Bebaskan Penyihir Itu

Cerita Masa Lalu (Bagian I)



Cerita Masa Lalu (Bagian I)

0"'Yang Mulia'? Panggilan yang aneh! Sepertinya panggilan itu terdengar kuno sekali."     
0

Agatha menoleh dan melihat ke belakang gadis yang berdiri di depannya. Seorang pria dengan rambut berwarna abu-abu nampak, dan pria itu dikelilingi beberapa gadis-gadis.     

"Apa yang kamu rasakan?" pria berambut abu-abu itu bertanya dengan lembut kepada Agatha.     

Agatha tidak menjawab tetapi ia malah balik bertanya, "Aku ada di mana?"     

"Selamat datang di Kota Perbatasan, Wilayah Barat Kerajaan Graycastle."     

Yah, tampaknya Agatha sedang berada di sebuah tempat yang aneh dan ia tidak mengetahui waktu dan tanggal saat ini, dan ia juga berhadapan dengan sekelompok orang asing. Agatha bahkan tidak memiliki kekuatan untuk bangun dari tempat tidur. Agatha mencoba turun dari tempat tidur, tetapi ia menyadari bahwa dirinya bahkan tidak memiliki tenaga sama sekali untuk bergerak.     

"Aku adalah Pangeran Keempat dari Kerajaan Graycastle dan juga penguasa di Kota Perbatasan. … Namaku Roland Wimbledon." kata pria berambut abu-abu itu. "Wanita-wanita ini adalah anggota Persatuan Penyihir. Apakah kamu … tidak bisa mengingat apa-apa?"     

"Persatuan Penyihir?" Agatha langsung mengernyitkan keningnya. "Apakah mereka ini benar-benar penyihir?"Agatha tidak pernah mendengar tentang organisasi ini. "Ini pasti organisasi yang baru dibentuk," pikir Agatha, tetapi setidaknya para penyihir ini sama seperti dirinya. "Namun, sepertinya para penyihir ini adalah bawahan pria berambut abu-abu itu?" "Tunggu dulu, apa pria ini seorang … pangeran?"     

Agatha berusaha mengingat beberapa hal dalam ingatannya lalu ia tercengang. "Bukankah 'pangeran' adalah salah satu gelar dalam pemerintahan dunia sekuler selama Pertempuran Besar Pertama? Apakah Agatha … kembali ke zaman sebelum Pertempuran Besar Pertama dimulai? Apakah mungkin Tuhan telah memberi Agatha kesempatan untuk menyelamatkan Kota Suci Taquila beserta seluruh isinya?"     

"Tidak, tidak, tenang dulu," kata Agatha pada dirinya sendiri, "Hal konyol semacam ini hanyalah omongan orang-orang mabuk di kedai minum remang-remang. Ayolah, apa yang terjadi padaku sebelum aku jatuh pingsan?" Saat gerombolan Iblis Gila bergegas ke ruang bawah tanah, Agatha menggunakan semua kekuatan sihirnya untuk membuat dinding es yang paling kuat untuk mengusir dan menghindar dari kejaran iblis-iblis itu. Batu Gema Ajaib terus-menerus mengeluarkan sinyal meminta tolong, dan ia dengan sabar menunggu hari ketika saudari-saudarinya kembali ke Dataran Subur dan menemukan dirinya.     

"Kalian yang telah menyelamatkan aku, bukan?" Benar, sekarang setelah aku terbebas dari dalam peti es, kemungkinan besar Pasukan Penyihir sudah kembali! "Apakah iblis-iblis itu sudah melarikan diri? Apakah kita berhasil memenangkan pertempuran? Bagaimana keadaan Kota Suci Taquila?"     

Setelah Agatha menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini, ia melihat ekspresi di wajah mereka semua berubah. Mereka saling bertukar pandang dan memperlihatkan ekspresi bersemangat sekaligus nampak gembira… "Benar sekali, kami memang menemukan kamu di ruangan bawah tanah dalam sebuah menara batu," kata seorang penyihir yang tampak dewasa dan berambut coklat kemerahan yang panjang, "Apakah kamu yakin dirimu benar-benar berasal dari empat ratus lima puluh tahun yang lalu?"     

Penyihir ini mengingatkan Agatha kepada Pejuang Kebahagiaan, karena mereka berdua memiliki tipe rambut yang sama, yang berwarna merah seperti nyala api yang bersinar. Dibandingkan dengan pria berambut abu-abu itu, Agatha lebih merasa nyaman untuk menjawab pertanyaan dari penyihir ini. Meskipun Agatha biasanya tidak peduli dengan status atau pangkat seseorang, ia merasa tersinggung karena pria berambut abu-abu itu menginterogasi dirinya sambil terus memperhatikan dirinya.     

Jika Agatha adalah seorang pemarah, pria berambut abu-abu itu pasti akan dihukum berat karena perbuatannya yang menghina Agatha.     

"Namaku Agatha, dan aku adalah penyihir dari Perkumpulan Pencari Taquila." kata Agatha lalu ia terdiam sejenak, "Apa maksud kalian dengan mengatakan 'empat ratus lima puluh tahun yang lalu'? Apakah kalian telah bertarung dengan iblis selama lebih dari empat ratus tahun? Aku rasa itu mustahil."     

"Kamu sudah tertidur terlalu lama, dan masalah ini sama sekali berbeda dari yang kamu pikirkan," kata Roland. "Jika kamu sudah merasa lebih baik, kami akan menceritakan seluruh kejadiannya kepadamu."     

"Baiklah, silahkan kalian ceritakan."     

Agatha menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam. Meskipun pangeran ini sangat tidak sopan kepadanya, ia tidak ingin mempermasalahkan hal itu.     

Setelah mendengar penjelasan Roland tentang sejarah Kerajaan Graycastle dan Sejarah Empat Kerajaan, Agatha mulai berkeringat dingin di punggungnya. Agatha mengenali beberapa daerah yang disebutkan Roland, yaitu Hutan Berkabut, Pegunungan Tak Terjangkau dan sebagainya, tetapi setelah ia berusaha mengingat kembali, ia terkejut dengan kesimpulan yang dirinya pikirkan.     

Jika nama-nama ini sesuai dengan nama daerah yang Agatha kenal, yang disebut sebagai Empat Kerajaan sebelumnya adalah Tanah Barbar. Daerah ini tadinya adalah sebuah wilayah kecil yang terletak di antara pegunungan dan lautan. Di mata leluhur mereka, itu adalah tempat tandus yang memiliki sedikit nilai peradaban. Sedangkan kampung halaman Agatha, yaitu Dataran Subur yang indah, kini disebut sebagai daerah terlarang di alam liar. Kota Suci Taquila telah menjadi tempat yang tidak diketahui oleh siapa pun, dan telah terkubur dalam-dalam di bawah Dataran Subur untuk waktu yang lama.     

Sungguh tidak bisa dipercaya!     

Tetapi kata-kata Roland selanjutnya lebih tidak masuk akal.     

Status dan keberadaan para penyihir ikut terkubur bersama Kota Suci Taquila. Orang-orang mengusir dan memburu para penyihir. Daerah Empat Kerajaan kini dikuasai oleh manusia biasa. Mereka menjadikan diri mereka raja dan kaum bangsawan. Bahkan, nama-nama gelar mereka adalah nama-nama kuno dari zaman Pertempuran Besar Pertama.     

Namun, manusia-manusia yang menyedihkan, lemah, dan tidak bisa diajar ini kini malah menjadi penguasa, dan menghina para penyihir.     

Bagaimana semua bisa jadi seperti ini?     

"Sungguh sebuah penghinaan!" Agatha tidak bisa menahan kemarahannya. "Berani-beraninya manusia-manusia ini berburu dan membunuh para penyihir seperti binatang? Siapa yang berani melakukan hal itu?"     

Agatha tidak bisa menahan murkanya. Agatha mengangkat tangannya dan ia ingin memberi pelajaran kepada para manusia yang kurang ajar ini, tetapi tanpa ia sangka, ia tidak bisa mengeluarkan panah esnya seperti biasa.     

Saat itu Agatha merasakan ada sebuah borgol besi yang mengikat salah satu pergelangan kakinya. Agatha mengangkat selimut dan melihat bahwa batu yang tertanam di dalam borgol besi itu adalah Batu Pembalasan Tuhan.     

"Apa kalian semua sudah gila!?" Agatha terbelalak melihat para penyihir itu dengan tatapan tidak percaya. "Apa yang kalian pikirkan? Mengapa kalian berpihak pada manusia dan malah melawanku? Beraninya kalian melanggar larangan Pusat Persatuan Penyihir dan menggunakan Batu Pembalasan Tuhan tanpa izin!"     

Pusat Persatuan Penyihir hanya mengizinkan tim penegak hukum untuk menggunakan batu-batu ini. Selain mereka, siapa pun yang membawa, menjual, memodifikasi, dan menghancurkan batu-batu ini akan dihukum berat, dan mungkin bisa dihukum mati.     

"Inilah yang aku khawatirkan," kata Roland sambil menghela nafas panjang.     

"Tenanglah, Yang Mulia, aku akan menceritakan seluruh kisahnya kepada gadis ini," kata penyihir yang berambut coklat kemerahan lalu ia duduk di samping Agatha dan menyelimuti tubuh Agatha lagi. "Namaku Wendy. Yang Mulia memang mengatakan yang sebenarnya dan ia selalu bermurah hati kepada para penyihir … Aku tidak tahu apa yang terjadi tentang Kota Suci tempat kamu tinggal empat ratus lima puluh tahun yang lalu. Tetapi sekarang Kota Suci Taquila sudah tidak ada lagi. Dan kami tidak tahu apa pun tentang Pusat Persatuan Penyihir. Kami dimangsa dan diburu oleh gereja sampai kami bertemu dengan Yang Mulia."     

"Yang Mulia memberi kami tempat berlindung yang nyaman untuk hidup dan menyemangati kami untuk menggunakan kemampuan kami serta menemukan cara untuk menggunakan kekuatan kami agar bisa mengubah dunia menjadi lebih baik. Di sini, kami memiliki kebebasan seperti manusia biasa. Kami tidak harus bersembunyi dari kejaran dan penindasan gereja atau menghindar dari kejaran manusia yang membenci para penyihir. Kamu tahu? Di masa kini ada banyak Batu Pembalasan Tuhan di mana-mana. Seorang penyihir sama lemahnya dengan manusia biasa ketika penyihir itu kehilangan kekuatannya."     

Mendengar kata-kata Wendy, Agatha hanya terdiam.     

Pusat Persatuan Penyihir adalah sebuah organisasi raksasa yang didirikan oleh beberapa kerajaan penyihir, di mana ada banyak Penyihir Senior dan Penyihir Luar Biasa yang tergabung di dalamnya. Untuk memenangkan Pertempuran Besar Pertama, Pusat Persatuan Penyihir membentuk suatu tim militer yang tangguh, kemudian menguasai semua kota suci. Pusat Persatuan Penyihir memberikan pelatihan dan mengirim para penyihir, meredam perselisihan, menjaga stabilitas dan membangun lebih banyak kota. Hanya Pusat Persatuan Penyihir yang memiliki wewenang untuk menangkap dan menghukum para penyihir … tetapi, organisasi raksasa ini akhirnya berakhir dan terkubur di bawah puing-puing ….     

Lalu di mana para penyihir yang selamat yang ingin mengembalikan kejayaan dan keteraturan dunia baru? Di mana mereka semua sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.