Bebaskan Penyihir Itu

Pembangunan Konstruksi Di Kota Perbatasan



Pembangunan Konstruksi Di Kota Perbatasan

0"Di mana orang yang mengirim barang-barang ini? Apakah ada klasifikasi secara statistik?" tanya Roland.     
0

"Benar, silahkan di baca ke bawah laporannya," sahut Barov sambil menunjuk ke bagian bawah gulungan kertas. "Total ada seribu seratus poin yang telah dikirim ke Kota Perbatasan. Sebagian besar adalah petani dan mereka ditempatkan di luar kota sesuai permintaan Anda. Tiga puluh lima orang dari mereka adalah para pengrajin yang ditempatkan di bawah pengawasan Karl. Tempat tinggal mereka telah disiapkan di Distrik Peradaban Baru." kata Barov sambil mengucapkan kalimat itu dengan canggung. "Namun, apakah semua pengaturan ini baik, Yang Mulia? Aku ingat Anda awalnya menyiapkan perumahan itu untuk para penyihir."     

"Para pengawal yang aku utus untuk menyebarkan rumor mengenai penyihir belum juga kembali, dan progresnya berjalan lebih lambat dari yang aku kira. Biarkan saja para pengrajin dan keluarga mereka memiliki rumah itu, dan kita akan membangun lebih banyak lagi." Seluruh Kota Perbatasan pada akhirnya memang perlu diperbaharui dalam rencana Roland. Pondok-pondok yang dibangun dengan kayu dan lumpur harus diganti dengan rumah-rumah yang terbuat dari batu bata dan mereka akan menempatkan sebuah ruang untuk membuat jalanan yang luas, tidak seperti gang yang saat ini hanya memungkinkan dua orang untuk berjalan berdampingan.     

"Benar," Barov mengangguk dan berkata, "Yang Mulia, aku dengar akan ada sapi dan domba yang dikirimkan?"     

"Benar, tapi tidak untuk saat ini, aku meminta mereka untuk mengirimkannya beberapa hari kemudian bersama dengan para gembala. Ada lahan berumput di antara Hutan Berkabut dan Pegunungan Tak Terjangkau di sebelah barat tembok kota, area itu cocok untuk dijadikan padang rumput. Kita perlu untuk membuat dua lahan di tembok kota agar orang-orang dapat lewat terlebih dahulu. Bagaimanapun, lahan itu hanya akan digunakan selama Bulan Iblis berlangsung."     

Sekarang Roland memiliki sumber daya manusia dan juga kekayaan, masalah sumber daya untuk pengembangan Kota Perbatasan untuk sementara terselesaikan. Roland akhirnya bisa memanfaatkan kota dengan baik.     

Roland meminta pengawal di luar pintu untuk masuk dan memerintahkan, "Pergi dan panggillah Karl dari Kantor Administratif, aku rasa kamu akan menemukan Karl di pondok kayu di luar kota jika ia tidak sedang berada di tambang."     

Setelah satu jam, Karl berjalan ke kantor Roland, ia membungkuk memberi hormat dan berkata, "Yang Mulia."     

Sudah setengah tahun sejak Roland bertemu dengan Karl, dan Karl bisa dianggap sebagai petugas paling sibuk sejak dirinya dipekerjakan di Balai Kota di Kota Perbatasan yang mengelola perbaikan tembok kota, perumahan, dan orang-orang yang tinggal di kawasan pondok kayu sementara. Karl berusia tiga puluh lima tahun dengan beberapa rambut putih yang terlihat di kedua cambangnya, kulitnya sedikit berwarna kecokelatan tetapi ia terlihat jauh lebih bersemangat daripada ketika Roland pertama kali bertemu dengannya.     

Memang benar bahwa lingkungan dapat dengan cepat mengubah seseorang. Enam bulan yang lalu Karl adalah seorang pengungsi yang melarikan diri dari Serikat Pekerja Mason yang menyembunyikan identitas dirinya. Sekarang Karl adalah seorang komandan proyek yang berpengalaman dan mengelola proyek-proyek sendirian. Sekarang Karl juga memiliki postur dan perawakan layaknya seorang atasan. Namun, yang paling dikagumi Roland adalah kerelaan Karl untuk mengabdikan diri terhadap pekerjaannya.     

Roland tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kemarilah dan duduk di samping meja." Roland menyerahkan sketsa-sketsa yang baru ia gambar kepada Karl dan berkata, "Lihatlah sketsa ini. Aku ingin kamu membuat benda-benda baru ini."     

"Ini adalah sketsa untuk pembuatan gudang. Uh, bagian bawahnya adalah bawaan dasar. Itu bisa mencegah masalah kelembaban dengan efektif." Karl dengan cepat membaca sketsa pertama sebelum membaca sketsa kedua dan mengamati selama beberapa saat sebelum akhirnya ia bertanya. "Ini … adalah sebuah tungku?"     

"Tepat sekali, kamu harus membuat lebih dari lima tungku di perbatasan Gunung Lereng Utara untuk membakar semen dan memanggang batu bata yang terbuat dari tanah liat. Kita akan membutuhkan sebuah lahan terbuka, dan dengan mempertimbangkan jalur transportasi dan posisi di halaman, akan dibutuhkan lebih banyak tungku setelah lahannya diperluas."     

"Baiklah." Karl membalikkan gulungan itu ke halaman terakhir dan mengerutkan kening. "Ini … terlihat seperti sebuah saluran pembuangan? Bukan, ini memiliki atap dan tembok pembatas di atasnya … Sepertinya ada sebuah kolam kecil di belakangnya. Yang Mulia, aku tidak mengerti sketsa apa ini."     

Roland tersenyum. "Itu sketsa toilet dan toilet itu akan menjadi prioritas utama pekerjaanmu."     

"Sebuah toilet?" Karl merenung sejenak dan berkata, "Yang Mulia, di mana Anda berencana untuk membangun toilet? Ada toilet di istana Anda, dan petugas akan membersihkan toilet itu secara teratur. Sedangkan bagi penduduk desa, mereka biasanya tidak memerlukan toilet semacam ini. "Mereka akan buang air langsung di luar rumah mereka. Begitu juga dengan para petani, mereka hanya perlu buang air di Sungai Air Merah dan sungai itu akan menampung kotorannya."     

Pantas saja, Roland bisa mencium aroma busuk yang kuat ketika ia tiba ke pinggir Sungai Air Merah hari ini. Roland menggelengkan kepalanya, ia berusaha membuyarkan ingatan yang tidak menyenangkan itu. "Benar sekali, tetapi kita perlu mengubah kebiasaan buruk itu."     

"Uh … kebiasaan buruk?" Karl tampaknya tidak begitu mengerti dengan perkataan Roland.     

"Tentu saja sulit dimengerti bagi orang-orang yang terbiasa buang air besar di mana saja. Betapa indahnya dunia ini jika kita bisa bebas berjalan-jalan di mana saja tanpa berisiko menginjak kotoran." Roland diam-diam mengeluh di dalam hatinya. "Oh ya, kamu hanya perlu membangunnya sesuai dengan sketsa ini, dan aku telah mengukurnya secara kasar. Toilet itu harus terletak di sekitar area pondok kayu. Setidaknya harus ada empat toilet yang harus dibangun, dan toilet itu harus dibangun berdampingan dengan lebar dua kali dua. Selain parit yang berada di tengah, toilet itu harus dibangun dengan menggunakan batu bata, pondok, memiliki atap, dan partisi di luar harus dibangun dengan kayu untuk menghemat banyak semen."     

"Yang Mulia, Anda sedang mencoba mengumpulkan orang-orang desa itu untuk … melakukan itu," Karl terdiam sejenak ketika ia merasa bahwa ia telah merendahkan martabat seorang anggota keluarga kerajaan dengan membahas subjek yang tidak pantas seperti itu di hadapan Yang Mulia. "Bagaimana jika mereka tidak mau menggunakan toilet itu?"     

"Aku akan mengeluarkan perintah agar mereka mematuhinya. Kamu dapat melanjutkan dan mengatur staf untuk memberikan contohnya."     

"Kalau begitu, aku akan melaksanakan perintah Anda, Yang Mulia," Karl mengangguk dan berkata, "Yang Mulia, aku punya satu hal lagi untuk dilaporkan kepada Anda."     

"Silahkan."     

"Karena Serikat Pekerja Mason dibubarkan secara paksa, ada banyak orang, seperti aku, yang memilih untuk meninggalkan Kota Raja. Aku sedang berpikir untuk menulis beberapa buah surat untuk mengundang anggota Serikat Pekerja Mason yang aku kenal untuk datang ke Kota Perbatasan. Mereka semua memiliki keterampilan, seperti Lesya yang sangat handal dalam pembuatan tungku seperti yang Anda sebutkan. Yang Mulia, aku tidak yakin …. "     

"Tidak masalah sama sekali," kata Roland cepat, "dan kamu undanglah mereka semua ke sini dan bangunlah kembali Serikat Pekerja Mason. Upah mereka akan dihitung sesuai dengan yang dibayarkan di Serikat Pekerja Mason, dan bagi yang berpengalaman dapat dipromosikan ke Balai Kota."     

"Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia." kata Karl sambil membungkuk dengan penuh rasa terima kasih.     

Setelah Karl pergi, Roland mulai membuat susunan pengaturan dan sistem pemindahan hak kepemilikan para budak.     

Populasi di Kota Perbatasan akan segera mencapai puncaknya. Jika Kota Perbatasan terus bergantung dari impor makanan, kota ini akan berada dalam bahaya jika ada bencana alam atau jika bisnis terhambat. Oleh karena itu, selain sektor industri, sektor pertanian juga perlu dikembangkan dengan cepat juga untuk mencapai swasembada pangan secepat mungkin.     

Pangeran Roland yakin bahwa selama ada kenaikan promosi, para budak akan segera berubah menjadi para petani aktif. Selain benih yang dikembangkan oleh Daun, tanah pertanian di samping Sungai Air Merah akan segera berubah menjadi lautan gandum berwarna keemasan di musim panas.     

Mengenai permintaan Roland untuk memprioritaskan pembangunan toilet, hal itu untuk mempersiapkan koordinasi pembangunan sektor pertanian. Setelah memiliki sumber daya manusia sebagai pekerjanya, tanah, dan benih, yang ia perlukan sekarang hanyalah pupuk.     

Tentu saja, Roland mengetahui bahwa menggunakan pupuk manusia dan hewan akan sangat menyusahkan. Untuk itu diperlukan pembersihan tampungan kotoran secara teratur dan diperlukan pembuatan pupuk kompos secara manual yang tidak senyaman pupuk kimia. Namun, Roland tidak mengetahui bagaimana cara membuat pupuk kimia dan karena itu ia hanya bisa menggantinya dengan pupuk organik alami. Setidaknya pupuk kotoran manusia dan hewan telah teruji dan terbukti kemampuannya dalam jangka waktu yang lama, dan pemupukan secara tradisional masih dapat dilihat di beberapa daerah pedesaan di abad kedua puluh.     

Penduduk di zaman ini hanya mengetahui sedikit tentang pupuk, dan kebanyakan dari mereka berpikir bahwa kotoran manusia adalah sesuatu yang kotor, selain digunakan untuk membuat orang lain merasa jijik, tidak ada yang mengetahui kegunaan lainnya dari pupuk ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.