Bebaskan Penyihir Itu

Rahasia yang Ada Di Hutan



Rahasia yang Ada Di Hutan

0Pedalaman Hutan Berkabut, di barat laut Kota Tanpa Musim Dingin.     
0

Si Gigi Ular merasa bahwa sejak ia bergabung dengan tim konstruksi kereta api satu setengah bulan yang lalu, hari-harinya terasa luar biasa.     

"Tidak …" pikir Si Gigi Ular, "Rasanya kurang tepat jika aku menyebut semua pengalaman ini luar biasa. Dari waktu ke waktu, aku selalu bisa melihat ada sesuatu yang luar biasa. Sepertinya aku belum pernah benar-benar memiliki kesempatan untuk menyelami Kota Tanpa Musim Dingin yang sesungguhnya."     

Si Gigi Ular akhirnya mengerti mengapa para pekerja harus menandatangani perjanjian kontrak kerja.     

Perjanjian itu mengharuskan mereka untuk merahasiakan apa yang mereka lihat kepada siapa pun. Segala jenis catatan lisan atau tertulis kepada orang lain akan dianggap sebagai kejahatan terhadap kerajaan, dan hukumannya bisa berupa denda dan penahanan upah hingga bekerja paksa di Tambang Lereng Utara. Perjanjian kontrak kerja tersebut juga menekankan bahwa mereka dapat keluar dari tim konstruksi jika mereka tidak mau memenuhi persyaratan itu. Namun, jika mereka berani melanggar ketentuan kontrak kerja, Biro Keamanan kerajaan bertanggung jawab untuk memeriksa mereka, dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari sistem pengawasan yang ada di seluruh penjuru kota.     

Si Gigi Ular pernah merasa tidak setuju dengan persyaratan itu, "Mereka mungkin bisa memeriksa semua yang tertulis, tetapi bagaimana mereka bisa mengawasi percakapan orang-orang? Jika mereka menangkap siapa pun yang dilaporkan, maka proyek-proyek pembangunan tidak akan memiliki cukup SDM untuk beroperasi lagi." Namun, Si Gigi Ular memiliki pandangan yang sangat berbeda sekarang. Semua rahasia yang ada di Kota Tanpa Musim Dingin jauh dari yang Si Gigi Ular bayangkan. Mungkin di sebuah tempat yang tidak diketahui orang banyak, tersimpan sebuah kekuatan yang luar biasa.     

Yang paling membuat Si Gigi Ular kagum adalah para penyihir.     

Meskipun Paper juga seorang penyihir, bagi Si Gigi Ular, gadis itu hanyalah seorang anak kecil yang membutuhkan perlindungannya. Gereja mengklaim bahwa para penyihir itu jahat karena mereka mewarisi kuasa iblis, tetapi Si Gigi Ular sudah tidak peduli tentang itu. Jika para penyihir benar-benar sangat kuat, mengapa mereka dikejar oleh gereja dan tidak berani muncul di depan umum?     

Semua pemikiran Si Gigi Ular berubah berkat seorang penyihir yang bernama Nona Daun.     

Si Gigi Ular tidak pernah membayangkan ada orang yang dapat mengendalikan seluruh hutan sendirian.     

Hutan Berkabut yang dimasuki Tim konstruksi ibarat perut seekor binatang buas raksasa. Ini sangat jelas ketika mereka membuka jalur kereta api. Tanaman rambat membentuk jaringan tanpa akhir di bagian atas jalan. Rel besi dibungkus dan diseret ke depan ke tempat yang ditunjuk oleh tanaman rambat itu kemudian semua relnya diletakkan di tanah. Di mana pun jalur kereta api itu diletakkan, pohon-pohon di kedua sisi akan memisahkan diri, yang menghemat waktu para pekerja untuk menebang pohon. Pada saat yang sama, pohon-pohon di sekitarnya juga akan tumbuh sangat padat, menutupi seluruh langit agar tidak menarik perhatian pasukan iblis.     

Selain itu, hutan dapat berinisiatif untuk menyerang binatang buas yang mendekati tim konstruksi. Jika para pekerja mendapatkan semangkuk sup daging segar, itu berarti ada seekor binatang malang yang masuk ke wilayah kekuasaan Nona Daun.     

Si Gigi Ular pernah melihat Daun sekali, tetapi ia tidak bisa memastikan apakah Nona Daun adalah manusia. Tubuh Daun bercahaya dengan sinar hijau aneh yang menyerupai permata. Ketika Daun bergerak, ia bisa berjalan bebas di antara cabang-cabang pohon seolah-olah ia tidak memiliki tubuh asli.     

Jika Si Gigi Ular melihat hal ini beberapa tahun yang lalu, ia pasti akan berteriak ketakutan. Dengan penampilan yang mirip seperti hantu, tidak heran jika Daun dianggap sebagai salah satu pengikut iblis. Satu-satunya yang ada di benak Si Gigi Ular adalah, Paper masih beruntung ia tidak berwujud atau memiliki kemampuan seperti Daun.     

Namun, Snaketooth tidak membenci Daun, ia bahkan menghormati wanita itu, seperti yang Mulia katakan di acara Upacara Penghargaan dan Penghormatan bahwa Yang Mulia dapat memberi makan semua orang di Kota Tanpa Musim Dingin berkat bantuan Daun. Siapa pun yang terbebas dari kelaparan dan penderitaan itu berkat kerja keras Daun. Berkat jasanya ini, sosok Daun tentu akan diingat selamanya oleh penduduk Kota Tanpa Musim Dingin.     

Si Gigi Ular adalah salah satu orang yang menerima manfaat itu.     

Selain penyihir itu, penemuan Si Gigi Ular selanjutnya bisa dibilang merupakan rahasia pribadinya.     

Penemuan Si Gigi Ular didapatkan setelah Tentara Pertama memasuki Hutan Berkabut.     

Sejak iblis-iblis itu menyerang Kota Tanpa Musim Dingin, orang-orang menuntut agar segera melancarkan serangan balik. Bahkan para pekerja juga mendiskusikan masalah ini. Si Gigi Ular tidak terkejut ketika hari yang dinanti-nantikan banyak orang akhirnya tiba.     

Setiap hari sejumlah besar prajurit berbaris ke depan. Tampaknya, Yang Mulia Roland bermaksud melakukan serangan terhadap pasukan iblis. Berbeda dengan para kesatria yang pernah dilihat Si Gigi Ular sebelumnya, para prajurit ini kebanyakan adalah kenalan dan tetangga para pekerja. Setiap kali ada tentara lewat, para pekerja itu selalu menyambut mereka dengan antusias. Si Gigi Ular mengira dengan membuka jalur kereta api dari daerah perbatasan akan berbahaya dan jauh dari keramaian, tetapi ternyata sebaliknya.     

Si Gigi Ular tidak memiliki banyak kenalan, jadi ia lebih suka pergi dan mengamati kereta api itu sendiri, dan ia bahkan memanjat dan menyentuhnya ketika kereta itu berhenti.     

Namun, yang Si Gigi Ular alami dua minggu lalu sangat mengerikan.     

Lokomotif yang menyeret enam gerbong, yang berhenti di bagian di mana Si Gigi Ular berpartisipasi dalam pembangunan, merupakan bagian terakhir dari seluruh gerbong kereta api. Ada dua benda raksasa yang ditumpuk di gerbong datar. Masing-masing benda itu memiliki panjang lebih dari 20 meter dan ditutupi dengan lapisan kain kanvas. Si Gigi Ular tidak tahu benda apa itu.     

Awalnya semua berlangsung normal. Jika barang yang dikirim tidak ada hubungannya dengan tim konstruksi, itu berarti pasokan militer, dan Si Gigi Ular tidak ingin mencari tahu benda apa itu. Namun, malam itu Si Gigi Ular merasa sakit perut dan ia harus keluar dari tendanya di tengah malam. Ketika Si Gigi Ular sedang mencari tempat untuk membuang isi perutnya, ia terkejut melihat kain kanvas itu sedang merayap dengan sendirinya!     

Setelah beberapa prajurit Tentara Pertama membuka ikatan tali dan memperbaiki posisi kain kanvasnya, seekor monster gumpalan raksasa merayap keluar dari balik kanvas! Yang lebih mengerikan, monster itu bisa berbicara, dan suaranya terdengar seperti suara seorang gadis cantik! Kata-kata pertama monster itu adalah, "Aku lapar! Apakah kalian punya makanan?"     

Pada saat itu, Si Gigi Ular merasa seluruh bulu kuduknya meremang. Si Gigi Ular membayangkan jawaban dingin para prajurit itu, "Ah, ya, semua pekerja yang ada di perkemahan ini adalah makananmu. Nikmatilah sepuasnya."     

Tetapi bukan itu yang dikatakan prajurit itu. Para prajurit itu menyambut monster gumpalan itu kemudian memindahkan ham, sayuran, dan roti dari gerbong terakhir … semua makanan itu disimpan dalam sebuah tong setinggi manusia dewasa. Kedua gumpalan raksasa itu melahap makanan dengan terburu-buru kemudian menghilang ke dalam hutan bersama para prajurit.     

Si Gigi Ular tidak berani bernapas. Si Gigi Ular bersembunyi di balik pepohonan sampai langkah kaki mereka tidak terdengar lagi. Begitu Si Gigi Ular memastikan bahwa mereka semua telah pergi, ia melihat ke bawah dan menyadari bahwa ia telah mengencingi celananya sendiri ….     

Dalam dua hari, sebuah stasiun aneh dibangun di sebelah jalur kereta api. Stasiun itu adalah sebuah bangunan melengkung yang terbuat dari semen dan batu bata, dan di dalamnya ada lubang yang dalam yang tak berdasar. Meskipun para pekerja masuk dan keluar dari sana, tidak ada yang tahu ke mana lubang itu mengarah. Ada beberapa mesin uap yang ditaruh di samping lubang, dan mesin uapnya terus-menerus meniupkan angin ke dalam lubang itu. Ini adalah pemandangan yang sangat aneh.     

Si Gigi Ular menyimpan semua hal yang ia lihat ini di dalam hatinya.     

Si Gigi Ular mengira ia akan terus merasa ketakutan dan ingin berhenti bekerja dari tim konstruksi kereta api. Namun pada kenyataannya, rasa terkejut Si Gigi Ular pulih lebih cepat dari yang ia kira. "Ini adalah kehidupan yang menyenangkan! Inilah Kota Tanpa Musim Dingin yang sesungguhnya!"     

Ketika Si Gigi Ular baru saja meninggalkan teman-temannya dan tiba di hutan, ia selalu merasa bahwa ia seperti sepotong ganggang yang tidak terikat pada siapa pun. Terutama ketika para pekerja menerima surat dari keluarga mereka dan dengan senang hati menceritakan isi surat mereka kepadanya, rasa kesepian menghantui Si Gigi Ular. Tapi Si Gigi Ular secara bertahap tertarik oleh berbagai hal baru, seperti jalur kereta api yang terhubung satu sama lain dengan sempurna, suara-suara merdu yang berasal dari hutan, serigala padang pasir besar yang muncul dan menghilang secara diam-diam tetapi tidak diserang oleh Nona Daun, dan pria misterius yang datang ke sini yang berbisik pada dirinya sendiri pada hari-hari tertentu ….     

Ini membuat Si Gigi Ular merasa bahwa ia mulai mengetahui sisi Kota Tanpa Musim Dingin yang tidak diketahui orang banyak, dan juga secara bertahap ia juga semakin berintegrasi dengan kota ini.     

Si Gigi Ular ingin mengingat semua hal ini dan menunggu hari di mana ia bisa menceritakan kepada teman-temannya semua yang telah ia lihat di sini. Tidak ada bukti yang lebih baik selain menjadi warga negara yang mengetahui kota ini dari dalam. Bahkan jika Si Gigi Ular tidak memiliki banyak tetangga yang akrab dengannya, tidak ada yang bisa menyangkal apa yang telah ia lihat di kota ini.     

Durasi perjanjian kontrak kerja adalah lima tahun.     

Si Gigi Ular menantikan datangnya hari di mana ia bisa bercerita kepada semua orang mengenai pengalamannya di Kota Tanpa Musim Dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.