Bebaskan Penyihir Itu

Riwayat Sang Pembunuh



Riwayat Sang Pembunuh

0Untuk sesaat, Nightingale merasa seolah seluruh dunia bergoncang.     
0

Saat Nightingale berjalan keluar dari Kabut, pemandangan di depan matanya kembali normal seperti biasanya. Tabir hitam yang terpancar dari Liontin Pembalasan Tuhan juga mulai menghilang, jantungnya berdetak lebih berirama. Pria yang tergeletak di lantai bukanlah Yang Mulia, tetapi seorang penjaga yang belum pernah Nightingale lihat sebelumnya. Pria itu mengenakan seragam standar milik Keluarga Penghisap Madu, dan di dadanya ada noda berwarna merah gelap yang tampak seperti luka tembak.     

"Mengapa kamu ada di sini?" Nightingale mendengar sebuah suara yang dikenalnya dari samping.     

Nightingale menoleh dan menyadari bahwa orang yang bertanya kepadanya adalah Roland sendiri. Roland sedang dikelilingi oleh para pengawal di salah satu sudut aula, itu sebabnya Nightingale tidak melihat Roland ketika ia bergegas masuk ke aula dari dalam Kabut.     

"Aku …" Selagi Nightingale membuka mulutnya, ia menyadari bahwa tenggorokannya sangat kering, sementara anggota tubuhnya yang lain terasa dingin dan mati rasa. Nightingale merasa sangat lemas seolah-olah ia baru saja selamat dari sebuah bencana. Yang Nightingale inginkan pada saat itu adalah memeluk Roland dengan erat, tetapi ia tahu ia tidak dapat melakukannya karena ada para bangsawan lain di sekeliling mereka. Karena itu, jika Nightingale benar-benar ingin memimpin Biro Keamanan dan melindungi wilayah ini, ia harus menjaga sikapnya agar tidak terlihat terlalu intim dengan sang pangeran.     

Meskipun otak Nightingale melarangnya untuk melakukan apa yang ia inginkan, ia tetap masuk ke dalam Kabut dan berjalan menuju Roland, dan melewati barisan para pengawal yang mengelilingi Roland. Kemudian, Nightingale memeluk Roland dengan seluruh kekuatan yang masih tersisa di dirinya.     

Tidak lama kemudian semua orang yang ada di ruangan itu terkesiap. Para bangsawan itu tampaknya tidak mengerti mengapa bisa ada seorang penyihir yang muncul entah dari mana dan kini menghilang begitu cepat tanpa mengatakan apa-apa.     

Di dalam Kabut, Nightingale masih memeluk Roland. Nightingale menaruh kepalanya ke dada Roland dan mendengarkan detak jantung sang pangeran dengan penuh perhatian. Mungkin, ini adalah satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi bahwa semua ketakutan yang melanda Nightingale tadi kini sudah berakhir.     

Roland juga mulai merasa ia harus menetralkan situasi yang sedang terjadi. Roland bertepuk tangan dan mengumumkan, "Semua orang dipersilahkan pergi ke ruang makan untuk makan siang terlebih dahulu. Tidak ada yang boleh meninggalkan istana ini untuk sementara waktu. Kita akan melanjutkan pertemuan ini setelah makan siang berakhir!"     

Ketika hanya para pengawal Roland, serta Petrov, Sylvie dan Kilat yang tetap tinggal di aula, Roland bertanya kepada mereka, "Apakah pembunuh itu ada hubungannya dengan upaya pembunuhan di sini?"     

Ketika Nightingale mendengar suara Roland yang sedang bertanya kepada dirinya, ia mulai merasa lebih tenang secara bertahap. Dengan enggan Nightingale mundur beberapa langkah dan menampakkan dirinya, sambil berpura-pura tidak berada di dekat sang pangeran, serta menjawab, "Itu benar. Ketika aku mengetahui bahwa orang yang mengarahkan penjahat itu adalah penjaga Keluarga Penghisap Madu, aku langsung bergegas ke sini." Kemudian Nightingale menjelaskan hasil penyelidikannya dan pengakuan dari Maans. "Aku tidak menyangka bahwa tujuan si pembunuh yang sebenarnya adalah untuk mengalihkan perhatian kita dan menciptakan kesempatan untuk menyerangmu … syukurlah, kamu selamat dan baik-baik saja."     

"Rencana si pembunuh nyaris berhasil sampai saat-saat terakhir, dan ia menghitung waktu kedatanganku secara akurat, serta sudah menebak pergerakan para penyihir." kata Roland sambil menghela napas. "Orang ini telah gagal sebagai seorang pembunuh."     

Petrov segera berlutut dan berkata, "Yang Mulia, aku benar-benar tidak tahu bahwa pria ini …."     

"Berdiri. Kamu sudah pernah mengatakan hal ini sebelumnya, dan kamu tahu aku tidak suka menghukum orang." Roland menyela ucapan Petrov. "Tetapi ini semua memang terjadi karena kelalaianmu, masih ada penyelundup di antara pelayan-pelayan istana dan di antara para penjaga."     

"Aku …" Petrov membuka mulut untuk berbicara, kemudian ia menunduk. "Aku bersalah."     

"Cari tahu identitas dan latar belakang si pembunuh. Aku ingin tahu secepatnya."     

"Baik, Yang Mulia!" jawab Petrov.     

Setelah Petrov pergi meninggalkan aula, Nightingale bertanya kepada Roland. "Bagaimana kejadiannya pada saat itu?"     

"Situasinya cukup mencekam tetapi tidak berbahaya," jawab Roland sambil tertawa. "Itu semua berkat peringatan dari Sylvie … tetapi sekali lagi, pembunuh bayaran itu tidak memiliki posisi yang menguntungkan sejak awal ketika ia memilih untuk melakukan percobaan pembunuhan di dalam aula."     

Setelah mendengarkan penjelasan Roland, Nightingale mulai memahami bagaimana upaya percobaan pembunuhan itu bisa terjadi - tetapi pada kenyataannya, kejadiannya tidak sesederhana yang dikatakan Roland. Meskipun senjata tidak diizinkan masuk ke aula, pembunuh itu telah menyembunyikan sebuah belati di balik pakaiannya, dan karena ia adalah seorang penjaga istana, tidak ada yang memeriksa tubuhnya sebelum ia masuk ke aula.     

Satu-satunya kesalahan si pembunuh adalah ia memakai Liontin Penghukuman Tuhan ke dalam aula. Liontin itu adalah barang yang umum dipakai para penjaga di luar ruangan, tetapi di aula, liontin itu terlihat sangat mencolok bagi seorang penyihir - agar tidak mengganggu kemampuan Sylvie, semua bangsawan diminta untuk melepaskan perhiasan mereka. Oleh karena itu, Sylvie menyadari gerak-gerik si pembunuh ketika ia melihat tabir hitam di sekeliling tubuh si pembunuh, dan ketika orang itu menuju ke arah sang pangeran, Sylvie segera mengeluarkan peringatan kepada Yang Mulia.     

Meskipun Roland menceritakan adegan percobaan pembunuhan itu dengan sesederhana mungkin, Nightingale tetap berkeringat dingin ketika ia mendengarkan ceritanya. Aula itu memiliki panjang dan lebar sekitar 20 meter, dan ketika pembunuh itu mendengar peringatan dari Sylvie, ia langsung berlari dan menyerbu ke kursi tuan rumah di meja panjang, tempat Yang Mulia duduk. Pada saat Roland mengeluarkan revolver dan membuka kunci pengamannya, si pembunuh telah menyerang Roland di bagian pinggang dengan belati. Sebagai orang yang pernah menjalani pelatihan untuk membunuh, Nightingale memahami bahwa dibandingkan dengan area dada dan kepala, yang akan segera dilindungi secara reflek oleh seseorang, area pinggang sering terlupakan dan sangat sulit untuk dilindungi, dan rasa sakit yang hebat dapat ditimbulkan oleh satu serangan saja, yang dapat menyebabkan korban kehilangan kemampuannya untuk melawan, sehingga memungkinkan si pembunuh untuk menyerang bagian vital lain.     

Untungnya, Roland mengenakan pakaian pelindung yang dibuat khusus oleh Soraya. Belati itu gagal menembus lapisan pelindungnya dan dengan demikian, Roland bisa melakukan tindakan perlawanan. Roland menembak si pembunuh selagi pistol itu bersentuhan dengan dada si pembunuh. Dua peluru berkaliber 12mm yang ditembakkan Roland langsung melumpuhkan si pembunuh, dan suara letusan pistol yang keras menyebabkan keributan besar di aula.     

Nightingale dapat dengan jelas membayangkan seberapa besar resiko yang akan terjadi berdasarkan urutan kejadiannya. Jika Yang Mulia tidak berhasil membuka kunci pengaman revolver tepat pada waktunya, atau pistolnya gagal menembakkan peluru, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan … Nightingale menoleh dan melirik tajam ke arah Kilat, gadis kecil itu langsung menundukkan kepalanya seolah-olah ia mengakui kecerobohannya.     

"Yang Mulia, kami sudah menemukan identitas si pembunuh," Petrov masuk lagi ke aula. "Namanya Shio. Shio bukan penduduk asli Wilayah Barat, tetapi sebelumnya ia adalah salah satu penjaga di istana Adipati Ryan."     

"Adipati Ryan?" Roland mengerutkan kening. "Kenapa kamu memilih seseorang seperti itu untuk menjadi penjagamu?"     

"Shio hanya seorang penjaga biasa. Pada saat Anda mengalahkan pasukan Adipati Ryan, setiap keluarga bangsawan kehilangan banyak pekerja di rumah mereka, dan dengan demikian aku mempekerjakan orang-orang yang bukan pendukung Adipati Ryan. Inilah yang biasanya kami lakukan di Benteng …" Petrov menjawab dengan hati-hati . "Aku yakin Shio tidak melakukan percobaan pembunuhan ini sebagai pembalasan dendam untuk Adipati Ryan."     

"Petrov benar," pikir Nightingale. "Ketika sebuah keluarga bangsawan besar dikalahkan, terkecuali bawahan yang diberi tanah dan sertifikat, pekerja-pekerja yang tersisa dianggap sebagai sumber daya yang dapat diambil oleh keluarga bangsawan lain. Bagi mereka, itu hanyalah pergantian majikan. Karena Keluarga Penghisap Madu telah lama menyerah dan mengabdi kepada Yang Mulia, ditambah lagi dengan fakta bahwa Benteng Longsong kini dikelola oleh Petrov, orang-orang seperti mereka ini tidak pernah diperiksa lagi."     

"Ada berapa orang yang memiliki latar belakang yang sama seperti Shio?" tanya Roland kepada Petrov. "Apakah kamu juga mempekerjakan orang-orang dari Keluarga Mawar Liar, Keluarga Daun Maple dan Keluarga Serigala?"     

"Hanya ada 3 atau 4 orang yang memiliki latar belakang yang sama seperti Shio yang bekerja sebagai penjaga di luar aula," jawab Petrov sambil mengangguk. "Para pelayan dan budak dari ketiga keluarga bangsawan lainnya ditugaskan ke Keluarga Penghisap Madu dan Keluarga Rusa Besar. Aku jamin mereka tidak akan muncul di Benteng Longsong."     

"Baiklah, kalau begitu biarkan mereka. Tetapi ingat, di area istana Longsong, orang-orang yang bekerja sebagai pasukan penjaga dan pengawal harus dipilih dari keluargamu, mengerti? Sedangkan untuk bagian dalam istana, aku akan mengurusnya sendiri."     

"Baik, Yang Mulia." jawab Petrov.     

"Sementara itu, segel tempat tinggal Shio. Aku akan mencari tahu alasan yang sebenarnya mengapa ia melakukan percobaan pembunuhan ini." kemudian Roland menoleh ke arah Kilat. "Beritahu Maggie untuk menjemput Passi ke sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.