Bebaskan Penyihir Itu

Penuntasan



Penuntasan

0"Yang Mulia, jalanan menuju ke istana telah dibersihkan, dan kota ini sudah menjadi milik Anda sekarang!"     
0

Si Kapak Besi berseru dengan semangat sambil berlutut di hadapan Roland.     

Pertempuran itu baru dimulai kemarin dan tidak berakhir sampai dini hari tadi. Setelah memasuki pusat kota di Kota Raja, Tentara Pertama hanya membutuhkan waktu 4 jam untuk menyelesaikan dua misi utama mereka, yaitu merebut istana Graycastle di pusat kota dan merebut sebuah gereja besar yang ada di timur. Langkah selanjutnya adalah membersihkan musuh sampai ke akar dan menghilangkan perlawanan dari para pendukung Timothy.     

Roland melihat ke sekelilingnya dan memperhatikan bahwa semua orang tampak gembira. Para prajurit Tentara Pertama dan para penyihir tampak begitu bersemangat. Jika Roland membuat pengumuman kemenangan secara resmi saat ini, mereka pasti akan bersorak-sorai untuk kemenangan itu, tetapi Roland belum menyatakan kemenangannya. Setelah pemerintahan Timothy digulingkan, secara otomatis Roland menjadi Raja di Kerajaan Graycastle bahkan tanpa upacara penobatan sekali pun.     

Namun, saat ini Roland merasa tenang dan damai.     

Kota yang megah ini, di mana pusat politik dan ekonomi Kerajaan Graycastle berada, tidak terasa cocok dengan Roland, ia juga tidak merasa menjadi bagian di kota ini. Bagi Roland, Kota Raja hanyalah sebuah kota biasa, bahkan bisa dibilang kurang berkembang jika dibandingkan dengan Benteng Longsong. Satu-satunya hal yang membuat Roland senang adalah kekacauan yang diciptakan oleh Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota akhirnya berakhir. Sekarang Roland bisa berkonsentrasi pada pengembangan pembangunan di wilayahnya sendiri.     

Karena itu, kemenangan ini masih merupakan sebuah kemenangan mutlak bagi Roland. Roland yakin pada saat berita kemenangannya ini menyebar ke seluruh Kerajaan Graycastle, ia akan mendapatkan reputasi yang lebih baik dan mendapatkan otoritas yang lebih besar di negeri itu. Selanjutnya, Roland dapat menggunakan kekuasaannya untuk merekrut lebih banyak pekerja-pekerja berbakat dan melanjutkan reformasi pembangunannya. Rencana serangan musim semi yang telah Roland persiapkan selama 4 bulan terakhir masih separuh perjalanan. Satu-satunya wilayah yang belum ditaklukkan adalah Wilayah Selatan. Roland melihat ke arah Bukit Naga Tumbang dan Wilayah Selatan yang terbentang di kejauhan. Kedua wilayah itu masih harus Roland taklukkan.     

Roland menarik napas dalam-dalam, dan mengesampingkan pemikiran itu sejenak. "Mari kita masuk ke pusat kota!" kata Roland.     

"Baik, Yang Mulia." Si Kapak Besi bangkit berdiri dengan rasa hormat yang tinggi dan menyampaikan komandonya kepada para prajurit yang sedang menunggu instruksi. "Pasukan Komando Dua, lindungi Raja baru kalian dan majulah!"     

Para prajurit itu mengangkat senjata mereka secara serentak dan berteriak, "Panjang umur bagi Raja Roland Wimbledon!"     

"Hidup Sang Raja!"     

Roland melangkah keluar dari kapal perangnya dan pergi ke istana.     

…     

Ada beberapa orang di jalanan ketika pasukan Roland memasuki gerbang kota. Jejak-jejak pertarungan masih bisa dilihat dengan jelas, puing-puing berserakkan lebih banyak di area dekat istana dari pada di area lainnya.     

Di pusat kota, Roland melihat bangunan-bangunan yang hancur, jalanan yang masih belum sepenuhnya dibersihkan, organ-organ tubuh yang berserakan, dan ceceran noda darah di mana-mana. Meskipun Tentara Pertama mampu menduduki istana ini dalam waktu singkat, itu adalah pertempuran yang paling sengit yang pernah mereka hadapi.     

Hati Roland sakit ketika ia melihat puing-puing bebatuan di kedua sisi jalan. Jumlah korban masih belum diketahui. Namun, ada lebih dari 20 prajurit Tentara Pertama yang dikirim ke belakang untuk mendapatkan perawatan, terlepas dari kenyataan bahwa Nana juga datang untuk menyelamatkan para prajurit yang terluka itu tepat pada waktunya. Jika Nana tidak menawarkan bantuannya, jumlah prajurit Tentara Pertama yang tewas bisa mencapai 3 kali lipat lebih banyak.     

Ketika Roland memasuki area istana, para penjaga yang ada di sana langsung berlutut. Dua barisan prajurit berbaris rapi di atas jalanan yang menuju ke istana. Pemandangan seperti ini jarang terlihat di antara prajurit Tentara Pertama, di mana penghormatan secara militer lebih sering dilakukan. Roland tidak menghentikan penyambutan yang diberikan mereka kepada dirinya. Roland bisa mengetahui dari wajah mereka bahwa orang-orang ini tidak menyambut kedatangannya secara militer, tetapi mereka memberikan penghormatan kepada Sang Raja baru sebagai rakyatnya.     

Ketika Roland melewati taman istana, sebuah kenangan lama dari masa kecilnya tiba-tiba menyerbu pikirannya. Tiga bangunan batu berwarna biru yang tersusun dalam bentuk segitiga mengelilingi kolam taman, di situlah keluarga Wimbledon sering berkumpul selama beberapa generasi. Di sebelah kiri taman berdiri Aula Kubah Langit di mana jamuan makan dan upacara-upacara sering diadakan di sana. Sayangnya, Aula Kubah Langit kini benar-benar hancur oleh bom, dan hanya menyisakan 10 pilar batu yang masih berdiri. Di sebelah kanan taman berdiri Balai Kota dan perpustakaan, yang keduanya dijaga oleh Tentara Pertama saat ini.     

Di tengah taman berdiri Kuil Suci Menara Kembar yang paling megah. Struktur kuil ini mirip dengan gedung pencakar langit yang ada di zaman modern, dengan mimbar tiga tingkat yang berbentuk oval sebagai dasarnya. Kuil ini bahkan lebih besar dari seluruh bangunan istana di Kota Perbatasan. Di kedua sisi mimbar ada sebuah menara yang tinggi. Satu menara berbentuk seperti mahkota Raja, yang satunya lagi berbentuk mahkota Ratu, kedua menara ini mewakili kekuatan tertinggi di keluarga kerajaan. Di tengah menara kembar tergantung dua kabel besi yang bersilangan, yang mewakili dua buah senjata yang menjadi lambang keluarga kerajaan. Baik desain arsitektur dan konsep di balik pembangunan kuil ini adalah sebuah mahakarya agung yang akan menjadi sejarah dan tetap bertahan untuk waktu yang lama.     

Roland melangkah ke tangga berbentuk spiral panjang dan memasuki Kuil Suci. Anehnya Roland bisa mengetahui setiap ruangan dan lorong di sini, meskipun ini adalah kunjungan pertamanya ke istana ini setelah ia terbangun sebagai Pangeran Roland. Di kuil ini, selain prajurit bersenjata, ada juga sekelompok bangsawan yang tampak gelisah. Ketika Roland masuk, mereka semua berlutut untuk menyambut kedatangannya.     

"Berdirilah kalian." kata Roland.     

Roland duduk di kursi takhta dan memandang ke arah semua bangsawan itu dari atas takhta.     

Roland melihat beberapa wajah yang familiar di antara para bangsawan itu: Lauren Moore - sang bendahara kerajaan, Tuan Bullet Flynn - Menteri Diplomasi, Tuan Pilaw - Menteri Kehakiman, Marshall - Pimpinan Badan Intelijen, Tuan Marquis Wyke - sang Perdana Menteri, dan masih banyak lagi.     

Orang-orang ini dulunya bekerja untuk Raja Wimbledon III, dan beberapa sejarah keluarga mereka bahkan dapat ditelusuri kembali ke masa-masa awal ketika keluarga Wimbledon menetap di Graycastle. Ketika Timothy Wimbledon naik takhta, mereka semua telah bersumpah untuk setia kepada Raja yang baru. Sekarang, semua bangsawan ini tampaknya berencana untuk memainkan trik yang sama terhadap Roland sesuai dengan kebiasaan yang berlaku selama ini.     

Sayangnya, Roland tidak membutuhkan semua bangsawan ini.     

Ini bukan sebuah proses untuk bernegosiasi, tetapi sebuah pengadilan.     

"Timothy Wimbledon diduga melakukan pembunuhan terhadap Pangeran Gerald, membuat kekacauan di mana-mana, dan juga berkolusi dengan gereja. Dengan ini Timothy Wimbledon akan ditahan dan akan dikenakan hukuman berat. Tidak lama lagi hukuman atas Timothy Wimbledon akan diumumkan dan diketahui oleh seluruh negeri. Apakah ada dari kalian yang ingin mengatakan sesuatu tentang itu?" tanya Roland.     

"Memang benar, semua itu memang pelanggaran yang fatal. Aku pernah mencoba menghentikan Timothy tetapi aku gagal." Marquis Wyke yang pertama kali memberanikan diri untuk bersaksi. "Anda telah menghilangkan 'awan hitam' yang menutupi Kerajaan Graycastle, Yang Mulia."     

Semua bangsawan lain ikut menyetujui ucapan Marquis Wyke.     

"Benarkah itu?" Roland mencibir. "Ketika Timothy melakukan kejahatan ini, apakah kamu hanya berdiri berpangku tangan atau malah ikut membantunya melakukan semua kejahatan itu? Jangan bilang kamu hanya mencoba menghentikan Timothy dengan kata-kata yang sia-sia."     

"Yah …" Marquis mengerutkan kening. "Yang Mulia, Anda tidak tahu situasi yang sebenarnya terjadi. Timothy mempromosikan banyak pengikut setianya, seperti Lanry, Scar, dan Marquis Morris setelah ia menjadi raja. Kami tidak bisa memerintahkan para kesatria ataupun pasukan itu sesuka kami."     

"Benar, Yang Mulia. Itulah yang terjadi sesungguhnya."     

"Timothy bahkan tidak mencoba mengadili Pangeran Gerald terlebih dahulu sebelum mengirim Pangeran Gerald ke tiang pancung." Pilaw terbatuk sambil membela diri. "Eksekutor itu juga seorang kesatria. Kami tidak bisa menghentikan perbuatan Timothy."     

"Jadi, maksud kalian, semua yang terjadi tahun ini tidak ada hubungannya dengan kalian?" Roland bahkan lebih merasa jijik dengan para menteri ini. Orang-orang ini bukan para menteri yang memberi saran dan nasehat kepada Raja, melainkan sekelompok parasit pengisap darah yang memanfaatkan kekuasaan yang diberikan oleh keluarga kerajaan, mereka hanya peduli tentang kepentingan mereka sendiri. Mungkin, para menteri bangsawan ini telah sangat membantu Raja Wimbledon III ketika Kerajaan Graycastle didirikan pada awalnya, tetapi kinerja dan moral mereka telah merosot dalam beberapa generasi terakhir. "Baiklah, karena kalian bersikeras bahwa kalian tidak ikut andil dalam kejahatan yang dilakukan Timothy, mari kita mainkan sebuah permainan."     

"Per … permainan?" semua menteri itu tampak terkejut.     

"Permainan ini bernama 'permainan uji coba' di mana aku bertanya dan kalian akan menjawab pertanyaanku." Mata Roland memandang ke arah setiap bangsawan itu. "Total ada 10 pertanyaan. Kalian akan dinyatakan kalah dari permainan ini jika kalian kedapatan berbohong. Ingat, kalian hanya memiliki 1 kesempatan untuk menjawab setiap pertanyaan yang aku ajukan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.