Bebaskan Penyihir Itu

Kapal Baru yang Hebat



Kapal Baru yang Hebat

0"Oh, Joan sudah bisa naik ke daratan ternyata …" kata Roland dengan bersemangat, "Aku ingat kamu pernah mengatakan bahwa setelah Joan memilih untuk menetap di laut, ia tidak melakukan kontak dengan manusia untuk waktu yang lama."     
0

"Ini berkat bantuan Yang Mulia Tilly dan Nona Camilla." sahut Margaret sambil menghela napas. "Tanpa kemampuan untuk berkomunikasi secara langsung melalui pikiran, Joan mungkin tidak akan mampu beradaptasi dengan kehidupan manusia biasa. Ditambah lagi, Joan benar-benar sudah lupa bagaimana cara berbicara dengan bahasa manusia. Meskipun Tuan Guntur memperkenalkan banyak orang-orang terpelajar kepada Joan, hasil pembelajarannya masih tidak begitu baik. Saat ini, Joan tidak dapat berbicara lebih dari beberapa kata, dan ia bahkan tidak dapat melakukan percakapan sederhana."     

Pada saat itu, Margaret berhenti bicara seolah-olah ia tidak tahu apakah ia harus melanjutkan ucapannya atau tidak.     

"Ada apa?" tanya Roland dengan bingung.     

"Aku tidak tahu apakah itu karena transformasi jangka panjangnya, tetapi beberapa bagian tubuh Joan tidak lagi sama seperti manusia." kata Margaret sambil menggigit bibirnya. "Sejauh yang aku tahu, selama mereka tidak menggunakan kekuatan sihir, penyihir seharusnya tidak berbeda jauh dari manusia biasa. Tapi Joan tidak bisa lagi mengubah penampilannya seperti sebelumnya. Pipi, leher, lengan, dan kaki Joan kini tertutup oleh sisik ikan, seperti … monster laut. "     

Roland langsung teringat akan telinga dan ekor serigala Lorgar yang panjang. Yah … kulit yang ditutupi sisik sepertinya keren juga. Ehem, tidak, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Dengan pertimbangan bahwa orang-orang Negara Pasir bahkan merasa takut dengan telinga lucu Lorgar, sepertinya reaksi orang-orang terhadap Joan mungkin akan lebih buruk.     

"Apakah ada yang berusaha menyakiti Joan?" tanya Roland.     

"Kami sudah mencoba yang terbaik untuk mencegah mereka, tetapi kami tidak bisa mencegah jika seseorang menyebarkan berita bahwa ada seekor manusia ikan seperti Joan." sahut Margaret sambil menghela napas.     

"Jika kita ingin mengajari Joan bagaimana beradaptasi dengan kehidupan manusia lagi, maka sudah jelas ia harus berhubungan dengan orang lain," kata Tuan Guntur dengan pasrah, "Penampilan Joan sekarang pasti tidak bisa diterima dengan baik bahkan di Fjords sekali pun. Sejak aku membawa Joan, tiga orang pelayan dan dua cendekiawan sudah ketakutan ketika melihatnya. Bahkan tersiar rumor bahwa aku sedang membawa seekor monster laut. Mungkin memang hanya di lautan tempat yang paling cocok untuk Joan."     

"Jika Joan benar-benar tidak menyukai kehidupan di darat, aku tidak akan memaksanya untuk tinggal di pulau di luar kehendaknya." kata Margaret melanjutkan. "Tapi Joan tidak terlalu keberatan dengan proses untuk berhubungan dengan orang lain. Meskipun Joan harus tinggal berjam-jam di laut setiap minggunya, ia masih suka bergaul dengan para pelayan yang mau menerimanya. Selain itu, dibandingkan dengan daging ikan mentah yang dulu Joan makan, ia sekarang lebih suka dengan daging ikan yang sudah dimasak dengan baik."     

Tetap saja, lingkungan seperti ini terbatas sekali di lingkungan tempat tinggal Tuan Guntur. Roland mengerti apa yang dimaksud Margaret itu, tetapi Roland tidak bisa memikirkan solusi yang baik untuk saat ini. Mengubah sudut pandang seseorang membutuhkan banyak waktu, belum lagi, kondisi Joan jauh lebih serius daripada para penyihir lainnya. Sepanjang sejarah, animisasi, deformasi, atau secara umum, penampilan yang tidak manusiawi pasti akan selalu berhadapan dengan diskriminasi dan pengucilan sosial.     

"Pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja," kata Roland sambil meyakinkan Margaret. "Bolehkah aku melihat Joan lebih dekat?"     

Jika masalahnya memang seserius itu, satu-satunya yang harus dilakukan untuk saat ini adalah menyembunyikan penampilan Joan, sama seperti telinga Lorgar yang terlihat seperti orang normal selama ia mengenakan topi.     

"Tentu saja boleh." jawab Margaret sambil melambai ke arah Joan dan berkata, "Kemarilah, kawan."     

Tapi Joan hanya melihat ke arah mereka sebentar lalu ia bersembunyi lagi.     

"Uhm … Yang Mulia, aku minta maaf, tapi Joan mungkin tidak terbiasa dengan kerumunan orang sebanyak ini." kata Margaret sambil membungkuk sebagai tanda permintaan maaf.     

"Sepertinya kamu sudah membuat wanita itu ketakutan." kata Nightingale di samping telinga Roland.     

Roland memelototi ruang kosong di sebelahnya, ia terbatuk dua kali dan berkata, "Tidak apa-apa. Joan harus tinggal di Kota Tanpa Musim Dingin untuk sementara waktu. Pada akhirnya Joan akan terbiasa. Mari kita pergi ke galangan kapal sekarang."     

…     

Untuk membangun kapal baja, Roland secara khusus menyediakan lahan kosong seluas hampir seratus hektar di barat daya pantai dangkal dan meminta Lotus untuk membangun dinding di sekitarnya, dan membentuk penghalang yang mencegah siapa pun mengintip dari luar. Selain mendirikan menara pengawas di keempat sudutnya, Roland juga menempatkan Tentara Pertama untuk menjaga tempat itu. Oleh karena itu, terlepas dari para pekerja yang ada di sana, tidak banyak orang yang tahu bagaimana tampilan kapal besar ini setelah kapal itu jadi.     

Ketika mereka masuk melewati dinding dan tiba di bagian bawah tangga, seruan takjub terdengar dari dalam rombongan pedagang itu.     

Perhatian semua orang tertuju pada struktur baja raksasa yang ada di depan mereka.     

Penampilan kapal itu jelas tidak berlebihan.     

Ketika mengagumi kapal itu dari bawah, hal pertama yang akan terlihat adalah lambung kapal yang menjulang tinggi, berbeda dari lambung bundar kapal layar tiga tiang biasa, sisi lambung kapal ini tegak lurus ke tanah sementara pangkalannya begitu datar. Karena pandangan mereka terbatas, semua orang merasa seolah-olah mereka sedang berdiri di bawah dinding baja yang menjulang tinggi, dan orang-orang itu merasa kecil karena berada di bawah benda sebesar itu.     

"Demi Tiga Dewa … apakah aku sedang bermimpi?"     

"Berapa bobot kapal ini? Kapal ini pasti memiliki bobot 20 ribu ton."     

"Bahkan kapal layar paling besar sekali pun tidak akan mampu menahan dampak benturan dari kapal baja ini!"     

"Jangankan kapal layar besar. Aku bertaruh monster laut dalam sekali pun akan melarikan diri jika berhadapan dengan kapal ini!"     

"Tuan Guntur … maksudku Tuan Sander, kamu tidak memberi tahu kami bahwa kita akan berlayar dengan kapal sebesar itu!"     

Kelompok itu langsung gaduh ketika para pelaut itu berlari ke arah kapal baja raksasa itu. Mereka mulai menyentuh dan mengetuk lambungnya, mereka tidak mampu menahan antusiasme mereka.     

Mereka semua adalah pelaut Fjords yang paling berpengalaman, dan meskipun mereka belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya, mereka masih mampu memahami keunikan kapal baja ini.     

Sedangkan untuk Tuan Guntur, rasa terkejut di wajahnya tidak kalah dengan yang lain. Bahkan, tampaknya Tuan Guntur yang paling merasa terkejut.     

Ketika Roland menyebutkan dalam suratnya bahwa kapal itu seluruhnya terbuat dari baja dari atas sampai ke bawah, Tuan Guntur berasumsi bahwa Yang Mulia Roland hanya bicara berlebihan. Lagi pula, bahkan pada pembuatan kapal kayu biasa, kayu dan bahan-bahan terbaik lainnya hanya akan digunakan di bagian-bagian utama badan kapal. Karena itu, ketika merekrut anak buahnya, Tuan Guntur hanya menggambarkan kapal itu sebagai kapal tanpa layar, yang berisi kerangka baja yang cukup kuat untuk menahan gelombang besar Garis Laut.     

Tapi apa yang dilihat Tuan Guntur sekarang membuktikan bukan itu masalahnya.     

Meskipun Tuan Guntur tahu bahwa Kota Tanpa Musim Dingin sangat mahir dalam membuat kapal, namun ia tidak pernah membayangkan bahwa kapalnya akan seperti itu. Jumlah bahan-bahannya saja sudah begitu banyak dan mahal sehingga tidak mungkin jika Tuan Guntur mengumpulkan semua bahannya di Kepulauan Fjords, belum lagi teknik yang digunakan untuk menggabungkan baja keras itu menjadi satu.     

Seberapa mahalnya baja-baja itu?     

Di antara berbagai komoditas, bijih besi tidak dianggap sebagai barang mewah karena batangan besi mentah seukuran telapak tangan bisa dijual seharga 30 hingga 40 perak. Tetapi jika bijih besi itu ditempa menjadi baja, maka harganya akan naik jadi sepuluh kali lipat. Baja sangat berharga sehingga para kesatria biasanya akan memperlakukan baju zirah baja mereka sebagai benda pusaka keluarga dan mewariskannya dari generasi ke generasi.     

Alasan di balik tingginya harga baja adalah karena proses pengolahannya yang sangat memakan waktu. Seumur hidupnya, seorang pandai besi hanya bisa membuat sekitar tujuh atau delapan set baju zirah baja yang berkualitas. Dengan kata lain, bahkan jika semua tukang pandai besi dari Fjords berkumpul bersama, mereka tetap tidak akan dapat membuat begitu banyak baja dalam kurun waktu belasan tahun.     

Yang pertama kali mereka pesan dari Roland hanyalah sebuah kapal uap, yang menurut Serikat Dagang Fjords, harganya sekitar 3 hingga 4 ribu keping emas. Jadi ketika Yang Mulia Roland mengatakan bahwa ia hanya akan membebankan biaya produksi kepadanya, Tuan Guntur tidak benar-benar menganggapnya sebagai bantuan besar. Itu karena nilai Garis Laut baru jauh lebih besar daripada biaya pembuatan kapal itu sendiri. Karena sejak awal Raja Graycastle hanya ingin mendapatkan informasi mengenai Garis Laut itu, transaksi ini tidak dianggap bahwa Yang Mulia Roland hanya mengambil keuntungan dari pihak lain.     

Tuan Guntur bahkan telah berencana untuk langsung melunasi pembayaran kapal ini kepada Yang Mulia Roland setelah penjelajahan Garis Laut selesai, sebagai tanda terima kasih karena Yang Mulia telah menjaga Kilat, putrinya, dan karena ia juga berharap Kilat memiliki kehidupan yang lebih baik di Kota Tanpa Musim Dingin di masa depan.     

Tapi sekarang Tuan Guntur akhirnya menyadari bahwa, bahkan hanya dengan mempertimbangkan biaya produksinya saja, harga kapal ini masih jauh melampaui dugaannya.     

Tuan Guntur langsung merasa bahwa dompetnya akan segera kering kerontang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.