Bebaskan Penyihir Itu

Perintah Sang Raja



Perintah Sang Raja

0Earl Quinn membeku, dan ia bahkan tidak menyadari bahwa ia telah menjatuhkan gelas anggur yang sedang ia pegang.     
0

Saat Horford melihat Andrea, ia langsung teringat akan dua orang di masa lalunya. Salah satu dari kedua wanita itu telah tinggal bersama Horford selama lebih dari setengah kehidupannya, tetapi karena ia telah kehilangan salah seorang yang ia cintai, Horford sempat mengalami depresi yang membuatnya hampir mengakhiri nyawanya. Orang yang tadi bicara itu adalah cinta Horford yang telah lama hilang, dan wanita ini juga seseorang yang seharusnya tidak pernah Horford temui lagi. Hampir 10 tahun telah berlalu, dan meskipun wanita itu sekarang jauh lebih tinggi dan lebih cantik, Earl Quinn masih bisa mengenalinya. Kedua wanita dari masa lalu Horford memiliki kemiripan yang sangat mencolok satu dengan yang lain sehingga ia hampir salah menyebut nama wanita itu.     

"Ayah, apakah kamu kenal dengan wanita ini?" Kata-kata Hawn membuat Horford tersadar kembali.     

Horford berdiri perlahan dan bertanya dengan tenang, "Apakah kamu … Andrea?"     

"Apa?? Bukankah ayah mengatakan bahwa Andrea … adalah orang yang telah meninggal itu …" Hawn menatap mereka berdua bolak-balik dengan tatapan tidak percaya.     

"Tuan, ini benar-benar Nona Andrea!" Pengurus rumah tangga tua itu lebih bersemangat daripada siapa pun yang ada di ruangan itu. "Aku tidak mungkin salah. Nona Andrea mewarisi semua karakteristik yang sama yang dimiliki Nyonya Besar!"     

"Sepertinya anda sudah mengingatku," kata Andrea tanpa ekspresi, "Kalau begitu, negosiasi kita akan berjalan jauh lebih mudah."     

Horford merasa bingung di dalam hatinya. Fakta bahwa putrinya mengalami kebangkitan sebagai seorang penyihir adalah sebuah rahasia yang tidak diketahui semua orang. Bahkan ibu Andrea, Fenancy, juga tidak tahu tentang ini. Ketika salah satu pelayan Andrea memberi tahu Horford tentang jati diri Andrea sebagai penyihir, Horford langsung menenggelamkan pelayan itu dengan mendorongnya ke sungai dan menyuruh anak buahnya untuk menutupi kematian pelayan itu sebagai sebuah kecelakaan.     

Meskipun Horford tahu jika ia melakukan 'kecelakaan' itu putrinya akan membencinya selamanya, setidaknya dengan begitu Andrea akan terus mengingat siapa ayahnya. Tetapi setelah mereka bertemu lagi sekarang, keputusan yang Horford buat bertahun-tahun yang lalu telah berubah menjadi duri dalam daging.     

Sensasi rasa sakit di dada ini terasa lebih jelas, selagi Horford mempertanyakan apakah ia telah membuat pilihan yang tepat saat itu.     

Tetapi Horford tahu ada hal-hal yang lebih mendesak sekarang, salah satunya mengapa Andrea tiba-tiba muncul di Kota Cahaya dan apakah wanita ini Andrea yang asli atau bukan. Lagi pula, Horford tidak tahu apa yang dimaksud dengan ucapan 'kurasa tidak' yang diucapkan wanita ini. Pertanyaan-pertanyaan itu lebih penting daripada mengenang kesalahan masa lalu.     

Horford menahan semua keraguan dan pikiran di dalam hatinya dan ia mengibaskan tangannya ke arah Hawn. "Kamu keluarlah terlebih dahulu."     

"Ayah!" Hawn merespons dengan nada khawatir.     

"Lakukan saja apa yang aku katakan!" jawab Horford dengan tegas.     

Melihat bahwa ia tidak dapat mengubah pendirian ayahnya, Hawn meninggalkan ruangan itu dengan enggan.     

"Jangan beritahu hal ini kepada yang lain," kata Horford kepada pelayan itu, "Tutup semua pintu di halaman dan matikan semua lilin di aula. Jika seseorang di pemerintahan bertanya apa yang terjadi di sini, katakan saja aku sedang menyusun beberapa dokumen dan aku tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Apa kamu mengerti?"     

Aku akan segera melaksanakan perintah anda! Tapi …" Kepala pelayan itu menyentuh kepalanya dan berkata, "Bagaimana dengan teman-teman yang dibawa Nona Andrea?"     

"Teman-teman?" Horford melirik ke arah Andrea dengan curiga. "Antar mereka ke aula dan perlakukan mereka dengan baik."     

"Baik, tuan!" jawab pelayan itu.     

Selagi pintunya ditutup diiringi suara berderit, ruang kerja itu tiba-tiba menjadi sunyi. Andrea dan ayahnya saling menatap untuk waktu yang lama, sampai akhirnya Horford tidak tahan lagi dan ia yang memecah keheningan dengan berbicara pertama kali. "Meskipun kamu dan putriku sangat mirip, aku tidak bisa memastikan dengan terburu-buru bahwa kamu ini benar-benar Andrea putriku. Lagi pula, saat itu Andrea baru berusia 16 tahun ketika ia pergi, dan sekarang 10 tahun telah berlalu …" Horford berhenti sejenak dan berkata, "Apakah kamu punya alternatif lain untuk membuktikan identitasmu?"     

Sebenarnya, Horford sudah yakin bahwa wanita ini adalah putrinya, jadi pertanyaannya itu hanya untuk memastikan saja, bahkan jenis kemampuan meniru wajah terbaik sekalipun tidak akan dapat mengubah kepribadian seseorang. Dari setiap gerakan wanita ini, Horford bisa melihat Bunga Kota Cahaya yang sesungguhnya.     

Alih-alih menjawab, Andrea hanya membuka telapak tangannya, dan Busur Panah Ajaib muncul di telapak tangannya. Busur Panah Ajaib itu berkilauan, menyatu dan menghilang sedikit demi sedikit, lalu berevolusi menjadi penampilan yang khas, itu adalah busur hadiah yang Horford buat untuk ulang tahun putrinya di masa lalu.     

Pada saat itu, Horford tidak lagi merasa ragu. Busur dan anak panah untuk pemula itu telah lama dihancurkan bersama dengan kereta kuda itu, dan bahkan sekarang Horford sendiri sudah tidak begitu ingat bagaimana penampilan asli busur itu.     

Andrea, yang sangat tertarik pada olahraga memanah di usia dini, jelas masih ingat dengan hadiah pemberian ayahnya ini.     

"Ini memang benar-benar kamu …" kata Horford sambil menghela napas panjang. "Mengapa kamu kembali ke sini? Aku sengaja mengirim kamu pergi sehingga kamu bisa terus hidup dengan aman."     

"Apakah itu satu-satunya alasanmu?" Andrea menarik kembali busur itu dan berkata, "Apa bukan karena anda takut orang lain akan mengetahui bahwa Perdana Menteri Kerajaan memiliki seorang putri yang telah menjadi seorang penyihir? Aku tidak merasa dilindungi pada saat itu. Rasanya lebih seperti aku ditinggalkan begitu saja. Tidak ada tempat yang aman untuk penyihir sepertiku. Jika bukan karena keberuntunganku bertemu dengan sekelompok orang yang memiliki nasib yang sama denganku, aku sudah lama mati di suatu tempat."     

Horford membuka mulutnya tetapi ia tidak bisa membantah argumen Andrea karena itu memang salah satu pertimbangannya juga pada saat itu. Begitu orang mengetahui bahwa Andrea adalah seorang penyihir, seluruh Keluarga Quinn akan berada dalam bahaya. Tidak semua orang merasa tenang mengirimkan anggota keluarga mereka ke gereja atau ke keluarga bangsawan lainnya. Daripada membiarkan seluruh keluarga Quinn menghadapi pilihan yang sulit ini, Horford pikir lebih baik ia yang membuat keputusan itu sendiri.     

"Tapi itu semua masa lalu, dan aku ke sini bukan untuk menggali luka lama." kata Andrea, "Anda pasti penasaran bagaimana aku bisa memasuki kediaman Earl dengan begitu mudah, meskipun para penjaga tidak akan dengan mudah mempercayai penjelasanku. Dan ketika aku melihat kepala pelayan itu, aku sengaja menunggu sebentar di luar pintu. Apakah orang yang memanggilmu 'ayah' itu adalah pewaris keluarga Quinn? Sejak kapan aku punya seorang saudara laki-laki?"     

"Hawn berasal dari kerabat … Ibumu meninggal 1 tahun setelah kamu pergi, dan keluarga Quinn membutuhkan seorang ahli waris," bisik Horford.     

Jika kecelakaan itu tidak terjadi 10 tahun yang lalu, posisi ahli waris itu sudah pasti akan menjadi milik putri tertua Keluarga Quinn, yaitu Andrea sendiri.     

Setelah mendengar informasi ini, Andrea awalnya terkejut, lalu matanya mulai berkaca-kaca. Setelah hening sesaat, Andrea kembali berbicara, "Bagaimanapun, pemimpin keluarga Quinn tidak dapat diubah pada saat ini, dan Yang Mulia ingin anda melangkah lebih jauh dan tidak mundur sekarang. Dalam situasi seperti ini, selain Earl Quinn dari tiga keluarga bangsawan besar lain, Yang Mulia tidak mengakui keluarga bangsawan lainnya."     

"Apa artinya itu?" Horford agak bingung dengan ucapan Andrea, "Yang Mulia yang kamu maksud adalah …."     

"Siapa lagi selain Raja Graycastle, Yang Mulia Roland Wimbledon. Aku datang ke sini kali ini atas perintah Yang Mulia." sahut Andrea sambil menarik napas dalam-dalam dan mengucapkan kata-kata selanjutnya satu per satu. "Tuanku, bagaimana perasaanmu jika anda menjadi Raja Fajar yang baru?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.