Bebaskan Penyihir Itu

Gema (Bagian II)



Gema (Bagian II)

0Sayangnya, Klan Osha kalah dari Klan Cambuk Besi, karena mereka telah menggunakan cara yang curang dan berbahaya selama duel berlangsung. Pemimpin Klan Osha terbunuh dan klan itu akhirnya diasingkan ke Tanjung Tak Berujung. Si Bulan Perak, yang sekarang bernama Gema, adalah putri dari mantan pemimpin Klan Osha dan karena penampilannya yang unik, Gema dijual sebagai budak kelas satu ke Pelabuhan Air Jernih.     
0

Si Kapak Besi berdarah campuran, dan meskipun ia telah diadopsi oleh Klan Osha, dirinya tidak pernah dianggap sebagai orang Mojin sejati oleh penduduk Negara Pasir. Karena alasan itu, Si Kapak Besi lolos dari pembuangan ke Tanjung Tak Berujung. Sebaliknya, klan lain sangat menghormati Si Kapak Besi dan mereka ingin merekrutnya karena kemampuan tempurnya yang luar biasa. Namun, Si Kapak Besi merasa berhutang budi terhadap Pemimpin Klan Osha dan berterima kasih atas semua bantuannya selama bertahun-tahun, ditambah dengan keinginannya untuk menyelamatkan Gema, membuat Si Kapak Besi menolak tawaran untuk bergabung dari klan lain. Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, akhirnya Si Kapak Besi sampai di Pelabuhan Air Jernih. Sayangnya, Si Kapak Besi sudah terlambat dan Gema sudah dijual ke Kerajaan Graycastle.     

Pada akhirnya, Gema diselamatkan oleh para penyihir dan bergabung dengan Asosiasi Persatuan Penyihir, sementara Si Kapak Besi menuju ke Wilayah Barat Kerajaan Graycastle, dengan semangat yang hancur. Hari ini Si Kapak Besi dan Gema tiba-tiba bertemu kembali di Kota Perbatasan.     

Setelah beberapa saat, Roland bertanya kepada Si Kapak Besi, "Jadi, apa rencanamu sekarang? Apakah kamu ingin kembali ke Wilayah Selatan bersama Gema dan mengembalikan kembali kejayaan Klan Osha?"     

"Tidak, Yang Mulia!" Si Kapak Besi langsung berlutut. "Aku telah bersumpah kepada Tiga Dewa bahwa aku akan melayani Anda selama sisa hidupku … hanya saja … aku merasa sangat bersemangat karena telah bertemu dengan Nona Bulan Perak lagi sehingga aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Tolong hukumlah aku, Yang Mulia!"     

"Bagaimana dengan kamu?" Roland bertanya pada Gema, "Apakah kamu juga ingin pergi dan membalaskan dendam Klanmu?"     

Gema juga berlutut di depan Roland sebelum ia menjawab. "Setelah aku tersadar bahwa aku adalah penyihir, aku memang memiliki pikiran untuk membalas dendam, tapi itu sudah lama sekali." Gema menggigit bibirnya, "Tolong izinkan aku untuk tetap tinggal di sini … aku tidak memiliki tempat tujuan yang lain."     

"Aku mengerti. Berdirilah kalian berdua," kata Roland pelan, "Kalian tidak perlu merasa menyesal, dan aku bahkan belum mengatakan apa pun." Roland berhenti sejenak sebelum berkata dengan penuh rasa empati. "Kalian tahu, bukan tidak mungkin bagiku untuk membantu kalian membalaskan dendam kepada mereka."     

"Apa?" Si Kapak Besi terbelalak karena kaget, ia merasa tidak yakin dengan apa yang telah ia dengar. Sedangkan Gema, tidak bereaksi apa-apa. Setelah sekian lama, Gema merasa sudah putus harapan untuk kembali ke Kota Pasir Besi.     

"Tentu saja, tidak untuk saat ini." Roland mengibaskan tangannya. Gagasan Roland mengenai hal ini bukan sekadar angan-angan belaka. Menurut penjelasan Si Kapak Besi mengenai Wilayah Selatan, Roland telah mendengar beberapa hal di tempat itu yang sangat menarik — wilayah yang panas dan kering dengan medan yang aneh. Wilayah yang memuntahkan api berwarna oranye yang terus menerus terbakar selama puluhan tahun, tidak pernah padam. Di dekat api itu, tanah telah terkikis sampai berlubang dan di dalam lubang itu, orang bisa melihat Sungai Kematian[1].     

Api berwarna oranye dan Sungai Kematian, semakin Roland memikirkannya, semakin ia meyakini keberadaan kedua tempat itu. "Kedengarannya sungai itu adalah lautan minyak. Yang lebih bagus lagi, minyak itu mengalir dengan gratis!" Tidak ada gunanya memikirkan pentingnya minyak hitam itu untuk pembangunan industri, dan lebih dari separuh perang yang terjadi di dunia modern adalah karena memperebutkan sumber minyak. Naik turunnya harga minyak bahkan bisa berdampak pada kekayaan dan kesuksesan banyak negara, dan bisa mengubah struktur dunia. Jika Roland mampu membangun sebuah tempat di Wilayah Selatan, melalui Klan Osha, ia akan memperoleh sebuah sumber minyak yang tetap.     

Namun untuk saat ini, Roland tidak akan memusingkan dirinya dengan urusan yang masih belum pasti. Roland merasa, bagaimanapun, urusan minyak hitam itu akan tetap berada di pikirannya dan akhirnya ia akan memasuki tahap "sekali dalam seumur hidup" miliknya.     

"Setelah aku naik takhta, aku akan menemukan cara untuk mendapatkan keadilan untuk kalian." Roland menghentikan Si Kapak Besi yang hendak berlutut kembali. "Tapi, untuk hari ini, kamu telah melanggar perintah di dalam Tentara Pertama Kota Perbatasan. Kamu dijatuhi hukuman kurung selama dua hari dan selama masa kurunganmu, kamu harus merenungkan akibat perbuatanmu."     

"Baik, Yang Mulia," kata Si Kapak Besi dengan senang hati.     

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan pelatihanmu," kata Roland kepada Carter, "Dan kamu akan bertanggung jawab untuk pelatihan yang berikutnya."     

Carter menganggukkan kepalanya.     

*******************     

Brian berpikir bahwa pelatihan hari ini sudah selesai, namun, semua orang masih berada di tempat latihan, dan tidak ada yang berani meninggalkan tempat latihan itu.     

Ketika Carter pergi bersama Pangeran Roland, ia memerintahkan mereka untuk beristirahat di tempat, tetapi Carter tidak membubarkan mereka.     

Di tim patrolinya yang lama, situasi seperti ini tidak akan bisa ditebak.     

"Yang Mulia, menurut Anda, apakah Si Kapak Besi akan kembali?" tanya Nail, yang berada di tim Brian, "Tindakan Yang Mulia Pangeran Roland membuat aku terkejut."     

"Sudah berapa kali aku bilang jangan memanggilku seperti itu." Brian mengoreksi kata-kata Nail. "Di Tentara Pertama, kamu harus memanggilku dengan sebutan Ketua Tim. Yang Mulia mengatakan kepada kita untuk menggunakan istilah militer." Setelah Brian dianugerahi menjadi seorang Kesatria oleh Pangeran Roland, pangkatnya di dalam pasukan menjadi lebih tinggi. Anggota tim lainnya tidak lagi berbicara dengannya, kecuali Nail. Orang pendek yang pernah menjadi seorang penambang sebelum bergabung di pleton. Nail sering datang untuk mengobrol dengan Brian. Menurut Nail, ia tidak hanya berbicara dengan seorang Kesatria, Nail bahkan mengklaim dirinya pernah melakukan sebuah percakapan secara langsung dengan Pangeran Roland.     

"Ini adalah situasi yang berbeda … Yang Mulia tidak akan terlalu menyalahkan Si Kapak Besi, bukan?" Meskipun Brian setuju akan hal ini, ia tidak terlalu yakin juga. Brian pernah melihat seorang warga sipil yang secara tidak sengaja bertabrakan dengan kereta seorang bangsawan, dan orang itu langsung dibunuh di tempat oleh para pengawalnya. Si Kapak Besi adalah orang asing, dan ia telah membungkuk kepada orang lain ketika Yang Mulia ada di sana, bahkan memanggil orang itu dengan sebutan "Pemimpin Klan", tidak peduli bagaimana orang melihatnya, tindakan itu jelas merupakan hal yang melanggar etiket.     

"Menurutku, pelanggaran etiket akan menjadi kesalahan Si Kapak Besi," kata Nail sambil mengangguk. "Aku sudah pernah bicara dengan Yang Mulia secara pribadi dan ia tidak seperti bangsawan pada umumnya, um …" Nail menggaruk kepalanya, ia mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Meskipun Yang Mulia terlihat seperti bangsawan pada umumnya, ia bertindak dengan cara yang berbeda."     

Brian juga tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Si Kapak Besi. Setelah lebih dari satu bulan berlatih bersama, Brian merasakan rasa hormat yang mendalam terhadap Si Kapak Besi. Terutama setelah Si Kapak Besi mengajari mereka cara membangun tenda selama pelatihan di alam terbuka. Mereka semua mendapat manfaat dari keterampilan luar biasa dan metode pengajaran Si Kapak Besi yang menyenangkan. Di mata Brian, Si Kapak Besi bahkan lebih pantas untuk menjadi komandan di Tentara Pertama Kota Perbatasan daripada Carter Lannis.     

"Mereka sudah kembali!" Nail menyikut lengan Brian. "Hei, aku tidak melihat Si Kapak Besi.     

Sebelum imajinasi Nail berlanjut, Carter sudah memerintahkan mereka untuk masuk ke dalam formasi. Kemudian, Yang Mulia Roland melangkah maju dan mulai memberikan pidato. "Wanita yang berdiri di sampingku adalah seorang penyihir, namanya adalah Gema dan ia adalah seorang yang dikenal oleh Si Kapak Besi, mereka telah berpisah selama bertahun-tahun … namun, karena Si Kapak Besi mengganggu formasi dan melanggar peraturan militer, ia telah dijatuhi hukuman, olehku sendiri, dan dikurung selama dua hari, seperti yang sudah ditentukan dalam peraturan. Aku akan mengulangi hal ini sekali lagi. Kalian semua sudah menjadi anggota Pasukan Reguler, dan aturan yang paling penting untuk anggota pasukan ini adalah mematuhi perintah dan mempertahankan kedisiplinan! Kalian semua mengerti?"     

"Baik! Yang Mulia!" Brian dan semua prajurit berteriak. Setelah mendengar apa yang terjadi kepada Si Kapak Besi, Brian akhirnya merasa tenang. Nail, yang masih berada di sampingnya, menatap Brian dengan wajah masam.     

"Dalam latihan berikutnya, Gema akan membantu Anda. Kemampuan yang dimiliki Gema memungkinkan dirinya untuk meniru suara, seperti alat musik, terompet, dan drum. Lagu berbaris yang akan ia mainkan selanjutnya, akan menjadi sinyal bagi kalian untuk bertindak! Semua orang harus bergerak sesuai irama drum sambil mempertahankan formasi kalian dalam satu baris." Sampai di sini, kata-kata Yang Mulia berhenti. "Di medan perang, Gema akan berdiri di belakang kalian. Gema akan menjadi panji-panji Tentara Pertama Kota Perbatasan, menjadi jiwa bagi Pasukan Senjata Api! Kalian harus melindunginya dengan segala cara! Sekarang … semua orang harus terbiasa dengan suaranya."     

"Apakah yang dimaksud dengan lagu baris-berbaris?" tanya Brian bingung. "Apakah lagi itu seperti musik yang dimainkan di kedai minum? Apakah cocok menggunakan musik yang lembut untuk memimpin barisan tentara?"     

Tapi, begitu Brian mendengar suara yang keluar dari mulut Gema, ia langsung menyadari apa yang dimaksud oleh Yang Mulia. Irama drum sangat mempengaruhi semangat Brian, membuatnya ingin bergerak maju dan juga memancing semangatnya untuk bertarung.     

Lagu yang disebut "lagu berbaris" ini adalah Himne Pertempuran yang akan mendorong dan memotivasi semua prajurit di medan perang.     

[1] Nama sungai di dunia orang mati dalam mitologi Yunani     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.