Bebaskan Penyihir Itu

Pilihan Yang Berbeda



Pilihan Yang Berbeda

0Api di perapian bergetar kemudian padam. Nightingale menampakkan dirinya, lalu ia menaruh beberapa kayu bakar di dalam perapian. Suara berderak terdengar dari perapian dan apinya mulai membesar kembali.     
0

Roland memandangi bayangan di belakang cangkir teh dan menghela napas dalam-dalam. Tilly telah pergi meninggalkan ruangannya selama beberapa saat, dan ia sedang mengingat percakapan mereka untuk memeriksa apakah ada cara lain untuk mengubah pendirian Tilly, tetapi kini semuanya sudah berakhir - kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sensitif, dan dibutuhkan waktu yang lama agar Roland bisa mendapatkan kepercayaan Tilly kembali.     

"Kelihatannya ada beberapa hal yang tidak bisa kamu lakukan," kata Nightingale kepada Roland. Nightingale membersihkan abu yang ada di tangannya lalu duduk di tempat favoritnya, "Apa yang kamu katakan pada Tilly tempo hari?"     

"Sebuah kebohongan demi kebaikan semua orang." jawab Roland sambil bersandar di kursi. "Wajar saja jika Tilly masih belum percaya kepadaku." Roland berhenti sejenak dan kembali berkata, "Kamu pernah mengatakan bahwa kamu memiliki seorang adik laki-laki. Jika adikmu tiba-tiba berubah total dari biasanya, dan terus mengatakan bahwa ia masih tetap adikmu yang sama, apakah kamu akan percaya dengan semua ucapan adikmu?"     

"Maksudmu pria yang terlihat tidak bersalah tetapi kemudian mengkhianatiku dari belakang?" balas Nightingale sambil mengerutkan mulutnya, "Sejauh yang aku tahu, adikku pada dasarnya adalah orang yang bermuka dua."     

"Maaf, seharusnya aku tidak membahas hal ini."     

"Tidak apa-apa. Lagi pula, aku bukan anggota Keluarga Gelan lagi, dan bagiku mereka hanyalah orang asing." kata Nightingale.     

"Dahulu, Tilly dan aku juga seperti orang asing," Roland menghela napas dan melanjutkan, "Bisa dikatakan bahwa aku tidak pernah bergaul akrab dengan siapa pun ketika masih di istana."     

"Jika kamu sedang merasa jenuh, kamu bisa bercerita kepadaku." kata Nightingale sambil tersenyum lembut, "Aku selalu ingin tahu tentang kehidupan keluarga kerajaan, tetapi aku juga ingin tahu seberapa buruk kamu ketika masih kecil. Apa yang kamu lakukan sehingga reputasi burukmu bahkan terdengar sampai ke Kota Perak?"     

"Sejujurnya, aku yang dulu jauh lebih buruk dari diriku yang sekarang," kata Roland. Roland memeriksa ingatannya dan ia kembali melanjutkan, "Mungkin sejak aku mendorong Tilly ke pecahan-pecahan kaca, ia sudah mulai membenciku."     

"Memang … itu pasti sangat mengerikan," sahut Nightingale sambil berdecak, "Tetapi aku pikir kini Tilly sudah tidak membencimu."     

"Oh ya?" Roland mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Dari mana kamu tahu?"     

"Tentu saja aku tahu. Bukankah Tilly mengatakan: 'jika menyangkut kepentingan pribadi, aku juga ingin tinggal di sini untuk mempelajari beberapa ilmu pengetahuan yang menarik.'" kata Nightingale sambil menirukan ucapan Tilly. "Kedengarannya Tilly sedang berusaha menghiburmu, tetapi kenyataannya ia tidak sedang berbohong tentang hal itu. Jika Tilly masih membencimu seperti dulu, ia tidak akan ingin tinggal di sini."     

"Apakah kamu sedang berusaha menghiburku?" tanya Roland sambil tersenyum.     

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," balas Nightingale sambil mengangkat bahu, "Kurasa tidak apa-apa jika keadaannya tetap berjalan seperti ini."     

"Mengapa kamu berkata begitu?"     

"Karena Tilly sudah berjanji untuk membantu menyediakan penyihir untuk membantu kita melawan iblis, jadi tidak ada bedanya apakah ia tetap berada di sini atau tidak. Jika para penyihir di Pulau Tidur semuanya datang ke Kota Perbatasan sekaligus, dan jika ada banyak penyihir seperti Ashes, aku mungkin akan sangat kewalahan." kata Nightingale sambil mengunyah dendeng ikannya. "Tidak semua orang menyenangkan seperti Maggie."     

Roland tidak bisa menahan tawanya, "Sepertinya kamu ada masalah dengan Ashes sebelumnya?"     

"Oh? Tentu saja tidak. Itu tidak mungkin," jawab Nightingale sambil mengibaskan tangannya, "Aku hanya mengawasi gerak-gerik Ashes untuk berjaga-jaga jika ia mengkhianati Persatuan Penyihir."     

"Benarkah itu?" tanya Roland.     

Nightingale memalingkan wajahnya lalu bersiul.     

"Aku tidak yakin apakah aku hanya mengada-ada," kata Roland sambil menatap Nightingale. "Mengapa sepertinya kamu sangat senang ketika Tilly menolakku?"     

"Itu baru yang namanya mengada-ada," jawab Nightingale dengan tegas, kemudian ia melihat ke arah pintu, "Wah, ada orang yang datang." sambil berkata demikian, Nightingale menyembunyikan dirinya ke dalam Kabut.     

"Bukankah itu hanya alasan Nightigale untuk segera pergi?" Tepat pada saat itu, seseorang mengetuk pintu kantor Roland.     

Roland merasa sangat terkejut. Sekarang sudah hampir tengah malam. Siapa yang datang ke kantornya pada tengah malam seperti ini? Roland mengganti lilin yang baru dan berkata, "Silahkan masuk."     

Orang yang datang ternyata Agatha.     

Roland terkejut sesaat dan bertanya, "Ada apa?"     

Agatha tidak segera menjawab tetapi ia melangkah masuk dan duduk di kursi bundar di samping meja, "Wendy mengatakan bahwa senjata api yang dapat mengalahkan Penyihir Luar Biasa dan meriam dengan jarak tembak yang luar biasa adalah idemu. Apakah itu benar? Dan teori di balik semua senjata ini dan cara pembuatannya semua dicatat di dalam buku yang kamu tulis?"     

"Maksudmu buku Teori Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahan Kimia Dasar? Ada teori-teori yang terkait dengan senjata api dan meriam di dalamnya, tetapi untuk metode pembuatannya, itu tidak ditulis karena sangat panjang prosesnya." kata Roland, "Lagi pula, itu hanya buku pelajaran untuk pelajaran dasar." Apakah kamu datang menemuiku hanya untuk menanyakan hal ini?"     

"Hanya anggota Persatuan Penyihir yang bisa mempelajari ilmu pengetahuan seperti itu, bukan?" Agatha tidak menjawab pertanyaan Roland tetapi ia malah terus bertanya.     

Roland mengangguk dan ia hampir bisa menebak apa yang akan Agatha katakan selanjutnya.     

"Kalau begitu aku ingin bergabung dengan Persatuan Penyihir," kata Agatha dengan blak-blakan.     

"Tetapi Persatuan Penyihir ini adalah sebuah organisasi milik Kota Perbatasan. Apakah kamu yakin ingin bekerja untuk Kota Perbatasan?" tanya Roland penasaran, "Penguasa di Kota Perbatasan juga bukan seorang Penyihir Transenden tetapi hanya seorang manusia biasa."     

"Manusia yang bisa membuat senjata untuk melawan iblis sama sekali bukan manusia biasa. Bahkan di Perkumpulan Pencari Taquila, ada tempat untuk orang sepertimu." Agatha berhenti sejenak dan berkata, "Selama tidak membahayakan para penyihir dan tidak bertujuan untuk melawan Pusat Persatuan Penyihir, aku tidak keberatan … jika bekerja sama dengan manusia biasa."     

Mungkin agak sulit bagi Agatha untuk mengatakan 'bekerja untuk manusia biasa' saat ini, tetapi kemampuan Agatha untuk menerima hal-hal baru cukup membuat Roland terkesan. Mungkin seseorang yang pernah terlibat dalam penelitian selalu dapat menerima hal-hal baru dengan cepat. Roland menahan diri untuk tidak langsung tersenyum dan berkata, "Kupikir kamu akan mengikuti Tilly ke Pulau Tidur, di mana Pulau Tidur adalah sebuah daerah yang dibangun oleh para penyihir."     

"Pulau Tidur itu hanyalah tempat perlindungan untuk bersembunyi dari kejaran gereja," jawab Agatha sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sudah mempelajari semuanya dari mereka sebelum aku membuat keputusan ini. Dan aku telah melihat begitu banyak kota yang dibangun dan dikuasai oleh para penyihir sebelum aku tertidur panjang di dalam peti kristal, namun mereka semua hancur tanpa jejak. Tidak ada artinya jika kami para penyihir tidak bisa mengalahkan iblis. Aku berharap aku bisa menemukan secercah harapan untuk memenangkan pertempuran itu di sini."     

"Kamu akan melihatnya," jawab Roland sambil mengangguk, "Tetapi mengenai selama tidak melawan Pusat Persatuan Penyihir … aku tidak bisa menjanjikan itu, karena bisa saja Pusat Persatuan Penyihir sebenarnya belum hancur, tetapi mereka hanya mengubah nama dan menyembunyikan diri selama ini."     

"Apa!?" Agatha merasa sangat terkejut.     

"Aku sudah memikirkan apa yang kamu katakan dengan saksama. Bahkan jika kamu melarikan diri setelah Kota Suci Taquila dikalahkan, masih ada Penyihir Transenden dan Pejuang Terpilih di Pusat Persatuan Penyihir. Di tanah yang tidak berkembang ini di mana ada banyak penduduk asli tinggal, mereka tidak mungkin binasa semua kecuali jika mereka memang berniat untuk menyembunyikan diri selamanya." Roland berkata dengan suara pelan, "Gereja mungkin merupakan transformasi dari Pusat Persatuan Penyihir. Bukan manusia yang mengambil alih kekuasaan penyihir dan menciptakan Pasukan Penghukuman Tuhan, tetapi para penyihir itu sendiri yang melakukan hal itu dan mengubah nama perkumpulan menjadi sebuah organisasi yang berbalik memburu para penyihir. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi mereka untuk membuat sejumlah besar Pasukan Penghukuman Tuhan."     

"Apakah kamu mengatakan bahwa Pusat Persatuan Penyihirlah yang menyebabkan situasi di mana para penyihir di masa kini tertindas dan diburu?" tanya Agatha berkata dengan syok.     

"Aku masih belum yakin. Itu hanya dugaanku saja." jawab Roland sambil bangkit berdiri lalu ia pergi ke rak buku dan mengambil beberapa buku hitam tebal dan menyerahkannya pada Agatha. "Kamu dapat menemukan kronologi pendirian gereja yang ditulis oleh Gereja itu sendiri, dan juga mengetahui mengenai sejarah Empat Kerajaan yang ditulis oleh para peramal. Kamu dapat memeriksa kebenarannya. Bagaimanapun, sekarang Gereja adalah musuh kita yang harus kita kalahkan di masa depan."     

"Jika kamu memutuskan untuk berpihak kepada penyihir dan bertarung melawan iblis bersamaku, kamu akan diterima dengan hangat di Persatuan Penyihir."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.