Bebaskan Penyihir Itu

Fasilitas Baru di Istana



Fasilitas Baru di Istana

0"Apa itu?" tanya Andrea sambil mengunyah dendeng ikan.     
0

Roland sedang mengerjakan sesuatu yang baru lagi. Saat ini Roland sedang menyambung sesuatu, lalu Anna melelehkan sambungan itu agar melekat dan Soraya membungkusnya dengan lapisan sihir di sekelilingnya. Jika dilihat sekilas, benda itu tampak seperti pipa air yang dipasang di kamar mandi, tetapi ukurannya jauh lebih besar dan masing-masing pipa itu seukuran paha manusia dewasa. Mustahil seseorang bisa memindahkan pipa sebesar ini tanpa bantuan Si Burung Kolibri untuk mengurangi bobot pipanya.     

Namun, pipa kuningan itu tidak dipasang hanya di satu atau dua kamar tetapi secara horizontal di seluruh istana dan juga di Gedung Penyihir. Pipanya masuk dari sudut ruangan, terhubung ke dalam ventilasi logam aneh yang ada di sepanjang bagian bawah dinding, melintasi kamar sebelah dan tersambung dengan pipa kuningan lagi di ujungnya.     

Proyek besar ini menarik banyak perhatian penyihir, mereka mengelilingi dan menonton saat pemasangan pipa itu dilakukan, dan para penyihir dari Pulau Tidur dan dari Persatuan Penyihir menunjukkan rasa keingintahuan mereka yang besar.     

"Ada yang bisa menebak apa ini?" tanya Roland sambil tersenyum misterius, "Jika kalian benar, aku akan berikan roti es krim ekstra untuk makan malam."     

Roti es krim! Hadiah itu menarik perhatian Andrea. Roti es krim itu adalah makanan paling menakjubkan di sini, hmm … lapisan es krim yang manis dibalut dengan dua potong roti panggang renyah. Makanan ini belum pernah ada sebelumnya di Kerajaan Fajar. Andrea langsung jatuh cinta dengan kelezatan roti es krim ini saat pertama kali mencobanya. Meskipun Andrea dicemooh oleh Ashes berulang kali, ia akan tetap memakan roti es krim itu. Kalau tidak, menyaksikan roti es krim itu tergeletak begitu saja di atas piring pasti akan menjadi siksaan mental bagi Andrea.     

"Apakah pipa ini mengalirkan air ke seluruh kamar?" tanya Ashes sambil mengerutkan kening.     

"Tentu saja tidak." pikir Andrea dengan masam. "Tembaga bukan bahan murah. Karena pipa-pipa kecil di kamar mandi saja sudah bisa mendistribusikan air, mengapa Yang Mulia harus menggunakan pipa yang begitu besar seperti itu?"     

Namun, mengingat kenyataan bahwa Andrea selalu dicemooh oleh Ashes atas ucapannya tempo hari yang mengatakan: 'siapa bilang makanan tanpa banyak bumbu adalah makanan yang paling lezat', yang memang pernah ia ucapkan di depan Tilly dan tidak bisa ditarik kembali, Andrea hanya bisa berpura-pura bahwa ia tidak mendengar hasil pemikiran yang dangkal seperti itu.     

"Sungguh pemikiran yang bodoh. Siapa yang butuh pipa besar seperti itu untuk mendistribusikan air?" terdengar suara seseorang di belakang Andrea, "Yang Mulia tidak akan pernah melakukan hal yang bodoh dan sia-sia seperti itu."     

"Pedas sekali!" Itulah tepatnya yang dipikirkan Andrea ketika mendengar ucapan orang itu. Semangatnya langsung menyala. Tidak ada orang lain yang berani menggunakan nada seperti itu untuk berbicara dengan seorang Penyihir Luar Biasa selain Andrea sendiri dan Nightingale. Andrea menoleh dan melihat Nightingale sedang memandang Ashes dengan tatapan meremehkan, dengan dagunya terangkat ke posisi yang sempurna!     

Itu adalah ekspresi yang menjadi ciri khas seorang bangsawan!     

Diam-diam Andrea memuji Nightingale yang awalnya merupakan penyihir paling ramah yang pernah ia temui sejak dirinya datang ke Kota Perbatasan. Nightingale menunjukkan keahliannya yang luar biasa selama menyelamatkan para penyihir dari serangan hibrida iblis di reruntuhan menara batu tempo hari. Nightingale juga memiliki latar belakang dari keluarga bangsawan, dan bahkan warna rambutnya pun mirip dengan warna rambut Andrea. Dalam pertempuran melawan binatang hibrida iblis di tembok kota, Nightingale telah memahami kemampuan Andrea dan ia bahkan berbagi dendeng ikan dengannya. Nightingale bersikap seperti seorang bangsawan sejati.     

Dan yang paling penting, Nightingale sama sekali tidak menyukai Ashes.     

Andrea tidak tahu bagaimana Ashes bisa sampai menyinggung Nightingale ketika ia pertama kali datang ke Kota Perbatasan, tetapi bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa musuh dari musuhku adalah kawanku? Belum lagi karakter Nightingale juga sangat cocok dengan Andrea sendiri.     

"Kamu bicara seolah-olah kamu mengetahui jawabannya," jawab Ashes sambil mengangkat bahu.     

"Tentu saja aku tahu," balas Nightingale sambil menyeringai, "Aku selalu berada di kantor ketika Yang Mulia sedang merancang desain-desain itu. Semua rencana Yang Mulia digambar di depan mataku."     

"Hei, itu tidak adil!" gumam si Bulan Misteri.     

"Tetapi Nightingale tidak ikut ambil bagian dalam pengujian pipa ini," kata sang pangeran. Kata-kata sang pangeran membuat ekspresi bangga di wajah Nightingale langsung sirna. "Aku berikan sebuah petunjuk untuk kalian semua, pipa-pipa ini hanya bagian dari sebuah sistem dan kalian mungkin ingin mencari di tempat lain untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat."     

"Ayo kita cari!" Maggie terbang keluar dari ruangan dan langsung diikuti oleh Kilat, dan para penyihir lainnya juga langsung menyusul di belakang. Semua orang telah berpencar pergi, mereka mencoba untuk melihat pipa-pipanya. Andrea dengan sengaja menunggu sampai semua orang pergi dari ruangan itu. Ketika semua orang sudah pergi, Andrea mengedipkan matanya kepada Nightingale dan memanggil Nightingale ke arah pintu.     

"Apa jawabannya?" bisik Andrea kepada Nightingale, "Aku akan membagi setengah dari roti es krim itu denganmu jika aku bisa memberikan jawaban dengan tepat."     

"Aku juga tidak tahu." jawaban Nightingale malah membuat Andrea terkejut.     

"Tetapi kamu tadi mengatakan bahwa kamu telah mengetahui semua desain yang dibuat oleh Yang Mulia, bukan?"     

"Yah, sama seperti membaca buku Teori Ilmu Pengetahuan Alam, jika kamu hanya bisa mengerti judulnya saja, apa kamu bisa memahami seluruh isi buku itu dan menjelaskan semuanya?"     

"Uh …" Andrea hendak membuka mulutnya, tetapi ucapan Nightingale benar. Andrea telah mencoba membaca buku itu sendiri dan menyadari bahwa isi itu seperti menerjemahkan tulisan Mesir dari zaman purba.     

"Aku rasa hanya Anna yang memiliki kemampuan untuk memahami apa yang dimaksud Yang Mulia hanya dengan melihat gambarnya," kata Nightingale, "Jika kamu bertanya pada Anna, ia pasti akan memberitahumu jawabannya."     

Setelah Nightingale pergi, Andrea merasa ragu untuk waktu yang lama. Pada akhirnya, Andrea tidak jadi memanggil Anna untuk mencoba mengetahui jawabannya. Bukan karena Andrea merasa enggan atau malu, tetapi … karena rasa hormatnya kepada Anna. Andrea tidak merasa takut pada penjahat mengerikan atau Pasukan Penghukuman Tuhan yang beringas, tetapi gadis muda yang masih berusia kurang dari dua puluh tahun ini membuat Andrea merasa sangat kagum.     

Andrea teringat pada suatu hari ketika ia melewati kantor Yang Mulia satu kali dan ia mendengar percakapan Anna dan Yang Mulia. Percakapan mereka masih membuat Andrea merinding. Istilah-istilah aneh seperti perhitungan sudut tinggi, pemangkasan orbit dengan parameter titik beku dan konversi dari energi kinetik menjadi energi potensial dalam keadaan ideal, semua pembicaraan itu langsung membuat Andrea terpaku di tempat. Anna dan Andrea sama-sama penyihir, tetapi mengapa Anna bisa memahami begitu banyak hal sedangkan Andrea tidak mengerti sama sekali? Sejak saat itu, Andrea sangat mengagumi Anna. Andrea berpikir bahwa Anna adalah orang yang sama sekali berbeda dari dirinya tetapi gadis itu lebih tepat jika dikatakan setara dengan Lady Tilly.     

Karena Andrea tidak bisa meminta jawaban dari Anna, ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Andrea berkeliling istana untuk menjelajahi setiap kamar sesuai saran Yang Mulia. Andrea menyadari bahwa ada pagar logam persegi panjang yang memisahkan pipa-pipa di ruangan yang telah selesai dipasang seolah-olah pagar itu dibuat untuk mencegah siapa pun menyentuh pipanya. Setelah melihat ini, Andrea berpikir jika bukan karena ada orang barbar seperti Ashes, bahkan jika seseorang menyentuh pipa itu, seharusnya itu tidak akan menjadi masalah besar. Memikirkan apa yang Nightingale katakan: 'Yang Mulia tidak akan pernah melakukan hal yang bodoh dan sia-sia', Andrea berpikir bahwa pagar logam ini pasti memiliki fungsi yang berbeda.     

Andrea menemukan sebuah penemuan baru ketika ia naik ke lantai pertama Gedung Penyihir. Ada sebuah bungalo yang baru dibangun di antara istana dan Gedung Penyihir dan di situlah pipa-pipa tembaga itu terhubung ke kedua bangunan ini.     

Ada sebuah kotak besi besar di atas bungalo itu, kotaknya berlubang di bagian bawah dan ada cerobong besar di bagian atasnya … kotak besi ini tampak seperti sebuah tungku raksasa. Dan Andrea melihat ada pipa yang terhubung langsung ke sumur di halaman ke kotak itu, yang terlihat agak mirip dengan sistem pasokan air di menara air.     

Tunggu dulu … apakah kotak besi itu digunakan untuk mendidihkan air?     

Jika pipa-pipa itu digunakan untuk mengalirkan air panas, seharusnya Yang Mulia tidak perlu menggunakan pipa besar seperti itu, bukan?     

Andrea masih tidak mengerti untuk apa pipa besar itu setelah merenung dalam waktu yang lama.     

Yang Mulia mengumpulkan semua penyihir di aula sebelum makan malam. Yang Mulia tersenyum dan berkata, "Sistem pemanas air di istana sudah diluncurkan mulai hari ini secara resmi."     

"Sistem pemanas air?" tanya Ashes dengan bingung.     

"Benar. Air akan direbus dalam tungku, dan uap bersuhu tinggi akan memasuki kamar melalui pipa dan meningkatkan suhu di sana. Selama pintu dan jendela ditutup, seluruh ruangan dapat menjadi hangat dengan cepat," kata sang pangeran menjelaskan, "Dibandingkan dengan tong api yang terlalu berat untuk dipindahkan dan membutuhkan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah orang keracunan gas pembakaran, sistem pemanas baru ini jauh lebih efisien dan tidak berbahaya sama sekali. Pemanas ini akan membuat kalian merasa hangat seperti musim semi saat kalian tidur." Ketika periode pengujian ini berakhir, seluruh area perumahan akan secara bertahap dilengkapi dengan sistem pemanas air seperti ini juga."     

"Selanjutnya, aku akan mengumumkan pemenang yang berhasil mendapatkan roti es krim ekstra untuk makan malam. Selain Anna, Soraya dan Si Burung Kolibri yang berpartisipasi dalam pemasangan sistem pemanas air, hanya ada satu orang yang bisa menebak dengan benar. Dan, pemenangnya adalah … Tilly!"     

Dengan pasrah, Andrea hanya bisa memandangi Lady Tilly yang tersenyum lebar saat ia menikmati roti es krimnya yang lezat, dan Tilly tampak benar-benar melupakan tata kramanya sebagai seorang bangsawan selagi memakan roti es krim yang sangat menggiurkan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.