Bebaskan Penyihir Itu

Tekad Sekeras Baja



Tekad Sekeras Baja

0"Demi Tiga Dewa! Itu … Elang Bersayap Empat!"     
0

"Beraninya binatang buas itu masuk ke Panggung Pembakaran yang suci ini!"     

"Tolong, tolong aku!"     

"Penjaga, di mana penjaga?!"     

Jeritan panik dan kaget datang dari kerumunan penonton. Beberapa orang Negara Pasir mengeluarkan senjata mereka dan memanjat ke arena duel untuk menyelamatkan Lorgar, sementara yang lainnya buru-buru melarikan diri. Suasana di arena duel itu tiba-tiba menjadi sangat kacau.     

Ashes dapat melihat dengan jelas melalui debu dan asap yang membumbung bahwa monster burung itu sebenarnya adalah binatang iblis raksasa. Monster itu menyerupai binatang Hibrida Iblis dengan perpaduan elang dan kumbang. Bagian belakang, perut bagian bawah, dan kepala monster itu ditutupi dengan cangkang bergaris-garis. Monster itu memiliki 6 cakar dan setiap bagian cakarnya dapat terlihat dengan jelas. Sepasang cakar depan monster itu adalah bagian tubuhnya yang paling tebal dan monster itu menindih Lorgar dengan kuat di tanah seperti penjepit besi. Keempat pasang sayap monster itu, yang seharusnya setipis sayap jangkrik, tampak tebal seperti sayap burung dan menjadi bagian tubuh yang paling mencolok dari monster itu.     

Alam tidak mungkin menciptakan monster yang mengerikan seperti itu.     

Binatang iblis raksasa itu terus berusaha mematuk leher Lorgar sambil menindih wanita serigala itu. Cakar monster itu tidak bisa dihindari, dan Lorgar hanya bisa mengelak ke kiri dan ke kanan untuk menghindari serangan cakarnya. Ketidakmampuan untuk menggerakkan tubuhnya sangat membatasi jarak yang bisa dihindari Lorgar. Dalam waktu singkat, kedua pipi Lorgar sudah terkena beberapa goresan, dan darah segar menodai bulu serigalanya. Melihat kondisinya sekarang, Lorgar tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi dan ia bisa terbunuh oleh monster itu.     

Ashes tidak akan membiarkan hal itu terjadi.     

Ashes telah membantu Si Kapak Besi dan ikut berpartisipasi dalam Misi Gurun ini karena Tilly, dengan menggunakan Duel Suci untuk menentukan kemenangan yang juga merupakan pilihan Tilly. Ashes mendapatkan bantuan ramuan herbal dari Daun dan perawatan dari Nana, jadi ia akan menangani masalah ini dengan sangat serius dan tidak akan meninggalkan Lorgar begitu saja. Lorgar juga seorang penyihir, dan selama ia tidak jahat seperti Penyihir Suci, tidak mungkin Ashes hanya menonton dan berdiam diri sambil menyaksikan Lorgar tewas di tangan binatang iblis itu.     

"Gema!" teriak Ashes.     

Selagi Ashes berteriak, ia langsung menuju ke arah Hibrida Iblis itu. Ashes bercokol di moncong monster itu pada saat monster itu mencoba mematuk Lorgar lagi.     

Ujung moncong monster yang tajam menggores lengan Ashes dan darahnya menetes sedikit demi sedikit ke wajah Lorgar, tetapi wanita serigala itu tetap tidak bergerak.     

Lorgar menatap Ashes dengan tatapan lemah dengan menggunakan satu matanya yang masih utuh. Pupil mata Lorgar yang gelap memancarkan berbagai macam perasaan.     

Pada saat yang sama, lagu pengantar tidur Gema terdengar. Musik itu perlahan-lahan menghilangkan kepanikan yang dirasakan semua orang dan menenangkan kerumunan penonton yang berusaha melarikan diri.     

Tanpa gangguan dari kerumunan suara-suara orang di sekitarnya, suara tembakan berulang bisa terdengar dari tempat Andrea berdiri.     

Tembakan Andrea berbeda dari tembakan yang dilakukan Tentara Pertama yang mungkin bisa melukai penyihir tanpa sengaja. Kemampuan menembak Andrea yang akurat memastikan bahwa selama masih ada sedikit ruang, ia bisa mengenai target dengan sempurna.     

Ashes melihat cakar Lorgar bergetar dengan keras. Kemudian beberapa butir peluru mengenai posisi sendi monster itu, dan menghancurkan cakar Elang Bersayap Empat itu menjadi dua bagian.     

Setelah monster itu kehilangan cakarnya, Lorgar berguling dan menendang perut monster itu, dan ia bergerak menjauh. Monster itu mengepakkan sayapnya dan berusaha bangkit kembali. Saat ini Tentara Pertama baru menembakan peluru mereka untuk pertama kalinya. Sayangnya, tidak mudah untuk mengenai monster terbang yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah dan berperilaku seperti serangga daripada seekor burung.     

"Apakah kamu baik-baik saja?" Ashes melepaskan jubah hitamnya dan menutupi tubuh Lorgar yang mulai berubah wujud kembali sebagai manusia secara perlahan.     

"Untuk sementara … ehem, aku masih belum mati …" Lorgar yang telah kembali ke bentuk manusianya, terbatuk dan mengeluarkan darah yang berbusa dari mulutnya, dan ia berjuang untuk berdiri tetapi gagal.     

"Jangan bergerak atau lukamu akan semakin parah." Ashes memeriksa seluruh tubuh Lorgar dan menemukan bahwa satu sisi dadanya sudah melesak ke dalam dan Ashes bisa merasakan tonjolan tulang yang terangkat ke atas. Sudah jelas, beberapa tulang rusuk Lorgar patah akibat pertarungan yang sengit sebelumnya. Untungnya, wujud serigalanya bisa menahan dampak serangan berat itu. Jika Lorgar mempertahankan bentuk manusianya, serangan itu mungkin sudah merenggut nyawanya.     

Prajurit Klan Api Liar juga mengelilingi daerah itu dengan busur pendek mereka dan mereka mengarahkan anak panah mereka ke arah binatang iblis itu. Tetapi senjata api saja tidak efektif pada jarak sejauh ini, oleh karena itu anak panah mereka bahkan akan lebih sia-sia lagi.     

"Awas! Monster itu datang lagi!" seru Gema sambil memperingatkan semua orang.     

"Semua orang menyingkir!"     

Ashes memeluk Lorgar dan mereka berguling-guling di tempat untuk menghindari serangan binatang iblis itu. Beberapa prajurit klan tidak dapat menghindari serangan monster itu dan mereka terpental sangat keras di bagian dada, dan dada mereka remuk. Sudah jelas, mereka tidak mungkin bertahan dari luka akibat serangan itu.     

Elang Bersayap Empat itu jelas memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Tampaknya Elang Bersayap Empat itu menyadari bahwa satu-satunya hal yang dapat mengancamnya adalah pistol yang dipegang oleh Andrea. Ketika monster itu menukik dan hendak menyerang Lorgar, ia selalu menggunakan bagian perutnya untuk menghadapi serangan Andrea. Monster itu juga terbang ke sana kemari dan mampu bergerak zig-zag. Ketika Andrea mengisi ulang pelurunya, monster itu melemparkan orang-orang yang ditangkapnya ke arah Si Burung Kolibri dan Gema untuk menghalangi serangan Andrea dan memutar arah serangannya.     

Andrea bisa menghindari serangan yang berbahaya beberapa kali dari serangan yang dilancarkan monster itu. Selain memperhatikan pergerakan monster itu, Andrea juga harus menjaga dua rekannya yang lain. Jika Andrea tidak menguasai keterampilan evolusi baru yang memungkinkannya melepaskan aliran udara yang kuat dalam jarak dekat, ia pasti sudah terkena serangan monster itu sejak awal.     

Ashes mengerutkan keningnya karena ia merasa Elang Bersayap Empat ini sepertinya hanya menargetkan para penyihir.     

Jika monster itu hanya ingin memangsa makanan, seluruh arena duel itu penuh dengan orang-orang, dan tidak ada yang bisa menghentikan monster itu untuk memangsa 1 atau 2 orang. Tetapi monster itu malah menukik berulang kali untuk menyerang Lorgar atau mengincar Andrea dan para penyihir lainnya. Monster itu tidak menunjukkan minat pada orang-orang biasa dan sangat berbeda dari rumor yang beredar bahwa monster ini adalah penyerang yang haus darah.     

Tentara Pertama hanya memiliki 50 prajurit yang memasuki Tanah Api dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa dalam berurusan dengan musuh yang bisa berkeliaran di udara. Ashes merasa perlu untuk membawa monster itu ke tengah-tengah pasukan dan mudah-mudahan, monster itu bisa ditembak dengan tembakan yang lebih intens.     

Tetapi … apa cara efektif yang bisa mengalahkan monster ini?     

Pada saat itu, Lorgar meraih tangan Ashes.     

"Lempar aku ke atas." kata Lorgar sambil bicara sepatah demi sepatah.     

"Apa?!" tanya Ashes dengan heran.     

"Uhukk … lempar aku ke atas!" Lorgar mengulangi dengan napas terengah-engah. "Ketika monster itu datang ke arah kita, itu satu-satunya … satu-satunya kesempatan di mana aku bisa menangkapnya. Aku tidak bisa bertindak sendirian, aku hanya bisa bergantung pada lemparanmu!"     

"Jika kamu tidak berhasil, kamu bisa mati di sini," kata Ashes.     

"Rumah kedua seorang petarung adalah medan perang," kata Lorgar, telinga serigalanya terkulai lemah ke bawah. "Setidaknya aku telah melawan dan bertarung sampai akhir. Kamu adalah petarung paling kuat yang pernah kutemui … uhuk … kamu telah memberiku kesempatan untuk merasakan sebuah pertarungan yang luar biasa. Terima kasih."     

Ashes melihat tekad yang kuat dari ekspresi Lorgar dan ia mengangguk setelah terdiam sejenak, "Aku mengerti. Tetapi kamu salah, ini bukan pertarungan terakhir kita."     

"Bahkan jika aku … berhasil selamat, tidak mungkin aku masih bisa berdiri seperti orang normal. Kamu tidak perlu menghiburku." kata Lorgar sambil menertawakan dirinya sendiri.     

Bahkan jika Lorgar bisa pulih dari luka yang begitu parah, ia tetap akan cacat. Mungkin kematian akan menjadi pilihan yang lebih baik bagi Lorgar.     

"Ada seorang penyihir bernama Nana di Kota Tanpa Musim Dingin di Kerajaan Graycastle, yang bisa menyembuhkan siapa pun kembali seperti semula. Bahkan Nana bisa menyembuhkan orang yang sudah sekarat atau orang yang anggota tubuhnya sudah hancur," kata Ashes sambil sedikit tersenyum.     

Telinga wanita serigala itu langsung tegak dalam sekejap.     

"Apa yang baru saja kamu katakan … apakah itu benar?" tanya Lorgar.     

"Tentu saja benar, aku telah melalui tidak kurang dari 100 pertempuran seperti ini, dan bahkan ada musuh yang lebih kuat yang pernah aku hadapi. Dan jika kamu ingin mengasah kemampuanmu, kamu masih memiliki kesempatan. Jadi jika kamu bisa tetap hidup … " Ashes berhenti bicara ketika ia menyadari bahwa mata Lorgar yang masih tersisa kini memantulkan binar harapan baru.     

"Aku akan bertahan, itu pasti." kata Lorgar.     

"Yah, baiklah kalau begitu." jawab Ashes.     

Ashes tidak lagi merasa ragu dan ia meraih kaki Lorgar dengan satu tangan. Ashes mengambil keuntungan dari Elang Bersayap Empat yang tengah menukik ke tengah-tengah arena duel, ia mengayunkan tubuh Lorgar 2 kali sebelum akhirnya ia melemparkan wanita serigala itu ke atas.     

Putri Lorgar dari Klan Api Liar tampak seperti anak panah yang melesat terbang dengan jubah hitamnya, dan ia mengincar monster yang sedang terbang lurus ke bawah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.