Bebaskan Penyihir Itu

Teka-teki



Teka-teki

0"Jangan menduga-duga." jawab Agatha sambil menggelengkan kepalanya, "Berdasarkan pengalaman kami selama Pertempuran Besar Kedua, jika iblis ingin menyelidiki pemukiman manusia, mereka tidak akan bertindak ceroboh seperti ini."     
0

"Maksudmu?" tanya Roland.     

"Untuk memastikan informasi pengintaian sampai ke menara hitam di pemukiman iblis, pengintaian ini akan dilakukan oleh dua atau bahkan tiga peleton pasukan iblis. Seringkali mereka menunggangi binatang iblis dan bertindak sebagai satu kesatuan, di bawah perlindungan para pemimpin iblis yang memegang tombak," kata Agatha perlahan. "Untuk menghancurkan peleton pengintai iblis, Pusat Persatuan Penyihir akan sering mengutus penyihir terbang untuk memblokir bagian belakang pasukan mereka dan Pusat Persatuan Penyihir akan mengirim dua kali lebih banyak Pejuang Terpilih karena ada Pemimpin Iblis yang ikut dalam serangan itu. Dalam peperangan terakhir, jumlah peleton pengintai iblis akan terus bertambah dan bahkan Iblis Mengerikan dan Iblis Gila juga akan bergabung dalam pasukan pengintaian. Rasanya aneh jika mereka hanya mengutus dua iblis pengintai biasa untuk menyelidiki pemukiman manusia. Ditambah lagi mereka tidak dilindungi oleh pasukannya dan tidak memakai perlengkapan perang."     

"Mungkin mereka merasa tidak perlu mengirim satu peleton besar untuk menyelidiki Kota Perbatasan dan merasa cukup dengan mengutus dua iblis pengintai?" kata Ashes.     

"Itu tidak masuk akal," kata Agatha setelah berpikir sejenak. "Dahulu, setiap pemukiman manusia yang ada di dekat perbatasan Taquila, tidak peduli seberapa kecil pemukimannya, akan selalu dilindungi oleh penyihir. Berhubung iblis tidak mungkin mengetahui perubahan yang telah terjadi di dunia manusia selama empat ratus tahun terakhir, seharusnya mereka bertindak lebih hati-hati dan menyelidiki pemukiman manusia dengan cara yang sama seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya."     

"Jadi menurutmu … mereka tidak sengaja menemukan kota ini?" Roland merasa sedikit lega dengan pemikiran ini.     

"Sepertinya begitu." jawab Agatha sambil mengerutkan kening, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu. "Iblis-iblis itu mungkin tidak tahu ada sebuah kota di sini, tetapi mereka mungkin sedang mengintai daerah di sekitar perkemahan mereka. Mereka pasti tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu dengan sesuatu yang lain selain binatang iblis di hutan itu. Itu sebabnya mereka hanya membawa Batu Kilat sebagai senjata mereka, bukan Batu Pengumpul Kekuatan yang bisa mengeluarkan tombak."     

"Tunggu dulu …," Roland merasa terkejut, "Jadi menurutmu ada perkemahan iblis di dekat sini?"     

"Tentu saja. Apa ada alasan lain yang membuat para iblis menjelajah hutan seperti itu?" jawab Agatha. "Mereka pasti telah membangun benteng dan perkemahan di Dataran Subur dan dari sana mereka akan menyebar ke Tanah Barbar … oh ya, aku lupa wilayah itu sekarang disebut sebagai Empat Kerajaan."     

"Oh tidak, ini adalah masalah besar! Jika musuh menempatkan diri mereka di wilayahku, bagaimana kota ini bisa bertahan?" pikir Roland dengan panik. Kemudian Roland kembali bertanya, "Apakah benteng yang dibangun iblis itu sama seperti pemukiman iblis yang ada di belakang pegunungan yang tertutup salju itu?"     

"Benar, kurang lebih sama seperti itu. Selama perang, ada beberapa menara penyimpanan yang dibangun untuk menyimpan Kabut Merah di setiap pos siaga terdepan. Setiap menara akan dijaga oleh seratus hingga dua ratus iblis." jawab Agatha, "Berhubung Bulan Merah belum tiba, tidak mungkin mereka telah membangun benteng baru di Dataran Subur. Selain itu, karena tidak mudah untuk mengangkut Kabut Merah itu, perkemahan yang didirikan biasanya relatif kecil."     

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Tilly sambil memandang Roland dengan khawatir.     

"Pertama, kita harus menemukan perkemahan iblis itu — kita lihat apakah perkemahan itu benar-benar ada," Roland berhenti sejenak dan melanjutkan, "Lalu … kita hancurkan perkemahan itu."     

"Sungguh keputusan yang tepat," kata Ashes sambil tersenyum. "Itu memang keputusan yang bijak bagi seorang Penguasa, dan jangan khawatir, kami juga akan membantu kalian."     

'Jika ucapan Agatha benar, sebelum Pertempuran Besar Ketiga dimulai secara resmi, iblis tidak dapat menyebarkan pengaruh mereka ke seluruh Dataran Subur. Mengingat bahwa, begitu perkemahan mereka di dekat Wilayah Barat dihancurkan, setidaknya akan ada beberapa tahun masa tenang di mana iblis tidak akan memiliki kekuatan untuk menyerang kembali.     

Namun, rencana ini juga berisiko tinggi karena serangan itu akan membuktikan bahwa ada pemukiman manusia yang hidup di sebelah timur Hutan Berkabut dan iblis akan mengetahui bahwa manusia-manusia ini memiliki kemampuan untuk menyerang perkemahan iblis.     

"Jika aku membiarkan perkemahan iblis itu terus berdiri, perkemahan itu akan meluas dan menimbulkan kesulitan yang lebih besar. Pertama, iblis mungkin akan mengirim lebih banyak pasukan mereka ke sini setelah mereka menyadari bahwa dua iblis pengintai itu hilang, dan setelah itu, hanya masalah waktu saja sebelum mereka menemukan keberadaan kota ini. Kedua, jika itu adalah perkemahan iblis yang besar, iblis-iblis akan bertambah jumlahnya dan mereka bisa menyerang kota kapan saja dengan mudah. Bahkan setelah Bulan Iblis berakhir, rencana ini tetap sangat berbahaya. Bagaimana aku bisa mengharapkan Tentara Pertama melakukan rencana serangan ke pasukan Timothy di musim semi nanti jika mereka terus-menerus sibuk memerangi iblis?" pikir Roland dalam hatinya.     

Ketika Roland kembali ke kantornya, ia segera memanggil Kilat dan Maggie dan langsung memberi mereka sebuah tugas.     

"Harap diingat bahwa kalian tidak boleh bertindak tanpa izin. Begitu kalian menemukan perkemahan iblis, segera kembali ke sini. Jangan sampai kalian bertemu dan bertempur dengan iblis, mereka mungkin memiliki binatang buas di sana. Prioritas pertama kalian adalah menjaga keselamatan kalian sendiri."     

"Baik, Yang Mulia!" jawab Kilat.     

"Baik, Yang Mulia, coo!" jawab Maggie menirukan Kilat.     

Roland berhenti sejenak lalu menambahkan, "Jika kalian berhasil menemukan perkemahan iblis itu, kalian akan dihadiahi roti es krim sebagai hidangan pencuci mulut selama satu minggu penuh."     

Maggie meregangkan lehernya dan berkata, "Anda bisa mengandalkan kami, coo!"     

…     

Tiga hari kemudian, Roland menerima laporan dari Kilat. Di luar Tanah Barbar, ada tempat yang diduga sebagai pemukiman iblis, letaknya sekitar seratus tiga puluh kilometer jauhnya dari Kota Perbatasan.     

Setelah memetakan posisinya secara garis besar, Roland menyadari bahwa pemukiman iblis itu berada tepat di depan rute yang pernah dilalui oleh Asosiasi Persatuan Penyihir. Pemukiman iblis itu terletak kurang dari sepuluh kilometer jauhnya dari tempat ketika Asosiasi Persatuan Penyihir itu diserang.     

"Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa kamu menduga ada perkemahan iblis di sana?" tanya Roland kepada Kilat. "Apa kamu tidak melihat ada menara batu berwarna hitam di sana?"     

Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya, ekspresinya tampak bingung, "Aku hanya melihat kelihatannya itu semacam … reruntuhan."     

"Apa katamu?"     

"Yang kulihat adalah puing-puing batu berwarna hitam, pagar yang patah, dan … lubang raksasa di tanah," kata Kilat sambil menggaruk keningnya, "Tempat itu terlihat seperti tempat di mana Agatha ditemukan. Aku tidak melihat ada iblis sama sekali. Setelah mengamati puing-puing itu, aku langsung kembali ke sini."     

"Apa ada lubang raksasa yang lain?" pikir Roland sambil tertegun, "Apakah ada binatang iblis seperti cacing raksasa di dalam lubang itu juga? Terakhir kali, ada cacing raksasa yang melahap reruntuhan menara batu, kali ini … apakah cacing lain yang juga menelan perkemahan iblis itu?"     

"Apakah aku melewatkan beberapa petunjuk penting yang menghubungkan kedua peristiwa itu?" pikir Roland. '     

Roland menggelengkan kepalanya dan menyingkirkan teka-teki membingungkan itu dari benaknya dan bertanya kepada Kilat, "Apakah kamu menemukan sesuatu yang lain?"     

"Tidak … perkemahan itu tampak sunyi senyap. Tidak ada iblis di sana." jawab Kilat.     

"Dan juga tidak ada batu ajaib yang berkilau, coo!" Maggie menambahkan.     

"Aku mengerti," Roland merenungkan informasi itu kemudian dengan cepat ia mulai mengatur sebuah rencana. Roland berkata kepada Maggie, "Kamu bawa Nightingale dan Soraya ke lokasi perkemahan itu dan dapatkan foto-foto pemandangan di sana. Lalu bawa Nightingale dan Sylvie ke reruntuhan itu supaya mereka bisa memeriksa tempat itu lebih lanjut."     

"Kenapa kita tidak mengirim Soraya dan Sylvie pergi ke sana bersama-sama?" tanya Kilat.     

"Untuk berjaga-jaga jika iblis-iblis itu memiliki tunggangan binatang iblis yang tidak bisa dihadapi oleh Maggie," jelas Roland singkat. "Nightingale dapat menggunakan Kabutnya untuk membantu kalian melarikan diri. Jika situasinya berbahaya, kalian harus pergi dari sana secepat mungkin."     

…     

Hasil lukisan Soraya mengenai perkemahan iblis itu langsung dilaporkan kepada Roland.     

Seperti perkataan Kilat, ada suatu lubang raksasa di tanah, yang membentang sepanjang lima hingga enam meter lebarnya, dan puing-puing batu yang berserakan di tepi lubangnya. Pinggiran lubang tampak seolah-olah bumi bergolak dari bawah. Salju dan tanah bercampur di mana-mana, bersama dengan berbagai potongan batu hitam yang hancur, seolah-olah tempat itu dihancurkan oleh sebuah makhluk raksasa.     

Temuan Sylvie membuat Roland semakin gelisah — terowongan bawah tanah di sana mengarah ke pegunungan yang tertutup salju, itu adalah sebuah terowongan yang mengarah ke arah yang sama seperti terowongan menara batu yang mereka temukan di Hutan Berkabut tempo hari.     

Artinya, kedua terowongan itu menuju ke tempat yang sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.