Bebaskan Penyihir Itu

Penjelajah yang Sudah Ditunggu-tunggu



Penjelajah yang Sudah Ditunggu-tunggu

0Dua kapal bertiang tiga dengan bendera hitam dan putih sedang menurunkan muatan mereka ketika Roland berjalan ke pelabuhan yang dikelilingi oleh penjaga pribadinya. Pejabat Balai Kota berputar-putar di sekitar kotak kayu yang ditumpuk sambil sesekali membuat sorak kegembiraan.     
0

"Lama tidak bertemu, Yang Mulia!" Margaret dengan cepat maju dan membungkuk sambil tersenyum. "Maafkan penampilanku … aku tidak nyaman jika harus memakai rok panjang saat berlayar di laut, jadi aku harap Anda tidak keberatan dengan pakaianku ini."     

Pria di sebelahnya juga membungkuk. "Yang Mulia, namaku Sander Si Burung Terbang dari Pulau Naga Kembar, aku datang memberikan penghormatan kepada anda. Apakah anda berkenan dengan pakaianku?" Kemudian Sander mengedipkan matanya pada Roland sambil, "Tidakkah menurut anda ini cocok dengan ungkapan 'burung laut terbang tinggi'?"     

Sebenarnya, bahkan sebelum Sander berbicara, Roland sudah memperhatikan pakaiannya yang mencolok itu. Sejujurnya, mustahil Roland tidak memperhatikan Sander ketika ada begitu banyak bulu di tubuhnya. Pakaian Sander menampilkan ciri khas seorang pedagang laut biasa dari Fjords, tetapi pakaiannya ditutupi dengan jumbai bulu burung di mana-mana, dari bandana di kepalanya hingga sepatu kulit yang ada di kakinya. Namun, setelah menempuh perjalanan laut yang panjang, sebagian besar bulu di pakaian Sander menjadi kaku dan, meskipun masih melekat pada pakaiannya, semua bulu itu sekarang telah kehilangan sebagian besar kilaunya. Melihat pemandangan seperti itu, Roland teringat akan seekor burung yang ditembak jatuh dari langit.     

"Tidak … kamu salah paham," kata Roland. Sejauh yang Roland ketahui, 'Sander Si Burung Terbang' hanyalah sebuah lambang biru yang terkenal, dan setiap orang selalu menunggu dengan tidak sabar untuk membuka kiriman paket berlambang biru ini. "Meskipun kamu tidak ingin dikenali oleh Kilat, aku katakan kepadamu bahwa jika kamu masuk ke istana seperti ini, kamu pasti akan menarik perhatian teman dekatnya yang bernama Maggie, Tuan Guntur. Jika Maggie sampai mencurigai kamu, kamu tidak akan bisa menyamarkan diri bahkan meski kamu memasang jenggot palsu di wajahmu."     

"Hahaha … begitukah?" sahut Tuan Guntur sambil tertawa. "Sayang sekali. Padahal aku cukup bangga dan yakin dengan penyamaranku ini. Apakah kamu tahu bahwa sejak aku menemukan penjahit untuk membuat pakaian ini, model ini telah menjadi tren baru di banyak pulau?"     

"Apakah ini yang disebut dengan fashion?" pikir Roland dalam hati. Di sisi lain, tidak heran Tuan Guntur adalah penjelajah paling terkenal dari Fjords karena ia bisa mempertahankan mentalitas yang begitu muda meskipun usianya sudah sekitar empat puluh tahun. Tidak ada orang lain yang mau bersusah payah hanya untuk menyamar seperti ini.     

Semuanya dimulai dengan surat itu sebelum ekspedisi ini dimulai.     

Sekarang setelah kapal baja sudah selesai dibuat, tiba saatnya untuk menguji kapal itu. Perasaan Roland terhadap kapal itu penuh dengan kekaguman. Roland jelas menyadari level kemampuan kapal baja pertamanya, meski dengan semua peralatan dan segala macam yang terpasang di kapal, kapal itu masih jauh dari layak untuk mengarungi laut.     

Dibutuhkan lebih dari setumpuk potongan besi yang bisa mengapung dan bergerak bolak-balik untuk membuat kapal laut yang berkualitas. Karena ombak yang dahsyat, mekanisme kapal harus benar-benar berbeda dari versi kapal di sungai pedalaman. Selain itu, mengingat bahwa ini adalah pertama kalinya mereka menggunakan turbin uap, keandalan sistem tenaganya juga masih dipertanyakan.     

Namun, aspek yang paling meresahkan bagi Roland adalah ia tidak terbiasa dengan prosedur operasional kapal atau aspek interaksi manusia dengan mesin. Kapan pun Roland bermasalah dengan prinsip-prinsip permesinan, ia pergi ke Dunia Mimpi untuk mencari solusi, tetapi ini tidak bisa digunakan untuk pelayaran kapal. Sebelum pengembangan sistem kontrol elektronik, setiap kapal harus dikalibrasi dan ditangani secara terpisah. Oleh karena itu, tidak ada solusi lain yang tersisa selain terus melakukan penelitian dan percobaan sendiri.     

Dengan demikian, mengundang Tuan Guntur untuk menguji kapal itu adalah pilihan terbaik yang bisa dipikirkan oleh Roland.     

Selain Tuan Guntur adalah seorang navigator berpengalaman, ia juga merupakan pemimpin dari Tim Eksplorasi, dengan ratusan pelaut yang sangat kompeten yang akan menjalankan perintahnya. Umpan balik dari eksplorasi yang akan dijalankan oleh Tuan Guntur pasti akan sangat berharga.     

Roland berencana untuk menggunakan kesempatan ini untuk menguji dan menyesuaikan kapal sekaligus mendata semua hasil pelayarannya. Hal ini jelas akan sangat membantu dalam mempersiapkan Roland untuk membangun kapal berikutnya. Selanjutnya, data ini akan membawa banyak kekayaan Kota Tanpa Musim Dingin.     

Karena bagian dari keseluruhan proses ini akan memakan waktu dua hingga tiga bulan, Tuan Guntur harus tinggal di Kota Tanpa Musim Dingin untuk sementara waktu. Untuk menyembunyikan identitasnya, Roland menciptakan identitas palsu untuknya dalam surat itu, yaitu Sander Si Burung Terbang. Anehnya, Tuan Guntur tidak hanya menerima usul itu, ia bahkan menambahkan banyak penyesuaian dengan identitas barunya itu. Antusiasme dan semangat bermain Tuan Guntur benar-benar membuat Roland merasa takjub.     

"Oh, Yang Mulia, apakah anda benar-benar dapat menyelesaikan pembangunan kapal bertenaga uap secepat ini?" tanya Tuan Guntur sambil mengganti topik pembicaraan. "Di Fjords, sekalipun ada bahan yang paling baik, pengrajin terbaik pun masih perlu beberapa tahun untuk membangun kapal semacam ini."     

"Itu terlalu lama. Lagi pula, pemprosesan baja lebih mudah daripada kayu karena tidak perlu direndam dalam bahan pengawet, dan tidak perlu menunggu sampai kayu itu kembali kering. Ini hanya membutuhkan panas yang cukup." sahut Roland sambil mengangkat bahu. "Kapal itu saat ini ada di galangan kapal pelabuhan. Jika kamu tertarik, kita bisa melihat kapal itu sekarang."     

"Aku sudah tidak sabar untuk melihatnya!" mata Tuan Guntur langsung berbinar-binar. "Aku tidak bisa berhenti memikirkan kapal itu selama perjalananku ke sini!"     

"Tapi untuk apa peti-peti emas itu?" tanya Roland sambil menunjuk ke kotak-kotak yang dibongkar terus menerus sementara jumlah mereka sedang dihitung oleh Balai Kota. "Seperti yang aku katakan sebelumnya, anda hanya akan dikenakan biaya untuk memproduksi kapal ini, tidak lebih."     

"Tentu saja, kami tidak akan menolak kemurahan hati anda," jawab Margaret, "Ini adalah keuntungan dari penjualan parfum dan Minuman Kacau."     

"Sebanyak itu?" Roland sedikit terkejut. "Ini masih belum jatuh tempo tanggal pengiriman yang disebutkan dalam kontrak, bukan?"     

"Yah, karena kami sedang dalam perjalanan ke sini, kami bisa mengurangi sedikit beban untuk pengiriman berikutnya." jawab Margaret sambil tersenyum. "Tapi Yang Mulia, tebakanmu benar, kedua produk itu menjadi sangat populer di Fjords, terutama Minuman Kacau. Volume penjualannya luar biasa. Harga barang yang paling lezat kadang-kadang bisa naik hingga sepuluh kali lipat dari harga aslinya bahkan jika barang itu adalah barang bekas. Orang-orang rela mencicipi bahkan untuk barang-barang yang rasanya sebenarnya tidak enak. Singkatnya, Minuman Kacau kini telah menjadi simbol keharusan di pesta-pesta semua Serikat Dagang."     

Roland mengangkat alisnya dengan takjub. Sepertinya Roland telah membuat pilihan yang tepat karena menyuruh pedagang profesional menangani bisnis minumannya ini.     

"Yang Mulia, ada reaksi kekuatan sihir di antara kerumunan orang ini." tiba-tiba suara Nightingale terdengar di sebelah telinga Roland. "Apakah ada penyihir di antara mereka?"     

Saat itulah Roland baru menyadari bahwa tidak jauh di belakang Margaret adalah seorang wanita aneh yang memandang ke arah mereka. Setengah tubuh wanita itu tersembunyi di belakang seorang pelayan dan ia hanya menunjukkan setengah wajahnya. Ketika pandangan mata Roland dan wanita itu saling bertemu, wanita itu dengan cepat menyembunyikan wajahnya seperti seekor kelinci yang ketakutan.     

Roland samar-samar ingat bahwa Margaret pernah menyebutkan wanita ini dalam suratnya. "Apakah orang itu adalah temanmu yang seorang penyihir?"     

Mengikuti arah pandangan Roland, Margaret mengangguk pelan. "Benar, Yang Mulia, wanita itu adalah Joan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.