Bebaskan Penyihir Itu

Kapal Baru



Kapal Baru

0Kerumunan orang mengelilingi galangan kapal di tepi Sungai Air Merah.     
0

Semua orang tahu bahwa di dalam galangan kapal itu ada beberapa kapal aneh yang sedang dibangun yang memiliki lambung kapal menyerupai sebuah bak mandi raksasa. Kapal-kapal itu terbuat dari semen berwarna abu-abu — sebuah bahan yang sama kerasnya dengan batu jika semennya sudah mengeras. Jika bongkahan semen itu dimasukkan ke dalam air, semennya langsung tenggelam dan hanya menyipratkan sedikit percikan air.     

Para tukang yang bekerja di sini memberi kapal itu nama yang tepat: Kapal Bak Mandi.     

Hari ini adalah saat di mana dua kapal pertama akan diterjunkan ke dalam sungai.     

Kerumunan itu terdiri dari dua golongan. Golongan yang pertama adalah warga sipil yang baru saja bergabung dengan Kota Perbatasan dan mereka ingin tahu tentang acara tersebut atau merasa bahwa pembuatan kapal itu sangat tidak masuk akal, jadi mereka datang untuk melihat kapal itu dengan pandangan skeptis[1]. Sebagian besar dari mereka adalah para nelayan dan pelaut dari Wilayah Timur dan Selatan. Golongan yang kedua adalah para penduduk setempat yang sudah terbiasa dengan berbagai 'mukjizat' yang dilakukan Yang Mulia. Mereka telah mendengar tentang Si Kota Kecil sebelumnya dan mereka berkumpul di sini untuk melihat Yang Mulia.     

Cacusim termasuk golongan yang pertama.     

Ketika Cacusim pertama kali melihat pengumuman tentang uji coba kapal baru dan perekrutan awak kapal baru, ia mengatakan bahwa dirinya akan datang dan menyaksikan saat kapal-kapal itu memasuki air, apa pun yang terjadi. Vader tidak punya pilihan selain mengajukan cuti kepada Carter dan menemani Cacusim pergi ke sana. Mengingat Cacusim tidak terbiasa dengan daerah ini, dan tanahnya tertutup salju tebal, Vader merasa khawatir jika ia membiarkan Cacusim pergi ke tempat yang ramai sendirian. Jika Cacusim jatuh ke dalam kerumunan orang yang berdesakan dan terinjak-injak, pria tua itu bisa mengalami cedera fatal.     

"Kamu meremehkanku, nak." kata pria tua itu sambil mengibaskan tangannya, ia meminta Vader untuk tidak ikut bersamanya. "Aku sudah bertahan melalui angin dan ombak ganas di lautan. Meskipun aku semakin tua, kondisi fisikku tidak lebih buruk dari kamu."     

"Ya ya," kata Vader asal-asalan. "Aku sudah mengajukan cuti, jadi kamu tidak bisa menolakku untuk ikut bersamamu. Aku hanya tidak habis pikir — mengapa kamu harus datang dan melihat saat kapal ini masuk ke air? Itu hanya sebuah kapal."     

"Tetapi kamu bilang kapal itu terbuat dari batu." jawab Cacusim sambil menggelengkan kepalanya. "Apakah kita sudah memasuki era di mana batu seukuran bak mandi pun bisa mengapung di atas air?"     

"Ini salahku sendiri." pikir Vader. "Aku seharusnya tidak memberitahukan soal pengumuman di alun-alun itu kepada Cacusim." "Mungkin Yang Mulia hanya membual. Mungkin itu hanya kapal kayu dengan beberapa bagian yang terbuat dari … semen."     

"Itu bahkan lebih mustahil lagi." Pria tua itu bersikeras. "Pikirkan ini — sejak kapan galangan kapal ini dibangun?"     

"Sekitar … lebih dari satu bulan yang lalu." jawab Vader.     

"Tepat sekali. Itu sebelum kamu direkrut menjadi polisi. Itu waktu yang sama pada saat kita pertama kali pindah ke pusat kota di sini, tempat ini tadinya masih kosong!" Janggutnya bergoyang-goyang selagi Cacusim bicara. "Butuh waktu satu bulan untuk membangun gudang itu, jadi itu berarti membangun kapal itu hanya membutuhkan waktu setengah bulan saja."     

"Eh, bukankah itu normal?" Vader tampak kebingungan.     

"Tentu saja itu tidak normal!" seru Cacusim, "Demi Dewa Laut! Aku belum pernah melihat ada kapal yang bisa dibangun dalam waktu setengah bulan. Ini bukan masalah ukurannya — untuk semua jenis kapal layar, membangun lambung kapal saja membutuhkan waktu lebih dari satu bulan, karena kita harus menunggu sampai kayu benar-benar kering kemudian baru bisa dilengkungkan dengan uap panas. Ini adalah proses yang sangat rumit yang tidak dapat diselesaikan hanya dalam waktu singkat."     

Vader merasa sangat terkejut. "Bagaimana kamu bisa tahu cara membuat kapal?"     

"Dulu aku seorang kapten kapal, nak." jawab Cacusim sambil menghela napas. "Ketika aku masih muda, aku biasa berlayar dengan membawa banyak muatan melalui Wilayah Angin Laut dan Pelabuhan Air Jernih, dan aku pernah berlayar sampai ke Kerajaan Fajar dan Kepulauan Fjords. Kemudian sesuatu terjadi … dan sekarang aku ada di sini."     

"Kamu tidak pernah menceritakan itu kepadaku." Vader berkata dengan mata terbelalak.     

"Kamu tidak pernah bertanya kepadaku, nak." jawab Cacusim sambil mengangkat bahu.     

"Baiklah." Vader mengalihkan perhatiannya ke galangan kapal. "Jadi, yang ingin kamu ketahui adalah teknik apa yang digunakan Yang Mulia untuk membuat kapal layar dalam waktu setengah bulan saja."     

"Semua orang juga pasti akan bertanya-tanya." jawab Cacusim sambil menyentuh janggutnya. "Jika Yang Mulia tidak berbohong, tahukah kamu apa artinya ini? Itu artinya dalam satu atau dua tahun kemudian, armada Yang Mulia akan berlayar melalui semua sungai di seluruh Kerajaan Graycastle."     

Vader tersentak. "Kamu tidak sungguh-sungguh berniat untuk …."     

Cacusim tersenyum, "Aku tidak bisa selalu makan bubur gandum yang menjadi bagianmu."     

"Yang Mulia tidak pernah berbohong." Seseorang di dekat mereka tiba-tiba berkata. "Lagi pula, itu bukan sebuah kapal layar."     

Vader menoleh dan melihat seorang pria muda yang berbicara itu. Dilihat dari aksennya, pria ini tampaknya seorang penduduk setempat di Wilayah Barat. "Bukan sebuah kapal layar katamu?"     

"Bukan. Karena kapal ini bisa berlayar tanpa angin dan dapat melaju dengan kecepatan lebih cepat daripada kapal layar mana pun." pria muda itu kembali melanjutkan dengan bangga," Pernahkah kalian melihat mesin uap di Lereng Tambang Utara? Mesin uap itu dapat dengan mudah mengangkut keranjang bijih dari dalam tambang. Kapal semen ini juga digerakkan oleh mesin uap, dan menurut Yang Mulia, kapal ini sebenarnya adalah kapal bertenaga uap!"     

"Melaju tanpa angin dan layar?" Cacusim berkata dengan nada tidak percaya, "Nak, itu omong kosong. Jika sebuah kapal tidak memiliki layar, kapal itu hanya dapat mengandalkan pengayuh. Perahu semacam itu tidak akan bisa melaju lebih cepat daripada kapal layar. Selain itu, kapal itu belum berada di air. Jika kamu belum melihat kapal itu turun ke air, bagaimana kamu bisa yakin bahwa kapal itu dapat melaju di atas air?"     

"Tentu saja aku sudah pernah melihatnya," kata pemuda itu. "Kamu pasti pendatang baru dari wilayah lain, jadi wajar saja jika kamu tidak mengerti. Musim panas yang lalu, aku memodifikasi kapal bertenaga uap untuk rombongan pedagang di seberang selat. Tetapi kapal itu masih terbuat dari kayu dan tidak tahan lama dibandingkan dengan kapal semen ini."     

Vader hendak bertanya lebih banyak, tetapi mata pemuda itu tiba-tiba berbinar-binar. Sambil menunjuk ke arah galangan kapal, pria itu berkata, "Lihat ke sana! Yang Mulia ada di sini!"     

Sorak-sorai dan tepuk tangan merebak dari kerumunan orang banyak saat semua orang mengangkat tangan mereka untuk menyambut kedatangan Yang Mulia.     

Pangeran Roland naik ke sebuah panggung kayu di sebelah galangan kapal, ia menyampaikan beberapa ucapan selamat, kemudian mengumumkan peluncuran kapal-kapal baru ke dalam sungai.     

Dengan sorak sorai yang berirama, para pekerja membuka galangan kapal yang mengarah ke Sungai Air Merah. Sebuah kapal dengan lambung berwarna abu-abu sepanjang empat puluh meter meluncur turun dari tanggul sungai, mengikis salju yang ada di bawahnya, dan terjun ke dalam air es.     

Vader merasakan jantungnya hampir melompat keluar. Vader mengira benda ini akan langsung tenggelam ke dasar sungai, tetapi yang mengejutkan, setelah bagian belakang kapal masuk ke air, bagian depannya terangkat dan memercikkan air.     

Kerumunan itu bersorak sorai dan bertepuk tangan lagi.     

"Astaga, benda itu benar-benar mengapung." Cacusim terpaku karena syok. "Tetapi apakah kapal itu benar-benar terbuat dari batu?"     

Vader memiliki pertanyaan yang sama — permukaan kapal itu tampak begitu halus, seolah-olah terbuat dari lempengan batu granit yang dipoles halus yang terhubung satu sama lain. Lambung kapal tampak seperti satu bagian utuh. Kabin kapal itu dangkal dan tidak memiliki geladak, sehingga tidak ada tempat bagi awak kapal untuk tidur. Selain itu, dasar kapal terlalu rata. Seperti namanya, benda ini terlihat persis seperti sebuah bak mandi.     

Apa pun itu, Yang Mulia memang berhasil memproduksi kapal itu hanya dalam waktu setengah bulan saja.     

Vader menoleh ke arah Cacusim dan melihat bahwa mata pria tua itu berkilauan penuh kegembiraan.     

"Aku ingin melamar sebagai kapten," kata Cacusim.     

[1] Ragu atau tidak percaya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.