Bebaskan Penyihir Itu

Keluarga Penghisap Madu dan Keluarga Rusa Besar (Bagian I)



Keluarga Penghisap Madu dan Keluarga Rusa Besar (Bagian I)

0Ketika malam hampir tiba, rumah salah seorang Earl dari Keluarga Rusa Besar terlihat terang benderang karena cahaya yang gemerlapan. Setelah Petrov menyerahkan kartu undangan miliknya, ia diantar menuju ke aula oleh seorang pelayan. Putri ketiga Earl, yang bernama Aurelia, sedang mengadakan sebuah pesta ulang tahun dan pestanya baru dimulai.     
0

Para tamu yang diundang ke pesta ini semuanya berasal dari kalangan bangsawan dari keluarga terkemuka di Benteng Longsong. Dari karpet berbahan wol yang diletakkan di aula dan seragam hitam yang dikenakan para pelayan, bisa dikatakan bahwa Earl menangani pesta ini dengan sungguh-sungguh. Lagi pula, pesta itu adalah pesta ulang tahun Aurelia yang ke enam belas. Aurelia telah menginjak usia dewasa dan siap untuk diperkenalkan kepada publik untuk mendapatkan jodoh dan menikah dengan pria dari kalangan bangsawan juga.     

Musik mengalun merdu sementara para pelayan melewati kerumunan tamu sambil menyuguhkan gelas-gelas anggur di tangan mereka. Makanan yang mengepul panas ditempatkan di beberapa meja bundar di aula. Sedangkan Aurelia, ia seperti seekor burung kenari yang ceria, Aurelia berada di antara para wanita di sudut aula itu, dan ia juga tampak sangat bahagia.     

Tidak seperti perjamuan makan yang biasa diadakan di Wilayah Barat, di mana semua orang duduk mengelilingi sebuah meja kayu panjang, sambil menunggu para juru masak untuk menyajikan makanan yang biasanya berupa semangkuk besar daging babi, seekor ayam utuh, roti dengan mentega, beberapa telur goreng dan selada, pesta di aula milik Earl ini mengenai gaya dan mode busana.     

Meski demikian, pesta ini masih tidak bisa dibandingkan dengan perjamuan kelas satu yang sesungguhnya. Bagi Petrov, yang telah tinggal di Kota Raja selama beberapa tahun dan mengetahui sebuah pesta perayaan yang jauh lebih glamor, pesta ulang tahun ini hanyalah sebuah pesta kecil biasa.     

Misalnya, gelas-gelas anggur yang diantarkan oleh para pelayan itu tersedia dalam berbagai warna dan bukannya gelas yang bening dan transparan. Karena itu, gelas-gelasnya tidak bisa menampilkan warna anggur dengan jelas dan juga tidak bisa meningkatkan rasa anggurnya yang lembut. Meja jamuan seharusnya ditutupi dengan taplak berwarna putih untuk menyembunyikan noda lemak makanan di bawahnya. Sementara itu, makanannya, yang masih melekat pada tradisi khas Wilayah Barat, disajikan dalam porsi besar dan dipotong-potong dalam potongan yang besar. Petrov menggelengkan kepalanya. Setidaknya, juru masaknya masih sempat memotong potongan dagingnya sebelum disajikan.     

Sudah biasa bagi para bangsawan untuk makan sebelum perjamuan dimulai sehingga mereka tidak perlu repot-repot memotong potongan daging yang besar dengan tangan mereka sendiri. Karena setiap tamu yang hadir di pesta mewakili keluarga mereka masing-masing, orang akan dianggap sangat tidak sopan jika mereka memakan makanan dengan cara seperti orang kelaparan. Petrov tidak ingin menjadi bahan percakapan para wanita itu.     

"Hei, kawan, lama tidak bertemu." Seseorang tiba-tiba melingkarkan lengannya di leher Petrov. "Kudengar kamu ditunjuk sebagai duta besar oleh Sang Penguasa lagi? Bagaimana bisnis pertambangan di Kota Perbatasan? Aku yakin kamu sudah mendapat keuntungan besar dari pertambangan itu, bukan?"     

Mendengar suara yang akrab di telinganya, Petrov segera mengenali suara orang itu sebagai Rene Medde, putra kedua dari Keluarga Rusa Besar, seorang yang benar-benar idiot yang telah lama ingin menjadi seorang kesatria namun ia bahkan tidak mampu mengelola wilayahnya sendiri. Meski demikian, Rene masih tetap teman Petrov. "Tidak buruk." Karena enggan membicarakan pengalamannya di Kota Perbatasan, Petrov berusaha menyingkir dari Rene. "Apakah kamu sudah menggunakan kemampuan bertarungmu untuk bertarung di Bukit Angin Dingin kali ini? Atau kamu hanya ingin mengunci diri di kedai minuman di Hermes dan gemetar seperti sehelai daun?"     

"Sialan." Rene mendorong punggung Petrov, sambil mengeluh. "Kamu tidak akan berhenti mengejekku, hah? Aku bahkan tidak pergi ke Kota Suci yang Baru kali ini karena kebetulan aku terkena flu pada hari pertama ketika pasukan berangkat. Jadi, aku berbaring di tempat tidur selama satu minggu penuh."     

"Bagus. Kamu melakukannya dengan lebih baik daripada yang terakhir kali. Setidaknya, kamu menyelamatkan pasukan dari masalah yang akan timbul nanti."     

"Kamu salah." Rene tiba-tiba tersenyum dengan tatapan misterius. "Jika aku tidak kebetulan berada di tempat tidur di Bukit Angin Dingin selama seminggu, aku mungkin akan tinggal di dinding kota yang membeku di Kota Suci selamanya."     

"Apa maksudmu?" Petrov mengernyitkan alisnya.     

"Aku mendapat kabar ini dari orang lain." Rene berbisik di telinga Petrov. "Kota Suci Baru hampir dikalahkan. Binatang iblis menyerbu pusat kota dan hampir menguasai katedral. Untungnya, Gereja mengirim pasukan terkuat mereka dan menghentikan binatang iblis itu. Namun, pasukan dari Keempat Kerajaan itu, menderita kerugian yang besar. Hanya sedikit orang yang kembali ke Bukit Angin Dingin dari pertempuran di Hermes. Hal ini membuat ribuan wanita di kota menjadi janda hanya dalam waktu satu bulan. Bagi para wanita yang tidak memiliki tabungan … " Rene mengedipkan matanya dan memberi isyarat kepada Petrov. "Dua keping perak untuk bersenang-senang satu malam. Hei, jangan lihat aku seperti itu. Aku tidak melakukan apa-apa."     

"Apakah kamu yakin berita itu benar? Bagaimana dengan para penjaga di perbatasan?"     

"Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Sang Penguasa terkejut dan jatuh sakit pada hari ia menerima berita itu." kata Rene sambil mengangkat bahu. "Mengenai pasukan yang telah habis … tidak ada yang bisa dilakukan oleh Sang Penguasa selain merekrut lebih banyak prajurit di masa depan. Prajurit yang berpengalaman saat ini banyak dibutuhkan di Wilayah Utara. Aku akan memimpin kelompok kesatria jika keluargaku tidak menyuruh aku kembali dengan cepat."     

"Bukan itu intinya," kata Petrov dalam hatinya. Tujuan utama untuk mendirikan garnisun[1] pasukan di perbatasan Bukit Angin Dingin adalah untuk mempertahankan Pasukan Penghakiman dari serangan Gereja. Sekarang, para prajurit dari keempat kerajaan telah mati semua di Hermes. Petrov merasa hal ini seperti sebuah konspirasi. Jika Gereja memang merencanakan sesuatu, Kerajaan Graycastle saat ini rentan dan tak berdaya bagai seorang wanita yang dilucuti pakaiannya dan tak berdaya. "Bagaimana dengan prajurit yang gugur di Pasukan Penghakiman?"     

"Tidak lebih baik daripada pasukan dari keempat kerajaan. Sudah jelas karena mereka semua adalah orang gila yang selalu terburu-buru berlari maju ke bagian terdepan pasukan. Bahkan, tidak ada orang yang dengan sukarela bertarung sampai Pasukan Penghakiman mengambil langkah pertama," kata Rene sambil mencemooh, "Para kesatria itu selalu berbicara tentang bersikap dan berjiwa kesatria. Tetapi ketika sudah terjun ke pertarungan yang sebenarnya melawan binatang iblis, merekalah yang menjilat ludahnya sendiri."     

"Ada satu orang seperti itu yang berdiri tepat di depanku." kata Petrov sambil tersenyum. Mungkin Petrov hanya merasa paranoia[2]. Bahkan jika Gereja memang merencanakan untuk menyerang wilayah utara, hal itu tidak ada hubungannya dengan Benteng Longsong. Serangan itu adalah sesuatu yang harus dikhawatirkan oleh Raja Graycastle yang baru.     

"Sayangnya, tidak ada yang mau memberiku pekerjaan — atau lebih tepatnya, aku belum menemukan orang yang ingin aku ajak bekerja sama." Rene berhenti sejenak dan melihat ke arah pintu. "Aku melihat Keluarga Hati Serigala sedang mendekat. Aku harus menyambut mereka. Aku akan bicara lagi denganmu nanti."     

"Tentu. Kamu tidak perlu merasa khawatir untuk meninggalkan aku."     

"Benar." Tepat ketika Rene hendak berbalik pergi, ia menoleh lagi. "Apakah kamu mengetahui bahwa kita harus menyelipkan saputangan di dalam kartu undangannya?"     

"Kamu menyelipkan saputanganmu ke dalam kartu itu?"     

"Tidak, aku hanya akan menyelipkan kaus kakiku." kata Rene sambil melambaikan jarinya. "Adik perempuanku membuat saputangannya sendiri. Meskipun kamu jauh lebih tua dari adikku, aku akan mendukungmu sepenuhnya jika kamu memiliki niat untuk menyatukan keluarga kita. Kamu harus memikirkannya, kawan. Umurmu sekarang sudah dua puluh dua tahun."     

Petrov menoleh ke samping. Rene bersiul dan berlalu pergi sambil tersenyum.     

Petrov mengambil segelas anggur dari pelayan dan berjalan ke sudut ruangan, ia mulai mengamati ruangan yang ramai secara diam-diam. Petrov menyadari bahwa Aurelia meliriknya sekilas beberapa kali di tengah-tengah percakapannya dengan teman-temannya. Saat mata mereka bertemu, Aurelia segera membalikkan tubuhnya untuk menghindari tatapan Petrov. Petrov melihat pipi Aurelia merona merah.     

Petrov tersenyum kembali sebagai tanda penghormatan kepada Aurelia. Bagi Petrov, Aurelia hanyalah seorang gadis kecil yang lugu.     

Saat itu, sebuah suara yang terdengar marah di salah satu sisi aula menarik perhatian semua orang.     

"Apa? Apakah ia benar-benar mengatakan hal itu?"     

"Benar. Cornelius si pengecut itu baru saja kembali tanpa bisa membela kehormatannya." kata orang yang berseru paling keras. "Sungguh memalukan bagi Benteng Longsong!"     

Petrov mengenali pria yang berbicara itu. Orang itu adalah Simon Elliot, orang yang berasal dari wilayah paling jauh dari Keluarga Hati Serigala, ia menikahi seorang wanita yang cukup cantik. Petrov pernah melihat istri Simon satu kali. Istri Simon memang memiliki pesona kecantikan yang unik.     

"Jangan berbicara seolah-olah kamu punya solusi untuk masalah itu." Seseorang membalas Simon sambil mengejek.     

"Mungkin aku tidak bisa melakukan apa-apa jika aku menangani hal itu sendirian. Tapi jika Sang Adipati menyadari hal konyol seperti itu, aku pikir Roland Wimbledon tidak akan bisa bertindak dengan sangat tidak bermoral."     

Mendengar nama yang akrab di telinganya ini, Petrov tertegun sejenak. Petrov segera tertarik untuk mendengar isi percakapan yang menarik ini.     

[1] Tempat berkumpulnya prajurit     

[2] Berkhayal secara berlebihan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.