Bebaskan Penyihir Itu

Ujian Akhir



Ujian Akhir

0Ujian Akhir akan segera dilaksanakan.     
0

Di aula, para penyihir duduk dalam barisan yang rapi selagi menunggu Gulir membagikan kertas ujian.     

Sementara itu, Andrea sedang memotong kukunya dengan gunting kuku. Andrea sudah memikirkan makan malam hari itu — menurut Yang Mulia, semester pertama akan berakhir setelah ujian ini selesai. Untuk merayakan berakhirnya ujian semester, setiap penyihir akan mendapatkan roti es krim sebagai hidangan pencuci mulut saat makan malam nanti.     

Itu artinya Andrea akan mendapatkan lebih dari satu roti es krim malam ini.     

Dalam beberapa hari terakhir, Andrea selalu bermain poker bersama Ashes dan Shavi setiap kali ia punya waktu luang. Permainan yang melibatkan taktik dan teknik ini agak mirip dengan permainan catur, yang dulu pernah populer di kalangan bangsawan kelas atas. Dalam kedua permainan ini, kuncinya adalah memanfaatkan kelebihan dan menyembunyikan kelemahan seseorang, dan juga diperlukan perencanaan yang matang. Andrea sering membanggakan dirinya kepada Lady Tilly karena ia tidak pernah kalah ketika bermain poker, terlebih lagi jika bermain dengan Ashes, dan Andrea memang mengatakan yang sebenarnya. Saat ini, Ashes dan Shavi berhutang enam buah roti es krim kepada Andrea, empat di antaranya dari Ashes dan dua lagi dari Shavi. Dengan kata lain, setiap kali Yang Mulia menyajikan roti es krim ini sebagai hidangan penutup, mereka berdua harus memberikan bagian mereka kepada Andrea.     

Malam ini akan menjadi 'panen yang berlimpah' bagi Andrea. Andrea akan menikmati tiga buah roti es krim untuk makan malam nanti, dan itu pasti cukup untuk memuaskan keinginan hatinya.     

Andrea juga percaya diri dengan ujian malam ini.     

Begitu Andrea mendengar bahwa akan diadakan ujian, ia bertanya kepada Sylvie tentang materi ujian sebelumnya dan bahkan ia mencoba menjawab pertanyaannya sendiri. Andrea merasa bahwa ujian itu sangat sederhana dan pada dasarnya setara dengan pendidikan dasar untuk kaum bangsawan. Materi ujiannya terutama mengenai mengenali kata dan frasa, dan ada juga beberapa perhitungan aritmatika sederhana mengenai untung dan rugi, yang tidak sesulit pelajaran akuntansi, apalagi jika ia disuruh menghitung laporan keuangan. Andrea dianggap sebagai anak jenius di keluarganya, dan pada usia lima belas tahun, ia sudah dapat memeriksa laporan keuangan milik keluarganya.     

Seorang bangsawan sejati akan melakukan segalanya sebaik mungkin.     

Kertas-kertas ujian segera dibagikan.     

Andrea melihat sekilas ke kertas ujian lalu ia mendongakkan kepalanya. Ujian ini terdiri dari tiga lembar pertanyaan, yang masing-masing diberi judul secara terpisah sebagai Ujian Bahasa Kerajaan, Ujian Artimatika Dasar, dan Ujian Ilmu Pengetahuan Alam Dasar.     

Bagus, ujian ini sama persis seperti ujian yang terakhir kali.     

Andrea menyeringai lebar saat ia membuka lembar pertanyaan Ujian Bahasa Kerajaan dan segera mengisi jawaban dengan penanya.     

Dalam waktu lima belas menit, Andrea sudah menyelesaikan pertanyaan di lembar pertama. Meskipun jumlah pertanyaannya lebih banyak daripada ujian sebelumnya, dan ada beberapa pertanyaan tidak terduga seperti 'pemahaman membaca' dan 'isilah pertanyaan ini', ujian ini tetap terasa mudah bagi Andrea. "Yah, aku hanya perlu menjawab pertanyaan setelah memahami bagian itu sedikit dan menyelesaikan kalimatnya. Pertanyaan itu terlihat membingungkan, tetapi sebenarnya cukup mudah."     

Lembar ujian berikutnya adalah Artimatika Dasar.     

Pertanyaan pertama terdiri dari perhitungan sederhana mengenai untung dan rugi, tetapi secara bertahap, kemajuan Andrea dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini mulai melambat.     

"Apa artinya 'Gunakan persamaan untuk menggambarkan dua garis berpotongan dengan beberapa titik di atasnya.'?"     

Tiba-tiba Andrea merasa hatinya menciut. Andrea mulai merasa pusing sama seperti saat ia membaca buku Teori Ilmu Pengetahuan Alam. Mengapa aku bisa mengerti kata-katanya secara terpisah, tetapi tidak mengerti ketika mereka menjadi satu kesatuan?"     

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya juga sama seperti pertanyaan pertama.     

Andrea mulai berkeringat dengan deras.     

Andrea menarik napas dalam-dalam dan menahan napas. Kemudian, Andrea menoleh ke arah Nightingale, yang duduk di barisan belakang. "Sebagai sesama bangsawan, apakah Nightingale mau memberi sedikit bantuan untukku?" pikir Andrea.     

Tetapi ekspresi di wajah Nightingale membuat Andrea syok.     

Nightingale menatap kosong ke kertas ujiannya sambil memegang pena bulu angsa di mulutnya. Nightingale bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari kertas itu untuk waktu yang lama.     

"Apakah pertanyaan di soal ujian ini juga sulit bagi Nightingale?"     

Lady Tilly tidak ikut dalam ujian ini, sementara Anna yang berbakat juga tidak terlihat. Andrea melihat sebagian besar penyihir masih terjebak di halaman pertama dan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.     

Setelah lima belas menit kemudian, semua orang membuka lembar pertanyaan kedua. Meskipun mereka jauh lebih lambat daripada Andrea untuk menyelesaikan lembar pertama, mereka tidak berhenti menulis di lembar kedua, dan bahkan Maggie pun tampak sedang menulis dengan bersemangat. "Ya ampun, Maggie bahkan tidak bisa memegang pena dengan benar dan tampak seolah-olah ia sedang mencengkeram penanya, namun apakah ia mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu?"     

Andrea merasa tidak berdaya. Dengan berpura-pura bahwa dirinya telah menyelesaikan lembar ujian Artimatika Dasar, Andrea membalikkan halaman ke lembar terakhir, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam Dasar.     

Dibandingkan dengan format tanya-jawab pada ujian sebelumnya, kini ada angka dan simbol yang tidak bisa Andrea pahami kali ini. "Tunggu … soal ini juga harus dihitung?" pikir Andrea dengan kalut.     

Tiba-tiba Andrea mulai merasa bahwa segala sesuatu tampaknya tidak berjalan sesuai dengan yang ia harapkan.     

Satu-satunya kelegaan yang dirasakan Andrea adalah ketika ia melihat Ashes sudah berhenti menulis sejak tadi, tampaknya karena Ashes sama-sama merasa bingung dengan pertanyaan-pertanyaan itu.     

"Tetapi … apa-apaan ini," pikir Andrea dengan masam, "Kegembiraan macam apa yang aku dapat dengan mengalahkan seorang yang barbar seperti Ashes?"     

Di tengah kegelisahan Andrea, ia mendengar Gulir mengumumkan bahwa ujian sudah berakhir. Sambil bersandar dengan lemah di kursinya, Andrea memperhatikan selagi Gulir mengambil kertas ujiannya, dan Andrea merasa bahwa tiga buah roti es krim untuk makan malam nanti tidak lagi terasa begitu menggiurkan.     

*******************     

"Yang Mulia, ini adalah kertas ujian mereka." Gulir menempatkan setumpuk kertas di atas meja kantor Roland. "Apakah Anda yakin ingin memeriksa hasil ujian mereka sendiri?"     

"Benar." jawab Roland sambil tersenyum. "Terkadang, membaca hasil ujian para siswa adalah suatu bentuk kesenangan."     

Contohnya, Roland bisa membaca jawaban-jawaban aneh yang ditulis oleh para penyihir, atau membaca kesulitan dan penderitaan peserta tes dengan membaca jawaban-jawaban yang tersirat di kertas ujian. Ini merupakan suatu hiburan tersendiri bagi Roland untuk menghabiskan waktu luangnya.     

"Apakah aku perlu merangkum nilai-nilai mereka untuk Anda?"     

"Ya, maaf merepotkanmu." jawab Roland sambil mengangguk, lalu tiba-tiba Roland berteriak, "Nightingale, jangan mengintip!"     

"Bagaimana kamu bisa tahu?" sambil duduk di sofa, Nightingale menampakkan dirinya dan tersenyum. "Mengapa Anna tidak harus mengikuti ujian? Bukankah ini akhir semester? Semua saudari-saudari di Persatuan Penyihir harus mengikuti ujian."     

Roland tertawa terbahak-bahak. "Karena semua pertanyaan dalam ujian ini dibuat oleh Anna dan Gulir."     

Nightingale terdiam beberapa saat sebelum ia bertanya lagi, "Bagaimana dengan adikmu, mengapa ia juga tidak ikut ujian?"     

"Maksudmu Tilly? Tilly membantu memeriksa kertas ujian dan ia sudah mengikuti ujian terlebih dahulu sebelum kalian." jawab Roland sambil meregangkan tangannya. "Oh ya, Tilly juga mendapat nilai sempurna dalam ujiannya."     

Nightingale tampak semakin lesu mendengar ucapan Roland.     

Roland menggelengkan kepalanya dan mulai memeriksa hasil ujian para penyihir.     

…     

Setelah semua nilai dirangkum, Roland meregangkan tubuhnya perlahan. Para penyihir Pulau Tidur menunjukkan peningkatan yang cukup tajam kali ini. Candle, Evelyn, dan Sylvie semuanya lulus ujian, dan di antara mereka bertiga, nilai Evelyn yang paling meningkat. Meskipun Evelyn mendapatkan skor terendah di antara mereka bertiga dalam ujian sebelumnya, nilainya naik dari lima menjadi enam puluh dua, tidak diragukan lagi Evelyn pasti telah belajar dengan keras.     

Sebaliknya, tiga penyihir tempur Pulau Tidur mendapatkan nilai terendah, tidak ada yang mencapai nilai di atas lima puluh. Roland bisa maklum karena mereka bertiga belum lama mengikuti pelajaran di kelas dan nilai mereka untuk ujian Bahasa Kerajaan juga cukup rendah.     

Namun, Nightingale yang bernasib paling buruk. Meskipun Nightingale menghadiri hampir semua kelas bersama semua orang, nilai yang ia dapat malah menurun dari ujian terakhirnya. Roland tidak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis melihat hasil ujian Nightingale. "Tampaknya kemampuan belajar seseorang memang merupakan bakat alami yang tidak bisa dipaksakan."     

Satu-satunya yang membuat Roland terkejut adalah Maggie.     

Meskipun Maggie tidak dapat menjawab beberapa soal perhitungan di bagian Artimatika Dasar dan Ilmu Pengetahuan Alam Dasar, ia bisa menjawab dengan benar sebagian besar pertanyaan pilihan ganda dan pertanyaan benar atau salah dan akhirnya berhasil mendapatkan nilai sebesar enam puluh tiga, yang membuat Roland merasa agak terkejut.     

"Bagaimana Maggie bisa berhasil menjawab semua pertanyaan ini?" pikir Roland.     

Roland tidak bisa memikirkan apa penyebab di balik keberhasilan Maggie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.