Bebaskan Penyihir Itu

Pertempuran di Tembok Kota Baru



Pertempuran di Tembok Kota Baru

0Seluruh prajurit yang ada di perkemahan langsung berhamburan keluar dan tampak sibuk ketika sangkakala berbunyi.     
0

Van'er bergegas keluar dari tendanya, ia mengikuti orang-orang yang bergegas menuju tembok kota, dan mengambil posisinya di medan pertempuran. Karena setiap orang telah mempraktikkan proses ini berkali-kali, mereka tahu persis apa yang harus dilakukan bahkan tanpa arahan seorang komandan sekali pun.     

Sama seperti Bulan Iblis tahun lalu, hanya tim patroli kecil yang diatur untuk menjaga setiap bagian tembok kota di waktu normal. Lagi pula, binatang iblis yang berkeliaran bisa diatasi oleh dua atau tiga orang saja. Hanya ketika pengintai melihat serangan iblis dalam jumlah besar, mereka akan segera membunyikan sangkakala peringatan.     

Sekumpulan bayangan hitam mendekati tembok kota dari kejauhan. Van'er mengamati bayangan hitam itu dan memperkirakan jumlahnya mungkin sekitar seribu ekor binatang iblis sambil berpikir, "Jika serangan ini terjadi satu tahun yang lalu, pertempuran ini pasti akan sangat berat." Di masa lalu, Van'er, sebagai prajurit pasukan tombak yang bertanggung jawab untuk membantu Pasukan Senjata Api untuk memuat amunisi mereka, harus bergiliran dengan anggota cadangan dan tetap bertahan di medan pertempuran sampai pertempuran berakhir.     

Tetapi sekarang, kekuatan pasukan Kota Perbatasan telah mengalami perubahan besar.     

Si Cakar Kucing melepaskan kait pengaman revolver dan menepis salju yang ada di atas revolver. Sementara itu, Rodney memeriksa laras meriam, dan setelah memastikan larasnya kosong, ia mulai memuat amunisi. Meskipun tembok kota yang baru dibangun dari tanah dan beton, temboknya lebih tinggi dan lebih lebar dari tembok yang lama. Selain itu, tempat penembakan diatur dalam jarak setiap seratus meter di tembok, dan daya tembakannya juga kini sudah jauh lebih baik.     

Tembok kota yang baru agak lebar, memungkinkan empat orang berjalan berdampingan. Selama pertempuran berlangsung, Pasukan Senjata Api berada di baris pertama dan tentara cadangan ada di baris kedua, dan baris terakhir bertanggung jawab untuk mengisi peluru revolver kemudian menyerahkannya kepada tentara yang ada di depan mereka.     

"Mengapa binatang iblis ini masih terus mengganggu kita?" kata Rodney sambil menguap, "Binatang-binatang ini langsung menuju ke sini pada Bulan Iblis setiap tahunnya. Bahkan jika mereka berhasil masuk ke Kota Perbatasan, mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa, bukan?"     

"Binatang-binatang ini berfungsi sebagai bahan latihan yang bagus untuk kita," sahut Nelson sambil tertawa. "Sebagai perbandingan, binatang iblis itu jauh lebih seru untuk dibunuh daripada kita hanya menembak sasaran kayu."     

"Bicara soal latihan menembak, aku dengar ada rumor menarik baru-baru ini. Ini tentang pasukan artileri kita," kata Jop.     

"Rumor apa?"     

"Aku mendengar rumor ini dari tim artileri lain. Mereka memberitahuku bahwa para penembak jitu akan dimasukkan ke dalam Pasukan Artileri Elit dan memiliki tugas baru," Jop berhenti sejenak dan bertanya, "Apakah ada di antara kalian yang tahu lebih banyak tentang rumor itu?"     

"Pasukan Artileri Elit?"     

"Kamu sendiri yang mendengar berita itu. Bagaimana kami bisa tahu lebih banyak tentang rumor itu daripada kamu?"     

"Mungkin rumor itu hanya dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab."     

Van'er adalah satu-satunya orang yang tetap diam di dalam tim itu. Mendengar kata-kata Jop, Van'er hanya bisa mengerutkan kening sambil berpikir, "Betapa cerobohnya mereka bergosip dalam kondisi seperti ini!"     

Satu minggu yang lalu, Si Kapak Besi memanggil dan mengatakan kepada Van'er bahwa Yang Mulia berencana untuk mengembangkan meriam jenis baru, yang benar-benar berbeda dari meriam lama dan pasukan yang baru ini tidak bertugas untuk membantu Tentara Pertama. Sebaliknya, meriam baru itu akan digunakan untuk mengubah kapal biasa menjadi kapal perang dengan kemampuan menembak dari jarak jauh. Selain itu, anggota terbaik dari tim artileri akan dipilih untuk mengoperasikan meriam baru itu. Siapa pun yang tertarik untuk bergabung dengan tim baru itu dapat mengajukan permohonan kepada Si Kapak Besi.     

Tentu saja, Van'er langsung ingin bergabung ke dalam tim itu karena ini merupakan kesempatan baik baginya untuk dipromosikan dalam pasukan. Menurut Si Kapak Besi, Yang Mulia memiliki harapan tinggi untuk tim yang baru, yang bahkan mungkin akan berdiri secara independen terlepas dari Tentara Pertama dan menjadi pasukan elit yang baru. Selain itu, bagi siapa pun yang berhasil memberikan kontribusi besar, kapal perang yang dibangun di masa depan mungkin akan diberi nama menurut nama prajurit yang beruntung.     

Sungguh suatu kehormatan! Van'er akan merasa puas dan bangga sepanjang hidupnya jika ia bisa melihat kapal perang yang dinamai seperti namanya sendiri. Jika dipikir kembali, meskipun Van'er hanyalah seorang pekerja biasa di daerah pertambangan, ia selalu yakin dirinya bisa mengharumkan namanya sendiri. Sayangnya, Van'er gagal menyelamatkan nyawa adik laki-lakinya saat masih tinggal di perkampungan kumuh di Benteng Longsong. Tetapi sekarang, Van'er tidak perlu membual tentang apa pun karena ia bisa makan enak dan mengenakan seragam yang hangat dan tergabung dalam sebuah pasukan kota. Selain itu, setiap kali Van'er pulang ke rumahnya, tetangganya selalu menyapa dirinya.     

Semua perubahan ini berkat kemurahan hati Yang Mulia kepada dirinya.     

Awalnya, Van'er bergabung dengan Pasukan Milisi hanya demi mendapatkan telur sebagai makanannya. Sekarang tampaknya itu adalah keputusan yang paling bijaksana yang pernah dibuat Van'er selama hidupnya.     

Selain itu, Si Kapak Besi juga meminta Van'er untuk merekomendasikan beberapa kandidat yang berpotensi, yang dapat mengajukan lamaran mereka bersama dengan dirinya. Dengan kata lain, para pemuda ini juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk membuktikan potensi diri mereka. Namun, di mata Van'er, para pemuda ini masih kurang dewasa dan sebaiknya mereka menunggu sampai mereka bisa bersikap lebih dewasa. Selain itu, jika para pemuda ini benar-benar bisa memberikan prestasi yang luar biasa, haruskah kapal perang itu dinamai menurut mereka sebagai Kapal Perang Jop atau Kapal Perang Si Cakar Kucing? Kedengarannya itu nama yang mengerikan untuk sebuah kapal perang … mungkin nama Rodney dan Nelson adalah pilihan yang lebih baik.     

Mengenai para pemuda yang membocorkan informasi ini kepada para bawahan mereka, Van'er berpikir ia harus melaporkan kejadian ini kepada Si Kapak Besi. Lagi pula, sudah diatur dengan jelas dalam regulasi bahwa setiap informasi tentang Tentara Pertama harus tetap dijaga kerahasiaannya. Tidak seorang pun diizinkan untuk menyebarkan informasi ini kecuali diperintahkan oleh para pemimpin mereka.     

"Berhentilah bergosip kalian. Fokuskan perhatian kalian ke medan perang." kata Van'er sambil berdeham dan menyela pembicaraan mereka. "Jangan lupa apa yang diajarkan Si Kapak Besi di kelas. Kesalahan sekecil apa pun dapat menyebabkan kekalahan yang tidak dapat diperbaiki."     

"Baik!" Para pemuda itu berkata dengan serempak.     

Karena daya tembak bola meriam masih di luar jangkauan, mereka belum mulai menembak sampai binatang iblis itu berada dalam jangkauan tembak. Ketika serigala iblis yang tampak beringas melewati garis pembatas dalam radius seratus meter, mereka mulai menembak.     

Hawa panas dan ledakan peluru meriam yang memekakkan telinga membuat telinga Van'er sakit. Dilihat dari kejauhan, darah merah gelap terciprat ke segala arah dan sekelompok binatang iblis roboh ke tanah. Baik babi hutan iblis yang berbulu keras maupun beruang iblis tidak bisa menahan serangan bola meriam besi dalam jarak sedekat itu.     

"Lihatlah binatang iblis itu di sana." Si Cakar Kucing menunjuk ke kiri depan. "Itu adalah serigala iblis berkulit merah!"     

Sekelompok orang dengan cepat memindahkan posisi meriam mereka, mereka mengatur moncong meriam ke arah yang benar, dan memuat amunisi sebelum menembak lagi. Secara teori, sebenarnya mereka tidak perlu membidik ke arah target karena selama mereka terus menembak, tembakan mereka akan selalu menyebabkan kematian besar di antara binatang-binatang itu. Selain itu, tembok kota yang baru lebih tinggi dari tembok kota yang lama, jadi serigala iblis bukan sebuah ancaman bagi tentara yang berdiri di atas tembok. Oleh karena itu, mereka menargetkan binatang iblis ini hanya untuk melatih keterampilan menembak mereka.     

Akhirnya tiba giliran Pasukan Senjata Api. Untuk memastikan tembakan mereka mengenai sasaran dengan akurat, mereka tidak menembak sampai binatang iblis berada dalam radius lima puluh meter.     

Tidak seperti suara senjata api yang memekakkan telinga, suara revolver terdengar lebih berat dan terus menerus bisa menembakkan peluru. Asap putih membumbung dari atas tembok kota. Karena mencium bau asap mesiu yang menyengat hidung, Van'er mulai bersin-bersin.     

"Astaga! Daya tembak revolver lebih lemah dari peluru meriam, tetapi senjata mereka menghasilkan lebih banyak asap daripada senjata lainnya." kata Jop sambil mengomel.     

"Benar. Meriam yang akan menentukan siapa yang akan memenangkan pertempuran ini," kata Rodney sambil menambahkan, "Baik pertempuran melawan kesatria ataupun melawan binatang iblis."     

Pada saat itu, bunyi sangkakala yang pendek terdengar dari pos pengintaian. Itu adalah suara peringatan awal untuk kedatangan binatang hibrida iblis.     

Van'er menyipitkan mata ke depan dan melihat dua bayangan besar bergerak perlahan dalam asap yang membumbung tinggi. Jika dilihat dari ukurannya, binatang hibrida itu pasti monster bercangkang tebal.     

"Apa kubilang?" Van'er menyeringai sambil berkata, "Sudah waktunya bagi kita untuk menunjukkan kemampuan kita. Masukkan amunisi bola runcing ke laras meriam sekarang."     

Untuk menghadapi musuh dengan kemampuan pertahanan yang kuat seperti ini, peluru runcing baru yang diproduksi oleh pabrik senjata dapat menembus cangkang mereka dalam jarak sekitar dua ratus meter. Jika pertarungan melawan serigala iblis tadi dianggap sebagai pemanasan saja, sekarang waktunya penembakan yang sebenarnya dimulai.     

"Kerahkan kemampuan terbaik kalian," kata Van'er sambil bertepuk tangan untuk menarik perhatian semua orang dan melanjutkan, "Buktikan bahwa kita adalah para penembak terbaik kepada tim lain."     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.