Bebaskan Penyihir Itu

Masalah di Dunia Mimpi (Bagian I)



Masalah di Dunia Mimpi (Bagian I)

0"Yang Mulia … Roland?"     
0

Suara itu terdengar lembut namun jauh.     

Ketika Roland merasakan ada sensasi menggelitik di telinganya, tiba-tiba ia baru menyadari ada seseorang yang memanggil namanya.     

"Kamu melamun lagi." kata Nightingale sambil bersandar di meja panjang, ia menatap langsung ke mata Roland. Nightingale bertopang dagu dan memiringkan kepalanya sedikit, satu jari telunjuknya bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Sudah jelas Nightingale pasti menggunakan jari itu untuk menggelitik telinga Roland barusan.     

"Hm … benarkah aku melamun lagi?" Roland berdeham, ia pura-pura membaca laporan statistik yang baru saja masuk. "Mungkin karena cuaca yang hangat hari ini. Cuaca yang nyaman ini membuatku sangat mengantuk."     

"Ini bukan pertama kalinya kamu melamun." Nightingale berjalan kembali ke sofa di sisi lain tenda. "Sejak kamu kembali dari Pantulan Gereja, kamu terus-menerus seperti orang linglung. Apa yang terjadi di sana?"     

Roland baru hendak menyangkal perkataan Nightingale, tetapi kata-katanya tertahan di tenggorokannya. Roland tahu Nightingale bisa mendeteksi kebohongan, dan Roland sendiri juga tidak bisa terus-menerus menipu dirinya sendiri. Meskipun sudah hampir 1 minggu, Roland masih tidak mengerti apa yang terjadi.     

"Aku memang menemukan sesuatu yang aneh … tetapi semuanya begitu menyeramkan dan aneh sehingga aku tidak tahu harus mulai dari mana."     

"Kamu tidak harus memberitahuku jika kamu tidak mau." sahut Nightingale sambil menatap ke langit. "Lagi pula aku tidak memang sepintar kamu. Bahkan jika kamu mengatakannya kepadaku, aku tidak bisa banyak membantu. Mungkin Anna lebih bisa membantumu …."     

"Aku juga belum memberitahu Anna." sahut Roland sambil menggelengkan kepalanya.     

"Oh, begitukah?" Nightingale segera berbalik. "Mengapa kamu tidak memberitahu Anna?"     

"Karena ini sangat aneh sehingga aku takut itu di luar pemahamanku sendiri," kata Roland. "Meskipun aku benci untuk mengakuinya, ini tidak mempengaruhi apa pun. Dengan kata lain, ini sepenuhnya urusan pribadi. Memberitahu Anna tidak akan banyak membantu, itu malah hanya akan membuat Anna khawatir."     

"Aku mengerti." Nightingale berkedip seolah-olah ia memahami sesuatu. Bagaimanapun, Roland mengerti jika Nightingale tidak mengerti apa-apa, gadis ini hanya merasa bahwa seluruh perkataan Roland terdengar keren.     

"Jangan katakan pada Anna bahwa aku sering melamun." Roland mengingatkan Nightingale. "Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dipecahkan oleh orang lain."     

"Tentu!" Wajah Nightingale langsung berbinar-binar. Nightingale menepuk dadanya, lalu ia mengeluarkan sepotong ikan panggang dari dalam kantungnya dan memakannya.     

Setelah Nightingale berjanji demikian, Roland menghela napas diam-diam. Data laporan statistik tidak masuk ke dalam pikirannya, Apa yang dilihat Roland di ruang rahasia gereja telah mengacaukan pikirannya.     

Mengapa sosok legendaris wanita itu bisa muncul di tahap awal pendirian Pusat Persatuan Penyihir? Dari potretnya, sepertinya wanita itu sudah ada bahkan sebelum Pusat Persatuan Penyihir didirikan.     

Roland bertanya kepada Isabella, Agatha, dan Phyllis, tetapi tidak satu pun dari mereka yang memberikan jawaban yang pasti. Sejarah itu sangat tidak jelas dan terlampau lama sehingga tidak ada yang tahu siapa wanita yang ada di potret itu. Mereka hanya bisa menduga bahwa wanita pernah menjadi tokoh terkemuka.     

Dulu Roland pikir hanya ada dua tipe orang di Dunia Mimpi. Salah satunya adalah mereka yang dikalahkan oleh Zero, yang jiwanya secara permanen terikat pada Apartemen Jiwa-jiwa tetapi yang masih atau kurang lebih mempertahankan koneksi dengan dunia nyata. Penampilan yang paling khas dari mereka adalah kemiripan dari penampilan fisik dan fragmen memori yang ada di kamar mereka masing-masing.     

Tipe yang kedua adalah karakter fiktif yang tercipta dengan sendirinya dari Dunia Mimpi. Itu adalah rekaan dari imajinasi Roland dan Dunia Mimpi itu sendiri.     

Namun Roland sekarang tidak yakin tentang teorinya.     

Isabella mengatakan kepada Roland bahwa, menurut catatan layanannya selama dia melayani Paus, Zero berusia antara 200 hingga 250 tahun. Oleh karena itu, tampaknya mustahil bagi Zero, Penyihir Suci yang tidak pernah menua, untuk 'memenjarakan' seseorang yang hidup 800 tahun yang lalu. Meskipun Zero jauh lebih tua dari orang biasa, banyak tokoh dalam sejarah memiliki umur yang jauh lebih tua darinya.     

Zero lahir setelah pendirian gereja. Berdasarkan senioritas, Agatha dan beberapa penyihir lainnya sudah cukup tua untuk menjadi nenek Zero.     

"Bisakah wanita dalam potret itu masuk ke Dunia Mimpi dengan sendirinya?"     

Hipotesis ini bahkan lebih aneh dan lebih tidak masuk akal.     

"Bagaimana mungkin seorang wanita dari peradaban kuno bertahan dalam masyarakat modern dan menyamarkan dirinya dengan sangat baik? Di mana jiwanya sebelum keberadaan Dunia Mimpi terbentuk?"     

Penampilan fisik Lan juga bertentangan dengan hipotesis ini.     

Lan memang anggun dan elegan, tapi dia sama sekali tidak menarik, itu berarti dia bukan seorang penyihir. Tanpa kekuatan penyihir yang luar biasa, tidak ada seseorang yang bisa kembali ke bumi 100 tahun setelah kematiannya, tidak peduli seberapa hebat mereka dulu.     

Penjelasan yang paling masuk akal, meskipun yang paling tidak kreatif, selain dari dua asumsi yang disebutkan di atas, adalah bahwa kedua orang tersebut juga terlihat sama. Dengan kata lain, kemiripan mereka berdua bisa jadi sebuah kebetulan.     

Hipotesis ini akan menyelamatkan Roland dari banyak masalah jika dia mengadopsi teori ini, tetapi dia sendiri tidak merasa yakin. "Apakah itu benar-benar hanya kebetulan?"     

Untuk menemukan jawabannya, Roland mungkin harus bertanya langsung pada Lan.     

Roland merasa sedikit enggan untuk memasuki Dunia Mimpi yang semakin aneh itu. Namun, pada saat yang sama, dia tidak suka masuk ke dalam sesuatu yang tidak diketahui dan tetap berada dalam kegelapan di waktu yang sama.     

Secara teori, lebih baik menghadapi masalah sedikit mungkin. Setelah ragu-ragu selama sekitar 1 minggu, Roland akhirnya memutuskan.     

Perlu disebutkan, bahwa Penyihir Penghukuman Tuhan yang suka menggerutu dan waktu luang setelah tur Kota Suci Hermes juga berkontribusi besar dalam proses pengambilan keputusan Roland.     

…     

Roland sekarang terbiasa memasuki Dunia Mimpi. Ketika Roland bangun, dia melihat kalender masih menunjukkan tanggal di mana dia terakhir kali pergi. Lingkungan sekitar tidak berubah sedikit pun selama dia tidak memasuki Dunia Mimpi selama 1 bulan lamanya. Gambar para peserta latihan bela diri di meja masih tampak baru seolah-olah mereka baru saja dibawa kembali dari markas besar Asosiasi Bela Diri.     

Roland mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor Garcia.     

Roland segera mendengar napas Garcia di ujung telepon. "Halo?"     

Roland melirik ke luar jendela. Matahari mulai terbit di timur. "Apakah kamu hendak berlatihan pagi-pagi?" tanya Roland.     

"Jangan banyak basa-basi," sembur Garcia seperti biasanya, tetapi suaranya tidak lagi sekencang sebelumnya. "Ada apa?"     

"Yah, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu. Apakah ini saat yang tepat untuk bicara? Aku bisa datang sekarang. Kita bisa sarapan bersama, aku yang traktir."     

"Apakah urusan ini mendesak?" Garcia terdiam sesaat. "Turun saja. Aku ada di gang tepat di depan apartemen."     

"Tunggu aku di sana." Roland menutup teleponnya, ia berganti pakaian secepat mungkin dan berlari keluar ruangan. Ketika Roland melewati ruang tamu, dia melihat Zero, gadis itu masih belum sepenuhnya bangun. Piyama keriputnya miring ke satu sisi dan memperlihatkan setengah bahunya yang putih. Zero berjalan dengan sepasang sandal besar, yang ternyata milik Roland.     

Roland menepuk kening Zero. Roland tidak punya pilihan selain berbalik dan membantu gadis kecil itu berpakaian.     

"Tunggu sebentar … aku akan merebus air di bawah …" gumam Zero.     

"Tidak apa-apa. Aku akan membawakanmu sarapan. Kamu tunggu saja di sini setelah kamu menyikat gigi dan mencuci muka." Roland menepuk kepala Zero dan mendorong gadis itu ke kamar mandi sebelum dia bergegas keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.