Bebaskan Penyihir Itu

Lambang Tuhan



Lambang Tuhan

0Kata-kata Agatha semakin menguatkan dugaan Roland selama ini, ternyata benar Batu Pembalasan Tuhan tidak mempengaruhi kekuatan sihir, tetapi mempengaruhi kemampuan si penyihir.     
0

"Selain Hewan Buas Pengacau, apakah Perkumpulan Taquila sudah menemukan cara lain untuk memproduksi Batu Ajaib?"     

Agatha menggelengkan kepalanya. "Mengucapkan lebih mudah daripada melakukan. Pusat Persatuan Penyihir pernah memiliki seorang penyihir yang bisa mengubah Batu Pembalasan Tuhan menjadi batu biasa, tetapi yang penyihir itu lakukan hanyalah menghilangkan kekuatan sihir yang ada di dalam batu ajaib — kekuatannya bahkan tidak bisa menghasilkan Batu Cahaya yang paling sederhana sekali pun." lalu Agatha menoleh kepada Sylvie. "Kamu bisa melihat bentuk kekuatan sihir, jadi seharusnya kamu bisa melihat bentuk kekuatan dalam kristal ini."     

"Kelihatannya bentuknya seperti gumpalan … kabut," kata Sylvie dengan ragu.     

"Ini adalah salah satu cara untuk memeriksa kekuatan sihir yang terkumpul di dalam batu ajaib." jawab Agatha sambil mengangguk. "Perkumpulan Taquila memeriksa dan mendata hampir sepuluh ribu penyihir dan Batu Ajaib, dan mereka menemukan bahwa kekuatan sihir yang paling aneh dan belum sepenuhnya berkembang terlihat berbentuk kabut, angin puyuh, pasir terbang, cahaya dan api. Mereka mungkin terlihat serupa, tetapi masing-masing kekuatan sihir ini memiliki jumlah yang tidak terbatas, itulah sebabnya kami meyakini tidak ada dua kekuatan sihir yang sama persis. Sedangkan kekuatan sihir yang meningkat setelah mengalami Kebangkitan Tertinggi, bentuknya bahkan lebih berbeda lagi."     

"Sekarang cahayanya tampak redup," Tilly tiba-tiba menunjuk ke Batu Cahaya yang ada di tangan Roland.     

"Itu karena aku hanya menyalurkan sedikit kekuatan sihir ke dalam batunya," Agatha menjelaskan.     

"Tetapi aku pernah melihat ada sebuah Batu Cahaya di reruntuhan yang terdapat di salah satu kepulauan Fjords yang cahayanya tidak redup," kata Tilly dengan bingung. "Jika reruntuhan di bawah air itu adalah milik Perkumpulan Taquila ratusan tahun yang lalu, apa mungkin Batu Cahaya bisa bersinar terus selama empat ratus tahun?"     

"Reruntuhan di bawah air?" Agatha tampak terkejut. "Mungkinkah ada beberapa anggota Pusat Persatuan Penyihir yang pergi ke Laut Bergejolak?" Lalu Agatha menggelengkan kepalanya dan menyingkirkan pemikiran itu. "Bisa saja Batu Cahaya bersinar selamanya, tetapi itu membutuhkan kekuatan sihir lebih dari sepuluh orang penyihir."     

"Lebih dari sepuluh orang penyihir …" gumam Anna. "Apakah dengan cara mentransfer kekuatan sihir ke dalam batunya?" tanya Anna.     

"Benar. Beberapa penyihir dapat mengisi Batu Ajaib dengan kekuatan sihir milik orang lain atau menukar kekuatan sihir yang dikumpulkan dari dua orang penyihir. Dengan begini, seorang penyihir dapat menyalurkan lebih banyak kekuatan sihir daripada jumlah yang mereka miliki di tubuh mereka sendiri dan membuat Batu Ajaib bekerja secara terus menerus." lalu Agatha mengembalikan Batu Cahaya ke tingkat kecerahan aslinya. "Namun, metode ini tidak berlaku untuk semua jenis Batu Ajaib. Biasanya, hanya Batu Kabut dengan bentuk kekuatan sihir paling sederhana yang dapat digunakan dengan cara ini, begitu pula dengan Batu Cahaya atau Batu Gema, yang tidak bisa digunakan dalam pertempuran."     

"Tetapi batu-batu ini akan sangat berguna jika digunakan di istana," kata Roland dengan semangat sambil menatap peti berisi Batu-batu Cahaya.     

Di masa sebelum Era Listrik ditemukan, batu-batu ajaib ini akan menjadi sumber penerangan yang sempurna, dan Roland muak dengan cahaya lilin yang tidak terlalu terang dan berkerlap-kerlip. Menggunakan lilin masih terasa oke di musim dingin, tetapi bekerja di kantor dengan menggunakan lilin di musim panas adalah sebuah penyiksaan, belum lagi cahaya lilin yang redup juga berdampak buruk bagi penglihatan Roland. Sekarang, batu-batu ajaib ini bisa menerangi seluruh istana, meski di malam hari sekali pun.     

"Begitukah?" Agatha bertanya dengan nada tidak setuju. "Aku rasa Batu-batu Cahaya ini akan lebih berguna di laboratorium, terutama jika kita ingin terus memproduksi oksigen cair di malam hari, karena menggunakan api lilin terlalu beresiko untuk meledak."     

"Hm … apakah Agatha masih ingin bekerja lembur lebih dari delapan jam kerja setiap harinya?" pikir Roland sambil memiringkan kepalanya. "Ehem, mari kita lihat Batu Ajaib lainnya yang ada di peti terlebih dahulu."     

Pemeriksaan peti-peti secara menyeluruh menunjukkan bahwa selain ada Batu Cahaya dari berbagai bentuk dan tingkat kecerahan yang berbeda-beda, ada juga beberapa Batu Ajaib jenis lain. Menurut Agatha, meskipun semua batu ajaib ini adalah barang-barang yang tidak ternilai harganya, batu-batu ini adalah batu berkualitas terendah dari varian Batu Ajaib. Misalnya, ada Batu Sinyal yang bisa mengirimkan sinyal dan Batu Pelacak yang bisa menemukan benda-benda. "Aku tidak bertanggung jawab atas penelitian semua batu yang ada di Kota Suci, dan pada dasarnya aku sendiri terkucil dari perkumpulan Taquila pada saat itu, jadi semua barang yang kubawa ini tidak terlalu penting."     

"Bagaimana dengan buku-buku ini?" tanya Roland sambil menunjuk ke arah buku-buku bersampul hitam yang ada di peti lain. "Apakah ini semua hasil catatan penelitian dari laboratorium?"     

"Beberapa di antaranya adalah buku Dasar-dasar Umum." jawab Agatha sambil tersipu. "Aku ingin menyimpan beberapa salinan sebagai panduan untuk para penyihir yang berhasil merebut wilayah kekuasaan yang baru."     

"Mengapa hal itu terasa memalukan baginya?" pikir Roland sambil melirik Agatha dengan penasaran lalu ia kembali memeriksa peti-peti lain yang masih tersisa.     

"Peti kayu ini … agak aneh." kata-kata Sylvie langsung membuat tangan Roland gemetar dan ia segera menarik tangannya kembali dari peti itu.     

"Apakah ada jebakan yang tersembunyi di dalam petinya?" tanya Roland.     

"Tidak … tetapi ada beberapa lapisan di dalam," kata Sylvie sambil memeriksa peti kayu itu. "Lapisannya ada di bagian paling bawah. Awalnya aku tidak menyadarinya karena kupikir lapisan itu hanya partisi[1] biasa."     

Roland mengeluarkan semua buku-buku dari dalam peti itu, dan memperlihatkan bagian bawah peti yang tebal. Anna dengan hati-hati memotong papan kayunya dan mengeluarkan sebuah kotak besi dari dalam peti kayu tersebut.     

"Apa ini?" Roland dengan penasaran membuka tutup kotak besi itu dan melihat ada pelat logam tebal bertatahkan empat kristal yang berwarna-warni. Desainnya menunjukkan bahwa pelat logam itu merupakan barang sangat unik. "Mungkin Perkumpulan Taquila memang meninggalkan beberapa benda berharga ini untukmu."     

Agatha terperangah. "Ini … tidak mungkin!"     

Reaksi Agatha membingungkan empat orang lainnya yang ada di ruangan itu, dan Roland segera mengembalikan pelat logam itu ke dalam kotaknya. "Ada apa?"     

"Ini adalah pelat Lambang Tuhan!" jawab Agatha dengan nada tidak percaya. "Bagaimana Kagar bisa memiliki barang ini?" Agatha memeriksa ulang kotak besi itu beberapa kali. "Apakah Kagar mencurinya dari penyihir lain di Perkumpulan Taquila?"     

"Mungkin rombongan Kagar diserang saat melarikan diri dari Kota Taquila dan seseorang mempercayakan pelat ini padanya," tebak Roland asal-asalan. "Sudah empat ratus tahun berlalu, tidak masalah kotak itu berasal dari mana … oh ya, apa yang dimaksud dengan pelat Lambang Tuhan?"     

"Pelat Lambang Tuhan adalah kumpulan beberapa Batu Ajaib yang disatukan, yang dapat memiliki kemampuan sihir ekstra, mengubah sifat kekuatan sihir, atau meningkatkan efek kekuatannya — ini adalah topik penelitian yang paling penting di Perkumpulan Taquila pada saat itu." kata Agatha dan dengan hati-hati ia mengambil pelat itu. "Batu Ajaib yang disatukan bersama disebut pelat simbol, dan pelat simbol Lambang Tuhan adalah jenis pelat yang paling kuat. Batu Ajaibnya semua berasal dari para Pemimpin Iblis, dan hanya ada tiga atau empat jenis pelat simbol ini di seluruh Taquila."     

Roland bersiul penuh kekaguman. "Seberapa kuat kekuatan pelat itu?"     

"Pelat ini bisa menghancurkan seluruh istanamu." jawab Agatha.     

Roland langsung tersedak karena terkejut.     

"Jangan khawatir, pelat ini juga membutuhkan sejumlah kekuatan sihir agar bisa digunakan — semakin banyak Batu Ajaib yang ada di pelat ini, semakin sulit pelatnya diaktifkan." kata Agatha lalu ia menutup matanya, dan dua Batu Ajaib di pelat itu mulai bersinar, sementara kedua batu ajaib lainnya tetap tidak bersinar. Setelah beberapa saat, Agatha tampak kelelahan dan ia melepaskan tangannya dari pelat itu sambil terengah-engah. "Satu-satunya penyihir yang bisa menggunakan pelat simbol Lambang Tuhan adalah dua orang penyihir pemimpin di Pusat Persatuan Penyihir."     

"Maksudmu … para Penyihir Transenden?" tanya Roland.     

Agatha mengangguk.     

Roland berpikir sejenak dan berkata, "Biar Anna mencoba mengaktifkan pelat itu."     

"Percuma saja," kata Agatha sambil menggelengkan kepalanya. "Penyihir Transenden menggunakan kekuatan sihir mereka berbeda dari kekuatan penyihir biasa, dan mereka pun membutuhkan latihan berkali-kali. Begitu para Penyihir Transenden berevolusi, jumlah kekuatan sihir di tubuh mereka akan sangat melampaui … apa?!"     

Semua orang melihat begitu Anna menyentuh pelatnya, keempat Batu Ajaib itu mulai menyala satu per satu, dan ujung-ujung pelat logam mulai mengeluarkan cahaya berwarna keemasan yang tampak seperti kilat. Cahaya keemasan itu menjadi semakin terang, dan pelat simbol itu bersinar menyilaukan seperti sinar matahari!     

"Lepaskan pelat itu sekarang!" seru Agatha.     

Cahaya segera menghilang seolah-olah cahaya itu tidak pernah ada. Anna menghela napas dan dengan perlahan meletakkan pelat simbol itu kembali ke kotak besi. "Pelat ini memang menghabiskan banyak kekuatan sihir, jadi aku mungkin hanya bisa menggunakannya dua kali saja."     

Semua orang yang ada di ruangan itu hanya diam terpaku.     

[1] Sekat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.