Bebaskan Penyihir Itu

Harapan



Harapan

0Uap air membentuk lapisan kabut putih yang menyerupai lapisan tipis di kaca jendela. Angin dingin bertiup di jendela dengan kencang, keadaan di luar berbanding terbalik dengan perapian yang tenang yang berderak di dalam ruangan.     
0

Gulir duduk di depan meja panjang di Kantor Balai Kota, ia sedang membaca beberapa dokumen tebal.     

Dokumen-dokumen itu bukan tentang pendidikan tetapi ini adalah laporan statistik yang dilaporkan dari berbagai departemen. Gulir menggunakan waktu luangnya untuk menghafalkan informasi ini seandainya ada orang yang membutuhkannya. Belakangan ini Gulir turut mengerjakan pekerjaan ini karena saat ini tidak ada banyak pekerjaan yang dikerjakan di Departemen Pendidikan. Lagi pula, ujian penilaian kedua baru berakhir belum lama ini, dan ujian selanjutnya baru akan dilaksanakan pada musim panas tahun depan.     

Setelah bekerja untuk Yang Mulia Roland selama setengah tahun, Gulir mengetahui bahwa Yang Mulia sangat tertarik pada statistik — Yang Mulia suka ketika bawahannya menggambarkan berbagai hal dengan serangkaian angka-angka yang tepat; ia sering menggunakan istilah seperti rasio horizontal[1], rasio keuangan dari tahun ke tahun, dan putaran rasio[2]. Tampaknya, semua staf di Balai Kota telah meniru kebiasaan ini dari Yang Mulia.     

Seiring bertambahnya populasi penduduk di Kota Perbatasan, pekerjaan statistik terkait juga meningkat. Karena itu, Yang Mulia mempercayakan pekerjaan ini kepada Gulir dan ia bahkan menjuluki Gulir sebagai 'database' Kota Perbatasan. Meskipun nama julukan itu terdengar seperti sebuah 'tempat penyimpanan', Yang Mulia menggambarkan julukan itu sebagai sesuatu yang sangat penting. Dengan bantuan database, Yang Mulia mengatakan ia bisa memperkirakan perkembangan kota untuk tahun depan dan membuat rencana ekonomi dan rencana militer. Yang Mulia bahkan mengatakan semua keputusannya di masa depan yang berkaitan dengan Kota Perbatasan akan mengacu pada analisis 'database'.     

"Nona Gulir." Seorang wanita pekerja magang membuka pintu kantor dan memasuki ruangan. Setelah membungkuk kepada Gulir, ia menyerahkan sebuah surat rujukan. "Halo, namaku Freya. Tuan Carter dari Departemen Kehakiman ingin memperoleh informasi tentang para pengungsi yang lulus verifikasi penduduk dalam satu minggu terakhir."     

Karena kemampuan tambahan Gulir cukup terbatas, Yang Mulia memerintahkan bahwa siapa pun yang ingin menanyakan data yang cukup rumit harus mendapatkan persetujuan dari Barov terlebih dahulu. Sedangkan untuk data perorangan, mereka dapat meminta kepada Gulir kapan saja.     

"Tunggu sebentar." Gulir melirik tanda tangan pada surat rujukan itu, lalu ia mengeluarkan Kitab Sihirnya, dan menemukan konten yang ia cari. "Ini dia. Berikan ini kepada Tuan Carter."     

"Te … terima kasih." Freya dengan hati-hati memegang buku yang tiba-tiba muncul di udara seolah-olah buku itu semacam binatang iblis.     

"Jangan khawatir. Buku itu tidak akan menyakitimu." Gulir tidak bisa menahan tawanya. Kebanyakan orang akan bereaksi seperti itu ketika mereka melihat Kitab Sihir untuk pertama kali. "Kamu tidak perlu mengembalikan buku itu kepadaku karena buku itu akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu empat jam. Namun, menurut Konstitusi Rahasia, kamu tidak diperbolehkan untuk memberikan buku itu kepada siapa pun selain kepada Tuan Carter."     

"Baik, Nona." jawab Freya.     

Freya membungkuk lalu keluar ruangan. Selagi Freya membuka pintu untuk keluar, Gulir melihat ada banyak orang yang ada di aula, dan suara riuh langsung terdengar ke ruangannya, ruangan itu baru kembali hening ketika pintunya sudah ditutup kembali.     

Ini adalah akhir pekan, di mana seharusnya hari ini menjadi hari untuk beristirahat bagi banyak orang, tetapi Balai Kota tetap sibuk sama seperti hari kerja. Semua orang merasa bersemangat tentang rencana perluasan Kota Perbatasan yang akan datang, jadi mereka bekerja sangat keras. Dengan imbalan upah lembur yang ditawarkan oleh Yang Mulia, tidak ada orang yang mau tetap tinggal di rumah.     

Gulir tidak mengerti mengapa Yang Mulia mengambil keputusan itu. Bagi Gulir, tidak banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Balai Kota, jika dibandingkan dengan pekerjaan para penambang dan pekerja di tungku pembakaran, pekerjaan untuk menulis surat-surat, mengumpulkan data dan membuat laporan membutuhkan upaya yang jauh lebih sedikit - namun ini adalah pekerjaan yang utama di Balai Kota. Yang Mulia hanya perlu memberi perintah, dan semua orang akan mematuhinya dengan senang hati. Sebenarnya Yang Mulia tidak perlu memberikan upah lembur dalam hal ini. Dibandingkan dengan mayoritas kaum bangsawan lain, Yang Mulia Roland terlalu murah hati.     

Sejujurnya, Gulir tidak menganggap Yang Mulia Roland sebagai seorang Penguasa. Sangat jarang ada orang yang bisa memimpin semua rakyatnya sampai ke tahap ini, di mana hal ini merupakan sebuah keajaiban.     

Gulir tidak menganggap Yang Mulia sebagai seorang penguasa semata-mata karena rasa hormat dan kepercayaannya saja pada Roland, tetapi karena ia melihat bukti-bukti yang jelas, dibandingkan dengan satu tahun yang lalu, ketika hanya para penambang yang memiliki pendapatan stabil di Kota Perbatasan, upah para penambang, pekerja tungku pembakaran, dan tukang-tukang menjadi dua kali lipat saat ini. Meskipun awalnya mereka adalah orang-orang yang berpenghasilan paling rendah - beberapa upah untuk pekerjaan baru seperti perakit mesin di pabrik uap dan operator di pabrik larutan asam naik menjadi delapan kali lipat, dan jumlah pekerja masih terus meningkat.     

Perubahan di dalam kota ini sendiri sudah sangat jelas sehingga jika ada seseorang yang tidak tinggal di sini sejak satu tahun yang lalu, orang itu pasti akan sulit mempercayai bahwa perubahan sebesar itu memang sungguh-sungguh terjadi.     

Gulir menyentuh kata-kata yang tertulis di dalam dokumen itu. Gulir tidak bisa membayangkan bagaimana wilayah ini akan terus berkembang di bawah kepemimpinan Yang Mulia, tetapi ia yakin wilayah ini pasti akan memiliki masa depan yang penuh harapan dan kejutan.     

"Nona Gulir." Pintu kayu di kantor Gulir terbuka, dan salah satu pengawal Yang Mulia masuk ke ruangan itu. "Yang Mulia ingin bertemu dengan anda."     

…     

Ketika Gulir naik ke lantai tiga istana, ia melihat Yang Mulia sedang mengatur beberapa potongan berkas.     

"Apakah Anda ingin aku mengingat semua berkas ini?" tanya Gulir kepada sang pangeran.     

"Benar. Setidaknya aku membutuhkan setengah sel otakku untuk menyelesaikan buku ini." jawab Yang Mulia sambil memijat lehernya yang pegal, ia menggumamkan kata-kata yang sulit dipahami oleh Gulir. "Bahkan untuk istilah ilmu pengetahuan yang sering digunakan, aku hanya bisa mengingatnya dengan istilah umum dan aku bahkan harus menyimpulkan beberapa formula sendiri."     

Gulir sudah terbiasa dengan 'perilaku aneh' sang pangeran. Gulir biasanya akan mengabaikan istilah-istilah aneh yang digunakan sang pangeran, ia mengambil berkas itu, lalu ia menyadari bahwa huruf-huruf yang tertulis di sampulnya berwarna oranye - ini adalah warna yang belum pernah ia lihat sebelumnya - yang bertuliskan kata 'kalkulus'.     

Gulir membolak-balik beberapa halaman, dan ia menyadari bahwa ia tidak mungkin memahami apa arti judul buku itu. Kemudian Gulir berusaha fokus untuk menghafal isi buku itu — dibandingkan dengan persamaan yang telah Gulir pelajari sebelumnya, ia melihat bahwa formula baru ini bahkan tidak berupa angka-angka yang banyak, tetapi serangkaian simbol aneh - seperti serangkaian karakter baru. Kelihatannya buku ini akan menarik perhatian Anna dan Tilly.     

"Nah," Roland bertanya kepada Gulir, "Berapa penghasilan rata-rata penduduk di kota ini?"     

"Upah minimum penduduk adalah sepuluh keping perak per bulan, dan upah maksimumnya adalah empat puluh keping perak," jawab Gulir tanpa berhenti menghafal buku kalkulusnya, "Tetapi untuk menghitung pendapatan rata-rata, aku membutuhkan Kitab Sihir, dan aku sudah mengeluarkan Kitab Sihir itu satu kali hari ini."     

"Tidak apa-apa. Kamu bisa memberikan hasil statistiknya lusa nanti." kata Roland sambil mengibaskan tangannya. "Aku butuh informasi itu untuk menentukan biaya sistem aliran air dan sistem pemanas. Pekerjaan untuk menghitung biaya-biaya ini akan dimulai dalam satu minggu. Setelah selesai, seluruh kota akan sehangat musim semi, bahkan meski kita melalui musim dingin terpanjang sekalipun."     

Sebuah kota yang tidak takut dingin. Ini adalah salah satu keajaiban yang hanya bisa terjadi di wilayah kekuasaan Yang Mulia. "Jika aku tidak ada pekerjaan tambahan, aku bisa memberikan hasil statistiknya esok hari, Yang Mulia."     

"Esok ya … akan lebih bagus lagi jika kamu bisa mengubah isi buku itu menjadi sebuah buku cerita." Roland menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Atau menjadi buku apa pun yang belum pernah dibaca Anna."     

"Menjadi sebuah buku cerita?" Gulir sedikit terkejut sebelum akhirnya ia bisa memahami permintaan Yang Mulia. "Esok adalah …."     

"Hari Kebangkitan Anna yang kedua kalinya," jawab sang pangeran sambil mengangguk.     

[1] Membandingkan laporan keuangan saat ini dengan laporan keuangan tahun lalu     

[2] Perbandingan harga pokok penjualan dengan persediaan barang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.