Bebaskan Penyihir Itu

Janji yang Diucapkan di Padang Gurun



Janji yang Diucapkan di Padang Gurun

0"Apa maksudnya itu?"     
0

"Kedengarannya seperti pemimpin dari semua klan …."     

"Bukankah itu sama saja seperti seorang yang diutus oleh Tiga Dewa?"     

Kerumunan orang itu mulai berdiskusi satu dengan yang lain. Pada saat itu, kepala Klan Sungai Hitam yang telah turun ke posisi keempat, melompat ke atas arena duel dan ia bertanya dengan suara keras, "Tetapi raja yang kamu sebutkan itu, Roland Wimbledon, bukan seorang yang berasal dari Klan Mojin. Bagaimana Roland Wimbledon bisa memerintah seluruh padang gurun ini?"     

"Nah, ini dia pertanyaan yang ditunggu-tunggu," pikir Ashes. "Ini adalah salah satu masalah utama yang harus mereka hadapi jika mereka ingin menempatkan Wilayah Selatan ke dalam wilayah kekuasaan Graycastle. Aku mau melihat bagaimana Gema menangani urusan ini."     

Gema memandang kepala Klan Sungai Hitam itu dan bertanya dengan sopan, "Apakah Utusan Tiga Dewa yang dulu memerintah padang pasir ini … juga seorang yang berasal dari Klan Mojin?"     

Gema tidak balas berteriak, namun dengan bantuan kekuatan sihirnya, suaranya bisa sampai ke telinga semua orang. Kepala Klan Sungai Hitam terkejut ketika ia mendengar jawaban Gema. "Hm, yah …."     

"Kita semua tahu bahwa jawabannya tidak demikian." kata Gema lagi, lalu ia melihat ke bawah panggung arena duel dan berkata, "Utusan Tiga Dewa adalah para raksasa. Konon mereka bahkan tidak memiliki penampilan yang sama satu dengan yang lain. Salah satu dari mereka ada yang memiliki empat kaki dan tiga tangan dan yang satunya lagi memiliki lebih dari satu kepala. Jadi sudah jelas, mereka pun bukan berasal dari Klan Mojin."     

Saat ini, Gema mulai berbicara dengan nada yang jauh lebih tinggi, "Beberapa ucapan yang disampaikan oleh utusan Tiga Dewa telah menjadi aturan yang dipatuhi oleh semua orang Negara Pasir dari Klan Mojin. Hukum yang diukir di atas batu tulis itu memberi tahu kita tentang aturan yang berlaku di padang gurun ini, yang satu berisi berkat yang diberikan oleh Tiga Dewa, yang satu lagi aturan untuk memanfaatkan oasis tanpa batas dan menjaga agar semua klan terbebas dari kelaparan, kehausan, dan kematian. Siapa pun yang dapat mencapai semua itu dapat menjadi penguasa Wilayah Selatan."     

Kini kerumunan itu mulai tenang. Tidak ada orang yang berani menolak undang-undang yang telah ditinggalkan oleh Utusan Tiga Dewa di Tanah Api. Sebenarnya, Duel Suci itu sendiri adalah cara untuk memutuskan distribusi kekuasaan yang berasal dari ranah hukum.     

"Tetapi Utusan Tiga Dewa memang membawa kemakmuran ke padang pasir ini." kata kepala Klan Sungai Hitam yang tidak ingin diabaikan. Pria itu menunjuk ke arah Gema dan ia juga meninggikan suaranya, "Konon 1.000 tahun yang lalu, daerah ini adalah sebuah oasis! Apakah raja Graycastle mampu melakukan itu? Jangan tertipu oleh berbagai keuntungan palsu. Siapa pun yang memiliki kekuatan semacam itu sama saja seperti dewa."     

"Jadi selama Yang Mulia bisa membawa oasis baru ke Negara Pasir, kamu akan mengakui bahwa Yang Mulia memenuhi syarat untuk memerintah Wilayah Selatan dan kalian akan menganggapnya sebagai pemimpin seluruh klan, bukan begitu?" tanya Gema sambil tersenyum.     

"Benar. Bukan hanya aku, aku rasa semua klan lain juga akan setuju denganku!" Kepala Klan Sungai Hitam mengambil sebagian besar pendapat orang banyak itu sebagai pendapat pribadinya.     

"Memang, Yang Mulia tidak bisa mengubah Wilayah Selatan menjadi tanah yang hijau, tetapi ia bersedia membawa kita ke wilayah Graycastle dan menawarkan kita tempat tinggal di dekat danau dan hutan untuk menjaga kita dari kehausan dan badai pasir selamanya." Gema kembali ke arena duel dan berkata, "Ini adalah janji yang diucapkan oleh Yang Mulia. Yang Mulia akan memberikan kalian sebuah oasis yang baru, yaitu Wilayah Utara yang luas dan kaya yang persis seperti oasis hijau yang tidak terbatas yang warnanya tidak akan pernah pudar."     

Semua orang terkejut dan nyaris tidak percaya dengan apa yang telah mereka dengar.     

Thuram pun sama terkejutnya.     

Inilah tujuan Klan Osha yang sebenarnya!     

Itulah arti dari oasis yang baru dan sistem pemerintahan baru yang pernah disebutkan oleh Si Kapak Besi!     

Setiap orang Klan Mojin selalu memimpikan untuk hidup di oasis yang hijau selamanya. Ini sungguh sebuah godaan besar, terutama bagi klan-klan kecil yang terlalu lemah untuk mengambil posisi kecil di Kota Pasir Besi. Meskipun klan besar mungkin ragu-ragu dan tidak mau menerima perubahan drastis dalam tatanan pemerintahan di Wilayah Selatan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah hal ini, mungkin dalam waktu setengah bulan ke depan, pesan menakjubkan ini akan menyebar di seluruh padang gurun!     

Tidak, ini benar-benar omong kosong! Ini hanya sebuah kebohongan, penipuan!" teriak kepala Klan Sungai Hitam. "Apakah kamu lupa nasib Klan Tulang Hitam dan Klan Batu Pasir yang berakhir dengan tragis? Bukankah mereka semua tewas dan binasa karena mereka dengan mudah percaya apa yang dikatakan oleh Garcia, Ratu Pelabuhan Air Jernih? Memberi kami sebuah oasis dan sumber air, katamu? Orang utara yang licik tidak akan pernah melakukan hal itu! Mereka hanya akan memberimu sebuah kolam, atau sebidang tanah sebesar telapak tangan, dan mereka akan membuat kita saling bertarung untuk mendapatkan sumber daya ini tanpa henti seperti yang kita lakukan di Wilayah Selatan di mana kita harus bekerja sampai mati untuk mereka."     

Thuram menghela napas. "Jika pidato Nona Gema disampaikan sebelum Duel Suci dimulai, pidato ini mungkin bisa menjadi aspirasi bagi banyak orang, tetapi sekarang semuanya sudah terlambat."     

Dalam lima Duel Suci yang telah dilaksanakan, tidak ada dari mereka yang terbunuh. Citra Klan Osha yang penuh belas kasih telah menyebar di seluruh oasis kecil. Orang-orang dapat dengan mudah membayangkan bahwa raja kerajaan utara yang mendukung Klan Osha tentu juga sama-sama berbelas kasih. Sudah jelas, seseorang yang berbelaskasih tidak akan menindas orang-orang Negara Pasir seperti yang dilakukan oleh Ratu Pelabuhan Air Jernih.     

Bahkan Klan Tulang Hitam dan Klan Batu Pasir bersedia menjual diri mereka dengan murah kepada Ratu Garcia, yang merupakan indikasi betapa menariknya tanah yang dijanjikan untuk mereka demi bertahan hidup. Bahkan jika semua janji itu hanyalah jebakan dari Garcia, beberapa klan tetap ingin mengambil risiko itu. Jika Raja Graycastle dengan tulus ingin membawa orang-orang Negara Pasir ke wilayahnya, orang-orang ini pasti akan menjadi contoh yang baik bagi klan lainnya. Jika semuanya sudah dimulai, migrasi Negara Pasir ke wilayah utara tidak akan bisa dihindari lagi.     

Raja Graycastle jelas sudah merencanakan semuanya dengan baik, dengan menunjukkan kekuatannya untuk menarik perhatian seluruh klan, ia tidak membunuh siapa pun dalam Duel Suci untuk membangun citra sebagai raja yang penyayang, menjadi kepala bagi semua klan dengan cara yang tidak terbantahkan dengan cara memenangkan Duel Suci. Dengan demikian, klan besar lainnya akan enggan untuk berbalik melawan Klan Osha secara terang-terangan.     

Thuram pikir ia akan memainkan peran yang cukup penting dalam membantu Klan Osha menetap di Kota Pasir Besi, tetapi sekarang ia baru menyadari bahwa perannya hanya untuk memberikan Klan Osha informasi tentang klan-klan utama yang ada di Kota Pasir Besi. Sedangkan rencana Klan Osha yang sebenarnya, Thuram sendiri tidak tahu apa-apa. Gema tidak berencana menetap di Kota Pasir Besi dan keinginan balas dendam yang awalnya Thuram pikir akan dijalankan ternyata tidak serumit yang ia kira. Kini Thuram merasa kebingungan.     

Tetapi setelah beberapa saat, Thuram bangkit berdiri dan ia merasa bersemangat lagi. Jika semuanya berjalan seperti yang dikatakan oleh pemimpin baru, Klan Osha akan menjadi klan terkuat. Kemudian sebagai anggota Klan Osha, Thuram jelas akan mendapatkan manfaat besar. Dalam menyongsong masa depan yang menjanjikan ini, mengapa Thuram harus repot-repot merasa kebingungan memikirkan semuanya?     

Seperti yang sudah bisa di duga, Gema menggelengkan kepalanya, "Kamu salah, ketua. Yang dibutuhkan Garcia adalah tentara bayaran, bukan klan biasa, dan itulah perbedaan terbesarnya dengan Yang Mulia Roland. Itu juga alasan mengapa Garcia memilih Klan Tulang Hitam dan Klan Batu Pasir yang memiliki kapasitas pertempuran yang lebih kuat. Namun Yang Mulia tidak akan melakukan itu. Yang Mulia menganggap semua Klan Mojin sebagai rakyatnya sendiri, jadi klan mana pun di sini dapat pergi ke Kerajaan Graycastle, terlepas dari berapa banyak orang dewasa muda yang mereka miliki atau apakah mereka kuat atau lemah. Yang Mulia tidak membutuhkan Negara Pasir untuk mati baginya, tidak ada raja yang berbelas kasihan yang hanya duduk menyaksikan rakyatnya mati sia-sia!"     

"Apa yang kamu inginkan sebagai imbalannya? Kami tentu harus membayar sesuatu untuk mendapatkan semua itu." tanya Guelz. "Roland Wimbledon tidak akan membantu Negara Pasir tanpa imbalan apa-apa. Aku sendiri tidak percaya dengan yang serba gratis!" kata Guelz sambil menggertakkan giginya, "Katakan padaku. Aku bersedia menerima persyaratannya."     

"Yang diinginkan Yang Mulia dari kalian sederhana saja, yaitu bekerja," kata Gema terus terang. "Seperti puluhan ribu rakyat Yang Mulia yang lain, kalian harus bekerja untuk mengembangkan kerajaan Graycastle, dan bekerja untuk diri kalian sendiri! Kalian akan dibayar, kalian akan meningkatkan taraf hidup kalian, menerima pendidikan dan membesarkan anak-anak … hanya itu yang diinginkan Yang Mulia."     

"Apakah hanya itu saja?" tanya Guelz dengan terkejut.     

"Benar. Kalian akan menjalani hidup tanpa bertarung dan berjuang setengah mati!" seru Gema. "Semua orang tahu bahwa air di Oasis Sungai Perak semakin mengering … saat aku masih kecil, kadang-kadang aku bisa melihat oasis itu di dekat Tanjung tak Berujung. Tetapi sekarang, hanya tanah kosong putih di dekat wilayah barat laut yang terus berkembang menjadi tanah berpasir. Bahkan oasis kecil yang ada di sekitar Kota Pasir Besi juga telah semakin mengecil. Apakah Klan Mojin berniat untuk terus bertarung dan saling membunuh untuk mendapatkan tempat tinggal, merendam pasir gurun ini dengan darah kalian dan akhirnya menghilang bersama dengan semua oasis di Wilayah Selatan? Katakan padaku, apakah kalian bersedia menerima konsekuensi ini?"     

"Tidak, Nona."     

"Aku ingin pergi bersamamu, Nona Bulan Perak!"     

"Tolong ajak aku ikut bersamamu!"     

Suara-suara itu seperti gelombang air laut yang bergulung-gulung, menyebar dari tengah arena duel ke sekelilingnya.     

Melihat wanita yang sangat cantik yang sedang berdiri di atas panggung arena duel yang menarik perhatian sebagian besar klan, Si Kapak Besi tidak bisa menahan diri dan ia berlutut dengan berderai air mata.     

Si Kapak Besi telah memimpikan hal ini terjadi berkali-kali, terutama pada malam ketika Klan Osha memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam Duel Suci. Tetapi ketika Si Kapak Besi terbangun dari mimpinya, klan itu menghilang dan sang putri telah menjadi budak. Si Kapak Besi pikir ia tidak akan pernah hidup untuk melihat ini terjadi.     

Tetapi sekarang, apa yang telah Gema capai bahkan jauh lebih tinggi dari yang Si Kapak Besi impikan. Si Kapak Besi dipenuhi dengan perasaan bangga terhadap Gema.     

"Klan Osha akhirnya mendapatkan restu dan pertolongan dari Tiga Dewa."     

"Aku mengerti mungkin masih ada di antara kalian yang ragu-ragu, tetapi apa yang kukatakan ini akan segera terbukti." Gema mengangkat tangan kanannya dan berkata, "Klan-klan yang ingin ikut denganku ke wilayah Graycastle harus berkemas sekarang dan temui aku di oasis kecil sebelum kita berangkat. Mereka yang tidak bisa pergi saat ini juga tidak perlu khawatir. Aku meninggalkan stafku untuk membimbing kalian yang ingin menemukan tempat tinggal yang cocok di kerajaan utara. Selama kalian mematuhi undang-undang Graycastle, kalian adalah rakyat Yang Mulia dan kalian akan dilindungi. Kerajaan Graycastle akan selalu menerima kehadiran kalian."     

Tidak ada yang tahu bagaimana akhirnya semua orang itu mulai bersorak-sorai. Seperti setetes tinta yang jatuh ke dalam air, tidak lama kemudian airnya beriak dan berita itu langsung menyebar ke seluruh Tanah Api.     

Klan-klan besar masih tetap berdiam diri. Tetapi dibandingkan dengan seruan orang banyak yang ada di bawah arena duel, mereka masih kalah suara.     

Untuk pertama kalinya, suara klan-klan yang bersorak dari setiap sudut Oasis Sungai Perak melebihi suara Kota Pasir Besi itu sendiri.     

Sebuah dobrakan baru muncul melawan sistem pemerintahan yang primitif dan kaku.     

Sebuah tatanan pemerintahan yang baru mulai terbentuk di balik riuhnya lautan suara manusia.     

Kelihatan kecil dan masih belum terbukti kebenarannya, tetapi sistem baru ini memancarkan vitalitas tanpa batas.     

Kerumunan orang banyak itu mulai berlutut untuk memuja klan terkuat yang baru, serta tunduk pada kepala klan yang baru. Tidak semua orang berani menjadi perintis, tetapi selalu ada orang yang berani mengorbankan segalanya demi tanah yang hijau di hati mereka.     

Pada hari itu, sorak-sorai menyebar tanpa henti di seluruh Tanah Api.     

Sejak hari itu, padang gurun yang gersang ini memiliki seorang pemimpin baru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.