Bebaskan Penyihir Itu

Operasi Cabut Gigi



Operasi Cabut Gigi

0"Ceritakan lebih banyak mengenai rencanamu itu." Roland merasa tertarik dengan ide yang disampaikan oleh Edith.     
0

"Medan Kota Suci Hermes bisa dibilang sangat unik. Ada lereng di sekitar area Pegunungan Tak Terjangkau ini. Kota Suci Lama terletak di ujung bawah lereng, sedangkan Kota Suci yang Baru dibangun di dataran tinggi yang terletak lebih tinggi. Lingkungan di sana sangat keras. Meskipun ada rintangan alami yang bisa menjauhkan penduduk dari serangan binatang iblis, dataran tinggi tidak selalu cocok untuk ditinggali, apalagi untuk bercocok tanam dan bertani. Jadi makanan dan persediaan bahan-bahan yang dibutuhkan Kota Suci yang Baru harus disediakan oleh Kota Suci Lama, meskipun tanah pertanian di Kota Suci Lama hanya dapat menghasilkan pasokan makanan yang cukup untuk 20.000 orang yang hidup di lereng gunung itu."     

Edith berjalan ke samping Roland, ia menunjuk ke arah peta raksasa dan melanjutkan, "Itu berarti mereka harus mengumpulkan persediaan makanan dari tempat lain juga. Misalnya, mereka akan membeli sebidang tanah dari gereja dan organisasi terkait di kota-kota terdekat. Atau mereka akan menyewa ladang-ladang gandum untuk bercocok tanam. Setiap tahun selama musim gugur, belasan kereta kuda akan tiba dari Empat Kerajaan setiap harinya untuk menyediakan pasokan bahan makanan ke Kota Suci yang Baru. Kota Suci Lama telah menjadi semacam tempat persinggahan di mana kereta-kereta kuda itu dapat beristirahat, serta berfungsi sebagai pos pemeriksaan di mana gereja dapat mengontrol orang-orang yang masuk dan keluar dari Kota Suci yang Baru."     

"Dengan kata lain, setiap kali mereka hendak mengutus Pasukan Penghakiman keluar, para pedagang di sana pasti akan mengetahuinya. Bahkan, sebelum Pasukan Penghakiman itu diutus keluar, kita dapat mengetahui ada perubahan dalam transportasi persediaan bahan makanan yang menjadi berkurang ketika mereka hendak pergi meninggalkan kota itu."     

Edith berbicara seolah-olah ia sedang mengambil bagian dalam kompetisi pidato yang ada di zaman modern. Pandangan Edith menatap ke arah orang-orang yang hadir untuk memastikan bahwa mereka memperhatikan setiap ucapannya. Tingkat kepercayaan diri yang Edith miliki jarang sekali bisa ditemukan pada wanita-wanita yang ada di zaman ini.     

Roland diam-diam berpikir dalam hati, "Mungkin semua yang ditulis Calvin Kant mengenai putrinya dalam surat itu tidak semuanya omong kosong belaka. Dilihat dari sikap Edith, gadis ini memang layak mendapatkan sebutan sebagai 'Mutiara dari Wilayah Utara'."     

"Bagaimana kamu bisa mengetahui semua informasi itu dengan baik?" tanya Barov sambil mengelus jenggotnya. "Seolah-olah kamu berasal dari Hermes."     

"Aku memang pernah tinggal di sana selama beberapa waktu," jawab Edith dengan spontan, "Karena Kesepakatan selama Bulan Iblis."     

"Kesepakatan apa itu?" Roland bertanya dengan ragu. Roland tampaknya pernah mendengar tentang kesepakatan itu, tetapi ia tidak dapat mengingat soal itu dengan jelas."     

"Bagaimana mungkin Anda tidak tahu soal kesepakatan itu?" tanya Edith sambil mengerjapkan kedua matanya dengan heran. "Untuk membantu gereja mengatasi serangan binatang iblis selama Bulan Iblis berlangsung, Empat Kerajaan harus mengirim pasukan mereka masing-masing untuk membantu Hermes dan bertarung bersama Pasukan Penghakiman. Kakak anda, Pangeran Gerald Wimbledon, adalah komandan pasukan perbatasan dari Graycastle. Aku sudah pernah bertempur di bawah komando Pangeran Gerald. Namun, tampaknya ada beberapa kejadian yang tidak menguntungkan selama 1 tahun terakhir. Dilaporkan bahwa koalisi Empat Kerajaan telah menderita banyak prajurit yang gugur, sementara Pasukan Penghakiman juga menderita kerugian yang kurang lebih sama."     

"Itu benar." Petrov membenarkan apa yang dikatakan Edith. "Temanku, Rene Medde, juga pernah bertempur melawan binatang iblis di Hermes untuk menyelesaikan ujian sebagai seorang kesatria."     

"Apakah setiap kesatria harus bertarung melawan binatang iblis terlebih dahulu sebelum mereka bisa mendapatkan gelarnya?" tanya Roland sambil menoleh ke arah Carter. "Kenapa kamu tidak pernah menyebutkan hal ini sebelumnya kepadaku?"     

"Ehem, itu adalah sebuah metode ujian yang disukai oleh para kesatria dari kota kecil." jawab Carter sambil mengangkat bahu. "Kesatria di Kota Raja memiliki aturan tersendiri untuk melewati ujian sebagai kesatria. Selain bertempur dengan gagah berani, kesetiaan dan pengetahuan seorang kesatria juga merupakan bahan pertimbangan yang sangat penting untuk menjadi seorang kesatria. Semua hal itu tidak dapat dibuktikan hanya dengan bertarung melawan beberapa binatang iblis saja."     

"Oh ya, Yang Mulia." Edith tidak membantah kata-kata Carter tetapi ia malah berbalik menghadap Roland. "Bolehkah aku mengetahui bagaimana cara pasukan anda bertarung dalam pertempuran? Aku selalu penasaran bagaimana anda bisa merebut Kota Raja hanya dalam waktu 1 hari. Jika aku bisa memahami bagaimana Tentara Pertama beroperasi, aku mungkin bisa berkontribusi dalam pertempuran di masa yang akan datang."     

Permintaan Edith bukanlah sebuah permintaan yang mustahil bagi Roland. Tidak ada sesuatu yang Roland rahasiakan di sini. Dengan persenjataan yang dimiliki oleh Tentara Pertama, mustahil Edith bisa meniru metode pasukan Roland hanya dengan mengamati. Seiring kemajuan teknologi, perang akan menjadi semakin mahal. Tanpa sistem pasokan logistik yang lengkap dan sistem pendukung yang mendukung produksi industri, sekumpulan senjata api sama sekali tidak berguna apa-apa. Ditambah lagi, dengan menunjukkan kekuatan militernya kepada para pendukungnya di Wilayah Utara, Roland tidak hanya dapat meningkatkan kepercayaan mereka kepadanya, tetapi juga menghalangi mereka jika mereka berniat melepaskan diri dari wilayah kekuasaan Roland. Selagi Roland memikirkan hal ini, ia mengangguk kepada Si Kapak Besi dan memerintahkan, "Pergilah dan tunjukan semuanya kepada Nona Edith."     

"Baik, Yang Mulia!" jawab Si Kapak Besi.     

"Yang Mulia, aku sarankan Anda mengeluarkan sebuah dekret, atas nama raja, ke setiap kota di Graycastle untuk mengusir gereja dari wilayah mereka." Barov tidak mau kalah dengan Edith. "Kalau tidak, ketika perang dimulai nanti, gereja-gereja di tempat-tempat ini akan menjadi benteng perlindungan bagi para pengikut gereja."     

"Tidak banyak penguasa yang mau melakukan dekret itu dengan sukarela. Karena Gereja merupakan sumber utama pendapatan pajak bagi seorang penguasa wilayah, dan kekuatannya gereja bisa sangat menakutkan jika mereka berani menentang gereja. Para penguasa lebih suka mengikuti arus yang aman." jawab Edith sambil mengangkat bahu. "Cara seperti inilah yang biasanya dilakukan oleh para bangsawan."     

"Bagaimanapun, saran itu masih lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali." kata Barov sambil menatap Edith dengan kesal.     

"Tentu saja." sahut Edith sambil tertawa. "Wilayah Utara akan sepenuhnya mematuhi keputusan dari Yang Mulia."     

"Kalau begitu kita akan mengeluarkan dekret itu." jawab Roland sambil mengangguk setuju atas gagasan yang disampaikan Barov.     

"Ini akan menjadi pertempuran yang sangat sulit." Sylvie tampak cemas. "Sebaiknya Anda memberi tahu Lady Tilly mengenai pertempuran ini. Para penyihir di Pulau Tidur mungkin bisa membantu pasukan anda dalam bertempur."     

Selagi Roland mendengarkan saran Sylvie, ia diam-diam tertawa dalam hati. Masalah yang sedang Tilly hadapi di Pulau Tidur juga sama banyaknya dengan masalah yang dihadapi Roland. Roland masih belum mendengar kabar dari mereka setelah ia mengirimkan informasi mengenai Asosiasi Taring Berdarah. Jika Tilly mengutus beberapa penyihirnya untuk membantu Roland sementara masalah internal mereka masih belum selesai, Pulau Tidur mungkin akan menghadapi masalah yang lebih besar. Namun, bukan berarti saran yang disampaikan Sylvie tidak masuk akal. Menggunakan penyihir memang cara yang paling efektif untuk menangani Penyihir Suci dengan kemampuan unik yang mereka miliki. "Aku akan menulis surat kepada Tilly," jawab Roland.     

"Jangan lupa anda harus menyiapkan Batu Pembalasan Tuhan untuk pasukan anda." Agatha ikut menyarankan. "Ketika Pusat Persatuan Penyihir masih berdiri dulu, ada beberapa penyihir dengan tingkat kemampuan yang tidak terbayangkan. Setiap orang biasa yang tidak mengenakan Batu Pembalasan Tuhan tidak akan bisa melakukan perlawanan sama sekali di depan penyihir. Satu orang penyihir bisa dengan mudah mengambil nyawa ribuan orang."     

"Bukankah kita bisa melawan para Penyihir Suci itu dengan menggunakan senjata api atau meriam?"     

"Jangan lupa ada penyihir yang juga memiliki kemampuan seperti Nightingale, mereka bisa mendekati pasukan anda dengan mudah. Kemampuan yang dimiliki seorang penyihir bisa dengan mudah melumpuhkan pasukan anda."     

Roland tertegun sejenak. Tentara Pertama, termasuk tentara cadangannya, sudah berjumlah 5.000 orang. Dari mana Roland bisa menyediakan Batu Pembalasan Tuhan dalam jumlah sebesar itu? Bahkan jika Roland bisa menggunakan darah penyihir untuk memotong-motong Batu Pembalasan Tuhan menjadi lebih banyak, ia tidak akan bisa menghasilkan jumlah yang cukup banyak hanya dalam waktu yang singkat seperti ini.     

"Yang Mulia, Anda bisa mendapatkan Batu Pembalasan Tuhan ini dari gereja." Si Kapak Besi menyarankan. "Jika kita hanya menyerang aula gereja dan jemaat gereja saja, sementara kita tidak mengganggu kehidupan warga sipil, aku rasa para bangsawan itu tidak akan berani menentang anda secara terang-terangan. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan sejumlah besar Batu Pembalasan Tuhan secara cuma-cuma."     

Mendengar saran Si Kapak Besi, Barov menyeringai. "Maksudmu kita harus mengirim Tentara Pertama untuk menjarah gereja?"     

"Kita akan menghancurkan 'benteng-benteng' gereja, sama seperti mematahkan taring seekor ular berbisa." kata Si Kapak Besi sambil mengoreksi ucapan Barov. "Dengan begitu, Nona Edith bisa mengamati cara Tentara Pertama bertempur dalam pertarungan secara nyata. Dibandingkan dengan menyaksikan Tentara Pertama berlatih, pengamatan ini akan jauh lebih berguna bagi Nona Edith."     

"Aku juga berpikir begitu." jawab Edith sambil tertawa.     

"Cara itu memang bisa 'membunuh banyak burung hanya dengan melemparkan satu batu'." kata Roland dengan penuh semangat. "Mari kita sebut misi ini dengan nama 'Operasi Cabut Gigi'."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.