Bebaskan Penyihir Itu

Si Gigi Ular (Bagian I)



Si Gigi Ular (Bagian I)

0Selama Bulan Iblis, jalanan dan gang-gang di Benteng Longsong selalu sepi dan anggota geng Tikus di sini meringkuk, mereka bersembunyi di wilayah mereka masing-masing. Mereka berbagi makanan yang telah disimpan selama musim gugur dan menunggu sampai mangsa baru muncul.     
0

Selama ini memang seperti inilah keadaannya.     

"Sialan, mengapa aku harus berjuang melewati badai salju untuk mendengarkan khotbah mengenai kebijakan sialan itu?" Si Gigi Ular meludah ke tanah dengan kesal, "Aku tidak peduli apa yang akan dilakukan oleh sang penguasa wilayah itu."     

"Angkat kerahmu," kata Si Gigi Ular kepada Joe, seorang bocah lelaki yang sedang menggigil di sebelahnya. "Kamu akan mati jika terkena wabah dingin."     

"Anak ini seharusnya tidak ikut dengan kita," kata Si Bunga Matahari sambil mengerutkan kening. "Apakah benar-benar perlu mengirim kita berempat ke sini hanya untuk mendapatkan beberapa informasi? Kanas juga pasti sudah mendapatkan informasi itu untuk kita."     

"Sudah, sudah. Meskipun Kanas yang menyuruh kita, apa lagi yang bisa kita lakukan?" kata Si Cakar Macan dengan nada tidak setuju. "Kanas memang sumber makanan kita." Meskipun Si Gigi Ular kelihatan tidak peduli dengan pembicaraan mereka, ia mempercepat langkahnya dan berjalan di depan ketiga anak lainnya. Si Gigi Ular merasa angin dingin yang berhembus kini mulai sedikit mereda.     

"Te … terima kasih," bisik Joe.     

Jika berbicara tentang Kanas, masing-masing dari mereka enggan mengatakan apa pun.     

Geng Tikus juga memiliki peringkat sosial di kalangan mereka. 'Raja' berada di peringkat atas dan 'ekor' adalah peringkat bawah. Peringkat yang berbeda memiliki tempat tinggal yang berbeda juga. Sedangkan untuk Kanas, ia bukan seorang raja atau pun ekor. Kanas adalah penguasa Gang Tak Berujung di wilayah barat luar Benteng Longsong. Jika Kanas memiliki peringkat sosial, ia pasti berada di tingkat 'pinggang' atau 'perut'. Apa pun peringkat sosial Kanas, Si Gigi Ular dan teman-temannya harus memanggil Kanas dengan sebutan 'bos' setiap kali mereka bertemu dengannya.     

Ada enam penguasa wilayah seperti Kanas di Area Barat, tetapi bos mereka, Si Raja Area Barat - belum pernah ditemui oleh Si Gigi Ular.     

Kanas memiliki beberapa tim Tikus dan tim Si Gigi Ular adalah salah satunya. Satu-satunya cara untuk memenangkan lebih banyak bantuan dari bos adalah menunjukkan kompetensi yang lebih unggul daripada tim lain. Sayangnya, sebagai anak jalanan, mereka jelas sudah dirugikan dalam hal jumlah dan kekuatan. Tetapi Si Cakar Macan berbeda, satu hal yang luar biasa baginya - ia hanya makan setengah roti panggang setiap hari, tetapi tubuhnya tetap sangat kekar.     

Alasan gadis yang berambut coklat, yang bernama Si Bunga Matahari berpikir bahwa Kanas sedang mengincar tim mereka adalah karena kesalahan yang mereka lakukan sebelumnya. Mereka tidak membawa penyihir itu kepada Kanas karena Si Gigi Ular ingin menggunakan kemampuan gadis itu untuk menghasilkan uang terlebih dahulu. Tidak lama setelah mereka keluar beroperasi, mereka secara tidak sengaja bertemu dengan Keluarga Penghisap Madu dan kehilangan penyihir itu sebelum mereka bisa menghasilkan cukup uang.     

Karena kejadian ini, Kanas marah besar pada tim Si Gigi Ular. Kanas pikir jika mereka memberikan penyihir itu kepadanya lebih awal, Kanas bisa menghasilkan uang yang lebih banyak dengan cara menjual penyihir itu kepada kaum bangsawan atau kepada gereja.     

"Bicara memang mudah," kata Si Gigi Ular dengan ekspresi menghina. "Kanas ingin menjual penyihir itu kepada gereja seharga 25 keping emas? Di mana Kanas bisa menemukan pendeta yang bisa membayar semahal itu? Gereja saja sudah dihancurkan di sini. Kaum bangsawan juga tidak akan memberikan uang sebanyak itu kepada geng Tikus dengan cuma-cuma. Bisa jadi Kanas malah akan dibunuh daripada mendapatkan bayaran."     

"Si Gigi Ular be … benar." Joe setuju, ia tampak masih menggigil. "Jika Ka … kanas benar-benar mengira kita yang membuatnya kehilangan 25 keping emas, ia pasti sudah melempar kita ke Sungai Air Merah."     

"Kanas hanya bisa menjual penyihir itu kepada Raja Area Barat. Kanas juga perlu melindungi dirinya sendiri dari kekuatan sihir si penyihir dan ia sendiri tidak memiliki Liontin Penghukuman Tuhan." kata Si Gigi Ular sambil melanjutkan, "Kanas hanya jijik dengan kita dan ia ingin menyingkirkan kita."     

"Berhentilah mengatakan 'menjual'! Orang yang kalian bicarakan adalah Paper dan ia adalah bagian dari tim kita!" kata Si Bunga Matahari sambil mencubit Si Gigi Ular dengan keras. "Kamu berbicara tentang Paper seolah-olah ia adalah barang yang bisa diperjualbelikan!" Si Bunga Matahari tiba-tiba berhenti sejenak dan bertanya, "Hei, apakah kamu benar-benar menjual Paper pada saat itu?"     

"Tidak, tentu saja tidak!" seru Si Gigi Ular. "Aku mencoba semampuku untuk menyelamatkan Paper, tetapi orang itu adalah seorang penguasa di Benteng Longsong!"     

"Apakah kini Paper baik-baik saja di Kota Perbatasan?" tanya Si Cakar Macan sambil menghela napas.     

"Bagaimana Paper bisa baik-baik saja di sana?" Si Bunga Matahari mendengus. "Apa bedanya dimanfaatkan oleh sang pangeran dengan dimanfaatkan oleh bangsawan lain?"     

"Benarkah … kamu bisa mengatakan itu sekarang, tetapi ketika kamu benar-benar melihat seperti apa gaya hidup kaum bangsawan, kamu pasti merasa ingin dimanfaatkan oleh mereka," kata Si Gigi Ular sambil mengerutkan bibirnya.     

Ketika mereka berempat tiba di alun-alun Benteng Longsong, mereka semua terkejut. Ratusan orang berkumpul di sana dan mereka sedang mengelilingi sebuah panggung kayu dan di sana juga ada api unggun. Itu adalah sebuah pemandangan yang langka pada hari yang bersalju seperti ini.     

"Seseorang akan datang ke sini untuk berpidato," kata Si Cakar Macan dengan suara serak. "Trik macam apa lagi yang ingin dimainkan para bangsawan itu?"     

"Sepertinya itu bukan berita baik." kata Si Gigi Ular sambil mengangkat bahu. "Kurasa ini tentang penarikan pajak atau ajakan kepada beberapa orang berbadan sehat untuk bergabung di kemiliteran. Mereka baru saja selesai bertempur, bukan?"     

"Apa pun itu, itu bukan urusan kita." kata Si Bunga Matahari, "Ayo kita selesaikan misi ini dengan cepat dan pulang lebih awal. Joe, pergilah ke dekat api unggun dan hangatkan dirimu di sana."     

"Ba … baiklah."     

Si Gigi Ular berjalan mengelilingi kerumunan orang banyak sampai ke ujung panggung. Pria yang sedang berdiri di atas panggung mengenakan jaket tebal berlapis katun, dan mengenakan tudung berbahan wol, serta sepasang sarung tangan berbahan kulit rusa. Si Gigi Ular merasa hangat hanya dengan melihat semua pakaian itu. Pakaian itu jauh lebih baik daripada pakaian Si Gigi Ular yang dekil dan usang. Si Gigi Ular memikirkan betapa hebatnya jika ia punya kesempatan untuk mencuri pakaian itu, tetapi ia juga tahu itu hanya akan terjadi dalam imajinasinya saja. Lambang Keluarga Rusa Besar yang tersemat di jubah pria itu menunjukkan identitasnya.     

Seekor Tikus tidak akan bisa mengganggu anggota keluarga dari keempat keluarga bangsawan besar.     

"Kalian pergilah bersama Joe untuk menghangatkan diri, aku bisa mengurus ini sendiri," kata Si Gigi Ular kepada dua anak lainnya.     

"Apa kamu yakin?" Si Cakar Macan bertanya sambil menaikkan alisnya.     

"Tentu saja, daya ingatku bagus." sahut Si Gigi Ular sambil menunjuk ke kepalanya. "Aku bisa mengingat segalanya — kata-kata, orang-orang, dan rasa kebencian yang pahit."     

"Pfft," Si Bunga Matahari mencibir. "Dengar kata-katamu sendiri. Karena kamu yang bilang seperti itu, aku akan pergi dari sini. Terima kasih … mari kita pergi, Cakar Macan."     

"Tetapi kamu harus memberiku lebih banyak jatah saat makan malam malam nanti." kata Si Gigi Ular.     

"Lihat saja nanti. Aku tidak tahu apakah kita akan mendapatkan makanan untuk malam ini!" kata Si Bunga Matahari sambil mengangkat kedua tangannya.     

Setelah mereka berdua pergi, Si Gigi Ular menepuk wajahnya yang dingin untuk kembali fokus memperhatikan panggung. Informasi itu mungkin tidak berguna untuk Tikus seperti dirinya, tetapi informasi ini mungkin akan menguntungkan bos dan bisa mengenyangkan perut tim Tikus Si Gigi Ular. Sayangnya, sekali pun mereka bisa mendapatkan keuntungan dari informasi ini, anggota tim yang berada di peringkat 'ekor' biasanya hampir tidak mendapatkan apa-apa.     

"Wahai para warga, inilah keputusan bersama yang dibuat oleh sang penguasa Wilayah Barat, Pangeran Roland Wimbledon dengan: Earl Keluarga Penghisap Madu, Shalafi Hull dan pemerintah Benteng Longsong, Petrov Hull." Pria itu menyesap bir hangatnya dan kembali membacakan isi gulungan kertas yang ada di tangannya. "Balai Kota Benteng Longsong sekarang akan membuka pasar penjualan biji-bijian untuk umum. Setiap warga yang memiliki biji-bijian ekstra di rumah dapat menjualnya di pasar dengan bebas sekarang. Tetapi harap perhatikan baik-baik, mulai bulan depan, setiap penjualan biji-bijian yang tidak sah akan dianggap sebagai tindakan kejahatan, dan hanya Balai Kota yang memiliki hak untuk membeli dan menjual biji-bijian! Begitu seseorang ketahuan melakukan penjualan biji-bijian secara ilegal, pelakunya akan dihukum berat! Balai Kota juga akan menampung semua infomasi dari warga yang mengetahui akan adanya pelanggaran semacam ini, dan kami akan memberikan imbalan kepada siapa pun yang bisa memberikan informasi dengan benar sebesar 25 keping perak!"     

Si Gigi Ular ternganga terkejut, karena ia tidak pernah menyangka dirinya akan mendengar sebuah berita yang begitu luar biasa!     

Para bangsawan itu kini ingin melarang perdagangan gandum pribadi!     

Selain itu, harga pembelian dan penjualan biji-bijian yang ditawarkan oleh Balai Kota sangat rendah. Siapa yang akan menjual biji-bijian kepada mereka dengan harga serendah itu? Harga biji-bijian di Benteng Longsong telah meningkat tiga kali lipat karena kedatangan Bulan Iblis yang lebih awal tahun ini dan tidak mungkin harganya akan turun sebelum salju berakhir. Jika Balai Kota kini membuka pasar penjualan gandum sekarang, tidak peduli berapa banyak, kaum bangsawan dan para pedagang pasti akan memborong semuanya. Apakah sang pangeran dan pemerintah Benteng Longsong tidak pernah memikirkan masalah ini sebelumnya?     

"Tunggu dulu … jika mereka benar-benar melarang penjualan biji-bijian pribadi, apa yang akan terjadi pada kami?" Si Gigi Ular tiba-tiba bergidik memikirkan hal ini. Sebagian besar warga akan membeli biji-bijian mereka dari para Tikus. Setelah kebijakan itu dilaksanakan dan semua biji-bijian di pasar diborong oleh kaum bangsawan dan para pedagang, hal itu akan menjadi malapetaka bagi semua orang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.