Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Kelahiran



Sebuah Kelahiran

0Menurut pengamatan Sylvie, tim pengintai iblis biasanya terdiri dari dua Iblis Gila dan tiga Binatang Iblis Bersayap. Mereka akan berpatroli di daerah yang telah ditetapkan bolak-balik pada interval yang tetap untuk mencakup area pengawasan yang luas dengan wilayah yang tumpang tindih antara tim. Cara yang iblis lakukan seperti strategi militer yang ada di zaman modern.     
0

Karena penglihatan Binatang Iblis Bersayap sangat baik, jika Tentara Pertama memasuki area deteksi, mereka akan segera ketahuan. Roland berniat menciptakan zona larangan terbang di udara, yaitu zona buta bagi para iblis.     

Sudah pasti bahwa tidak ada sistem radar atau teknologi komunikasi jarak jauh untuk memantau Iblis Gila saat ini. Selama mereka tidak membunyikan sangkakala, hilangnya tim patroli iblis tidak akan menarik perhatian pasukan iblis lainnya. Binatang Iblis Bersayap yang bertanggung jawab untuk mengirimkan tabung Kabut Merah dapat meningkatkan jangkauan tim patroli, tetapi peningkatan jangkauan ini juga akan menunda umpan balik informasi yang mereka terima. Mungkin saja musuh tidak akan melihat kematian Binatang Iblis Bersayap sampai mereka kembali ke sarang mereka pada malam hari.     

Bahkan, tidak mudah bagi iblis untuk menemukan siapa yang menyerang mereka secepat itu karena tim penembak jitu akan menyerang dari luar jangkauan penglihatan mereka, belum lagi tim patroli iblis tidak dapat bertindak pada malam hari, sementara Tentara Pertama bisa. Selama zona buta di jaringan pengawasan mereka diatur secara wajar, itu bisa memberikan waktu tambahan kepada Tentara Pertama dan melemahkan mobilitas musuh.     

Roland tidak mengharapkan strategi ini bisa benar-benar memblokir pasukan iblis, tetapi penundaan dua atau tiga hari akan sangat membantu pasukannya. Lagi pula, semakin cepat mereka tiba di lokasi penembakan, semakin besar peluang yang mereka miliki.     

Senapan Anti Binatang Iblis Bersayap adalah produk yang akan mewujudkan harapan Roland.     

Bahkan, senapan itu hampir tidak bisa disebut senjata. Untuk memastikan jarak jauh dan stabilitas laju peluru, kalibernya dibuat 20 milimeter.     

Sedangkan soal mengapa senapan itu tidak dirancang lebih besar, itu karena kemampuan Andrea memiliki fitur khas. Senjata itu perlu dipegang dan ditembakkan dengan tangan. Hal ini telah diuji selama pelatihan pasukan artileri. Begitu Andrea melepaskan laras, bahkan jika ia memberikan instruksi secara lisan, para prajurit masih tidak bisa menyesuaikan diri untuk mengoperasikan senjata itu.     

Bagaimana jika senjata itu melepaskan tembakan seperti tembakan meriam?     

Tilly pasti akan sangat marah pada Roland!     

Rasanya aneh jika senjata itu disebut sebagai meriam penembak jitu, jadi Roland memutuskan untuk tetap menamakannya dengan sebutan senapan.     

Senjata baru itu sendiri tidak menggunakan banyak teknologi baru. Strukturnya jauh lebih sederhana daripada Mark I tipe HMG, dengan penahan udara, tembakan semi otomatis, peluru … satu-satunya bagian tambahan adalah rem laras yang digunakan untuk mengurangi tarikan kokang, yang sudah diterapkan di semua senjata artileri utama kapal perang air dangkal.     

Dan hanya dibutuhkan waktu dua hari untuk membuat senjata ini.     

Satu setengah hari dihabiskan hanya untuk memilih bahan dan pemrosesan.     

Lucia menciptakan paduannya, Anna membentuknya, Candle mengkonsolidasikan bentuknya dan kemudian Doris menyatukannya … senjata ini diciptakan bersama oleh beberapa penyihir dan dapat dianggap sebagai produk legendaris. Selain bahan dan teknik pemrosesannya, laras senapan tidak akan terdeformasi bahkan di bawah gas suhu tinggi dan tekanan besar, yang juga merupakan faktor utama untuk memastikan penembakan yang terus-menerus dan akurat.     

"Apakah ini yang disebut senapan penembak jitu?" Andrea memandangi senapan itu sejenak dan memperhatikan ada sesuatu yang tidak biasa. "Di mana posisi bidikannya?"     

"Tidak ada," jawab Roland sambil mengangkat bahu.     

"Tidak ada?" Andrea tertegun, "Aku tidak bisa mencapai target yang tidak bisa kulihat."     

"Lensa bidikan biasa tidak akan membantu dengan jarak pandang yang kita inginkan, jadi tiga orang ini yang akan membantumu," kata Roland sambil memandang ke arah Sylvie, Passi, dan Camilla yang berdiri di sisinya.     

"Maksudmu … Camilla akan menghubungkanku dengan Sylvie untuk membidik, lalu Passi yang akan bertanggung jawab atas penambahan kekuatan sihir kami?" Andrea akhirnya mengerti apa arti ucapan Maggie dengan 'mereka sedang menunggumu'.     

"Meskipun sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan Bukit Naga Tumbang … haa haa… chiii … karena Yang Mulia sudah begitu baik mengirimkan undangan kepadaku, aku tidak bisa menolak undangannya." kata Passi sambil pura-pura enggan, "Tapi lain kali aku ingin diberi tahu lebih awal daripada Maggie yang membawaku ke sini. Aku sudah tua dan tidak cukup kuat untuk melakukan perjalanan udara. Aku jadi sakit karena masuk angin."     

Roland diam-diam memutar kedua bola matanya dalam hati. Passi sudah minum Air Pembersih dari Lily dan meminta siswa-siswa berikutnya yang dilatih oleh Balai Kota, tetapi ia bersikap seolah-olah itu adalah pekerjaan yang tidak dibayar. Bagaimanapun, Passi telah menjadi politisi berpengalaman selama bertahun-tahun, dan ia suka mengeluh jika diberi tekanan.     

Respons Camilla jauh lebih sederhana, "Yang Mulia Tilly ingin aku melakukan yang terbaik."     

"Tapi aku tidak yakin apakah kemampuanku akan tetap efektif di bawah pengaruh Mata Sihir." Andrea tidak pernah mempertimbangkan masalah serupa sebelumnya karena jarak pandang busur panah jauh lebih rendah dari batas jangkauan visualnya.     

"Karena itu kita perlu menguji senjata itu," kata Roland. "Kalau begitu … mari kita mulai."     

***************     

Carter Lannis dengan gelisah berjalan mondar-mandir di luar kamar.     

Ada beberapa saat dalam hidupnya di mana Carter merasa sangat gelisah.     

Jika diingat kembali ke belakang, rasanya Carter tidak pernah segugup sekarang.     

May, istri Carter, akan segera melahirkan.     

"May pernah mengatakan, 'aku sama pentingnya dengan Yang Mulia'," pikir Carter dalam hati. "Beranikan dirimu. Jadilah pria sejati. Lihat dirimu sekarang. May akan melahirkan seorang anak. Nona Nana dan Lily ada di sini, dan beberapa perawat juga datang dari pusat perawatan. Semuanya akan baik-baik saja. Bahkan jika May mengalami kesulitan, mereka dapat membuka perutnya untuk mengeluarkan anak itu dan menjaga nyawa May dan bayinya."     

Tetapi Carter langsung meragukan gagasan itu. "Bisakah mereka benar-benar membuka perut seseorang untuk membantu May melahirkan anak? Tidak, tidak, tidak, itu terlalu mengerikan. Kuharap May bisa melahirkan dengan cara yang normal."     

Bajingan, beraninya kamu meragukan kecerdasan Yang Mulia Roland!     

Tapi … aku belum pernah mendengar ada wanita yang melahirkan dengan cara seperti itu.     

Kedua suara ini saling bergema di pikiran Carter dan membuat kepalanya serasa mau pecah.     

"Tenanglah, Tuan Carter," kata Irene, "May pasti akan baik-baik saja, karena … ia adalah orang paling tangguh yang pernah aku temui."     

Anggota Rombongan Bunga Bintang lainnya juga datang dan ikut mengangguk memberikan dukungan.     

"Terima kasih," kata Carter, tetapi kekhawatirannya tidak juga berkurang sama sekali. Carter merasakan keringat dingin mengalir di keningnya.     

Tiba-tiba, Carter mendengar ada suara sorakan di luar jendela.     

Carter pergi ke jendela dan melihat ada banyak orang yang menyoraki pasukan yang berjalan mengenakan seragam militer gaya baru dan pasukan itu berjalan perlahan menuju dinding perbatasan. Motif seragam yang berwarna cokelat dan hijau yang tampak berantakan menghadirkan rasa solid, seperti sebuah batu. Seluruh pasukan itu tampak seperti sepotong tanah yang bergerak perlahan.     

"Apakah Tentara Pertama sudah mulai berangkat hari ini?" tanya Carter.     

"Ya, suamiku juga ada di sana," kata Irene sambil tersenyum enggan tetapi penuh kebanggaan. "Ferlin sudah lama menanti-nanti pertempuran ini untuk membalas dendam."     

"Balas dendam?" ulang Carter.     

"Ya! Untuk membalaskan dendam mereka yang telah terbunuh oleh iblis! Ferlin bilang begitu kepadaku."     

Kesatria yang dulu terkenal itu sekarang bertarung untuk orang-orang biasa, sebuah negara kerajaan yang disebutkan Yang Mulia di masa lalu sekarang menjadi sudah mulai menjadi sebuah negara yang sesungguhnya. Carter seharusnya ikut menjadi salah satu dari mereka dan seharusnya ia menjadi orang pertama yang berjuang demi Yang Mulia Roland. Entah bagaimana, kini Carter jadi semakin jauh dari pasukannya.     

Sejenak, sorak-sorai diluar berhasil meredakan gejolak dalam benaknya, dan perhatian Carter untuk sementara teralihkan.     

Sampai terdengar suara tangisan lembut yang datang dari kamar tidur.     

Tiba-tiba, semua lamunan Carter sirna.     

Tubuh Carter merespons lebih cepat daripada otaknya. Sebelum Carter menyadarinya, ia sudah membuka pintu dan bergegas ke tempat tidur May.     

Seorang bayi dengan kulit keriput menangis di atas bantal di sebelah May, sementara para perawat membersihkan bayi itu dengan cermat.     

"Selamat, Tuan. Putra anda sangat sehat," seseorang perawat tertawa.     

"Benarkah?" Carter mendekati tempat tidur May selangkah demi selangkah dan ia berlutut sambil menatap May yang seluruhnya berkeringat di bawah cahaya lilin. Untuk sesaat, Carter lupa apa yang ingin ia katakan.     

Sorakan yang bertahan lama dari luar bercampur dengan suara tangisan bayi, seperti sebuah paduan suara untuk merayakan lahirnya sebuah kehidupan yang baru.     

May membuka mulutnya dan mencoba mengatakan sesuatu, tetapi ia terlalu lemah untuk berkata-kata.     

Tetapi Carter masih bisa memahami apa yang ingin dikatakan May.     

Pada saat itu, air mata mengalir dari sudut mata Carter.     

"Sekarang, kamu telah menjadi seorang ayah," kata May.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.