Bebaskan Penyihir Itu

Kembalinya Para Penyihir Pulau Tidur



Kembalinya Para Penyihir Pulau Tidur

0…     
0

Dua hari kemudian, Kyle Sichi mengucapkan selamat tinggal kepada Roland.     

"Apakah kamu tidak ingin menghabiskan waktu beberapa hari lagi di Kota Raja?" tanya Roland sambil bercanda, "Kota ini berada di pusat Kerajaan Graycastle, dan merupakan tempat terbaik untuk bersenang-senang di kerajaan. Jika kamu melewatkan kesempatan ini sekarang, kamu mungkin tidak bisa kembali lagi ke sini."     

"Aku tidak seperti Anda, aku tidak memiliki kisah romantis yang belum selesai di sini." jawab Kyle sambil memutar kedua bola matanya dan berkata, "Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di laboratorium dan pabrik. Sebaiknya aku segera kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin jika Anda ingin hasil produksi bubuk mesiu berjalan dengan lancar."     

Jawaban Kyle membuat Roland agak tertekan. Setelah situasi di Kota Raja mulai tenang, suasana di kota ini mulai terasa sedikit aneh. Pertama, ada banyak wanita yang mengaku sebagai kekasih Roland, ditambah dengan rumor bahwa ia memiliki banyak anak-anak yang tidak sah dari para wanita itu. Tentu saja, Roland tahu itu semua hanya rumor belaka. Meskipun demikian, Roland tidak bisa menghentikan rumor yang mengaburkan kebenaran yang sesungguhnya. Apa lagi, pangeran roland asli memang sangat terkenal dengan keburukannya. Tidak peduli betapa aneh ceritanya, sebagian orang tetap mempercayai rumor itu … Roland hanya bisa meminta agar Theo menggerakkan para Tikus untuk menghilangkan rumor itu.     

"Baiklah." Roland sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk dan berkata, "Aku akan mengatur sebuah kapal untuk mengantar kamu kembali ke Wilayah Barat. Terima kasih atas kerja kerasmu selama beberapa hari terakhir di sini."     

"Syukurlah kalau Anda bisa melihat kerja kerasku," kata Kyle sambil mengelus janggutnya. Kyle pergi meninggalkan ruangan setelah memberi hormat dengan menaruh satu tangan di dadanya.     

"Orang ini benar-benar tidak sopan," pikir Roland sambil mengerucutkan bibirnya tetapi ia tidak merasa tersinggung. Roland bahkan mulai bersenandung dengan gembira.     

"Kamu tampaknya sangat bahagia dikelilingi oleh begitu banyak wanita," kata sebuah suara dengan sinis di belakang Roland.     

"Pfftt … ehm …" Roland hampir tersedak oleh air liurnya sendiri. "Apa yang kamu bicarakan? Para wanita itu hanya berusaha mendapatkan uang dariku dengan mengatakan semua kebohongan itu. Aku yakin kamu sudah mengetahui hal itu."     

"Bagaimana … bagaimana aku bisa tahu?" Nightingale bertanya dengan kikuk.     

"Oh? Kamu benar-benar tidak tahu?" balas Roland. "Kupikir kamu sudah menyelidiki semua orang yang ada di kota ini."     

"… Yah," Nightingale menampakkan dirinya. Nightingale berbalik dan duduk di atas meja. Sambil menatap Roland, Nightingale berkata, "Aku memang sedang melakukan penyelidikan. Namun, aku melakukan penyelidikan itu karena aku mengkhawatirkan keselamatanmu dan aku takut kamu akan membiarkan orang-orang yang berbahaya masuk ke dalam istana. Apa kamu mengerti maksudku?"     

"Tentu aku mengerti," kata Roland sambil berusaha menahan tawa. Tetapi, kata-kata Nightingale selanjutnya membuat senyum di bibir Roland langsung lenyap.     

"Sebagian besar pernyataan para wanita itu memang bohong. Namun bagaimana dengan Nona Kingfisher dan Nyonya Rother? Mereka tidak berbohong!" kata Nightingale dengan pedas.     

"Dasar Yorko sialan … aku tidak menyangka Nightingale akan terus mengingat perkataan itu setelah tempo hari kujelaskan." Roland diam-diam mengutuk 'teman lamanya' itu berkali-kali dalam hati. Sambil menatap kedua mata Nightingale dengan tatapan serius, Roland berkata, "Aku tidak berbohong padamu … pangeran Roland yang mereka bicarakan itu bukan aku. Kamu seharusnya bisa mengetahui apakah aku sedang berbohong atau tidak."     

Nightingale merasa gugup karena ditatap oleh Roland dan ia mengalihkan pandangannya. "Jadi, itu sebuah kesalahpahaman? Kedua wanita itu mengira bahwa pria itu adalah kamu, tetapi kamu sendiri tidak ada di sana pada waktu itu?"     

Tentu saja tidak," kata Roland dengan yakin. "Bahkan, aku belum pernah melihat kedua wanita itu sebelumnya!"     

Nightingale tampak sedikit lebih tenang dan berkata, "Jadi, apa kamu akan terus membiarkan para wanita yang mengaku tidur denganmu itu terus-menerus membuat keributan di luar? Theo bilang kamu bahkan tidak memerintahkan kedua wanita itu untuk tutup mulut."     

"Tentu saja tidak, itulah yang sesungguhnya mereka inginkan - mendapatkan uang untuk tutup mulut. Akan terlalu berlebihan jika aku sampai berbuat kasar kepada mereka, dan hal itu hanya akan menambah kecurigaan orang-orang." kata Roland. "Akan lebih mudah untuk mengalihkan perhatian orang-orang dengan berita yang lebih besar dari pada memaksa kedua wanita itu untuk tutup mulut."     

"Berita … yang lebih besar?" Nightingale bertanya dengan penasaran.     

"Ya, sebuah berita yang akan mereka bicarakan terus-menerus selama berminggu-minggu." kata Roland sambil tersenyum. "Salah satunya, Kota Raja akan berganti nama menjadi Kota Matahari Terbit, dan Kota Tanpa Musim Dingin di Wilayah Barat akan menjadi ibu kota baru di Kerajaan Graycastle, dan juga berita lainnya. Rumor itu akan mereda setelah aku pergi dari sini."     

Tentu saja, masih ada berita lainnya, seperti: sang raja yang belum juga dinobatkan, serta rencana perekrutan para pengrajin terampil … beberapa berita ini pasti dapat menarik perhatian publik. Saat ini, para Tikus perlahan-lahan sedang menyebarkan berita-berita itu sedikit demi sedikit kepada publik. Diikuti dengan pengumuman yang akan dipajang oleh Balai Kota untuk mencapai efek publisitas yang efektif. Roland berharap berita-berita ini akan menjadi topik diskusi yang menarik di kedai-kedai minum publik untuk beberapa lama.     

"Jadi, kamu bukan tersenyum bahagia karena kedua wanita itu?" tanya Nightingale.     

"Sama sekali tidak!" jawab Roland sambil menepuk-nepuk daftar nama yang ada di atas meja dan berkata, "Aku merasa senang karena ini." Presentasi kimia yang dipimpin oleh Kyle beberapa hari yang lalu sukses besar. Efeknya bahkan lebih hebat dari pada yang Roland bayangkan. Lebih dari 320 orang dari Bengkel Alkimia Kota Raja bersedia untuk pindah ke Wilayah Barat, termasuk para alkemis, para siswa, dan murid magang. Jumlah terakhir ada sekitar 500 orang, termasuk anggota keluarga mereka masing-masing. "Itulah jumlah pekerja yang siap ditempatkan di kelima laboratorium kimia dan dua pabrik di Kota Perbatasan. Sekarang jumlah pekerja kita sudah bertambah dua kali lipat dalam sekejap dan kebanyakan dari mereka adalah para ahli yang dapat ditugaskan untuk langsung bekerja setelah menerima pelatihan tambahan. Ini adalah pencapaian terbesar setelah kita menaklukkan Kota Raja." Roland berhenti sejenak dan melanjutkan, "Namun, bukan itu yang paling membuatku bahagia."     

"Lalu apa yang membuatmu merasa sangat bahagia?" Nightingale bertanya dengan penasaran.     

"Lihatlah nama-nama ini." Roland menunjuk nama-nama yang ada di bagian bawah.     

"Retnin … Rayleigh … Archer, bukankah mereka bertiga itu adalah Kepala Alkemis di Bengkel Alkemis Kota Raja?" tanya Nightingale.     

"Benar, Kyle tidak menolak mereka," kata Roland dengan lembut. "Kyle bilang ia hanya mengambil kembali apa yang menjadi miliknya." Roland pikir Kyle akan membalas mereka bertiga setelah mengetahui argumen ketiga Kepala Alkemis itu terhadap dirinya, namun Kyle telah menerima apa yang layak diterimanya dan ia bersedia menerima mereka bertiga atas nama Kota Tanpa Musim Dingin. Perbuatan Kyle membuat Roland bahagia karena ternyata masih ada segelintir orang yang mengambil jalan yang benar dalam keadaan yang sulit. Pemerintahan Roland pasti akan terus berkembang pesat jika memiliki orang-orang baik seperti itu di kerajaannya.     

Saat itu, terdengar suara ketukan yang datang dari luar jendela.     

Nightingale melesat ke jendela dan ia kembali ke meja dalam satu kedipan mata sambil membawa burung pembawa pesan itu di tangannya. "Ada sebuah surat rahasia yang dikirim ke sini."     

"Kamu membuat burung ini ketakutan." kata Roland sambil menggelengkan kepalanya. Roland tidak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis ketika melihat burung elang berwarna abu-abu itu sedang tertegun di atas meja. Roland segera membaca isi surat itu dan berkata, "Ah … surat ini dikirim oleh Gulir. Kurasa kita harus pulang ke Kota Tanpa Musim Dingin secepatnya."     

"Apa ada masalah di Kota Tanpa Musim Dingin?" tanya Nightingale sambil mengerutkan kening.     

"Tidak …" jawab Roland mengerutkan bibirnya dan berkata, "Lotus dan Honey akan segera kembali ke Wilayah Barat."     

"Dua bocah itu …" Entah bagaimana agaknya Nightingale sedikit terdengar tidak senang. "Apakah kita benar-benar harus pulang secepat itu? Lagi pula, hanya mereka berdua yang akan datang. Kilat dan Maggie pasti bisa menjemput mereka. Kilat dan Maggie jauh lebih cepat dari pada balon udara. Mereka pasti akan mencapai Kota Raja dalam waktu 1 hari."     

"Kita bisa melakukan itu jika hanya mereka berdua yang datang," kata Roland dengan semangat. "Namun, isi surat itu mengatakan bahwa Tilly juga mengirimkan beberapa penyihir baru."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.