Bebaskan Penyihir Itu

Si Gigi Ular (Bagian II)



Si Gigi Ular (Bagian II)

0Si Gigi Ular tidak pernah menyangka ia masih akan mendengar sebuah berita mengejutkan lainnya - informasi yang disampaikan selanjutnya bahkan sampai membuat dirinya terpaku.     
0

"Dalam lima hari ke depan, yang merupakan minggu kedua di bulan pertama musim semi, Balai Kota akan membagikan ransum di alun-alun! Semua orang bisa datang ke sini untuk mendapatkan dua mangkuk bubur gandum yang panas, satu untuk makan siang dan satu untuk makan malam. Para warga sekalian, marilah kita semua berterima kasih kepada sang pangeran atas kemurahan hatinya!"     

Mendengar informasi ini, kerumunan orang banyak mulai bergerak dan berkasak-kusuk.     

"Ya Tuhan, Gayle benar — masalah ini ternyata benar-benar diperhatikan oleh Yang Mulia!"     

"Benar, aku datang ke sini hanya untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi itu."     

"Apa telingaku tidak salah dengar? Akan ada bubur gandum gratis setiap harinya?"     

"Apa kamu akan datang juga ke alun-alun? Bukankah kamu sudah punya banyak persediaan gandum dan dendeng daging di rumahmu?"     

"Tetap saja itu artinya 2 makanan gratis! Yang Mulia tidak melarang aku datang. Apa kamu tidak mendengar tadi pria itu mengatakan bubur itu untuk 'semua orang'?"     

"Tuanku!" tiba-tiba seseorang berteriak. "Apakah bubur gandum itu benar-benar gratis? Berapa lama ini pembagian bubur ini akan berlanjut?"     

Ini adalah pertanyaan yang sama di benak setiap orang. Kerumunan orang itu terdiam dan berbalik untuk melihat ke arah pejabat yang berwenang secara serentak.     

Petugas itu menunggu sejenak untuk mendapatkan jawaban dari petugas lainnya, kemudian ia mengumumkan kembali dengan tenang, "Itu benar! Bubur gandumnya benar-benar gratis, dan distribusinya akan terus berlanjut sampai Bulan Iblis berakhir! Sampaikan kepada semua tetangga dan teman kalian tentang berita ini, karena Yang Mulia adalah orang yang selalu menepati janjinya!"     

Ratusan orang itu menjadi sangat bersemangat, tetapi Si Gigi Ular masih tidak bisa mempercayai apa yang telah ia dengar.     

"Makanan gratis? Apa artinya itu? Itu berarti Si Gigi Ular dan teman-temannya untuk sementara waktu dapat terhindar dari ancaman Kanas dan mereka dapat lolos dari kelaparan selama musim dingin - tidak, bukan hanya mereka, tetapi semua Tikus lain juga akan mendapatkan makanan dengan mudah. Sekarang, semua Tikus akan menjadi lebih lebih sulit dikendalikan oleh bos!     

Kanas tidak akan tinggal diam dan membiarkan hal ini terjadi, jadi apa yang akan ia lakukan? Apa Kanas akan mengutus seseorang untuk membubarkan kerumunan orang banyak, mengganggu proses pembagian bubur gandum itu … atau menyuap pejabat Balai Kota untuk membuang semua bubur gandum itu ke Sungai Air Merah?"     

Namun, Si Gigi Ular juga menyadari bahwa petugas yang berwenang itu terus menyebutkan nama 'Yang Mulia', itu berarti Pangeran Roland yang legendaris itu yang memberi perintah untuk mendistribusikan bubur gandum secara gratis, bukan Adipati Longsong atau Kelima keluarga bangsawan besar itu. "Apakah Yang Mulia akan terus membiarkan para Tikus ini berkeliaran membabi buta, atau akankah Yang Mulia Roland Wimbledon benar-benar berbeda dari bangsawan lain?"     

Si Gigi Ular tidak pernah memercayai bangsawan mana pun, dan hari ketika Paper direnggut darinya juga masih terbayang dengan jelas dalam ingatannya.     

Namun, sebuah suara kecil di kepala Si Gigi Ular terus bertanya, "Bagaimana jika informasi itu benar, bagaimana jika … itu memang benar?"     

Untungnya, keraguan Si Gigi Ular tidak bertahan lama karena pria yang memakai jubah berlambang Keluarga Rusa Besar itu mulai membacakan pengumuman yang lain - dulu Si Gigi Ular berpikir bahwa informasi ini hanyalah tipu muslihat yang dilancarkan para bangsawan untuk mengacaukan warga dan tidak ada hubungannya dengan anak yatim seperti dirinya, tetapi yang lebih mengejutkan daripada dua pengumuman terakhir adalah pengumuman yang ketiga, yang langsung ditujukan kepada seluruh anggota geng Tikus.     

"Para warga, dengarkanlah! Masa-masa yang lebih baik akan segera datang!" pria itu meneriakkan sesuatu untuk menenangkan kerumunan yang riuh dan berkata, "Dalam lima hari lagi, atau pada saat distribusi bubur gandum dibagikan, Yang Mulia akan mulai menindak setiap tindakan kejahatan di Benteng Longsong, termasuk organisasi Tikus Jalan Hitam, tindakan pencurian, dan perilaku apa pun yang mengancam keselamatan dan barang-barang milik warga! Ketika saatnya tiba nanti, tolong jangan berkeliaran di Jalan Hitam atau mengunjungi bar, kasino, dan area berbahaya lainnya untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan!"     

"Ketertiban di Benteng Longsong perlu dijaga dan dipertahankan oleh semua warga, dan Balai Kota saat ini merekrut petugas keamanan publik dan juga personil polisi. Selanjutnya, aku akan membacakan persyaratannya!"     

Si Gigi Ular merasa ia tidak ingin mendengarkan informasi apa pun lagi, jadi ia keluar dari kerumunan itu dan berlari ke sebelah api unggun. "Cepat, mari kita pergi dari sini!"     

"Apa kamu sudah selesai mendengarkan informasi itu?" Si Bunga Matahari sedang menggosok-gosokkan tangannya dan bertanya dengan enggan, "Kamu harus menghangatkan diri dulu sebelum pergi."     

"Tidak, kita harus pergi sekarang!" kata Si Gigi Ular dengan nada mendesak.     

"Apa yang terjadi?" Joe bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.     

"Aku akan menjelaskan kepada kalian nanti di perjalanan." kata Si Gigi Ular sambil menginjak kaki Joe. "Kita harus kembali sekarang, kalau tidak Kanas akan mendengar informasi ini dari orang lain dan nasib kita akan tamat!"     

…     

Tempat berkumpulnya geng Tikus di Area Barat adalah sebuah rumah berlantai dua yang tersembunyi jauh di Gang Tak Berujung.     

Kanas adalah pria bermata satu yang memiliki aura yang mengancam, dan emosi serta metode yang dijalankannya sama kejamnya dengan penampilannya. Si Gigi Ular pernah melihat Kanas memaku seorang pengacau ke dinding kemudian mencambuk orang itu sampai mati. Pada saat yang sama, Kanas mengendalikan persediaan makanan dari beberapa organisasi Tikus di daerah itu, jadi tidak ada orang yang berani macam-macam dengannya.     

Si Gigi Ular pun merasakan hal yang sama, jadi ia berlutut dengan hati-hati di depan Kanas dan memberitahunya tentang pengumuman itu.     

"Jadi pemerintah Benteng Longsong sedang mengincar kita?" Kanas bertanya sambil mengerutkan kening, "Omong kosong macam apa itu?"     

"… Bukan pemerintah Benteng Longsong," ralat Si Gigi Ular dengan hati-hati. "Pria itu sedang berbicara mengenai sang pangeran pangeran."     

"Apa yang kamu tahu?" Kanas meludah ke tanah. "Tidak ada bangsawan - tidak peduli seberapa pentingnya bangsawan itu - yang dapat melakukan apa pun di wilayah orang lain. Ini Benteng Longsong, bukan di Kota Perbatasan atau Kota Raja, dan para penguasa dari Keluarga Penghisap Madu atau Keluarga Rusa Besar ada di sini, jadi tidak ada yang bisa dilakukan oleh pangeran itu. Memangnya kenapa jika pangeran itu disebut sebagai pelindung Wilayah Barat? Lihat saja siapa yang duduk di istana Longsong saat ini. Raja juga memerintah seluruh wilayah atas nama Kerajaan Graycastle, tetapi siapa yang peduli dengan perintah raja?"     

"Kanas benar," seorang gadis di sebelah Kanas berkata dengan lembut. "Ditambah lagi, bahkan jika kekuasaan berpindah tangan sekali pun, itu tidak ada hubungannya dengan kita. Para bangsawan adalah bangsawan, dan Tikus adalah Tikus. Hanya karena kedua kelompok ini tinggal di kota yang sama, tidak berarti kedua belah pihak ini juga sama."     

"Tikus adalah Tikus? Itulah yang ingin aku dengar." sahut Kanas sambil meremas bokong gadis itu. "Namun, pengumuman yang kedua terdengar cukup aneh. Biasanya, jika para bangsawan ingin meningkatkan reputasi mereka dengan cara membagikan makanan, mereka akan memberi tahu kami sebelumnya. Ditambah lagi, mereka biasanya membatasi jumlah makanan yang mereka bagikan, tetapi kenapa sekarang mereka terdengar seolah-olah ingin memberi makan seluruh kota?"     

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Kanas, tetapi Si Gigi Ular tahu bahwa semua orang memikirkan dua mangkuk bubur gandum gratis itu.     

"Mungkin … para bangsawan itu ingin membina hubungan baik dengan Tuan Penumpah Darah?" kata gadis itu sambil terkikik.     

"Siapa yang tahu." sahut Kanas sambil mengangkat bahu. "Aku akan pergi bertanya kepada bos nanti. Hanya bos yang tahu dan mengerti masalah-masalah yang berhubungan dengan kaum bangsawan itu."     

Yang disebut sebagai 'Tuan Penumpah Darah' adalah raja geng Tikus di Area Barat dan konon ia sangat dekat dengan para bangsawan rendahan. Dengan kata lain, Tuan Penumpah Darah bukanlah seorang Tikus biasa, melainkan 'bangsawan jadi-jadian' tanpa gelar - kenyataannya, semua 'raja' Tikus memiliki hubungan sosial yang sama dengan para bangsawan rendahan.     

Memikirkan hal ini, Si Gigi Ular menghela napas lega. Si Gigi Ular tahu bahwa gadis itu berkata benar. "Baik kaum bangsawan dan Tikus di Benteng Longsong telah ada dan menjalin hubungan selama ratusan tahun, jadi tidak peduli bagaimana keadaan di atas berubah, 'dunia bawah' akan selalu memiliki aturannya sendiri … Yang Mulia juga merupakan kaum bangsawan, jadi apa yang bisa ia lakukan?"     

"Oh ya, aku tahu persis apa yang kalian pikirkan saat ini." kata Kanas sambil terkekeh. "Kalian pasti ingin makan bubur gandum gratis dari Balai Kota itu, bukan? Pada hari pembagian bubur gandum itu, semua Tikus harus tetap berada di ruangan ini, dan tidak ada yang boleh pergi. Mengerti?! Jika ada Tikus yang mencoba untuk mendapatkan bubur gandum gratis itu tanpa sepengetahuanku, aku akan memastikan Tikus itu tidak pernah makan apa pun lagi selama sisa hidupnya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.