Bebaskan Penyihir Itu

Sangkakala Pertempuran



Sangkakala Pertempuran

0Perapian menyala di aula istana Kerajaan Everwinter.     
0

Musim panas di Kerajaan Everwinter sangat singkat jika dibandingkan dengan musim panas di Kerajaan Graycastle, dengan empat musim yang berbeda-beda. Kedatangan musim gugur seperti sebuah peringatan untuk musim dingin yang akan datang dan angin dingin bisa tiba-tiba berhembus bahkan sebelum orang-orang bisa menyiapkan mantel mereka.     

Garcia Wimbledon sedang duduk di singgasananya dan memakai mantel bulu rubah miliknya, sambil mendengarkan semua keluhan dan permintaan yang disampaikan para bangsawan.     

Garcia tidak suka berada di istana ini. Pilar, dinding, dan lantainya semuanya terbuat dari batu putih, yang telah dipoles halus dan tembus pandang seperti es. Meskipun Garcia duduk di atas dua buah bantal berbahan beludru, ia masih bisa merasakan hawa dingin yang menggigit dari singgasananya yang terbuat dari baja.     

"Istana sialan ini tampaknya dibangun dari es," pikirnya Garcia dengan kesal. "Hal pertama yang akan kulakukan adalah menghancurkan semua lantai dan dindingnya, kemudian aku akan membangun istana ini kembali dengan lempengan batu granit berwarna cokelat tua, setelah posisiku di kerajaan ini stabil."     

"Yang Mulia, aku memohon keadilan!"     

Seorang bangsawan meraung dengan nada sedih.     

Bangsawan ini bicara bertele-tele menyampaikan keluhan padahal keluhan ini hanya membutuhkan beberapa kata saja. Poin utama keluhan bangsawan ini adalah mengenai Uskup Agung Heather yang pernah memimpin persidangan untuk menghukum bangsawan yang ketahuan berbuat salah, dan sebagian besar bangsawan itu dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Meskipun bangsawan ini cukup beruntung untuk menghindari tiang gantungan, ia masih dijatuhi hukuman penyitaan harta dan dipaksa untuk membagikan hartanya kepada warga sipil yang menderita karena penganiayaan yang dilakukan oleh bangsawan itu sendiri.     

"Aku mengerti permohonanmu, dan aku jamin properti pribadimu tidak akan disita." Setelah merenung sejenak, Garcia melanjutkan dengan tenang, "Tetapi, akan sulit untuk mengklarifikasi dan menghitung sejumlah harta tertentu. Berikan aku neraca laporan keuanganmu lima tahun terakhir, aku akan mengganti sebagian kerugianmu sebagai kompensasi."     

"Tetapi, gerombolan rakyat jelata itu hampir merampokku habis-habisan, jadi aku khawatir laporan itu mungkin …."     

Garcia menyela ucapan bangsawan itu. "Yah, aku hanya bisa memberikanmu kompensasi sesuai dengan standar yang diumumkan Uskup Heather sebelumnya, jika kamu tidak bisa memberikan laporan keuanganmu. Ada bangsawan lain yang akan diperiksa selain dirimu. Jika aku memberimu lebih banyak kompensasi, orang lain akan mendapat lebih sedikit, bukan?"     

"Itu memang benar. Tetapi siapa yang tahu apakah angka perhitungan kompensasi yang Anda nyatakan itu benar atau tidak!"     

"Jangan bicara bertele-tele, Kesatria Halon. Semua uang itu juga bukan milikmu."     

"Kamu harus puas dengan apa yang kamu miliki saat ini. Dibandingkan dengan teman-temanmu, kamu masih beruntung. Mereka hanya bisa meminta kompensasi dari para dewa."     

Melihat bahwa semua bangsawan di sekitar Kesatria Halon sudah melotot ke arahnya, Halon hanya bisa membungkuk dan berkata, "Baiklah, aku akan menerima kompensasi yang telah Anda berikan padaku, dan terima kasih atas kemurahan hatimu, Yang Mulia."     

"Selanjutnya," kata Garcia sambil tersenyum.     

"Aku menghaturkan salam, Yang Mulia," seorang pria tua berambut putih berkata sambil melangkah keluar dari kerumunan orang banyak, ia menaruh tangannya di dada. Lambang Keluarga Bangau Perak tampak berkilauan di dada pria tua itu.     

"Tuan Marquis Bode, aku ingat wilayah kekuasaanmu tidak mengalami serangan dari gerombolan jemaat gereja."     

"Benar, Yang Mulia," Marquis mengangguk dan berkata, "Mereka ingin menyerang wilayahku tetapi mereka tidak bisa … Bukit Salju bisa dipertahankan, dan kesatriaku memblokir serangan yang dilakukan gerombolan itu. Tetapi Putraku kurang beruntung. Putraku sedang bertugas di istana pada hari terjadinya kerusuhan. Untuk melindungi Ratu Everwinter, jemaat gereja membunuh putraku dan menggantung mayatnya di pintu gerbang Kerajaan Everwinter. Putraku tidak akan terbebas dari penghinaan ini sampai Yang Mulia Ratu Garcia tiba di Kerajaan Everwinter."     

"Ohh … sungguh sebuah tragedi." kata Garcia sambil berpura-pura sedih dan menghela nafas. "Apa yang bisa aku lakukan untukmu?"     

"Seorang pria bernama Si Tukang Jagal membunuh putraku, dan kini ia telah menjadi pemimpin para pemberontak. Para pemberontak itu bersembunyi di Pegunungan Tak Terjangkau di wilayah utara. Aku ingin membunuh mereka untuk membalaskan dendam putraku." jawab Marquis Bode.     

"Aku tidak punya pasukan yang cukup. Selain pasukan patroli yang berjaga di tembok kota, dan pasukan yang berjaga di tempat pengirikan gandum, sulit untuk mengirim lebih banyak prajurit untuk memburu ratusan gerombolan pemberontak," kata Garcia sambil menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia menyesal tidak bisa memberikan bantuan, "Begitu musim dingin tiba, salju tebal akan menghalangi jalanan di gunung, maka para pemberontak itu tidak akan bisa mendapatkan bahan makanan, dan cepat atau lambat mereka semua akan mati kedinginan atau mati kelaparan. Jadi, sebaiknya kamu tenang saja."     

"Aku baru merasa lega jika aku sudah membunuh musuh untuk membalaskan dendam putraku, Yang Mulia. Aku tidak meminta Anda untuk mengirim pasukan kesatria untuk mencari para pemberontak itu. Ada banyak gua di kaki gunung, dan mereka pasti bersembunyi di salah satu gua itu. Namun, pintu masuk ke gua itu sangat sempit, dan para kesatria tidak dapat masuk ke sana karena mulut gua tertutup oleh puing-puing batu. Aku harap Anda mau memberikan aku bahan alkimia yang aku perlukan untuk menghancurkan puing-puing di mulut gua, dan aku akan melakukan sisanya sendiri."     

"Pria tua ini menginginkan bubuk salju?" Garcia berpikir dan mengerutkan keningnya. "Daya ledak bubuk salju memang sudah dikenal luas. Ini bisa menjadi kartu as yang aku butuhkan untuk memenangkan pertempuran, jadi bubuk salju itu tidak boleh diberikan secara cuma-cuma."     

Ketika Garcia hendak menolak permintaan yang disampaikan Marquis Bode, pria tua itu kembali berkata, "Jika Anda mengabulkan permintaanku, aku akan bekerja di istana untuk Anda. Keluarga Bangau Perak akan mendukung Anda untuk meraih kekuasaan di Kerajaan Everwinter."     

Garcia terdiam setelah mendengar kata-kata Marquis Bode. "Ketika gereja membunuh Ratu Kerajaan Everwinter, sebagian besar pejabat penting juga ikut terbunuh. Marquis Bode cukup berpengalaman dan berpengaruh di sini, ia bisa bekerja sebagai Perdana Menteri untuk menyatukan kaum bangsawan lain dan hal itu akan membantu aku untuk memudahkan urusan administrasi yang menyulitkan."     

"Permintaan pria tua ini terlalu banyak." pikir Garcia sambil merenungkan kata-kata Marquis Bode sebelum akhirnya ia membuat keputusan. "Karena aku tidak berniat untuk memberikan bubuk salju itu kepadamu, aku akan mengirimkan salah satu ahli kimiaku untuk membantumu menghancurkan puing-puing batu di mulut gua."     

…     

Setelah semua urusan kenegaraan selesai, Garcia pergi ke ruang belakang. Ryan mendekat dan memberikan secangkir anggur buah yang sudah dihangatkan kepada Garcia. "Ini bagus, Yang Mulia! Semua bangsawan itu akhirnya berpaling kepada Anda seperti yang kita harapkan. Dengan begitu, Anda masih bisa mengambil alih seluruh Kerajaan Everwinter secara bertahap tanpa perlu bergantung pada bantuan dari Raja Kerajaan Hati Serigala."     

"Jika gereja tidak menyerang kita terlebih dahulu." sahut Garcia sambil mengangkat bahu.     

Tindakan gereja untuk mencabut hak para bangsawan untuk mewariskan harta dan kekayaan mereka kepada keturunannya telah menyebabkan para bangsawan itu berpihak kepada Garcia. Garcia telah memenangkan dukungan dari para bangsawan dan bersama para bangsawan itu, upaya yang dilakukan Garcia untuk mengacaukan hak-hak para pemegang kekuasaan di gereja akan memudahkan langkahnya untuk mendapatkan dukungan penuh di Kerajaan Everwinter. Namun, Garcia masih harus menempuh perjalanan panjang untuk mengambil alih Kerajaan Everwinter sepenuhnya. Orang-orang di kerajaan ini sangat dipengaruhi oleh gereja. Para prajurit Armada Layar Hitam yang dikirim Garcia untuk memusnahkan gereja-gereja di beberapa kota besar menderita serangan balasan dari warga sipil dan jemaat setia gereja. Oleh karena itu, Garcia memiliki kepentingan pribadi untuk beraliansi dengan Kerajaan Hati Serigala, tidak hanya untuk membantu melawan gereja tetapi juga untuk melemahkan pengaruh gereja dengan cara membinasakan populasi jemaat gereja.     

Dan untuk warga sipil yang sangat keras kepala seperti seekor keledai, mereka semua harus dibunuh.     

"Oh ya, Raja Kerajaan Hati Serigala mengirim sepucuk surat untuk Anda," Ryan mengeluarkan sebuah amplop dan berkata, "Anda sedang sibuk mengurus urusan administrasi pada saat itu, jadi aku tidak ingin mengganggu Anda."     

Wajah Garcia tampak tegang ketika membuka amplop dan membaca isi surat itu.     

"Apa ada kabar buruk?"     

"Gereja telah mengirim pasukan lagi," kata Garcia dengan suara rendah, "Dan kini gereja menyerang ke Kerajaan Hati Serigala melalui darat dan telah menembus beberapa garis pertahanan mereka."     

"Apa?! Bulan Iblis akan segera tiba, apakah gereja berencana untuk meninggalkan Kota Suci yang baru?" kata Ryan sambil terbelalak.     

Garcia kembali ke mejanya, ia merenung sejenak, kemudian mengerutkan keningnya.     

Mustahil gereja membiarkan Garcia lolos begitu saja, tetapi ia tidak mengira gereja akan melakukan serangan balik secepat ini. Pasukan Garcia baru siap berperang jika gereja menunda peperangan sampai musim semi nanti, tetapi gereja tampaknya tidak ingin mengulur waktu dan memberikan Garcia kesempatan. Jika Garcia tidak memberikan bantuan kepada Raja Kerajaan Hati Serigala, kekuasaan Garcia tidak akan bisa bertahan lama jika Kerajaan Hati Serigala juga hancur.     

Namun, masih ada peluang bagi Garcia.     

Asalkan pasukan gereja kelelahan di Kerajaan Hati Serigala, gereja pasti juga akan menderita malapetaka besar jika binatang iblis menyerang Hermes.     

Gereja mungkin akan mengirimkan lebih banyak Pasukan Penghukuman Tuhan, namun Garcia memiliki senjata yang lebih kuat, yaitu bubuk salju. Bubuk salju itu, jika digunakan bersama minyak hitam dari Sungai Styx, akan menciptakan ledakan api yang sangat mematikan jika dilemparkan dari atas tembok pertahanan Kerajaan Hati Serigala. Garcia pasti bisa menghancurkan serangan gereja secara efektif.     

Menyadari hal ini, Garcia akhirnya berkata kepada Ryan, "Laksanakan perintahku, pasukan Armada Layar Hitam harus bersiap-siap untuk melakukan ekspedisi! Kita akan melewati musim dingin di Kerajaan Hati Serigala tahun ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.