Bebaskan Penyihir Itu

Dukungan Tuhan



Dukungan Tuhan

0Selagi ia berjalan menuruni anak tangga ke ruangan bawah tanah di bagian bawah gereja, entah mengapa Tayfun merasa menggigil.     
0

Di ruang bawah tanah gereja yang sepi itu terdapat ruangan rahasia utama milik gereja, yaitu Istana bawah tanah Hermes.     

Ini adalah pertama kalinya Tayfun datang ke tempat ini.     

"Yang Mulia Mayne benar-benar ingin bertemu denganku di sini?" Menurut aturan, hanya Uskup Agung yang berada di bawah naungan Paus secara langsung yang diizinkan masuk ke Wilayah Rahasia, tetapi Tayfun terlalu tua untuk menjadi penerus Yang Mulia Mayne, jadi ini cukup aneh.     

"Kamu telah melayani gereja selama bertahun-tahun dan telah bekerja bersama dengan Yang Mulia Mayne dengan baik, jadi ia sangat mempercayaimu," kata Isabella sambil tersenyum. "Ditambah lagi, peraturan yang berlaku di masa lalu tidak berlaku dalam kondisi peperangan seperti ini, dan kehendak Tuhan tidak seharusnya tersimpan di bawah tanah tetapi harus digunakan untuk membimbing jemaat gereja yang hilang dan memimpin kita untuk menghadapi tugas akhir kita."     

"Apakah ini … gagasan dari Yang Mulia Mayne?" tanya Tayfun.     

"Benar," jawab Isabella dengan lembut.     

Ketika mereka memasuki Area Rahasia Utama, mereka disambut oleh dua orang Prajurit Pasukan Penghakiman. "Yang Mulia Uskup Tayfun, Yang Mulia Mayne kini sedang menguji Batu-batu Ajaib, jadi jika Anda sedang mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan saat ini, tolong berikan padaku terlebih dahulu - liontin itu mungkin akan mempengaruhi kekuatan sihir yang ada di Batu Ajaib."     

Tayfun mengangguk dan ia menyerahkan Liontin itu kepada prajurit Pasukan Penghakiman.     

"Yang Mulia Mayne ada di sini, ikutlah denganku." kata salah satu prajurit itu.     

Isabella berbelok ke lorong panjang dan mendorong sebuah pintu besi yang ada di ujung lorong. Engsel pintu besi itu berderit ketika dibuka dan Tayfun melihat ada seorang Penyihir Suci lain yang mengenakan topeng yang membuka pintunya. Penyihir Suci itu menghalangi pintu masuk seperti hantu, kulit putihnya mengintip melalui pakaian sutra hitam yang menutupi tubuhnya, dan ia tidak mengenakan apa pun di bagian dalamnya selain pakaian berbahan sutra ini. Hal yang paling mencolok tentang penyihir itu adalah kedua matanya yang berwarna abu-abu gelap yang berbeda dari mata orang biasa. Kedua mata itu sepertinya memiliki pusaran air yang bisa menghisap Tayfun jika ia menatap kedua mata itu terlalu lama.     

Tayfun tanpa sadar menundukkan kepalanya.     

Saat itulah Tayfun menyadari bahwa Penyihir Suci itu bertelanjang kaki dan jari-jari kakinya dipenuhi bintik-bintik berwarna merah.     

Tayfun teringat akan kalimat Isabella yang mengatakan bahwa 'penyihir benar-benar berbeda dari wanita biasa.'     

Sialan, apakah penyihir ini adalah hantu?     

Kaki yang mulus itu segera bergerak, dan Tayfun mendengar suara Isabella memanggil dirinya. "Yang Mulia?"     

"Ehem." Tayfun tersadar dari lamunannya dan ia berjalan ke sebuah ruangan.     

Ruangan itu tidak besar, dan meskipun obor yang ada di dinding menyala dengan terang, obornya tidak mengeluarkan aroma manis yang biasa tercium.     

Empat Penyihir Suci duduk mengelilingi meja batu dan mereka sedang mengutak-atik sebuah batu transparan, sementara Yang Mulia Mayne sedang berdiri di samping meja itu.     

Tayfun hendak berlutut untuk memberikan penghormatannya ketika Mayne meraih lengannya dan menghentikan dirinya.     

"Tidak ada orang luar di sini, jadi kamu tidak perlu bersikap seformal ini." kata Mayne sambil tersenyum. "Kita bisa bersikap sama seperti dulu, Tuan Tayfun."     

Hanya dalam dua bulan, kening Mayne menjadi lebih keriput, dan rambutnya kini mulai dipenuhi uban yang berwarna keperakan, tetapi nada suaranya yang rendah hati masih tetap sama.     

"Kamu tidak boleh bersikap begini …" Hati Tayfun tiba-tiba terasa hangat. "Bahkan jika tidak ada orang sekali pun di sini, aku masih harus mengikuti aturan gereja dengan cara memberikan penghormatanku kepadamu."     

"Dan akulah yang membuat peraturan itu." jawab Mayne sambil tersenyum dengan acuh tak acuh. "Ngomong-ngomong … apakah semuanya baik-baik saja di atas tanah? Awalnya aku ingin Isabella membawakanku sebuah informasi dari atas, tetapi karena kamu sudah di sini, kamu bisa melaporkan langsung kepadaku."     

"Baik, Yang Mulia." jawab Tayfun sambil mengangguk. Setelah Tayfun melaporkan kondisi gereja baru-baru ini, ia membicarakan urutan serangan yang disampaikan Isabella sebelumnya. "Semua sumber daya yang kita siapkan sampai sekarang adalah untuk menyerang Kerajaan Fajar, jadi untuk menyesuaikan target baru, kita akan membutuhkan lebih banyak upaya. Mengapa kamu tiba-tiba ingin menyerang Kerajaan Graycastle terlebih dahulu?"     

"Itulah sebabnya aku memanggilmu ke sini." kata Mayne sambil menghela napas. "Kerajaan Graycastle mulai menunjukkan tanda-tanda pemberontakan terhadap gereja sehubungan dengan Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota dan Pil Berserk sudah mencapai hasil sesuai yang kita harapkan. Sementara itu, Kerajaan Fajar berada dalam kekacauan yang lebih besar, jadi kedua kerajaan itu memang akhirnya akan jatuh, jadi tidak masalah siapa yang akan kita serang duluan."     

"Aku setuju, tetapi … Graycastle masih merupakan musuh yang tangguh."     

"Aku punya dua alasan dalam mengubah rencana serangan kita," kata Mayne perlahan, ia menaruh kedua tangannya di belakang punggungnya. "Yang pertama adalah alasan yang kamu khawatirkan: Kerajaan Graycastle itu sangat luas dan kaya akan sumber daya, itu berarti mereka adalah lawan yang berisiko tinggi, namun kita juga akan mendapatkan keuntungan besar jika kita bisa mengalahkan mereka. Jika kita bisa menjadikan Kerajaan Graycastle sebagai wilayah kekuasaan gereja sejak awal, kita akan mendapatkan manfaatnya yang jauh lebih besar daripada jika kita menaklukkan Kerajaan Fajar. Jika aku masih memiliki waktu sepuluh tahun lagi, aku pasti akan bertindak sesuai dengan rencana Yang Mulia O'Brian, tetapi kita tidak punya banyak waktu. Tanda-tanda kemunculan Binatang Buas dari Neraka yang muncul lebih awal menunjukkan bahwa Bulan Merah juga akan muncul lebih cepat dari yang diperkirakan Kitab Suci. Di saat-saat seperti ini, mengambil risiko lebih dan memberikan pengorbanan lebih banyak mungkin layak untuk dicoba."     

Tayfun mengangguk sedikit sambil berpikir, "Ini memang alasan yang masuk akal, tetapi masalahnya adalah … sepertinya dulu Mayne tidak akan mengambil keputusan dengan cara seperti ini." Lalu Tayfun bertanya, "Dan alasan yang kedua adalah …."     

"Roland Wimbledon dari Wilayah Barat," kata Mayne dengan tegas.     

"Maksudmu … Pangeran Roland dari Kerajaan Graycastle?" tanya Tayfun dengan terkejut.     

"Dengan membandingkan laporan dari tahun lalu, aku menemukan sesuatu yang luar biasa." kata Mayne sambil menepuk bahu Tayfun. "Baik serangan gereja dan serangan yang dilancarkan Kerajaan Graycastle semuanya gagal menaklukkan Wilayah Barat. Kegagalan pertama dapat ditelusuri kembali ketika Adipati Ryan mencoba menyerang Wilayah Barat, dan apa yang Roland Wimbledon miliki pada waktu itu? Roland Wimbledon tidak memiliki apa-apa pada saat itu, Kota Perbatasan hanyalah sebuah kota kecil. Orang luar akan berpikir bahwa Roland bisa mengalahkan pasukan Adipati Ryan dengan menyerahkan dirinya kepada Iblis, tetapi kita semua tahu bahwa selain para Penyihir Luar Biasa, beberapa penyihir biasa tidak mungkin bisa melawan pasukan kesatria yang dilengkapi dengan Liontin Penghukuman Tuhan."     

"Juga, laporan itu menjadi semakin membingungkan, contohnya surat rahasia yang dikirim ke Kota Suci dua bulan lalu, yang menyatakan bahwa Timothy pernah mengirim dua ribu prajurit yang sudah meminum Pil Berserk untuk menyerang Wilayah Barat namun mereka juga segera dikalahkan. Apa artinya ini?"     

Tayfun terkesiap. "2000 orang prajurit?! Bahkan di Hermes sekali pun, jumlah pasukan sebanyak itu setara dengan jumlah sebuah pasukan yang sangat besar!"     

"Jika informasi-informasi ini diteliti secara terpisah, mungkin kedengarannya biasa, tetapi ketika semua informasi ini digabungkan, hasilnya sangat mengejutkan - Roland Wimbledon tidak pernah kalah dalam satu pertempuran sekali pun!" kata Mayne dengan pelan. "Juga, laporan kita menunjukkan bahwa kekuatan Roland Wimbledon semakin berkembang dengan kecepatan yang mengerikan, dan ia tampaknya sedang bersiap untuk melebarkan wilayah kekuasaannya. Jika kita menunda satu tahun lagi, seluruh Kerajaan Graycastle akan jatuh ke tangan Roland Wimbledon, jadi itu akan menjadi harga yang lebih mahal jika kita mencoba mengalahkannya di masa depan nanti." Mayne berhenti dan menoleh ke arah Tayfun. "Ada banyak hal yang harus ditangani di Area Rahasia Utama, dan aku tidak punya waktu untuk beroperasi dan memperluas kekuasaan gereja di atas tanah, jadi aku hanya bisa mempercayakan semua urusan ini kepadamu."     

*******************     

Setelah Uskup Agung Tayfun pergi, penampilan di ruangan itu tiba-tiba berubah.     

Obor yang ada di dinding, para Penyihir Suci yang sedang mempelajari batu-batu ajaib, dan meja batu itu semuanya menghilang. Sosok Paus Mayne juga berangsur-angsur memudar, yang tersisa kini hanya Isabella, Zero, dan wanita berpakaian sutra hitam itu.     

"Jika kamu tidak menyebutkan semua hal itu, aku tidak tahu Pangeran Roland Wimbledon dari Wilayah Barat itu ternyata sangat menarik," kata Isabella. "Mengapa aku merasa bahwa Roland Wimbledon lebih berpotensi untuk mengalahkan pasukan iblis dari pada Gereja sendiri?"     

"Apa maksud ucapanmu itu?" tanya penyihir yang berpakaian hitam sambil mengerutkan kening. "Apa kamu ingin mengkhianati gereja?"     

"Mengkhianati gereja? Jangan berkata begitu." jawab Isabella sambil mengangkat bahu. "Bukankah tujuan utama berdirinya gereja adalah untuk memastikan bahwa umat manusia selamat dari Pertempuran Besar Ketiga nanti? Jika orang lain bisa memenangkan Pertempuran Besar itu, aku tidak peduli aku bekerja untuk siapa."     

"Kau …!" geram wanita berpakaian hitam itu.     

"Berhentilah bertengkar," kata Zero. "Ucapan Isabella memang tidak salah. Dalam Pertempuran Besar Ketiga nanti, hanya pemenangnya yang bisa mendapatkan dukungan dan perlindungan dari Tuhan." kata Zero sambil menatap kedua penyihir itu. "Mengenai siapa yang akan menerima dukungan dari Tuhan - baik Pusat Persatuan Penyihir atau pangeran itu, aku rasa peperangan ini yang akan menjawabnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.