Bebaskan Penyihir Itu

Keputusan Agatha



Keputusan Agatha

0Kilat terbang ke bagian bawah balon udara, ia menemukan kantung berisi bubuk berbahan peledak yang ditempelkan pada balon udara dan ia mengeluarkan sumbunya. Setelah melihat asap putih keluar dari kantung itu, Kilat langsung terbang lurus ke arah laut.     
0

Bubuk berbahan peledak itu adalah perangkat penghancur balon udara yang sederhana. Begitu musuh mulai mengikuti balon udara itu, bubuk berbahan peledak itu akan meledakkan balon udara untuk mencegah situasi di mana iblis mungkin akan terus mengamati balon udara itu dan bukannya mengejar para penyihir.     

Terdengar ledakan yang keras saat Kilat sudah sampai di laut. Disertai dengan kilatan cahaya yang menyilaukan, langit tampak terbakar dan menyala oleh kobaran api.     

Kilat mendongak dan ia melihat bola api yang mengepul dan berubah menjadi bola api raksasa dengan warna oranye terang di bagian tengah, diikuti asap berwarna merah gelap yang mengepul keluar dari dalam kepulan itu. Api ledakan itu tampak seperti matahari terbenam, dan apinya tetap menyala untuk waktu yang cukup lama.     

Kilat menyaksikan salah satu iblis itu berada terlalu dekat dengan api yang sedang berkobar. Apinya menjalar dan membakar iblis itu sebelum akhirnya ia jatuh ke laut bersama dengan tunggangannya.     

Keempat iblis lainnya, yang melarikan diri dari kepulan asap dan api ke bawah, mulai melesat ke arah Kilat.     

Sampai sekarang, semuanya masih berjalan sesuai rencana para penyihir.     

Iblis-iblis itu ternyata tidak sepintar yang Kilat duga.     

Kilat menyunggingkan senyum di bibirnya dan ia melesat di atas permukaan laut dan terbang menuju ke hutan.     

Rencananya adalah untuk mengarahkan para iblis itu masuk ke dalam hutan di mana Daun bisa mengendalikan semuanya.     

Semua perangkap sudah siap di hutan, dan Daun sedang menunggu para iblis itu jatuh ke dalam perangkap para penyihir.     

Ranting-ranting pohon yang lebat, tanaman rambat dan ilalang-ilalang pasti akan menjadi mimpi buruk bagi para iblis itu.     

… Jika para iblis itu bisa bermimpi.     

…     

Sylvie menggunakan Mata Sihirnya untuk mencari Agatha di titik penyergapan. Hutan yang berada di bawah kendali Daun tampak bersinar dengan warna hijau cerah. Dari langit, hutan ini tampak seperti sebuah 'botol' yang tertanam di bumi dengan mulut botol yang menghadap ke arah Laut Bergejolak sementara leher botolnya masih beberapa kilometer jauhnya dari lautan.     

Meskipun ia merasa pusing, Sylvie tetap memeriksa bagian dalam setiap pepohonan. Banyaknya detail yang berkerumun di sekitar kepala Sylvie menyebabkan rasa sakit kepala yang hebat. Sylvie akhirnya bisa menemukan Agatha yang sedang bersembunyi di sebuah pohon besar.     

"Mengapa kamu datang kesini?" Batang pohon yang besar itu retak saat Maggie mendarat ke tanah. Agatha menjulurkan kepalanya keluar dan bertanya, "Apakah rencana kita untuk memancing iblis-iblis itu ke sini tidak berhasil?"     

"Tidak, rencana itu berhasil. Empat iblis sedang mengejar kita ke sini." jawab Sylvie sambil melompat turun dari punggung Maggie dan ia menggendong Maggie yang telah kembali ke wujud manusianya. Sylvie bersembunyi di balik pohon dengan tergesa-gesa. "Tetapi 3 iblis itu tampak berbeda dari iblis yang dulu pernah kita temui!"     

"Berbeda bagaimana maksudmu?" tanya Agatha.     

Sylvie menyebutkan mengenai penampilan iblis aneh yang ia lihat itu dan Agatha terkesiap.     

Perasaan Sylvie tercekam. "Apakah ketiga iblis itu sulit dihadapi?" tanya Sylvie kepada Agatha.     

Agatha membutuhkan waktu lama untuk menjawab pertanyaan Sylvie kemudian ia berkata dengan cemas. "Iblis-iblis yang berjubah itu adalah Iblis Mengerikan, mereka adalah pembunuh yang mengerikan bagi orang-orang biasa. Tetapi para penyihir tidak perlu takut dengan mereka, asalkan kita bisa menghindari untuk tidak menatap ke arah mata mereka secara langsung. Di balik wajah mereka yang tampak hancur dan mengerikan itu, mata mereka juga terhubung ke Mata Iblis."     

"Aku mengerti," gumam Sylvie. Dalam kisah-kisah penyihir kuno, musuh-musuh akan segera ketakutan oleh jenis iblis ini kemudian mereka akan merasa diliputi ketakutan yang amat sangat, perasaan linglung, kebingungan dan putus asa. Pasukan manusia biasa yang terdiri dari sekitar 100 orang sering kali dapat dikalahkan dengan hanya 3 atau 4 Iblis Mengerikan. Kebanyakan orang terlalu takut untuk berpikir apalagi untuk melawan. Manusia biasa hanya berlutut sambil gemetaran dan menunggu untuk dibunuh. Bahkan jika Batu Pembalasan Tuhan dapat melemahkan efek rasa takut itu, batunya tidak bisa menghilangkan perasaan takut itu sepenuhnya. Iblis-iblis itu tampaknya tercipta dengan kemampuan untuk mengendalikan perasaan manusia biasa, dan aliran kekuatan sihir para iblis itu tidak bisa dilihat.     

"Bagaimana dengan Iblis yang mengenakan baju zirah besi? Iblis itu bisa terbang sendiri tanpa menaiki binatang tunggangan, apakah iblis itu yang disebut dengan Penguasa Neraka?" tanya Sylvie kepada Agatha.     

"Bukan!" jawab Agatha dengan cepat. "Jika apa yang kamu sebutkan itu benar, tebakanku mungkin iblis itu adalah seorang Pemimpin Iblis. Kita dalam masalah."     

"Pemimpin Iblis?" tanya Sylvie dengan bingung.     

"Pusat Persatuan Penyihir hanya mengetahui sedikit tentang Pemimpin Iblis, mereka memiliki banyak kemampuan dan mereka terlihat seperti manusia biasa, hanya saja ukuran tubuh mereka jauh lebih besar. Baik dalam hal kekuatan dan kekuatan sihir, Pemimpin Iblis bisa dibilang cukup kuat." kata Agatha sambil menelan ludah. "Konon hanya Penyihir Transenden yang bisa melawan Pemimpin Iblis."     

"Penyihir Transenden? Kita bahkan tidak memiliki seorang Penyihir Luar Biasa saat ini." jawab Sylvie dengan gugup. "Beri tahu Daun untuk membatalkan misi ini. Kita harus mundur dan menemui Tentara Pertama di tepi sungai."     

Agatha menggigit bibirnya. "Pemimpin Iblis bisa terbang sendiri karena bantuan Batu Terbang Ajaib yang ia miliki. Bahkan, sebenarnya itu bukan masalah besar jika hanya ada Kilat dan Maggie karena mereka berdua juga bisa terbang untuk melarikan diri dari kejaran Pemimpin Iblis. Namun, tidak mungkin bagi kita semua untuk melarikan diri dari serangan mereka setelah kita keluar dari tempat persembunyian ini. Meskipun aku belum pernah melihat Pemimpin Iblis secara langsung, Alice pernah memberitahukan aku sebelumnya bahwa para penyihir harus berkonsentrasi penuh untuk bertarung dengan iblis yang licik dan kuat ini, karena kita mungkin bisa mati hanya karena satu kesalahan kecil."     

Agatha menepuk batang pohon tempat ia bersembunyi sampai suara Daun terdengar dari atas. "Aku menyimak semua pembicaraan kalian. Jadi bagaimana sekarang?"     

Agatha berkata dengan tegas, "Seluruh rencana ini telah berubah. Tolong beri tahu semua penyihir lain bahwa kita telah mengubah rencana A menjadi rencana B. Biar Nightingale yang mengawasi Pemimpin Iblis itu. Jangan ragu untuk membunuh Pemimpin Iblis itu jika Anna sudah mendapat kesempatan untuk menggunakan pelat simbol Lambang Tuhan."     

Rencana B artinya menggunakan Sangkar Ajaib Iffy untuk menangkap iblis-iblis itu dan menggunakan pelat simbol Lambang Tuhan untuk memusnahkan semua iblis itu.     

"Apakah kita benar-benar akan bertarung dengan Pemimpin Iblis itu?" tanya Sylvie sambil mencengkeram Maggie dengan erat karena ketakutan.     

"Melarikan diri hanya akan membuat kita terbunuh, sementara kita masih memiliki kesempatan untuk bertahan hidup jika kita mencoba sekuat tenaga untuk bertarung dengan mereka." kata Agatha dengan pelan. "Pemimpin Iblis biasanya keluar dengan gerombolan iblis lain, tetapi sekarang mereka hanya memiliki 3 Iblis Mengerikan sebagai penjaga mereka. Jadi kita mungkin masih bisa memenangkan pertempuran ini meski kita tidak memiliki Penyihir Transenden saat ini."     

"Aku melihat Kilat," kata Daun. "Musuh sudah datang."     

"Sssshhh …."     

Sylvie menahan napasnya. Sylvie mendengar suara bergemuruh dari puncak pohon, kemudian ia mendengar suara berdebum dari sesuatu yang berat yang jatuh ke tanah di depan mereka.     

Suara langkah para iblis itu bergemerisik di hutan, dan suaranya langsung mereda seketika. Kini hanya terdengar suara desisan Binatang Iblis Bersayap yang masih terdengar.     

"Bagaimana keadaan di luar sana sekarang?" tanya Agatha.     

"Pemimpin Iblis itu masih belum mendarat dan tampaknya ia masih mengikuti Kilat. Iblis Mengerikan lainnya meninggalkan binatang tunggangan mereka di luar hutan dan mengikuti Kilat juga. Hei … tunggu dulu! Ada 1 iblis yang hilang." Sylvie memandang sekelilingnya dengan cermat. "Hanya ada 3 Binatang Iblis Bersayap yang ada di dekat kita."     

"Bagus! Biar aku bunuh reptil bodoh itu terlebih dahulu sehingga mereka tidak bisa melarikan diri jika mereka memerlukan tunggangannya." kata Agatha sambil keluar dari batang pohon. "Kamu bukan seorang penyihir tempur. Tetaplah bersembunyi di dalam sini."     

"Tetapi iblis-iblis itu masih bisa terbang!" kata Sylvie dengan khawatir. "Bagaimana jika mereka melarikan diri dengan cara terbang?"     

"Tenanglah." kata Agatha sambil memandang ke arah Maggie yang sedang terbang di atas. "Jangan khawatir. Kita masih punya Maggie."     

…     

Seekor burung monster raksasa tiba-tiba mendarat dari langit, binatang itu muncul di belakang ketiga penyihir itu, lalu Maggie merentangkan sayap raksasanya sambil memutar ekornya dan meraung dengan keras ke arah 3 Binatang Iblis Bersayap yang ada di depannya.     

Ketiga Binatang Iblis Bersayap itu segera teralihkan perhatiannya.     

Yang membuat Sylvie terkejut, ketiga Binatang Iblis Bersayap itu meniru gerakan Maggie dan mereka juga melebarkan sayap mereka dan mengibas-ngibaskan ekor mereka, seolah-olah mereka sedang menari! Mereka saling mendorong dan tidak menjadi gentar dengan kehadiran Maggie.     

Apakah ketiga Binatang Iblis Bersayap itu sedang mengejek Maggie?     

Di sisi lain, Agatha sudah menyelinap keluar dari hutan. Lapisan kristal es putih mulai terbentuk di tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.