Bebaskan Penyihir Itu

Seorang Pedagang Dari Kota Raja (Bagian II)



Seorang Pedagang Dari Kota Raja (Bagian II)

0"Apakah kamu secara khusus menjual bubuk mesiu di Kota Raja?" tanya Roland tanpa basa-basi.     
0

"Tidak, Yang Mulia." Senyum di wajah Margaret tidak lagi terlihat dibuat-buat, tetapi lebih tulus dan ramah. "Aku menjual banyak produk, dari batu permata sampai ke kain, dan aku juga mengelola penginapan dan kedai minuman. Bahkan, aku baru mulai menjual bubuk mesiu satu bulan yang lalu. Pemilik bisnis sebelumnya kehilangan seluruh hartanya di kasino milikku dan terpaksa menggadaikan pabriknya."     

[Margaret tidak hanya menjual berbagai macam barang tetapi juga terlibat dalam industri jasa. Wanita pengusaha macam apa ia?] Roland tahu bahwa diperlukan modal yang sangat banyak untuk menjalankan bisnis kasino di Kota Raja. Roland mengetuk meja, tetapi Nightingale hanya mencubit lehernya, yang berarti Margaret mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan yang menghalangi pengamatannya.     

Tunggu dulu … Jika Nightingale tidak dapat mendeteksi kebohongan Margaret, mengapa ia mencubit bahu kanan Roland sebelum ini?     

Roland terbatuk dan menahan dirinya untuk berbalik dan menanyakan hal ini kepada Nightingale.     

Roland pernah mendengar ada beberapa pedagang dari Fjords, setelah menetap di empat kerajaan, memperluas bisnis mereka dan mengumpulkan kekayaan yang luar biasa. Lagi pula, penduduk asli Fjords semuanya terlahir sebagai pengusaha yang tidak hanya berani dan menyukai petualangan, tetapi juga pandai mendeteksi peluang bisnis. Meskipun banyak dari mereka yang ditipu oleh pemerintah, beberapa pedagang Fjords berhasil memperkaya diri. Dengan melobi pihak berwenang setempat, mereka membentuk aliansi yang relatif stabil dengan sejumlah tokoh terkemuka. Mungkinkah Margaret juga merupakan salah satu pedagang yang sukses itu?     

Jika itu masalahnya, Roland merasa lebih baik ia berbicara singkat dan langsung menyatakan kebutuhannya. "Aku ingin membeli banyak bubuk mesiu. Semakin banyak, semakin bagus."     

"Tetapi Wilayah Barat ini tidak panas, terutama untuk kota-kota yang berada dekat dengan Pegunungan Tak Terjangkau. Apakah Anda benar-benar membutuhkan bubuk mesiu sebanyak itu, Yang Mulia?" Margaret bertanya dengan penasaran, "Aku memiliki tiga pabrik di daerah pinggiran Kota Raja, yang akan mencukupi kebutuhan para bangsawan di kota."     

[Wanita ini memiliki tiga pabrik!] Roland diam-diam merasa gembira dengan berita itu tetapi ia tetap mempertahankan ekspresinya. "Aku berencana untuk membuat ruang pendingin di bawah tanah istana untuk mengawetkan makanan yang mudah busuk. Jika kamu memberiku harga yang pantas, aku ingin membeli seluruh bubuk mesiu itu."     

Margaret mengangguk. "Yah, karena Anda selalu bicara terus terang, aku bersedia untuk mengirimkan semua persediaan bubuk mesiu ke Kota Perbatasan dan memberi Anda diskon sebesar sepuluh persen dari harga pasaran saat ini. Tetapi …."     

"Tetapi apa?"     

"Aku tidak menginginkan pembayaran dengan emas. Gudangku sudah penuh dengan emas. Aku mendengar Anda memiliki beberapa produk yang unik, yang membuat aku benar-benar tertarik untuk digunakan sebagai pengganti pembayaran emas jika Anda tidak keberatan. Aku akan senang hati membuat kesepakatan dengan Anda jika Anda menyetujui persyaratan ini."     

"Produk yang unik?" Roland merasa terkejut. Margaret adalah orang pertama yang ditemuinya yang tidak menginginkan emas.     

"Benar. Misalnya, mesin otomatis yang terbuat dari besi berwarna hitam." Margaret mencondongkan tubuh ke depan dan berkata, "Orang Anda mengatakan kepadaku bahwa mesinnya hanya membutuhkan air mendidih untuk menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Bahkan, inilah yang membuat aku memutuskan untuk datang ke Kota Perbatasan sendiri. Kalau tidak, sebenarnya aku lebih suka menjual bubuk mesiu untuk kaum bangsawan di Kota Raja. Karena Kota Perbatasan sangat jauh, dan biaya pengirimannya juga pasti akan sangat mahal."     

[Wah, kejadian hari ini memang tidak terduga,] pikir Roland. Meskipun Roland tidak tahu bagaimana murid Barov bertemu dengan Margaret dan bagaimana mereka mengalihkan topik pembicaraan mereka ke mesin uap, jelas terlihat bahwa Margaret sangat tertarik pada mesin uap milik Roland.     

Roland tahu betul berapa besar keuntungan yang bisa dihasilkan barang-barang industri, terutama untuk mesin-mesin yang hanya diketahui oleh Roland untuk memproduksinya. Roland khawatir bahwa uang yang ia dapatkan dari rumah adipati akan habis setelah Kota Perbatasan berhenti menjual bijih. Sekarang, peluang bisnis besar baru saja dihadapkan kepadanya.     

"Aku tahu apa yang kamu bicarakan." Sang pangeran tersenyum. "Mesin itu disebut mesin uap. Mekanisme operasinya cukup sederhana, yaitu mengubah uap air mendidih menjadi tenaga. Tetapi hanya Kota Perbatasan yang memproduksi mesin semacam ini."     

"Jadi, mesin itu memang benar ada?"     

"Tentu saja ada." Roland meregangkan tangannya. "Tetapi proses pembuatannya sangat rumit dan harganya juga cukup mahal. Jika kamu tertarik, aku bisa menunjukkan mesinnya kepadamu."     

"Aku akan senang sekali melihat mesinnya." Margaret bangkit berdiri dengan semangat.     

…     

Ketika Margaret melihat mesin baja yang meraung secara perlahan-lahan menarik kereta tambang keluar dari gua tambang di Tambang Lereng Utara, matanya langsung terbelalak.     

"Yang Mulia, itu, itu … sangat tidak bisa dipercaya." kata Margaret dengan suara bergetar. "Kupikir orang Anda hanya melebih-lebihkan, tetapi kenyataan ini ternyata lebih mengagumkan dari apa yang ia jelaskan … Aku rasa satu … mesin uap bisa menggantikan … lebih dari dua belas tenaga manusia."     

Margaret ingin melihat lebih dekat tetapi ia dihentikan oleh Roland. "Terlalu berbahaya mendekati mesin uap yang sedang beroperasi. Jangan terlalu dekat dengan mesin. Apakah kamu lihat uap putih yang mengepul keluar? Sedikit saja uap itu mengenai kamu, dirimu bisa terbakar."     

"Apakah Anda menggunakan mesinnya hanya untuk menarik bijih dari dalam tambang?" Karena suara mesin itu terlalu keras, Margaret harus bicara sambil berteriak.     

"Ada dua mesin uap di tambang. Mesin yang pertama untuk menarik kereta tambang berisi bijih keluar tambang dan yang kedua untuk mengambil air dari tambang," jawab Roland, "Bahkan, mesin ini juga dapat menggantikan kincir angin dan kincir air untuk menggiling gandum. Mesinnya tidak akan terpengaruh oleh arus air atau angin dan dapat menghemat banyak tenaga manusia dan hewan, bahkan dapat mengatur dayung bergerak dan dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk kapal berlayar. Dengan mesin uap, kamu dapat mengoperasikan sebuah kapal tanpa menggunakan bantuan angin."     

Roland tahu betul apa arti sebuah kapal yang tidak memerlukan tenaga angin bagi orang Fjords. Seperti yang sudah Roland duga, mata Margaret bersinar penuh kegembiraan. "Buatlah penawaran harganya. Aku ingin membeli mesin uap ini."     

"Aku tidak bisa menjual mesin ini kepadamu, karena tambang membutuhkan mesin ini untuk berproduksi. Kamu dapat memesan beberapa mesin uap yang baru. Begitu pesanan bubuk mesiuku tiba, aku akan mengirimkan surat tagihan untuk mesin ini."     

"Bagaimana dengan harganya …."     

Roland menggiring Margaret ke tempat yang lebih tenang agak jauh dari tambang. "Harganya lima ratus keping emas," jawab Roland. Jumlah yang Roland tawarkan memang terlalu mahal, karena harganya hampir sama dengan pendapatan tahunan seorang kesatria di wilayah itu. Biaya tambahan untuk mesin uap adalah sekitar dua puluh keping emas. Harga mesin ini sebenarnya tidak lebih dari lima puluh keping emas setelah menambahkan biaya pengecoran, biaya tenaga kerja dan biaya pemasangan, tetapi hal ini dilakukan Roland untuk menciptakan kesempatan untuk proses tawar-menawar yang mungkin terjadi.     

"Kalau begitu kita sepakat! Aku ingin membeli sepuluh mesin uapnya!"     

"…" Roland terdiam sesaat. Sepuluh mesin uap berarti lima ribu keping emas, yang merupakan seluruh kekayaan Adipati Ryan selama lima hingga enam tahun. Karena Margaret bahkan tidak menawar, Roland bertanya-tanya apakah ini biasanya cara pedagang kaya raya melakukan bisnisnya. Roland berdeham dan bertanya, "Apakah kamu yakin? Itu adalah jumlah uang yang sangat banyak. Ditambah lagi, biaya itu tidak akan menjadi biaya investasi satu kali saja. Kamu akan menghabiskan banyak uang juga untuk pemeliharaan mesin di masa yang akan datang."     

"Aku tahu itu. Biaya mesin itu seperti biaya pemeliharaan sebuah kapal. Kita harus membersihkan kapalnya setiap tahun untuk menyingkirkan ganggang laut dan makhluk laut kecil yang bersarang di lambung kapal dan mengganti layarnya dengan layar yang baru, tali yang baru, dan sebagainya …" Kata Margaret, "Beri tahu aku apa perlu diubah atau ditambahkan pada mesinnya, dan aku akan membelinya. Jika aku tidak berhasil, Anda bisa memberikan aku seorang tenaga kerja yang bertugas untuk memelihara dan mengoperasikan mesin dengan harga yang berbeda."     

Roland terdiam. Hanya ada satu pemikiran di benaknya: rasanya sangat menyenangkan memiliki uang yang mengalir masuk tanpa henti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.