Bebaskan Penyihir Itu

Cara Kerja Dunia Mimpi



Cara Kerja Dunia Mimpi

0Kelihatannya, Dunia Mimpi memiliki berbagai macam jiwa-jiwa orang yang kalah dalam alam pertempuran jiwa, karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang merasa aneh ketika mereka melihat berbagai macam warna rambut dan fitur wajah yang berbeda-beda.     
0

Contohnya saat ini adalah, Roland memiliki rambut berwarna abu-abu panjang, mata berwarna abu-abu terang dan hidung mancung, semua fitur wajah ini pasti akan menarik perhatian semua orang jika ia berkeliaran di zaman modern.     

Namun, di dunia ini semua orang yang tampak aneh ini tetap hidup seperti biasa. Saat mengejar bus, para pemuda bergegas menaiki bus sambil mengepit koran dan tas kerja di ketiak mereka, sambil mengunyah gorengan. Para lansia berkumpul dalam 2 atau 3 kelompok di sebuah lahan terbuka yang ada di depan gedung apartemen. Beberapa lansia itu menggerak-gerakkan anggota badan mereka dan melakukan latihan pagi. Beberapa orang lainnya meletakkan papan catur Cina di rumput, mereka hendak bermain catur dengan teman-teman mereka.     

Suara derikan jangkrik, suara aktivitas perkotaan yang sibuk, suara bayi-bayi yang menangis dan suara para pedagang keliling yang berteriak-teriak menjajakan dagangan mereka menciptakan sebuah irama khas bangunan apartemen yang berbentuk tabung ini.     

Roland merasa senang melihat pemandangan yang penuh dengan kehidupan ini.     

Tepat pada saat itu, ada seorang wanita yang berlari di sepanjang gang dan wanita itu bergerak semakin dekat ke arah Roland.     

Melihat wanita ini, Roland hampir saja menjatuhkan sumpitnya. Yang membuat Roland sangat terkejut adalah, wanita itu ternyata adalah Garcia Wimbledon.     

Garcia menguncir rambutnya dengan model ekor kuda dan ia mengenakan pakaian olahraga, pakaian itu memamerkan pahanya yang putih dan ia juga menyampirkan handuk di lehernya. Keringat membasahi kerah pakaian olahraga yang dikenakan Garcia dan lengannya juga tampak berkeringat. Garcia pasti sudah berlari cukup lama jika ia banyak berkeringat seperti itu.     

Roland lebih terkejut melihat semua orang yang ada di gang menatap ke arah Garcia dan mereka bahkan bersiul padanya. Orang-orang ini tampak sangat bersemangat seolah-olah mereka sedang melihat seorang artis.     

Namun, Garcia tidak merespon orang-orang yang sedang memperhatikannya. Garcia terus berlari melewati gang itu secepatnya dan ia langsung menghilang ke pintu masuk gedung apartemen.     

"Itu Garcia!" seru seseorang yang berada di kedai mie.     

"Sekarang kamu baru percaya dengan yang aku katakan? Jika kamu bangun pagi, kamu akan mendapat kesempatan untuk melihat Garcia. Jika cuacanya sedang cerah, Garcia akan berlari selama 1 jam di sekitar sini."     

"Ini pertama kalinya aku melihat seorang bintang film."     

"Garcia terlihat jauh lebih cantik daripada di TV."     

"Oh yah, Garcia akan segera mengadakan pertandingan penting."     

"Aku akan mendukung Garcia. Aku harap Garcia yang akan memenangkan babak final itu."     

"Tentu saja Garcia yang akan menang. Wanita itu sangat cerdas!"     

Roland tercengang, semua orang di sini sedang membicarakan Garcia. Roland bertanya-tanya mengapa semua penduduk di sini sangat mengenal Garcia dan pertandingan apa yang sedang mereka bicarakan itu? Roland berpikir, "Apakah Garcia seorang bintang olahraga yang sedang naik daun atau apa?"     

Roland mengeluarkan dompetnya setelah ia menghabiskan semua kuah mie yang ada di mangkuknya dan ia bertanya kepada si pemilik kedai, "Apa yang sedang terjadi? Apakah wanita itu seorang artis terkenal?"     

Pemilik kedai mie itu memandang Roland dengan tatapan tidak percaya dan bertanya, "Kamu bukan berasal dari daerah sini, ya? Siapa orang yang tinggal di Jalan Pemuda yang tidak mengenal Nona Garcia?"     

Mendengar ini, Roland menjadi semakin penasaran dan berkata kepada si pemilik kedai, "Aku baru saja pindah ke daerah sini. Apa profesi wanita itu?"     

"Garcia adalah seorang ahli bela diri!"     

"Pffttt." Roland nyaris saja menyemburkan ludahnya ke wajah si pemilik kedai. "Ehem … bela diri macam apa itu?"     

"Ayolah, coba kamu tonton sendiri di TV. Garcia adalah wanita yang paling terkenal di daerah ini, dan berkat ia juga kita masih bisa terus tinggal di sini."     

"Hah, mengapa bisa begitu?" tanya Roland dengan bingung.     

Pemilik kedai mie itu menunjuk ke suatu tempat di belakang Roland dan berkata, "Lihatlah ke sana."     

Roland menoleh dan memperhatikan ada sesuatu yang telah ia lewatkan ketika ia datang ke kedai ini. Di dinding seberang kedai mie ini, ada sebuah spanduk besar bertuliskan 'Dipindahkan'.     

"Pemindahan rumah?" tanya Roland.     

"Benar, beberapa perusahaan kontraktor sudah lama ingin merobohkan seluruh Jalan Pemuda untuk membangun gedung pencakar langit yang baru di sini. Perusahaan kontraktor itu mengatakan bahwa blok ini sudah terlalu tua dan merusak pemandangan di area pusat kota. Omong kosong, padahal bangunan ini jelas-jelas merupakan bangunan peninggalan budaya yang harus dilestarikan!" kata pemilik kedai mie sambil menghela napas. "Orang-orang itu ingin memindahkan kita semua ke pinggir kota. Jika Nona Garcia tidak mengekspos rencana busuk mereka di TV dan mendapatkan dukungan luas bagi kami para penghuni Jalan Pemuda, kontraktor itu pasti sudah mengusir kita saat ini."     

Roland mengerucutkan mulutnya. "Itu benar-benar … keterlaluan."     

Itu sebabnya kita semua mendukung Nona Garcia." kata si pemilik kedai mie sambil tersenyum. "Karena sekarang kamu sudah menjadi salah satu penghuni di Jalan Pemuda, kamu pasti akan segera mengagumi Nona Garcia!"     

…     

Roland mengerti Dunia Mimpi ini mungkin menggunakan beberapa metode yang luar biasa untuk mengumpulkan berbagai potongan-potongan memori yang tidak relevan, tetapi apa yang terjadi barusan rasanya masih terlalu aneh untuk ia percaya.     

Apanya yang ahli bela diri? Apa Garcia menjadi semacam atlit olimpiade di Dunia Mimpi ini?     

Apalagi ada kontraktor yang hendak menghancurkan Apartemen Jiwa-Jiwa? Jangan bercanda! Semua pintu yang terhubung dengan fragmen memori ada di sini di gedung Apartemen Jiwa-Jiwa, begitu pula dengan sang pencipta Dunia Mimpi ini!     

Dan apa aku harus berterima kasih kepada 'kakak perempuanku' karena berkat Garcia aku bisa tinggal di sini?     

Sambil terheran-heran, Roland kembali ke apartemennya yang bernomor 0825, dan Zero kebetulan baru keluar dari kamarnya dengan mata yang masih mengantuk.     

Rambut Zero berantakan dan pakaiannya tampak kusut. Bagian kerah pakaian Zero agak miring dan memperlihatkan setengah bahunya. Zero berkata, "Paman, kamu sudah bangun? Aku akan segera menyiapkan sarapan sekarang."     

"Tidak perlu, aku sudah sarapan dan aku sudah menyiapkan sarapan untukmu." jawab Roland.     

Roland meletakkan telur dadar, pangsit babi rebus dan segelas susu yang tadi dibeli di atas meja lalu ia menyalakan televisi.     

Dengan ekspresi bingung di wajahnya, Zero duduk di meja dan bertanya, "Mengapa paman bangun sepagi ini?"     

"Sudah kukatakan aku sudah mendapatkan pekerjaan, jadi aku tidak bisa tidur larut malam lagi. Orang tuamu sudah mengirimkan biaya hidupmu kepadaku, dan perusahaanku juga sudah membayar gajiku untuk bulan pertama. Jadi kita tidak perlu khawatir tentang uang untuk saat ini."     

"Gunakan uangmu dengan bijak, Paman. Siapa yang tahu uang itu akan bertahan untuk berapa lama. Selain itu, kita masih belum menghabiskan bahan-bahan makanan yang disimpan di lemari es." Setelah berkata demikian, Zero buru-buru melahap sarapannya.     

Roland bertanya pada Zero, "Oh ya, apa kamu tahu siapa itu Garcia?"     

Zero berkata, "Tentu saja aku tahu, Nona Garcia sangat berbakat. Nona Garcia bergabung dengan Asosiasi Bela Diri pada usia 20 tahun, dan aku dengar ia memegang rekor yang tidak terkalahkan dalam babak penyisihan. Semua teman sekelasku menganggap Nona Garcia sebagai idola mereka, tetapi aku pikir rasanya agak membosankan untuk menonton pertandingan semacam itu."     

Meskipun Roland sedikit merasa tersinggung karena ia dipanggil paman sementara Garcia dipanggil sebagai nona, ia masih bisa menahan diri dan tetap fokus dengan apa yang ingin ia selidiki. Berdasarkan perkataan Zero tadi, para ahli bela diri di dunia ini bahkan memiliki organisasi mereka sendiri.     

Roland bertanya, "Apakah ada … banyak ahli bela diri di sini?"     

"Hanya ada beberapa orang." balas Zero sambil menatap tajam ke arahnya. "Paman, tolong berhenti memikirkan soal itu. Tidak semua orang memiliki bakat untuk menguasai bela diri. Hanya mereka yang terbangun dengan Kekuatan Alam yang akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi petarung, dan kebangkitan itu sendiri baru persyaratan dasar yang harus dimiliki para petarung itu. Tanpa tekad dan ketekunan, bakat yang mereka miliki hanya akan menjadi 'boneka' berkekuatan besar dan membawa masalah bagi orang-orang yang ada di sekitarnya."     

"Hmm … bagaimana kamu bisa tahu banyak tentang itu?" tanya Roland.     

"Guru kami di sekolah yang memberi tahu. Guruku juga mengatakan bahwa dibandingkan dengan membayangkan diri kita sendiri menjadi seorang petarung, lebih baik kita banyak berlatih dan mencoba menjadi orang yang berguna bagi masyarakat." Setelah itu Zero pergi mandi dan ia membawa tas sekolahnya. "Aku sekolah sampai seharian penuh hari ini, sampai jumpa Paman."     

Ketika Zero pergi, Roland membuka telapak tangannya, ia merasakan ada kekuatan aneh di dalam tangannya.     

Apakah ini yang disebut Kekuatan Alam itu?     

Rasa penasaran Roland terhadap Dunia Mimpi meningkat secara dramatis. Istilah 'boneka' berkekuatan besar mengingatkan Roland akan Siksaan Iblis yang dialami para penyihir. Roland bertanya-tanya bagaimana Dunia Mimpi ini bisa mengintegrasikan semua ingatan yang dilahap Zero dan bagaimana cara kerjanya.     

Roland berencana pergi ke perpustakaan sekolah.     

Roland memiliki sebuah ide baru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.