Bebaskan Penyihir Itu

Kembalinya Sang Pangeran



Kembalinya Sang Pangeran

0Setelah dua minggu menghabiskan waktu di Benteng Longsong, Roland akhirnya kembali ke Kota Perbatasan.     
0

Setelah mengeksekusi keempat keluarga bangsawan yang memberontak dan para pemimpin geng Tikus Jalan Hitam dengan tangan besi, saat ini Roland sudah dapat memulai reformasi Benteng Longsong dari nol. Tindakan bantuan dan perpindahan tempat tinggal sedang dilakukan secara teratur. Meskipun uang emas dan persediaan bahan makanan yang disita dari gabungan wilayah kekuasaan Keluarga Daun Maple, Keluarga Serigala, dan Keluarga Mawar Liar tidak sebanyak yang disita dari Adipati Ryan, jumlahnya masih mengejutkan. Itulah sebabnya Roland dapat memperluas program bantuan ke seluruh benteng sesuka hatinya, dan ia berhasil mempromosikan kebijakannya selama membagikan bubur gandum gratis.     

Pada hari kepulangan Roland ke Kota Perbatasan, Tentara Kedua telah mencapai target dalam merekrut 500 prajurit baru, dan departemen kepolisian baru saja menambahkan sekitar 200 polisi baru. Roland meninggalkan setengah dari pasukannya dan juga Vader di Benteng Longsong, sehingga mereka tidak hanya bisa menjaga keamanan dan menjaga ketertiban, tetapi mereka juga bisa melatih anggota baru menjadi prajurit dan polisi yang kompeten.     

Roland tahu waktu untuk menerapkan kebijakannya di sana terbatas. Jika Roland gagal untuk memfasilitasi komulnikasi langsung antara warga dan Balai Kota dan tidak cukup cepat membangun otoritas di antara warga, kekuasaan orde lama akan kembali untuk mengisi kesenjangan kekuatan orde baru saat ini. Seperti kata pepatah, tidak mungkin ada konstruksi tanpa menyebabkan kehancuran. Roland sudah selesai menghancurkan yang perlu ia hancurkan, dan sekarang saatnya untuk membangun Benteng Longsong kembali.     

Sumber kepercayaan diri Roland adalah Kota Perbatasan, yang populasinya telah bertambah menjadi lebih dari 30.000 orang, lebih dari setengah penduduknya telah menerima pendidikan dasar. Jumlah ini setara dengan jumlah murid di 2 sekolah menengah di zaman modern, tetapi itu adalah angka yang fantastis di zaman ini. Selain itu, pendidikan dasar tidak hanya mengajarkan keterampilan membaca, tetapi juga mencakup pengetahuan dasar mengenai ilmu pengetahuan alam dan juga politik, serta menanamkan rasa patriotisme secara menyeluruh kepada penduduk.     

Peningkatan jumlah penduduk yang bisa membaca dan menulis akan memberi Roland cukup sumber daya pekerja untuk melakukan revolusi. Ditambah lagi, dibandingkan dengan warga sipil yang bodoh dan lemah, rasa patriotisme memungkinkan warga untuk mengeluarkan sebuah kekuatan yang tidak terbayangkan. Masing-masing penduduk kota adalah 'percikan api kecil' yang suatu hari nanti mampu menyalakan api yang besar di seluruh negeri.     

Ketika langit mulai terlihat gelap, Roland melihat Kota Perbatasan menjulang dari balik kegelapan.     

"Lihat … apa itu?" seorang bangsawan berteriak dari belakang Roland.     

"Sebuah … jembatan?" kata orang lain sambil menjulurkan lehernya. "Ya ampun, jembatan itu sangat panjang!"     

"Itu tidak mungkin! Bagaimana jembatan yang begitu panjang dapat ditopang hanya dengan 2 pilar penyangga?"     

"Tunggu … sepertinya jembatan itu terbuat dari baja!"     

Dalam perjalanan kembali ke Kota Perbatasan, selain para penyihir, ada lusinan bangsawan rendahan yang ikut berada di kapal Roland, mereka adalah bangsawan tidak ikut serta dalam pemberontakan dan karena itu mereka selamat dari hukuman mati.     

Menurut rencana Roland, para bangsawan rendahan ini akan belajar untuk mengelola Balai Kota secara hierarki. Setelah pembangunan kota secara resmi berlangsung, mereka akan kembali ke Benteng Longsong dan membantu Petrov untuk membangun Balai Kota Kedua dan memberi Roland umpan balik berdasarkan perintahnya. Setelah para bangsawan kehilangan kekuasaan feodal mereka, mereka semua ingin memperbaiki diri, dan satu-satunya hal yang bisa mereka andalkan adalah kemampuan mereka sendiri.     

Ketika armada Roland melewati jembatan baja itu, Roland mendengar para bangsawan itu terkesiap di belakangnya. Semua orang menahan napas dan menatap dengan mata terbelalak ketika jembatan baja yang membentang di atas Sungai Air Merah melintas di atas kepala mereka.     

Roland tidak bisa menahan tawa melihat tingkah orang-orang ini, mereka tidak berhenti berseru sejak pertama kali menginjakkan kaki mereka ke kapal. Pertama, mereka terkejut melihat kapal yang terbuat dari 'batu' bisa mengapung di atas air, kemudian mereka juga merasa kagum dengan roda dayung yang berputar dan mesin uap yang mengepul. "Sayang sekali Proyek Tiga Persediaan kota masih belum selesai," pikir Roland, "Kalau tidak, mereka pasti akan ternganga sampai rahang mereka jatuh ke lantai ketika melihat kekuatan cahaya bola lampu."     

Semua armada perlahan berlabuh diiringi suara peluit yang melengking. Barov, Carter, dan sekelompok pejabat Balai Kota lainnya telah menerima kabar dari merpati pembawa pesan dan mereka sedang menunggu di tepi sungai. Ketika mereka melihat kedatangan Roland, mereka mulai menembakkan meriam perayaan dan menyambut kedatangan sang pangeran dengan serangkaian ritual formalitas yang setara untuk menyambut kedatangan seorang raja.     

Roland tersenyum dan menepuk bahu Carter dan Barov, kemudian ia memperkenalkan Barov kepada para bangsawan Benteng Longsong dan juga memperkenalkan semua orang satu per satu. "Kamu yang bertanggung jawab untuk menyediakan rumah, kebutuhan hidup sehari-hari, dan pendidikan untuk orang-orang ini," kata Roland dengan pelan kepada Barov. "Jangan pikirkan mengenai identitas dan gelar mereka, karena mereka semua rata-rata hanya seorang Baron. Ada berbagai jenis orang yang bekerja di tambang, dan mereka semua harus bekerja untuk menjalani kehidupan secara jujur. Latih mereka seperti yang sudah kamu lakukan kepada para lulusan baru. Aku ingin melihat hasilnya secepat mungkin."     

"Baik, Yang Mulia." jawab Barov.     

Ketika Roland kembali ke istana, semua penyihir yang telah mendengar tentang kepulangannya sedang menunggu di lobi. Sebelum Roland bisa merasakan efek hangat dari sistem pemanas ruangan saat memasuki pintu aula, sebuah tubuh yang hangat melompat ke dalam pelukannya. Roland mencium aroma rambut yang sudah dikenalnya dan menepuk kepala gadis itu sambil tersenyum. "Aku sudah kembali."     

"Hm hm." Anna mengangkat kepalanya, mata birunya berkilauan penuh kegembiraan. "Aku sudah lama menunggu kepulanganmu."     

"Aku juga!" seru Kilat.     

"Dan aku juga! Coo!" seru Maggie.     

Tidak lama kemudian, Roland merasakan ada beban ekstra di kedua lengannya … Roland bahkan tidak perlu melihat untuk mengetahui bahwa itu adalah Kilat dan Maggie yang sedang bergelantungan di kedua lengannya karena tidak ada orang lain yang berani mengganggu keintiman Anna dan Roland selain kedua bocah itu.     

"Hei, kalian berdua pada dasarnya ikut pergi bersama Yang Mulia, bukan?" protes Si Bulan Misteri.     

"Itu benar." Lily mendengus. "Dasar tidak tahu malu!"     

"Aku senang kalian semua kembali dengan selamat," kata Wendy dengan lembut.     

"Kita harus merayakan kembalinya Yang Mulia malam ini," Gulir menyarankan.     

"Yay! Aku mau roti es krim!" seru Andrea. "Ditambah dengan jatah roti es krim dari Ashes dan Shavi, aku akan berpesta sendiri malam ini!"     

Yang terakhir menyambut kedatangan Roland adalah Tilly.     

Tilly mengulurkan tangannya dan berkata dengan santai, "Perjalananmu kali ini cukup lama."     

"Terima kasih." Roland tersenyum dan menyambut uluran tangan dari Tilly.     

…     

Setelah menyantap makan malam yang lezat, Roland kembali ke kantornya dan menghela napas panjang. Meskipun istana Benteng Longsong jauh lebih besar, istana mungil ini terasa jauh lebih nyaman.     

Tepat ketika Roland hendak memilah-milah buku-buku yang ia bawa dari Benteng Longsong, Anna masuk ke kantornya.     

"Kamu datang tepat pada waktunya." kata Roland sambil menunjuk ke arah buku-buku yang tertumpuk di karpet. "Lihat, buku-buku ini adalah hadiah untukmu. Sebagian besar buku ini berisi catatan sejarah dan cerita dongeng legendaris, sementara buku-buku yang lain adalah buku sejarah rahasia Wilayah Barat, dan semua buku ini diambil dari perpustakaan milik Adipati Ryan. Oh ya, buku yang ini adalah …."     

Sebelum Roland bisa menyelesaikan kalimatnya, ia merasakan kehangatan sebuah bibir lembut yang menyentuh bibirnya.     

Bibir Anna membawa aroma manis bercampur gairah dan kelembapan yang hangat.     

"Aku benar-benar merindukanmu," Anna mengucapkan setiap kata dengan jelas setelah ia melepaskan pelukannya dari Roland, sambil menatap dalam-dalam ke mata Roland.     

Ketika Roland balas menatap Anna, Roland merasakan suatu perasaan hangat berdesir di hatinya. "Buku ini …."     

"Aku akan membacanya nanti." potong Anna.     

"Ide yang bagus."     

Lalu mereka berdua kembali berciuman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.