di atas meja dengan ekspresi serius di wajahnya, "Beberapa aspek dalam desainmu ada yang tidak masuk akal. Aku pikir akan lebih baik jika aku melakukannya dengan cara ini."     

"Anna-ku yang luar biasa," pikir Roland dan ia tidak tahan untuk tidak mengulurkan tangannya dan mencoba membelai kepala Anna tetapi gadis itu menolak dengan mengibaskan tangannya berkali-kali. "Yah … lama-lama aku mulai terbiasa diperlakukan seperti ini." pikir Roland sambil terbatuk sekali, ia berusaha mengabaikan pemikirannya tentang Anna dan berkata, "Bagus, lakukan saja apa pun yang kamu anggap baik."     

Roland tidak keberatan jika Anna mempertanyakan desainnya. Karena Roland sendiri mengetahui bahwa desainnya pasti memiliki kesalahan dan kekurangan berdasarkan pengalamannya yang minim. Roland merasa Anna tidak hanya berbakat tetapi ia juga memiliki mata yang tajam untuk mengetahui sesuatu secara mendetail dan Roland yakin suatu hari nanti Anna pasti akan melampaui dirinya dalam hal keterampilan.     

Setelah beberapa saat, Anna akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dan ia meletakkan alat-alatnya. Anna berjalan ke arah Roland dan menundukkan kepalanya sedikit.     

"Eh? Apakah ini untuk menggantikan penolakan sentuhan yang tadi?" pikir Roland dengan terkejut.     

Roland mengacak-acak rambut Anna yang lembut. Lalu Anna mendongakkan kepalanya dengan riang, "Apa yang akan kita buat selanjutnya?"     

"Ah benar." Roland menoleh ke arah Lucia. "Bagaimana proses pemisahan bijih besi yang berasal dari tambang?"     

"Sudah hampir selesai dan inilah hasilnya," sahut Lucia sambil memberi Roland setumpuk buku catatan penelitiannya dan berkata, "Tetapi aku khawatir butuh waktu lebih lama untuk menguji campurannya dan campuran baja gulung. Ada banyak sekali individu elemen yang terkandung di dalamnya."     

"Ini sudah cukup bagus," Roland menyemangati Lucia.     

Ini adalah bagian dari rencana perbaikan materialnya. Roland telah meningkatkan kualitas baja gulung dengan mengurangi kandungan karbon dan menghilangkan serpihan kotoran, dan sekarang semua elemen di daerah Tambang Lereng Utara sudah dapat dimanfaatkan. Mau tidak mau, mereka harus mencoba satu per satu. Tidak ada jalan pintas untuk mempersingkat proses ini.     

Roland membaca sekilas buku-buku itu, ia melihat fitur elemen-elemen yang dipisahkan dari bijih di tambang. Roland segera menemukan elemen dengan titik leleh tertinggi. Roland menunjuk jarinya ke sampel pengujian yang ditandai dengan nomor 12 dan bertanya, "Di mana contoh elemen ini?"     

Lucia dengan cepat menemukan elemen yang dimaksud. Elemen itu adalah sebuah batu kasar berwarna hitam dan satu kantung partikel elementer[1], keduanya disimpan dalam sebuah kantung transparan.     

Roland sepertinya mengenali batu hitam kasar ini, di mana ia pernah melihat batu semacam ini?     

"Tunggu, bukankah batu ini sama dengan batu hitam yang dikirim ke kantorku sebelumnya oleh Kilat? Aku memberikan batu itu kepada Kyle Sichi dan aku benar-benar sudah melupakannya. Sejak itu aku tidak pernah teringat akan batu itu lagi.     

Mungkinkah batu itu menjadi mineral yang memiliki titik leleh tertinggi di Gunung Lereng Utara?     

Anna tidak bisa mengukur suhunya secara akurat pada saat bahan-bahan itu meleleh, jadi Anna menggambarkannya secara kasar dengan kata-kata seperti 'normal', 'tinggi' dan 'sedang'. Hanya titik lebur dari sampel pengujian nomor 12 yang digambarkan sebagai 'sangat tinggi.'     

Partikel-partikel elementer dalam kantung itu berwarna putih keperakan, mirip dengan sebagian besar unsur logam lainnya.     

Roland berpikir, "Apakah itu wolfram[2]? Apa pun itu namanya, tidak apa-apa asalkan logam ini sulit dicairkan."     

Roland meminta Anna untuk membuat partikel itu menjadi kawat yang sangat halus, memutar kawat menjadi bentuk spiral kemudian semua kawat halus itu dimasukkan ke dalam bohlam lampu yang terbuat dari kaca. Dengan demikian, bagian utama dari bohlam listrik sudah selesai.     

Agar listriknya stabil, ada dua langkah lagi yang harus dilakukan serta dianggap sebagai bagian paling sulit dalam membuat bola lampu listrik. Yang pertama adalah Roland harus mengosongkan bohlamnya, mencegah kawat filamen bereaksi dengan oksigen. Yang kedua Roland juga harus menyegel bohlamnya untuk memastikan bahwa udara tidak bisa masuk ke dalam bohlam itu.     

Sudah jelas, hanya seorang penyihir yang bisa melakukan kedua langkah itu.     

Roland langsung memikirkan Agatha.     

Filamen akan menjadi sangat reaktif pada suhu tinggi. Filamen ini akan mudah teroksidasi, menghasilkan gas oksida baru, dan akhirnya meleleh. Itu sebabnya bohlam lampu membutuhkan vakum udara di bagian dalam, tetapi mengisi bola lampu dengan gas helium dapat mencapai efek yang sama atau bahkan lebih baik.     

Nitrogen murni adalah pilihan yang terbaik untuk ini.     

Karena kadar nitrogen lebih ringan dari udara, dengan menggunakan metode pembuangan gas ke bawah yang sederhana, bohlam dapat dengan mudah diisi dengan gas nitrogen. Cara ini jauh lebih sederhana daripada memproses vakum udara. Ketika ujung pembuangan lainnya diisi dengan nitrogen murni, Soraya dengan cepat menutup bohlam lampunya dengan lapisan ajaibnya. Dengan begitu, sebuah lampu pijar sederhana sudah berhasil dibuat.     

Melihat bohlam listrik sekecil telapak tangannya, Roland merasakan segala macam emosi muncul di benaknya. Bohlam ini adalah sesuatu yang sudah sangat umum di zaman modern tetapi di zaman ini, bohlam ini merupakan sesuatu keajaiban yang paling terkini di kota ini.     

Malam berikutnya, Roland memanggil semua anggota Balai Kota untuk berkumpul di depan istana dan memerintahkan para pengawalnya untuk memadamkan semua obor yang ada di halaman.     

Dalam malam yang gelap dan bersalju ini, Roland menyalakan sakelar listriknya.     

Tiba-tiba, di tengah halaman istana, cahaya berwarna oranye menyala. Cahaya itu tidak bergoyang-goyang atau padam jika tertiup angin seperti cahaya lilin dan tidak pernah berkedip-kedip seperti cahaya api perapian. Meskipun cahaya berwarna oranye itu hanya bisa menerangi sekitarnya dalam radius beberapa meter, cahaya itu tetap stabil dan tidak padam meski angin bertiup, dan itu adalah sesuatu yang belum pernah dilihat orang-orang sebelumnya.     

Pada saat ini, cahaya berwarna oranye itu sudah menjelaskan segala sesuatunya sendiri.     

Pandangan terkejut di wajah semua orang yang hadir dan keheningan mereka sudah menyampaikan isi hati para hadirin dengan jelas.     

Yang Mulia Roland Wimbledon telah berhasil menghadirkan listrik ke dunia ini.     

[1] Partikel yang tidak dikenal     

[2] Dikenal dengan nama tungsten, yaitu unsur kimia pada logam     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.