Bebaskan Penyihir Itu

Pasukan Logistik yang Tidak Terlihat



Pasukan Logistik yang Tidak Terlihat

0"Oh?" Roland bertanya sambil mengangkat alisnya. "Jelaskan lebih lanjut."     
0

"Karena cacing pelahap Taquila dapat menggali terowongan melalui Pegunungan Tak Terjangkau, mereka juga dapat digunakan untuk membuka jalan di bawah Tanah Barbar," kata Edith sambil mengangkat dua jarinya. "Dua cacing yang bekerja secara paralel dapat membuat terowongan yang cukup lebar untuk memungkinkan sebuah kereta api melewati terowongan. Aku sudah bertanya kepada Menteri Karl tentang hal itu. Hasilnya adalah struktur tanah lumpur yang tidak stabil itu mustahil bagi kita untuk membuka ruang yang bisa menampung istana bawah tanah, seperti yang ada di Kota Perbatasan Ketiga, tetapi jika kita masuk lebih dalam ke dalam tanah, kita harus bisa membuka terowongan yang bisa kita lewati."     

"Bagaimana cara kita melakukannya?" tanya Roland.     

"Pekerjaan konstruksi harus dimulai di dalam perkemahan Tentara Pertama. Pintu masuk ke lorong bisa menjadi pintu menuju bawah tanah dari pusat perkemahan, ​​pintu itu harus ditutup oleh tenda dan dibuat sebagai penyamaran perkemahan biasa."     

"Apa yang akan kita lakukan dengan lorong itu setelah kita mundur?"     

"Kita akan menyegel pintu dan menutupinya dengan tanah, hanya menyisakan ventilasi untuk menjaga sirkulasi udara."     

"Berapa lama konstruksi terowongan itu memakan waktu?"     

"Diperkirakan akan memakan waktu lebih dari dua minggu untuk berbaris ke zona tempur. Bahkan, dengan pertimbangan bahwa mereka mungkin akan bertemu dengan iblis, pasukan kita akan berbaris dengan perlahan. Dengan cara ini, kerugian terbesar Tentara Pertama dapat diatasi, karena tentara akan muncul dalam formasi lengkap, sedangkan pasukan logistik yang ada di belakangnya tetap tersembunyi. Dan formasi lengkap Tentara Pertama ini akan langsung menarik semua iblis itu.     

Roland tersenyum. Tampaknya setelah dipertimbangkan sepanjang malam, rencana ini telah dimatangkan dengan cukup baik.     

"Apakah ini idemu?" tanya Roland.     

"Begitulah," Edith mengakui dengan jujur. "Tapi itu adalah hasil kerja sama antara banyak departemen. Selain Kementerian Pembangunan, Sekolah Aritmatika juga bergabung, meskipun mereka tidak mengetahui detail mengenai rencana kedua."     

Roland ingin memuji Edith karena ia pantas mendapatkan reputasinya sebagai Mutiara Wilayah Utara. Poin paling berharga dari rencana ini bukanlah ide baru itu sendiri tetapi bagaimana Edith telah berusaha memanfaatkan semua sumber daya dan alat yang tersedia untuk menyempurnakan ide itu.     

Orang biasa tidak akan pernah mempertimbangkan untuk memanfaatkan monster cacing raksasa dalam pertempuran ini.     

Ditambah lagi, Sekolah Aritmatika baru didirikan kurang dari satu tahun dan, selain dari pengamatan bintang, sekolah itu hanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Roland. Tapi Edith sudah mencoba menggunakan personel yang lebih profesional dari departemen baru ini untuk melakukan perhitungan dan statistik untuk menggali lorong bawah tanah.     

Sangat menyenangkan karena bisa menemukan seseorang yang memiliki pandangan yang akomodatif dan pandangan ke depan yang luar biasa seperti Edith.     

Selain itu, entah bagaimana Roland merasa bahwa Edith kini tampak lebih memukau daripada sebelumnya, seolah-olah Roland telah menemukan lapisan bakat yang lebih dalam dari diri wanita itu.     

"Kerja yang bagus," Roland memuji Edith. "Jalankan rencana ini."     

"Baik," Edith berhenti sejenak. "Tapi ada satu hal lagi yang perlu aku sampaikan. Bahkan jika kita mengadopsi rencana kedua, korban yang berjatuhan masih dapat dihindari. Selain itu, pertempuran ini tidak akan semudah pertempuran melawan gereja di Bukit Angin Dingin. Lagi pula, iblis punya inisiatif kali ini, jadi sebelum Tentara Pertama mencapai tujuan, mereka tidak akan dapat membangun stasiun dan blokade untuk mempertahankan diri mereka seperti sebelumnya."     

"Jadi, apakah kamu cenderung untuk menahan pasukan dan menunggu waktu yang tepat?" tanya Roland.     

"Tidak, aku bermaksud untuk memecahkan masalah ini, tidak peduli seberapa sulitnya," kata Edith perlahan. "Jika Pertempuran Besar Ketiga begitu kejam seperti yang dikatakan para penyihir Taquila, sangat penting bagi Tentara Pertama untuk berlatih terlebih dahulu sebelum perang yang sesungguhnya dimulai. Karena hanya anda yang selalu mempedulikan nyawa prajurit, di mana anda harus berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan dalam setiap langkah yang hendak anda ambil. Sekarang musuh baru kita, pasukan iblis, tidak diketahui kemampuannya secara pasti oleh kita semua, dan mereka juga memiliki kemampuan yang berbeda dengan manusia, jadi bersiap-siaplah jika ada korban tambahan yang berjatuhan."     

"Ini terasa agak aneh …" pikir Roland. Dahulu, Edith tidak mungkin mengatakan kata-kata seperti itu kepada atasannya, karena kata-katanya pasti akan dipandang sebagai sebuah penghinaan. Edith terlalu pintar untuk membuat kesalahan sepele di tahap ini.     

"Apakah Edith melakukan semua ini karena terpicu oleh teguranku terakhir kali?" pikir Roland.     

"Ah, siapa peduli?"     

"Selama wanita ini melayaniku dengan baik, semua pemikiran itu tidak penting."     

"Aku mengerti. Kamu boleh pergi," kata Roland.     

"Baik, Yang Mulia." jawab Edith.     

Ketika Edith sudah undur diri, Nightingale tampak agak jengkel. "Apa salahnya jika seorang atasan memperhatikan para bawahannya? Wanita itu jelas sudah melewati batas!"     

"Kurasa Edith tidak salah." jawab Roland sambil tersenyum. "Setiap orang memiliki hak terhadap keyakinan mereka sendiri. Seorang pemimpin yang bijaksana harus mendengarkan semua sudut pandang yang berbeda untuk membuat keputusan yang benar." Namun, Roland sebenarnya tidak setuju dalam hatinya. Roland harus berpikir dua kali dan mempertimbangkan semua aspek karena ia tidak boleh sampai menanggung kerugian saat ini. Para prajuritnya bukan rakyat jelata, tentara bayaran dan para budak. Hampir semua prajurit Roland bisa membaca dan menulis. Beberapa prajurit bahkan memahami grafik dan dapat membuat laporan. Roland akan mengambil tindakan apa pun yang ia bisa untuk mengurangi jumlah korban.     

Saat Nightingale baru hendak melanjutkan ucapannya, Pelat Simbol Pendengaran yang tergantung di dadanya tiba-tiba bersinar.     

Roland tersentak dan bertanya, "Apakah ada pergerakan baru dari pasukan iblis?"     

Komunikasi itu berlangsung dengan singkat. Pada saat Roland hendak menanyakan perkembangannya lagi, Nightingale memberikan jawabannya, tangannya masih menekan pelat simbol itu di dadanya, "Tidak, ini adalah kabar baik. Gelombang ketiga penyihir dari Pulau Tidur yang dipimpin oleh Lady Camilla Dary, akan tiba di Kota Tanpa Musim Dingin besok malam."     

"Jadi Tilly yang mengirim berita itu …" Roland merasa lega. "Pergilah dan katakan pada Wendy untuk menyambut mereka dengan cara yang sama seperti yang terakhir kali kita lakukan."     

Para penyihir ini akan menjadi kelompok terakhir yang pindah ke Kota Tanpa Musim Dingin, yang akan menyumbang hampir setengah dari total penyihir di Pulau Tidur. Sekarang karena Kota Tanpa Musim Dingin telah membangun hubungan kerja dengan Mantra Tidur, Roland yakin Wendy bisa mengurus semuanya, termasuk mencatat semua kemampuan penyihir dan merekrut mereka. Bagi para penyihir lainnya, Roland percaya bahwa cepat atau lambat mereka akan menerima kenyataan bahwa Kerajaan Graycastle kini sudah berbeda dari yang dulu.     

"Tidak masalah." Nightingale sepertinya sudah melupakan kata-kata Edith. Ketika Nightingale hendak memasuki Kabut, Roland tiba-tiba menghentikannya.     

"Tunggu sebentar … apakah kamu tadi mengatakan bahwa Camilla Dary yang memimpin para penyihir itu? Bukankah Camilla Dary adalah orang yang akan pergi ke Garis Laut bersama Joan?"     

"Itu benar, memangnya ada apa?" tanya Nightingale.     

"Coba kulihat …," Roland merenung sejenak. "Skenario yang disampaikan Edith berasumsi bahwa pasukan iblis selalu memiliki inisiatif. Tapi mungkin aku bisa mengurangi jangkauan penglihatan mereka."     

"Ugh, apa hubungannya kedua hal itu?" Nightingale bertanya dengan bingung.     

"Aku tidak yakin, tapi aku harus mencobanya terlebih dahulu," kata Roland dengan penasaran. "Aku perlu bicara dengan Camilla secara pribadi ketika ia datang nanti."     

***************     

Ketika kapal berlayar di sepanjang Sungai Air Merah ke Wilayah Barat, ladang di kedua sisi sungai berubah menjadi coklat kekuningan, warna jerami yang dipanen bercampur dengan warna tanah yang berwarna coklat.     

Dilihat dari tumpukan jerami yang tinggi, tahun ini pasti merupakan tahun panen yang luar biasa.     

Sambil berdiri di haluan kapal, Andrea menghirup udara segar musim gugur. Udaranya bercampur dengan aroma unik khas tanah pertanian yang terbakar matahari, memberi Andrea perasaan relaksasi dan kepuasan yang tak bisa dijelaskan.     

Andrea tidak tahu apakah hal itu disebabkan karena daya tarik panen yang melimpah atau hanya kerinduannya karena bisa pulang.     

Mungkin memang karena kedua alasan ini.     

"Mengapa mereka tidak mengumpulkan jerami?" tiba-tiba terdengar suara lain dari belakang. "Jerami bisa menggantikan kayu bakar."     

Andrea berbalik dan melihat seorang Penyihir Penghukuman Tuhan yang sedang berbicara. Namanya Carol, jika Andrea tidak salah ingat.     

"Kamu mengetahui tentang itu?" Andrea pernah bertanya kepada ayahnya tentang jerami ketika ia masih kecil. Andrea bertanya-tanya mengapa para petani mengumpulkan, mengupas, dan menumpuk jerami setelah menanam gandum. Ayahnya memberi tahu Andrea bahwa mereka melakukannya demi bisa bertahan hidup.     

Ayah Andrea berkata, "Mereka tidak punya cukup uang untuk membeli kayu bakar, jadi mereka harus mengumpulkan apa saja yang bisa dibakar untuk membuat mereka tetap hangat melawan angin musim dingin. Jerami adalah bahan bakar yang sangat baik, mudah terbakar dan mudah ditemukan di mana-mana, banyak bangsawan yang sering menggunakan jerami untuk menyalakan api. Ketika orang-orang kekurangan pakaian, mereka sering menggunakan jerami sebagai selimut. Meskipun menghasilkan asap tebal ketika dibakar dan menusuk kulit ketika kita tidur di atasnya, jerami itu membuat orang-orang tidak sampai mati kedinginan. Kamu mungkin berpikir bahwa jerami itu tidak berguna, tetapi bagi mereka yang membutuhkannya, jerami itu sama pentingnya seperti gandum."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.