Bebaskan Penyihir Itu

Batu Ajaib



Batu Ajaib

0Agatha terpaku mendengar perkataan Tilly. Agatha tidak pernah menyangka bahwa Tilly bisa memiliki Batu Terbang Ajaib dan bahkan menemukan cara untuk menggunakannya. Setelah ragu-ragu selama beberapa waktu, Agatha akhirnya bicara, "Kami hanya memahami hubungan antara kekuatan sihir dengan Batu Ajaib, tetapi kami tidak bisa memproduksi Batu Ajaib itu."     
0

"Kalian tidak bisa memproduksi Batu Ajaib?" Tilly terkejut, "Apa artinya itu?"     

"Batu-batu Ajaib ini dibuat oleh iblis …" jawab Agatha sambil menghela napas, "Jika kami memiliki sumber Batu Ajaib sendiri, kami dapat mengubah asisten penyihir menjadi seorang penyihir tempur, dan Pasukan Penghukuman Tuhan tidak akan pernah tercipta."     

"Batu-batu ini dibuat oleh iblis?" Para penyihir yang ada di kantor Roland terkesiap, sementara ekspresi di wajah Roland menjadi lebih muram.     

"Berapa banyak yang kamu ketahui tentang Batu Ajaib?" tanya Roland, "Dan bagaimana cara memproduksi Batu Ajaib ini?"     

Dua pertanyaan ini terdengar terlalu blak-blakan, dan awalnya Agatha tidak ingin menjawabnya. Namun, mengingat iblis adalah musuh bagi semua penyihir dan bahwa informasi ini pada akhirnya akan terungkap juga cepat atau lambat, ia menahan diri dan menjawab perlahan, "Ada satu makhluk aneh di antara kawanan iblis, yang kami sebut Hewan Buas Pengacau. Penampilannya menyerupai kuncup bunga raksasa dengan tinggi setinggi tiga atau empat orang dewasa, dan ia bergerak dengan cara merangkak dengan tentakelnya.Setelah menelan Batu Pembalasan Tuhan, Hewan Buas Pengacau bisa menghasilkan berbagai Batu Ajaib, dan kecepatan proses ini tergantung pada jenis Batu Ajaib apa yang sedang diproduksi."     

"Apakah kamu … pernah menyaksikan proses itu?" tanya Roland.     

"Kami pernah menangkap seekor binatang buas sekali." Agatha merasa sangat kesal dengan sikap skeptis yang ditunjukkan sang pangeran. "Pasukan Kebahagiaan melancarkan serangan mendadak ke pemukiman iblis yang terpencil di mana ada Hewan Buas Pengacau yang memproduksi Batu Cahaya Ajaib di sana. Para penyihir membawa hewan ini kembali ke Taquila dan membuatnya bekerja untuk Kota Suci - hewan semacam ini sangat tidak cerdas, sehingga mereka langsung mengubah batu-batu yang diberikan kepada mereka sebagai makanannya. Sayangnya, kami tidak tahu bagaimana cara hewan itu menghasilkan Batu Ajaib, dan kami juga tidak tahu bagaimana cara menanam batunya. Saat ditanam, dalam waktu enam bulan kemudian warna tanamannya menguning dan layu seperti pohon yang tidak berakar."     

"Setelah itu, perkumpulan kami mengutus beberapa orang penyihir ke pemukiman iblis lain untuk menyelidiki hal ini. Semua laporan mereka mengarah pada satu kesimpulan yang sama yaitu, Hewan Buas Pengacau adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan Batu Ajaib, dan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan batu yang lebih kuat. Sebagian besar iblis menggunakan Batu Ajaib dalam pertempuran, misalnya, Iblis Gila menempelkan Batu Ajaib pada lengannya yang dapat membangkitkan kekuatan di tubuhnya dan memberikan mereka kemampuan serangan jarak jauh yang kuat. Semua Batu Ajaib yang kami miliki adalah hasil merebut batu itu dari mayat-mayat musuh.     

"Jadi Batu Terbang Ajaib ini dulunya milik iblis?" Tilly bertanya dengan penasaran.     

"Sejauh yang aku tahu, hanya pemimpin pasukan iblis yang bisa memiliki Batu Ajaib." kata Agatha sambil menghela napas, "Jadi itu mungkin hasil rampasan perang dari seorang Penyihir Transenden."     

"Bagaimana dengan jenis-jenis Batu Ajaib itu?" tanya Roland sambil mengerutkan kening, "Apakah para iblis itu selalu memiliki semua jenis Batu Ajaib sekaligus?"     

"Tentu saja tidak. Jika itu terjadi, umat manusia pasti sudah hancur sejak lama." jawab Agatha sambil memutar kedua bola matanya, "Dalam Pertempuran Besar Pertama, sebagian besar iblis tidak memiliki Batu Ajaib. Sebaliknya, mereka mengandalkan tubuh mereka yang besar dan baju zirah besi yang tidak bisa ditembus dan menyerang kota-kota manusia dengan tombak besi. Ini semua dicatat dengan sangat rinci dalam buku-buku sejarah. Setelah ratusan tahun berperang, wilayah manusia mulai ditaklukkan sedikit demi sedikit, sampai semua orang terpaksa mundur ke Dataran Subur." Saat ini Agatha kembali menghela napas, "Saat itulah kami hampir meraih kemenangan. Jika saja kami dipimpin oleh seorang penyihir dan memiliki satu pleton penyihir yang terlatih, iblis-iblis itu pasti tidak akan mampu menginjakkan kaki di Wilayah Fajar."     

"Kemudian iblis-iblis itu berhasil menemukan cara untuk mendapatkan semua jenis Batu Ajaib itu?"     

"Kurasa begitu. Dalam Pertempuran Besar Kedua, serangan iblis menjadi jauh lebih bervariasi." Suara Agatha tercekat. "Kali ini, kami benar-benar hancur dalam waktu tiga puluh lima tahun. Meskipun Pasukan Kebahagiaan adalah pasukan yang setara dengan kekuatan Dewa Avernus, ada lebih banyak jumlah musuh daripada jumlah pasukan kami. Aku mendengar dari para tetua perkumpulan bahwa awalnya para penyihir benar-benar berada di puncak kejayaan selama sepuluh tahun pertama, dan satu orang Penyihir Transenden dapat membantai satu pleton iblis. Namun, setelah kami mulai kehilangan banyak prajurit, kami terpaksa bertahan di kota kami sendiri.     

Kemudian, Roland terdiam untuk waktu yang lama dan tampaknya ia sedang mempertimbangkan sesuatu dengan sangat serius.     

"Nah, kini Roland akhirnya mengerti betapa mengerikan dan kuatnya iblis itu," pikir Agatha. "Tidak hanya jumlah mereka yang sangat banyak, tetapi evolusi kekuatan mereka juga sangat menakutkan. Siapa yang tahu pasukan iblis seperti apa yang akan muncul dalam serangan berikutnya."     

"Apakah Iblis Gila, Iblis Mengerikan dan Dewa Avernus adalah nama jenis kategori iblis-iblis itu?" Tilly bertanya ketika Roland masih tenggelam dalam lamunannya.     

"Benar, nama-nama ini dikenal luas dalam Pertempuran Besar Kedua - sebelum para iblis itu memiliki Batu Ajaib, tidak ada banyak perbedaan dari Pertempuran Besar Pertama selain penampakan mereka."     

"Bagaimana cara iblis-iblis itu bereproduksi?"     

"Uh … itu," Agatha langsung gugup, "Aku tidak tahu. Bagaimana Iblis bereproduksi tidak pernah dicatat dalam kitab apa pun atau dipelajari dari tawanan yang kami tangkap. Iblis itu tidak bisa bertahan lama tanpa Kabut Merah, jadi kami tidak punya cukup waktu untuk memahami bahasa mereka. Dan iblis yang tidak membutuhkan Kabut Merah untuk bertahan hidup hanyalah hewan buas dengan kecerdasan rendah yang tidak bisa berkomunikasi."     

"Hewan buas?"     

"Benar. Iblis terdiri dari banyak spesies berbeda, tetapi ada dua kategori spesies utama," Agatha menjelaskan. "Yang satu memiliki kekuatan sihir, dan yang lain tidak. Iblis yang tidak memiliki kekuatan sihir tidak membutuhkan Kabut Merah untuk bertahan hidup, tetapi penampilan dan kecerdasan mereka juga tidak berbeda dari hewan biasa. Contoh binatang ini adalah Reptil Berkaki Delapan yang membawa persediaan makanan untuk iblis, dan Binatang Iblis Bersayap yang bisa membawa iblis terbang ke udara."     

"Tunggu dulu." Roland tiba-tiba mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah Binatang Iblis Bersayap yang kamu sebutkan itu terlihat seperti ini?" lalu Roland mengambil sebuah lukisan dari laci dan memperlihatkannya di depan Agatha.     

"Ini memang Binatang Iblis Bersayap." Lukisan Binatang Iblis Bersayap itu tampak sangat hidup dan sudah pasti itu adalah hasil lukisan seorang penyihir. "Apa kamu pernah melihat Binatang Iblis Bersayap itu sebelumnya?" tanya Agatha.     

"Binatang itu ada tidak jauh dari kota ini." jawab Roland sambil menyeruput tehnya dan melanjutkan, "Kupikir itu binatang iblis yang dijinakkan oleh iblis. Jadi maksudmu … mereka bukan berasal dari jenis iblis sama?"     

"Tentu saja bukan. Binatang iblis dengan kecerdasan rendah hanyalah makanan bagi iblis, sementara binatang iblis yang kuat adalah ancaman yang sesungguhnya bagi iblis. Ketika Bulan Iblis tiba, serangan mereka biasanya berkurang, dan itu memberi kami waktu untuk memulihkan diri." Agatha berhenti dan mengubah topik pembicaraan, "Jika Binatang Iblis Bersayap itu ada di dekat sini, itu berarti pemukiman iblis juga tidak jauh dari sini … Di mana pemukiman iblis itu?"     

"Tepat di sebelah barat Hutan Berkabut, di belakang gunung salju raksasa." lalu Roland secara singkat memberitahu Agatha tentang hasil penyelidikannya, "Seluruh pemukiman iblis itu ditutupi dengan Kabut Merah."     

"Tidak, pemukiman itu tidak sepenuhnya tertutup Kabut Merah!" seru Agatha, "Menara-menara batu itu digunakan untuk menjaga Kabut Merah dengan cara menguapkan cairan yang tersimpan di dalam menara, jadi cairan itu perlu diisi ulang secara berkala. Itulah sebabnya iblis-iblis itu selalu bersembunyi di bawah tanah untuk mengurangi penggunaan Kabut Merah. Kita dapat mencoba menangkap seluruh pemukiman iblis ini!"     

"Apa?! Kita akan menyerang pemukiman iblis itu!?" semua penyihir yang ada di ruangan itu terkesiap.     

"Ada Iblis Seribu Mata yang berjaga di sana, itu berarti kemungkinan ada Hewan Buas Pengacau di sana. Jika tidak, tidak akan ada iblis tingkat tinggi yang ditempatkan di pemukiman iblis yang begitu jauh dan terpencil." kata Agatha sambil menggigit bibirnya, "Seekor Hewan Buas Pengacau akan selalu dimanfaatkan kemampuannya untuk menghasilkan Batu Ajaib yang terakhir. Bahkan jika itu bukan Batu Ajaib terkuat yang dihasilkan, kita masih bisa menggunakannya untuk melanjutkan penelitian Perkumpulan Pencari Taquila, dan bahkan menemukan cara untuk mengubah Batu Ajaib menjadi Batu Pembalasan Tuhan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.