Bebaskan Penyihir Itu

Bertemu Dengan Annie Lagi



Bertemu Dengan Annie Lagi

0Setelah menyelesaikan proposal untuk berburu binatang iblis, para penyihir kembali ke kamar mereka untuk istirahat sejenak dan menunggu makan malam dimulai. Sebelum Iffy pergi, Roland menarik gadis itu ke samping sehingga Roland bisa berbicara dengannya sendirian.     
0

"Aku punya sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu sekarang sehingga kamu tidak akan terlalu terkejut nantinya." kata Roland dengan nada sepelan mungkin, "Aku ingat kamu pernah berkata bahwa kamu punya teman yang bernama Annie sebelum kamu dibawa ke Asosiasi Taring Berdarah, bukan begitu?"     

"Benar, Yang Mulia." Iffy berkedip dan ia tidak yakin mengapa Yang Mulia tiba-tiba mengangkat topik itu.     

"Di antara para penyihir yang tiba di Graycastle dari Kerajaan Fajar, selain dari penyintas Taquila yang menyamar sebagai pelayan, sisanya semua berasal dari Kerajaan Hati Serigala."     

Mata Iffy terbuka lebar. "Yang Mulia, maksudmu …."     

Roland mengangguk dan berkata, "Salah satu dari mereka ada yang bernama Annie dan ia juga telah ditolak oleh Asosiasi Taring Berdarah."     

Iffy tertegun dan hanya bisa bergumam setelah terdiam lama. "Apakah ini benar?"     

Pada saat itu, wajah Iffy memancarkan rona kegembiraan, namun wajahnya juga mencerminkan kekhawatiran dan rasa bersalah. Iffy masih menyalahkan dirinya sendiri karena ia tidak memilih untuk pergi dengan Annie saat itu.     

Inilah sebabnya Roland tidak bermaksud mengejutkan mereka berdua pada saat yang sama. Roland tidak bisa memastikan bagaimana perasaan Annie terhadap Iffy dan jika Annie masih memiliki dendam terhadap Iffy yang telah meninggalkannya, akan sangat canggung jika reuni yang seharusnya berakhir bahagia ini berubah menjadi konfrontasi.     

"3009," kata Roland.     

"Apa?" tanya Iffy dengan bingung.     

"3009. Itu nomor kamar Annie," kata Roland sambil menghela napas dan berkata, "Setidaknya untuk saat ini gadis itu memiliki ciri-ciri yang sama seperti yang pernah kamu jelaskan dan jika kamu ingin mengetahui jawabannya, kamu bisa pergi sendiri untuk melihatnya."     

Iffy terdiam beberapa saat kemudian menundukkan kepalanya untuk berterima kasih padanya. "Aku mengerti, Yang Mulia. Terima kasih!"     

"Pergilah. Terkadang waktu adalah obat terbaik untuk semuanya." kata Roland.     

"Baik!" jawab Iffy.     

Roland menyentuh dagunya selagi ia mengamati Iffy berlari keluar dari ruang tamu. "Hanya sampai sejauh ini aku bisa membantumu," pikir Roland.     

***************     

"Kamar 3009, kamar 3009 …" Iffy diam-diam menggumamkan nomor kamar itu sambil berlari menuju Gedung Penyihir. Iffy bahkan tidak repot-repot menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Si Bulu Lembut dan Senja yang terus bertanya padanya sepanjang jalan. Iffy melewati halaman belakang istana yang tertutup salju dan kebun zaitun yang tertutup putih, naik ke tangga, dan dengan cepat mencapai lantai tiga.     

Namun, begitu Iffy semakin dekat ke tujuannya, langkahnya mulai melambat.     

Iffy mulai merasa semakin gelisah.     

Saat itu, Annie merawat Iffy sepanjang perjalanan mereka ke Pulau Putra Kaisar. Ketika Iffy mengetahui bahwa Annie tidak bisa bergabung dengan Asosiasi Taring Berdarah, ia tidak bersikeras untuk tinggal bersama Annie. Rasa bersalah selalu menyiksa dan menghantui Iffy. Semuanya menjadi lebih buruk setelah Iffy mengira bahwa Annie telah meninggal di Kerajaan Hati Serigala. Sejak saat itu Iffy tidak bisa tidur nyenyak. Pada akhirnya, Iffy melampiaskan kebenciannya pada kaum bangsawan dan menghadirkan topeng kekuasaan dan keberanian sebagai dalih untuk menutupi penyesalannya.     

Tetapi sekarang, topeng ini tidak bisa lagi melindungi Iffy.     

Secara naluriah Iffy merasa takut.     

Jika Annie menolak untuk memaafkan Iffy, apa yang harus ia lakukan?     

Iffy berdiri di ambang pintu tetapi ia tidak berani menjangkau gagangnya untuk mengetuk pintu.     

"Aku tahu kamu akan melakukan itu," sebuah suara muncul entah dari mana dan membuat Iffy terkejut. Iffy menoleh dan ia melihat sosok kecil Si Bulu Lembut yang telah muncul di sampingnya dan juga Senja yang masih terengah-engah di koridor.     

Iffy merasa tersentuh karena mereka berdua telah menyusulnya karena mereka tampak khawatir dengannya.     

"Setiap kali kamu menemukan sesuatu yang menyangkut Annie, kamu selalu berperilaku seperti orang yang sama sekali berbeda."     

"Apakah kalian … mendengar semua percakapan itu?" tanya Iffy.     

"Tentu saja. Yang Mulia berbicara kepadamu sendirian. Bagaimana mungkin kami tidak menguping?" sahut Si Bulu Lembut, "Untuk berjaga-jaga jika Yang Mulia ingin memperlakukanmu dengan tidak sopan, kita bisa membantu dengan berjaga-jaga di pintu, bukan?"     

"Bantuan macam apa itu?" Iffy tidak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis, dan rasa gugupnya mulai berkurang sedikit. "Kalian benar-benar datang ke sini hanya untuk melihatku malu!"     

"Kira-kira begitu." jawab Si Bulu Lembut sambil mengangkat bahu. "Apakah kamu sudah siap?"     

"Siap untuk apa?" tanya Iffy.     

"Tok! Tok! Tok!" Sebelum Iffy bisa bereaksi, gadis kecil itu telah mengetuk pintu beberapa kali sebelum ia berlari menuju Senja. "Ingat, katakan saja apa yang ada di dalam hatimu!"     

"Tidak, tunggu dulu …." kata Iffy.     

Namun, sudah terlambat karena suara langkah kaki bisa terdengar dari balik pintu. Dalam sekejap, Iffy merasa tegang.     

Diirngi bunyi klik, pintu itu terbuka, dan seorang penyihir yang tinggi semampai muncul di hadapan Iffy.     

Kebetulan Annie sendiri yang membuka pintu itu.     

Iffy tidak akan pernah melupakan wajah ini.     

Mata Annie memiliki tatapan tajam dan alisnya sedikit terangkat. Belas kasih Annie kepada teman-temannya tersembunyi di balik wajahnya yang keras. Iffy mengira ia tidak akan pernah bertemu Annie lagi dan takut ia akan segera melupakan seperti apa wajah Annie. Ketika Iffy melihat Annie lagi, ia menyadari bahwa Annie masih sama seperti sebelumnya dan semua kenangan Iffy akan sosok Annie sekarang muncul kembali.     

Waktu tampak diam di saat ini.     

"Annie, aku lelah …."     

"Annie, kamu harus pergi."     

"Kenapa Annie tidak bisa tinggal di sini?"     

"Tidak … aku ingin bersama Annie …."     

Fragmen ingatan terus muncul dalam benak Iffy dan tembok pertahanan Iffy mulai runtuh. Iffy seperti kembali ke masa lalu dan sekali lagi ia menjadi gadis yang tidak berdaya dan kebingungan. Iffy ingin menyapa Annie, tetapi entah bagaimana ia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Begitu Iffy membuka mulutnya, matanya terasa panas dan pandangannya mulai kabur.     

Iffy tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Iffy memeluk Annie kemudian ia mulai terisak dan akhirnya menangis tersedu-sedu..     

"Maafkan aku … huuuu … Annie … maafkan aku …." isak Iffy.     

Binatang buas tidak pernah menangis.     

Sejak saat ini, Iffy bukan lagi binatang buas.     

***************     

Annie masih sedikit tercengang.     

Ketika Annie membuka pintu, ia tidak ingat siapa penyihir yang sedang berdiri di luar, tetapi ia merasa familiar dengan penyihir itu. Baru pada saat Iffy memeluk Annie dan meminta maaf sambil menangis, Annie teringat akan perjalanannya ke Asosiasi Taring Berdarah.     

Adalah sebuah kebohongan jika Annie mengatakan bahwa tidak ada kebencian di hatinya terhadap Iffy. Ketika Asosiasi Taring Berdarah mencoba menjual Annie kepada kaum bangsawan, sebagian kemarahannya akibat pengkhianatan itu juga disalurkan kepada Iffy.     

Namun, melihat Iffy menangis sejadi-jadinya, Annie tiba-tiba merasakan semua amarah itu menghilang. Dahulu, Iffy masih sekurus monyet dengan wajah yang penuh lumpur dan sangat pemalu. Tidak mungkin Iffy bisa menolak perintah dari Asosiasi Taring Berdarah dan tetap bertahan dengan Annie.     

Annie menghela napas dalam-dalam, ia mengulurkan tangannya, dan dengan lembut memeluk Iffy. "… Aku tidak menyalahkanmu lagi."     

Setelah mendengar ucapan Annie, Iffy mulai menangis lebih keras lagi.     

…     

Lebih dari setengah jam berikutnya, Iffy akhirnya mampu menenangkan diri.     

Sepanjang waktu ini, Annie mendengarkan seluruh kisah Asosiasi Taring Berdarah. Ketika Annie mengetahui bahwa Heidi Morgan sudah tewas dan para penyihir lainnya berada di luar kendali Asosiasi Taring Berdarah, kebencian dan kemarahan di hatinya akhirnya mereda. Dan itu semua berkat Roland Wimbledon dan adik perempuannya, Putri Tilly.     

Segalanya kini tampak bergerak ke arah yang benar.     

Annie memutuskan setelah melihat Iffy, yang sedang tidur dalam pelukannya setelah menangis dan ia juga melihat Amy yang tampak penasaran, yang ada di kamar itu bersama para penyihir lainnya.     

"Marilah kita menandatangani kontrak dengan Wendy dan mulai bekerja untuk melayani sang raja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.