Bebaskan Penyihir Itu

Masa Depan Para Penyihir



Masa Depan Para Penyihir

0Mantra Tidur yang baru bukan hanya berupa sebuah bangunan tunggal, tetapi merupakan sebuah distrik perumahan seluas hampir 7000 meter persegi.     
0

Sebagai zona konstruksi utama, bangunan itu tidak hanya dilengkapi dengan pasokan air dan pemanas ruangan, tetapi bangunan itu adalah rumah bertingkat empat yang menggunakan teknologi penuangan beton yang telah teruji sepenuhnya. Denah interior bangunan Mantra Tidur dibuat sama persis dengan denah Gedung Penyihir.     

Selain itu, Roland juga mendirikan ruang konferensi dua lantai untuk para penyihir Pulau Tidur untuk mengatur kegiatan mereka.     

Pada malam pertama para imigran Pulau Tidur tiba di Kota Tanpa Musim Dingin, jamuan makan selamat datang untuk mereka diadakan di sini. Dan sekarang, setengah bulan kemudian, aula itu sekali lagi penuh dengan para penyihir.     

Di hadapan para hadirin, Tilly berjalan ke podium dan mengumumkan perintah perekrutan dari Roland Wimbledon, serta sistem pembayaran gaji yang baru.     

"… pengaturan kerja yang baru akan berlaku seperti ini. 30% dari pendapatan yang dibawa oleh penyihir akan diberikan kepada Mantra Tidur. Uang ini akan digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan semua orang, memperluas skala distrik, dan untuk keperluan lainnya," Tilly berbicara dengan sungguh-sungguh sambil sedikit senyum. "Kelihatannya, pada kesan pertama, aku dibayar dengan upah murah oleh kakak lelakiku. Lagi pula, kalian mungkin sudah tahu bahwa ketika kita berada di Pulau Tidur, kita mengumpulkan semua komisi yang dibayar oleh pedagang Fjords, tetapi dalam kenyataannya , mereka mengambil kesempatan untuk mengajukan beberapa persyaratan, seperti memastikan kita membeli biji-bijian dan produk mereka dengan harga tinggi, dengan demikian uang yang kita peroleh pada akhirnya malah sangat berkurang."     

"Jumlah yang ditawarkan Yang Mulia Roland tentu melebihi penghasilan kita di Pulau Tidur. Ditambah lagi, pekerjaan itu umumnya tidak memerlukan apa pun selain kekuatan sihir, dan tidak akan ada perjalanan ke tempat-tempat berbahaya. Karena itu, pekerjaan kita akan jauh lebih mudah. Sebagai perbandingan, jelas bahwa kita tidak dirugikan sama sekali, bahkan dapat dikatakan kita adalah orang-orang yang diuntungkan."     

Kata-kata Tilly membuat para hadirin itu tertawa.     

"Tapi …!" Tiba-tiba Tilly meninggikan suaranya. "Ada lagi hadiah yang belum kusebutkan. Dahulu, tidak peduli berapa banyak uang yang kita terima dari pedagang Fjords, uang itu harus dikumpulkan karena Mantra Tidur sangat miskin. Pada akhirnya, satu-satunya hal yang diserahkan untuk semua orang hanyalah roti, kapas, dan kebutuhan umum lainnya."     

"Tapi sekarang, semua orang akan menerima hadiah besar dan bukan hanya berupa angka yang tidak berwujud. Terserah masing-masing orang mau memutuskan bagaimana hadiah ini digunakan. Silahkan buka amplop-amplop yang ada di meja kalian sekarang."     

Molly sudah lama memperhatikan amplop yang ditandai dengan stempel berlambang Menara Tinggi Graycastle tetapi ia menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Molly tidak membuang waktu lagi untuk merobek amplop itu saat Lady Tilly menyuruh mereka membukanya.     

"Apakah ini … Gwent, permainan kartu baru itu?" Si Bayang, yang duduk di sebelah Molly, menundukkan kepalanya dengan penasaran.     

"Coba lihat milikmu." Molly memutar tubuhnya ke samping untuk menghalangi pandangan Si Bayang.     

"Waw."     

Amplop itu berisi kertas seukuran telapak tangan yang mengkilat, namun rasanya tidak terlalu rata saat disentuh. Meskipun kertas itu bisa ditekuk dengan mudah, kertas itu tidak meninggalkan bekas lipatan seperti kertas biasa.     

Molly langsung menyukai kertas itu dari sejak pertama kali melihatnya.     

Kertas itu seperti sebuah karya seni.     

Meskipun kertas itu sangat mirip dengan kartu Gwent yang populer di Persatuan Penyihir, Molly bisa membedakan antara keduanya. Desain kertas itu sangat indah, polanya tidak hanya cantik dan penuh warna, tetapi juga sangat rumit, seolah-olah garis-garisnya digambar menggunakan benang yang setipis rambut. Semua desain dan polanya tampak lebih dari sekadar mengisi ruang kosong di lembaran kertas itu, tetapi juga membentuk berbagai gambar dan kata-kata.     

Misalnya, di sisi depan kertas itu ada lambang menara tinggi dan tombak, sementara sisi belakang menampilkan gambar gunung tinggi yang disinari matahari terbit. Di bawah masing-masing gambar tertulis tulisan 'dikeluarkan oleh Kerajaan Graycastle' dan 'untuk penggunaan eksklusif oleh para penyihir', sementara di keempat sudut kertas itu tertulis tiga angka 10 dan sebuah simbol yang tidak dikenal.     

Hal yang disukai Molly adalah gambar di kedua sisi kertas ini akan memantulkan cahaya keemasan ketika kertasnya diputar sedikit, seolah-olah polanya dilapisi dengan emas.     

"Eh … kurasa ini bukan kartu Gwent." Si Bayang juga menyadari keunikan kertas itu. "Aku ingat angka-angka pada kartu-kartu itu semuanya ada di sisi yang sama."     

"Apakah ini hadiah dari Yang Mulia Roland?"     

"Tapi Lady Tilly dengan jelas mengatakan bahwa ini adalah sebuah hadiah."     

"Oh … milikmu sama dengan milikku?" Orbit datang dari sisi lain aula dan bergabung dalam percakapan mereka.     

"Semua orang pasti juga mendapatkan hadiah yang sama."     

"Apa arti simbol ini?"     

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya aku pernah melihat simbol ini di suatu tempat …."     

Suara-suara obrolan mulai terdengar di seluruh aula. Semua penyihir terpesona oleh kertas-kertas indah yang baru saja mereka dapatkan. Ketika Lady Tilly mulai berbicara lagi, suasana kembali hening.     

"Benda yang kalian pegang disebut sebagai uang kertas. Uang kertas memiliki fungsi yang sama dengan uang koin, perbedaannya adalah jenis uang kertas ini hanya diberikan kepada penyihir dan hanya dapat digunakan oleh para penyihir." kata Tilly.     

"Lady Tilly, maksudmu ini adalah keping emas yang terbuat dari kertas?" seseorang bertanya.     

"Bisa dibilang begitu. Tapi uang kertas itu juga bisa digunakan untuk membeli barang-barang tertentu yang sulit dibeli dengan koin emas." Tilly mengangguk. "Misalnya, uang kertas 10 yuan yang dimiliki semua orang dapat digunakan untuk membeli satu botol Minuman Kacau atau lima porsi es krim stroberi di Distrik Istana."     

Molly mulai merasa mulutnya berair.     

Molly masih ingat beberapa jenis kelezatan yang pernah ia rasakan di jamuan selamat datang. Kelezatan makanan itu melebihi apa pun yang pernah ia bayangkan. Contohnya, warna pink es krim yang cerah, tekstur lembutnya, dan rasanya yang lezat tampaknya menyatu menjadi sebuah makanan terbaik yang pernah dibayangkan Molly. Jika dibandingkan dengan es krim stoberi itu, sup ikan asin yang populer di Kepulauan Fjords bahkan tidak bisa disebut sebagai makanan.     

Dan sekarang, selembar uang kertas yang indah ini dapat digunakan untuk membeli lima porsi makanan lezat yang tidak pernah bisa Molly lupakan.     

Jika dilihat dari reaksi kerumunan para penyihir itu, Molly bukan satu-satunya orang yang sangat bersemangat mendengar hal ini.     

"Dan, tentu saja, akan ada lebih dari sekedar makanan yang bisa dibeli, seperti barang-barang yang bisa kalian pakai dan gunakan. Setiap barang baru yang diproduksi di Kota Tanpa Musim Dingin akan tersedia di toko-toko di Distrik Istana." Tilly melanjutkan dengan suara lantang. "Singkatnya, uang kertas ini akan menjadi hadiah kalian atas perekrutan ini. Jumlah yang kalian terima juga akan disesuaikan sesuai dengan jumlah jam kerja kalian. Namun, aku harus mengatakan bahwa ini bukanlah tujuan hidup kita semata. Bahkan bagi mereka yang memilih untuk tidak bekerja dapat tetap hidup dengan layak. Ini seperti bonus tambahan terhadap kehidupan kalian. Dengan demikian, apakah kalian menerima proses rekrutmen ini atau tidak, semuanya kembali kepada kalian, kalian yang tentukan sendiri."     

Anehnya, para penyihir itu tidak berdiskusi satu sama lain. Semua penyihir terus menaruh perhatian pada Lady Tilly, mungkin mereka mengetahui bahwa pemimpin mereka masih ingin menyampaikan banyak hal.     

"Tapi, saudari-saudari, urusan ini bukan hanya tentang kesenangan semata." Tilly memperlambat nada bicaranya. "Ingat perlakuan tidak adil yang kita alami setelah mengalami kebangkitan sebagai penyihir? Pada waktu itu, sebagian besar dari kita memiliki pemikiran yang sama. Alangkah baiknya jika kita bisa menemukan tempat di mana para penyihir dapat hidup bersama dengan orang biasa."     

Setelah jeda singkat, Tilly melanjutkan dengan tegas. "Jadi, ini menyangkut masa depan kita semua. Tidak akan ada kesempatan lain yang lebih baik untuk membuat orang biasa semakin memahami dan menerima keberadaan kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.