Bebaskan Penyihir Itu

Penjarahan



Penjarahan

0…     
0

Roland akhirnya merasa lega setelah menginterogasi kelima keluarga bangsawan di Benteng Longsong itu.     

Ketika Roland bersandar di kursi, Nightingale mengambil inisiatif untuk berjalan ke belakang kursi Roland dan memijat bahunya.     

Dari mengalahkan pasukan Adipati Ryan hingga merebut kastil Adipati Ryan, mereka hanya menghabiskan waktu satu hari saja.     

Penyerangan itu jauh lebih lancar dari yang Roland harapkan. Ketika Adipati Ryan mati dalam pertempuran, sebagian besar pengikutnya memutuskan untuk menyerah. Terutama para tentara bayaran itu, mereka langsung menyerah dan berlutut sebagai bentuk kesetiaan mereka terhadap Pangeran Roland.     

Dengan demikian tentara bayaran melihat ketika para kesatria dan bangsawan menyerah, sementara Tentara Pertama mengawasi para tentara bayaran yang menyerah. Mereka pergi ke wilayah timur dan tiba di Benteng Longsong pada pukul tiga sore pada hari yang sama. Setelah melihat kepala Adipati Ryan dan para bangsawan yang menyerah, para penjaga segera membuka gerbang kota untuk menyambut kedatangan Pangeran Roland.     

Roland tidak segera memanggil semua bangsawan di Benteng Longsong itu untuk menyatakan kepemilikannya atas Benteng Longsong. Malah, tempat pertama yang Roland kunjungi adalah istana milik Adipati Ryan.     

Istana itu berada di tengah benteng di titik tertinggi, seperti sebuah kota di dalam kota. Ketika mereka masuk ke Benteng Longsong, ada sebuah perlawanan kecil. Ketika Nightingale meledakkan gerbang kota dengan bahan peledak, sekitar dua puluh orang penjaga yang tidak mengikuti Adipati Ryan ke medan pertempuran melakukan perlawanan. Mereka ditembak mati oleh Tentara Pertama. Namun dalam perlawanan tersebut, penjaga Benteng Longsong menggunakan busur panah dan melukai lima orang anggota Tentara Pertama. Dari lima orang Tentara Pertama yang terluka, ada dua orang yang terluka parah, tetapi untungnya, Nana yang ikut bersama pasukan berada di sana untuk menyembuhkan mereka dengan cepat.     

Sepuluh orang penjaga mencoba melarikan diri bersama dengan keluarga adipati melalui pintu belakang, tetapi Kilat yang mengawasi situasi dari udara melihat mereka. Mereka semua ditangkap, termasuk istri Sang Adipati dan kedua putranya. Sampai saat itu, mereka masih tidak tahu menahu mengenai kekalahan Sang Adipati.     

Setelah merebut istana Adipati Ryan, Tentara Pertama Kota Perbatasan mengambil alih penjagaannya. Tidak diragukan lagi, istana milik Adipati Ryan berukuran tiga atau empat kali lebih besar dari ukuran istana di Kota Perbatasan. Desainnya juga lebih megah, dengan enam menara pengawas berbentuk heksagon[1]. Menara pusatnya memiliki tinggi hampir lima lantai, suatu prestasi yang mengagumkan pada zaman ini dalam sejarah. Halaman istananya memiliki segalanya termasuk rumah, gudang, dan kandang kuda. Bahkan ada penjara pribadi di ruang bawah tanah istana.     

Roland menempatkan tawanan penting dan keluarga Adipati Ryan di dalam penjara dan mengevakuasi warga sipil. Senjata-senjata yang disita dari tentara bayaran ditempatkan di sebuah ruangan kosong di halaman istana secara berurutan. Sementara itu, Roland juga memilih beberapa orang pemimpin dan mengupah mereka dengan harga yang pantas, sehingga mereka dapat mengurus diri mereka sendiri. Dalam benak Roland, Tambang Lereng Utara adalah rumah terbaik bagi para oportunis[2] itu, tetapi Roland memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan.     

Hal yang paling penting untuk dilakukan setelah pertempuran adalah "menjarah" — umumnya dikenal dengan sebutan mencari mayat.     

Roland memimpin para penyihir untuk menggeledah seluruh istana. Mereka bahkan menemukan Liontin Penghukuman Tuhan di ruang penyimpanan rahasia. Pada saat mereka selesai, hasil jarahan mereka menakjubkan. Di ruang bawah tanah saja, mereka telah menemukan dua buah peti berisi kepingan emas. Bahkan dengan perkiraan kasar, mereka menghitung setidaknya ada sepuluh ribu keping emas di sana. Di bilik rahasia di kamar tidur, Nightingale menemukan beberapa batu permata berukuran sebesar bola mata. Di belakang perapian, Gema menemukan pintu ke ruang rahasia yang diisi dengan semua jenis kerajinan emas seperti tongkat kerajaan dan mahkota, dan juga perhiasan yang mempesona, semuanya itu ditempatkan dengan rapi di sebuah rak.     

Inilah kekayaan Sang Adipati!     

Melihat kekayaan yang besar dan mempertimbangkan pendapatan di Kota Perbatasan yang kurang dari lima ratus keping emas di musim gugur dan musim dingin, Roland menjadi agak emosional. Ini adalah godaan besar dalam menjarah. Jika Roland tidak datang dari dunia modern, ia pasti akan kecanduan untuk menjarah.     

Terlepas dari emosinya yang menggebu-gebu, semua barang-barang ini masih harus diambil. Akan ada gebrakan besar dalam populasi pekerja Kota Perbatasan di masa yang akan datang, jadi Roland membutuhkan banyak uang untuk mengimpor makanan sebelum mengembangkan industri pertanian mereka di Kota Perbatasan.     

Setelah sihir milik Si Burung Kolibri digunakan untuk mengurangi bobot peti harta karun, Si Kapak Besi dan para pengawal Pangeran mengawal pengangkutan harta karun itu kembali ke istana mereka melalui Si Kota Kecil. Mempertimbangkan waktu yang dihabiskan untuk mengangkut harta karun itu, dibutuhkan waktu sekitar tiga hari lamanya untuk mengirim semua hasil jarahan kembali ke Kota Perbatasan.     

Itulah sebabnya Roland tidak meminta emas sebagai tebusan kepada Petrov. Roland telah mendapatkan banyak keuntungan dari Sang Adipati. Yang paling Roland butuhkan adalah sumber daya manusia dan hewan ternak.     

"Yang Mulia, apakah kamu benar-benar hanya tinggal di sini selama satu minggu?" tanya Nightingale.     

"Ada apa?" tanya Roland sambil menutup matanya, ia menikmati sensasi rasa kebas di bahunya.     

"Benteng Longsong adalah kota terbesar di Wilayah Barat," kata Nightingale dengan lembut, "dan dibandingkan dengan Kota Perbatasan, tidakkah kamu ingin tinggal di tempat yang lebih makmur?"     

"Ada terlalu banyak perebutan kekuasaan yang rumit di Benteng Longsong. Itu tidak sesuai dengan apa yang ingin aku lakukan. Tidak apa-apa jika kita ingin mempertahankan status quo[3], tetapi begitu kita ingin melakukan perubahan, kita akan menghadapi lebih banyak perlawanan. Dan aku tidak bisa mencabut kekuatan-kekuatan itu saat ini juga." sahut Roland sambil tersenyum. "Tentu saja, yang paling penting adalah karena ajaran Gereja telah begitu berakar pada orang-orang di sini. Mereka tidak akan dapat menerima kita semua dengan begitu cepat. Seperti yang pernah aku katakan, aku berharap para penyihir dapat berjalan-jalan dengan bebas di jalan-jalan. Aku sudah berhasil melakukannya di Kota Perbatasan."     

"Benar," sahut Nightingale dengan lembut, "Kamu telah memenuhi janjimu."     

*******************     

Pada pagi hari di hari yang ketiga, Petrov membawa daftar tebusan dengan tergesa-gesa. Sesuai pembicaraan sebelumnya, Roland menyambut Petrov di lobi istana.     

"Yang Mulia, aku telah membuat beberapa pilihan."     

"Biar aku lihat." kata Roland mengambil daftar dari Petrov. Seperti yang telah Roland duga, sebagian besar daftar itu berisi pekerja kelas dua. Ada delapan ratus dari mereka, serta seratus ekor sapi dan tiga ratus ekor domba. Secara keseluruhan, semua ini bernilai sembilan ratus poin. Sisanya adalah para pengrajin.     

"Yang Mulia, apakah itu cukup?"     

"Tentu saja, selama kita mengakumulasikan sampai tiga ribu poin." jawab Roland sambil mengembalikan daftar itu kepada Petrov. "Kapan kamu bisa mengumpulkan semua persediaan dan orang-orang ini?"     

"Aku bisa melakukannya hari ini, sesuai pengaturanku dengan bagian properti dan orang-orang dari wilayah kekuasaan Keluarga Penghisap Madu. Namun, Yang Mulia, mungkin akan dibutuhkan waktu setengah bulan untuk mengirim semua tebusan ini ke Kota Perbatasan."     

"Itu terserah kepadamu," kata Roland, sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. "Aku tebak kamu memiliki pengalaman dalam mengatur karavan[4]?"     

"Benar, Yang Mulia." jawab Petrov dengan ragu sebelum ia bertanya. "Bagaimana dengan ayahku ….?"     

"Kamu bisa membawa ayahmu kembali hari ini." kata Sang pangeran sambil tersenyum dan memberi Petrov sebuah gulungan kertas. "Jika kamu tidak memiliki pertanyaan lagi, tanda tangan dan tempatkan sidik jari kamu di atas kontrak itu."     

"Ini … adalah sebuah kontrak?" Petrov melirik bagian atas gulungan kertas itu, suaranya bergetar karena menahan rasa gembira. "Apakah Anda setuju untuk memberi keluarga Keluarga Penghisap Madu Hak sebagai Perantara?" Petrov membuka gulungan kontrak itu dan mulai membacanya dengan saksama.     

Roland mengangguk dengan puas atas sikap Petrov yang berhati-hati. Persyaratan paling mendasar untuk menjadi mitra Roland adalah memperhatikan isi sebuah kontrak.     

Petrov mengangkat kepalanya sesaat kemudian. "Isi kontraknya hampir sama dengan yang Anda katakan kemarin. Tetapi …" Petrov menunjuk ke bagian bawah kontrak. "Yang Mulia, bukankah seharusnya yang tertulis di kontrak adalah nama ayahku? Ayahku adalah Earl dari Keluarga Penghisap Madu dan merupakan perwakilan dari keluarga kami."     

Roland tertawa. "Tentu saja tidak demikian. Yang aku bicarakan untuk menjadi Perantara bagi Benteng Longsong adalah kamu, bukan ayahmu. Dengan begitu, kamulah yang harus menandatangani kontrak itu."     

Petrov tertegun dan bertanya dengan nada tidak percaya, "Yang Mulia, maksud Anda, Anda ingin aku yang …."     

"Benar sekali. Kamu akan menggantikan Adipati Ryan dan akan mengelola Benteng Longsong untukku." sahut Roland sambil menganggukkan kepalanya. "Jika kontrak dilaksanakan dengan baik, kamu akan terus memerintah Benteng Longsong setelah aku menjadi raja." lalu Roland berhenti bicara, senyumnya mendadak hilang. "Tetapi jika kamu melanggar isi kontrak itu, kamu akan berakhir seperti Adipati Ryan. Aku pernah menyerbu kota ini satu kali dan aku dapat melakukannya lagi. Jadi, lakukanlah pekerjaanmu dengan baik, Tuan Duta Besar."     

[1] Segi enam     

[2] Orang yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri     

[3] Mempertahankan keadaan sekarang sama seperti keadaan sebelumnya     

[4] Iring-iringan kereta     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.