Bebaskan Penyihir Itu

Misi Penyelamatan



Misi Penyelamatan

0Anna mengangguk. Anna meregangkan Api Hitamnya menjadi seutas benang, dan mengarahkan 'benang' itu ke arah peti mati kristal.     
0

Para penyihir lain tanpa sadar menahan nafas mereka ketika menyaksikan proses pemotongan peti mati kristal itu. Kemudian mereka melihat asap berwarna hitam membumbung tepat di tempat di mana Api Hitam mulai memotong petinya.     

Api Hitamnya mulai menembus masuk ke dalam peti kristal.     

"Bagaimana?" Tilly bertanya kepada Anna.     

"Ini cukup sulit, tetapi aku bisa memotongnya," jawab Anna.     

Tiba-tiba, ada sesuatu yang terjadi pada peti kristalnya. Diiringi suara retakan yang kencang, beberapa retakan mulai muncul di sekitar area tempat Api Hitam menembus petinya. Tampaknya seluruh peti itu tiba-tiba diselubungi oleh 'jaring laba-laba'. Di saat yang bersamaan, Shavi mengeluarkan pelindung transparannya untuk melindungi semua penyihir dari pecahan kristal.     

Tetapi tidak terjadi ledakan pecahan kristal seperti yang mereka bayangkan. Kristal itu hanya pecah berkeping-keping dan jatuh ke tanah, memancarkan hawa dingin dari dalam peti. Sekarang, para penyihir bisa melihat bahwa kristal transparan itu sebenarnya terdiri dari dua lapisan kristal, dan lapisan yang paling dalam adalah kristal es asli. Dalam sekejap, semua orang bisa merasakan hawa dingin memenuhi lubang itu, dan suhu di sekitarnya bertambah dingin dengan cepat.     

Untungnya, Anna dengan cepat menghentikan hawa dingin itu dan berhasil menaikkan suhunya ke suhu normal.     

Di bawah pembakaran Api Hitam, kristal es mulai meleleh lebih cepat. Beberapa saat kemudian, kristal esnya tidak berbentuk peti lagi. Kristal esnya terus mencair dan menyusut terkena pembakaran Api Hitam, seperti es yang mencair. Tetapi Tilly memperhatikan bahwa tidak ada genangan air yang tergenang di tanah. Es yang meleleh telah berubah menjadi kabut asap dan menguap, seolah-olah peti kristal itu tidak pernah ada.     

Setelah seluruh kristal es mencair, wanita yang ada di dalam peti mulai terlihat lebih jelas.     

Wanita ini seperti masih tertidur lelap. Rambut panjang dan jubahnya sama sekali tidak basah kuyup, dan penampakan wanita ini terlihat sama persis seperti saat ia masih di dalam peti. Wanita itu jatuh terkulai ke belakang, dan Ashes langsung menopangnya sebelum wanita ini jatuh ke tanah.     

"Apakah wanita ini masih hidup?"     

"Wanita ini sangat lemah, tetapi jantungnya masih berdetak," Ashes menekan tangannya di dada wanita itu dan berkata, "Ini … sungguh luar biasa."     

Kejadian ini memang sangat luar biasa. Tilly menyadari bahwa dalam waktu kurang dari satu minggu sejak ia tiba di Kota Perbatasan, ia telah melihat lebih banyak hal-hal aneh daripada yang ia alami selama satu tahun terakhir. Tetapi Tilly juga merasa sedikit lega, karena identitas wanita yang ada di peti kristal yang membeku ini hampir pasti merupakan seorang penyihir.     

Setidaknya penjelajahan ini tidak sia-sia.     

Sedangkan siapa wanita ini, dari mana asal usulnya, dan alasan mengapa ia terjebak di reruntuhan selama ratusan tahun … semua teka-teki ini bisa menunggu sampai mereka kembali ke Kota Perbatasan.     

*******************     

Andrea merasa agak bosan menunggu di luar lubang. Sesekali Andrea melihat ke bawah lubang, ia ingin Tilly kembali ke atas secepat mungkin.     

Tidak ada jejak iblis yang terlihat berkeliaran di sekitar hutan ini. Bahkan binatang iblis jarang terlihat. Kadang-kadang, beberapa ekor serigala iblis atau babi hutan iblis muncul dari dalam hutan, tetapi sebelum Andrea sempat menarik busur panahnya, Nightingale sudah melemparkan belatinya ke kepala binatang iblis itu.     

Waktu sepertinya berjalan dengan lambat. Selain Andrea, semua penyihir yang berjaga di luar lubang berasal dari Asosiasi Persatuan Penyihir. Andrea tidak bisa merasa dekat dengan siapa pun untuk mengobrol bersama mereka untuk menghabiskan waktu. Meskipun wanita yang bernama Wendy itu tampak sangat ramah, Andrea tidak berani untuk memulai percakapan dengannya.     

Sebagai seorang wanita bangsawan yang belum menikah dari Kerajaan Fajar, sikap anggun dan menjadi wanita dengan pribadi yang tertutup adalah kebiasaan yang selalu dilakukan oleh Andrea selama ini.     

"Sudahlah. Mungkin aku bisa mengobrol dengan Nightingale. Kudengar Nightingale pernah bertarung melawan Ashes dan berakhir dengan seri. Karena aku ingin mengetahui kelemahan musuhku, ini tidak termasuk sebagai obrolan."     

"Benar, aku akan melakukan rencanaku nanti." pikir Andrea dalam hati.     

Andrea membersihkan salju yang menumpuk di kepalanya dan mendongak, ia terkejut melihat bahwa Nightingale telah menghilang.     

Gadis yang memiliki rambut pirang berombak dan tampak anggun seperti seorang wanita bangsawan itu awalnya bersandar di keranjang balon udara sejak tadi. Tetapi sekarang Nightingale tidak terlihat di mana-mana. "Oh ya benar, kemampuan Nightingale adalah bisa menyembunyikan diri."     

Sambil mengingat kemampuan Nightingale di benaknya, Andrea menjadi lebih tenang dan ia mendengarkan suara-suara yang terdengar di sekitarnya. Ketika penglihatan tidak bisa diandalkan, telinga dan hidung bisa menjadi indera penolong yang baik untuk mengetahui keberadaan musuh.     

Kemudian Andrea mendengar suara langkah kaki yang bergemerisik.     

"Apa itu Nightingale?"     

"Tidak, itu bukan Nightingale," pikir Andrea dalam hati. Kemudian Andrea mulai merasa tercekam. Suara langkah-langkah kaki itu bukan berasal dari langkah kaki satu orang saja. Pasti ada sekelompok orang yang mendekat, tepat di hadapan Andrea, dan jaraknya tidak lebih dari seratus langkah di depan! Andrea membuka matanya lebar-lebar, tetapi ia tidak bisa melihat apa-apa selain pepohonan dan kesunyian.     

Suara langkah kaki itu semakin mendekat dan kini sepertinya hanya berjarak sekitar satu meter di depan Andrea. "Sialan! Musuh-musuh ini ternyata bisa menghilangkan diri!"     

Sebelum Andrea bisa membunyikan sinyal tanda bahaya, sebuah suara ledakan tiba-tiba terdengar di dekat telinganya.     

Ada lidah api yang terlihat di udara, diikuti dengan kibasan gelombang udara yang menerpa Andrea, kemudian seekor monster berbentuk aneh mulai nampak. Monster itu memiliki kepala berbentuk segitiga yang kecil dan sepasang cakar tajam, dan monster itu terlihat seperti belalang sembah jadi-jadian. Tetapi yang membuatnya berbeda dari serangga lain adalah belalang sembah ini berjalan tegak seperti manusia.     

Sebuah peluru melesat dari senjata api milik Nightingale dan menghancurkan muka belalang iblis itu. Darah hitam menyembur dari kepalanya dan nyaris terpercik mengenai Andrea.     

Monster itu langsung roboh ke tanah. Kemudian Andrea melihat jubah putih Nightingale yang berkibar tertiup angin.     

Kemudian terdengar ledakan senjata api yang kedua!     

"Sialan. Aku terlalu ceroboh!" Andrea menggigit bibirnya. "Nightingale menyadari ada bahaya lebih awal daripada aku."     

Andrea mengeluarkan Busur Panah Ajaib miliknya. Tetapi Andrea tidak tahu harus menembak ke arah mana, lalu ia perlahan mundur ke keranjang, dan berdiri di samping para penyihir lainnya.     

Terdengar empat suara tembakan lagi, dan empat ekor binatang iblis roboh ke tanah, masing-masing monster itu terbunuh dengan satu tembakan yang dilancarkan Nightingale.     

Ketika Nightingale menampakkan dirinya di samping seekor monster, Andrea menyingkirkan senjatanya dan berjalan ke arah Nightingale.     

"Monster apakah ini?"     

"Entah binatang iblis atau iblis." sahut Nightingale sambil berjongkok, ia menyentuh taring dan cakar monster itu. "Tetapi jika dilihat dari warna darahnya, monster ini sama seperti binatang iblis."     

"Sejak kapan kamu menyadari kehadiran monster-monster ini?"     

"Dari sejak awal mereka muncul." sahut Nightingale sambil tersenyum. "Di dalam Kabut, kekuatan sihir yang bersinar dari dalam tubuh mereka sama jelasnya dengan bintang yang bersinar di langit malam."     

"Apa binatang iblis memiliki kemampuan semacam itu?" Andrea mengerutkan keningnya.     

Nightingale tersenyum. "Uh … mungkin binatang hibrida iblis memiliki keistimewaan."     

Pada saat yang sama, tujuh penyihir yang turun ke lubang sudah kembali ke atas. Kali ini mereka bersama seorang wanita berambut biru yang dibopong di bahu Ashes.     

"Apakah ini wanita yang meminta tolong dari dalam reruntuhan itu?" tanya Andrea sambil berjalan mendekati rombongan itu.     

"Benar." sahut Tilly sambil mengangguk. "Aku akan menceritakan detailnya ketika kita sudah berada di dalam Si Pandang Jauh. Semakin lama kita tinggal di hutan ini, aku merasa semakin tidak nyaman. Oh, apakah kalian tidak apa-apa di luar sini?"     

"Beberapa binatang hibrida iblis yang aneh sempat datang, tetapi mereka semua sudah mati sekarang," kata Nightingale sambil mengangkat bahu.     

Balon udara itu dengan cepat melambung ke langit. Keranjangnya melintasi puncak-puncak pepohonan dan mulai bergerak ke arah Kota Perbatasan. Saat itu, Sylvie berseru, "Ya ampun, apa itu yang ada di bawah sana? Apakah itu binatang iblis?"     

"Apa itu binatang iblis?" Andrea menjulurkan kepalanya keluar keranjang dan melihat ke arah lubang hitam itu, tetapi lagi-lagi ia tidak melihat apa-apa.     

Bukan … memang ada sesuatu yang bergerak di tanah, karena tubuh monster yang mati itu tiba-tiba hilang separuh, dan darah hitamnya terciprat ke segala arah seperti terinjak-injak sesuatu. Di permukaan tanah dan salju, mereka bisa melihat beberapa tanda berbentuk meliuk yang aneh. Mereka mungkin tidak bisa mengetahui dengan jelas tanpa memperhatikan dengan saksama.     

"Itu masih binatang hibrida iblis yang sama seperti tadi," kata Nightingale. "Ada sekitar seratus ekor yang bergegas masuk ke dalam lubang … mungkin mereka tertarik dengan bau cacing raksasa yang sudah mati dan ingin mencari makan." kata Nightingale sambil menguap. "Tetapi kita tidak perlu mengurus binatang itu lagi sekarang."     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.