Dewa Obat Tak Tertandingi

Pengikut Suci



Pengikut Suci

0"Aku kalah..... "      
0

Nalan Chu terlihat tenang. Dia bahkan tidak terlihat seperti orang yang baru saja diturunkan secara paksa oleh seseorang.      

"Kau tidak kalah. Kalau pertarungan ini adalah perang mati dan hidup, kau mungkin akan menang," kata Ye Yuan.      

Nalan Chu menggelengkan kepalanya.      

"Kalah ya kalah. Aku tidak akan mencari-cari alasan lain. Aku juga tahu kalau pertarungan kita ini adalah pertarungan hidup dan mati maka kau pastinya yang akan jadi pemenangnya."     

Nalan Chu bisa merasakan adanya aura kekuatan berdarah dari kekuatan pedang Ye Yuan. Ini menunjukkan kalau Ye Yuan sudah mengalami banyak pertarungan; jauh lebih banyak dari dirinya.      

Tak lama kemudian, Nalan Chu tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan mengepalkan kedua tangannya ke arah panggung tinggi di mana Tetua Pertama duduk.      

"Tetua, mulai hari ini, aku akan mundur dari kompetisi ini."     

"Apa? Nalan Chu ingin mundur dari kompetisi ini!"      

"Lelucon macam apa ini? Meski dia kalah dia masih bisa jadi nomor dua kan? Selain itu, dia juga menguasai kekuatan sejati unggul cahaya yang jarang ada. Tanah Suci pasti akan mengajarinya untuk jadi lebih hebat lagi. Bagaimana bisa dia justru memilih untuk mundur?"      

"Anak ini mundur bukan karena dia kalah kali ini kan?"      

Keputusan Nalan Chuterang membuat keadaan menjadi riuh. Meski dia kalah dari Ye Yuan, kemampuannya masih tergolong yang paling jenius di antara para petarung yang lain.      

Apa Nalan Chu hatinya selemah kaca?      

Tapi kalau dipikir-pikir, masuk akal juga. Dia tidak pernah kalah sebelumnya. Mungkin kekalahannya kali ini sangat berdampak besar dalam dirinya.      

Tetua Pertama berpikir sejenak.      

"Kenapa?"     

"Aku ingin meninggalkan wilayah Tanah Suci dan membuat jalanku sendiri. Aku harap Tetua Pertama mengabulkan permintaanku!" Nalan Chu berkata dengan nada tegas.      

Keadaan menjadi hening. Nalan Chu tidak cemas menunggu keputusan Tetua Pertama.      

Tak lama kemudian, Tetua Pertama membuka mulutnya.      

"Pergilah. Tapi kau harus ingat kalau Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua merupakan rumahmu."     

Nalan Chu membungkuk dan berterima kasih.      

"Terima kasih banyak Tetua Pertama."     

Selesai bicara, dia memutar tubuh ke arah Ye Yuan.      

"Kau benar. Aku memang belum pernah bertemu dengan petarung jenius yang sebenarnya. Ye Yuan, terima kasih karena telah menyadarkanku hari ini. Suatu hari, aku pasti akan mengalahkanmu."     

Ye Yuan tersenyum.      

"Baik. Aku akan menunggumu."     

Kemampuan Nalan Chu menguasai kekuatan sejati unggul cahaya menunjukkan kalau dia memiliki bakat yang luar biasa. Kalau dia tetap berada di Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua maka bakatnya akan sia-sia.      

Wilayah ini memang menawarkan kesempatan namun mungkin kesempatan ini bukanlah milik Nalan Chu.      

Banyak sekali jalan yang bisa ditempuh oleh petarung hebat. Namun, jika harus tinggal di pojokan kemudian memerintah orang lain, itu bukanlah jalan bagi seorang petarung sejati.      

Itulah kenapa, Ye Yuan mengagumi keputusan yang diambil oleh Nalan Chu.      

Nalan Chu itu berbeda dengan petarung jenius lainnya seperti Wu Jiantong. Dia tidak segan untuk mengakui kekalahannya. Orang seperti ini yang nantinya mencapai banyak hal.      

Nalan Chu pun meninggalkan Cahaya Senja Merah Tua dengan cara seperti ini. Sebuah kejadian yang tidak diharapkan oleh banyak orang.      

Sebelum kompetisi ini dimulai, Nalan Chu sudah digadang-gadang menjadi pemenang, tetapi di tengah kompetisi ini, dia memutuskan untuk berhenti. Kemunduran Nalan Chu membuat posisi sepuluh besar kompetisi Setara Anak Tanah Suci semakin memanas.      

Di dalam sebuah aula, seorang lelaki tua terlihat sendirian. Tetua Pertama ada di sampingnya dengan ekspresi wajah gelisah.      

"Yang Mulia, dengan keadaanmu sekarang, tiga orang itu sudah maksimal. Bagaimana bisa kau meminta tiga orang lagi untuk masuk?" Tetua Pertama menggertakkan giginya sambil bicara.      

Orang tua ternyata adalah pemimpin dari tanah suci Cahaya Senja Merah Tua. Tidak banyak yang tahu kalau pemimpin ternyata sudah setua ini.      

Setelah mendengar kalimat yang diucapkan oleh Tetua Pertama, pemimpin tanah suci menoleh untuk melihatnya.      

"Aku tidak memiliki banyak waktu lagi! Gunakanlah kesempatan selama tulang-tulang tua ini masih bisa digunakan untuk mencari penerus dari pemimpin Cahaya Senja Merah Tua. Hmm...Aku, Tu You, sudah tidak kompeten lagi. Aku sudah membuat wilayah kita ini hancur. Kompetisi kali ini memang ditujukan untuk mencari bakat baru. Kalau mereka bisa mengenang kebaikan yang telah diberikan oleh Cahaya Senja Merah Tua maka nantinya mereka akan menjadi harapan bagi kebangkitan wilayah kita."     

Tetua Pertama menangis begitu mendengar kalimat yang diucapkan oleh pemimpinnya.      

"Kalau dulu kau tidak melawan pengikut suci untuk menyelamatkan kami, kau pasti tidak harus mengeluarkan Jurus Agung Pengacau Energi Agung Tunggal Qi. Karenanya, kau kehilangan umur panjangmu. Bencana yang terjadi saat ini bukan karena salahmu tapi karena kami!"      

Tu You tersenyum sambil mengibaskan tangannya.      

"Masalah ini sudah berlalu. Kau tidak perlu mengungkitnya kembali. Minta mereka masuk. Aku hanya kehilangan umur panjangku. Aku juga tidak akan cepat mati. Kau tidak perlu bersikap seperti ini."     

Air mata Che Qin mengalir. Dia diam saja. Dia semakin menyalahkan dirinya.      

"Yang Mulia, siapakah sebenarnya di pengikut suci ini? Apakah dia memang sangat kuat? Bukankah kekuatannya hanya berada di tingkat Tanpa Bandingan? Bagaimana bisa dia bukanlah tandinganmu?"      

Chen Qin melihat kalau Tu You sudah bertekad bulat jadi dia mengganti topik pembicaraan.      

Tu You terlihat serius. Dia berbicara dengan perasaan takut.      

"Kita tidak bisa memprovokasinya terkait dengan latar belakangnya. Beberapa tahun terakhir ini, aku sudah berusaha untuk mencari informasi mengenai dirinya. Dalam beberapa dekade terakhir, Artefak Suci yang dicuri bukan hanya dari wilayah kita. Wilayah Gagah Putih juga kecolongan beberapa kali. Kejadian ini terjadi di berbagai belahan Dunia Tinggi. Jadi tidak ada yang peduli karena dianggap lumrah."     

Chen Qin cukup terkejut mendengar penjelasan Tu You. Dia tidak menyangka kalau orang yang ada di depannya ternyata diam-diam mencari informasi tentang pengikut suci. Sementara dirinya sama sekali tidak tahu.      

Chen Qin tahu kalau Tu You begitu mempercayainya. Hanya saja, insiden ini menjadi sebuah pengecualian. Berarti masalah ini memang sangat berbahaya.      

Sepertinya, pemimpin tanah suci memang sudah banyak mengeluarkan usaha untuk mencari informasi sekecil apapun.      

"Apa yang Yang Mulia ..temukan? Siapa sebenarnya si pengikut suci ini?" Chen Qin tidak bisa menahan diri lagi untuk bertanya lebih lanjut.      

Dia sangat membenci pengikut suci. kalau bukan karena kejadian waktu itu, pemimpin Tanah Suci Cahaya Senja pastinya sudah mencapai tingkat Kedua Kedalaman Dao. Ini akan berdampak pada naiknya wilayah menjadi tingkat kedelapan.      

Sekarang ini, semua harapan telah sirna. Kondisinya bahkan sampai pada tahap tidak ada kepastian apakah kondisi di Cahaya Senja Merah Tua bisa diperbaiki atau tidak.      

Yang Mulai hanya mendesah.      

"Beberapa puluh tahun terakhir, ada banyak Artefak Suci dari kekuatan besar yang dicuri atau dirampas. Beberapa di antaranya ada yang berasal dari tanah suci tingkat delapan, Tujuh bahkan Enam. Tentu saja, kasus ini juga terjadi di wilayah kekuatan-kekuatan kecil. Pelaku pencurian atau perampasan ini memakai jubah hitam. Nama mereka berlainan tetapi apapun itu pasti ada kata 'suci' yang mengikutinya. Pengikut suci, prajurit suci, bahkan jenderal suci! Di antara sebutan ini pengikut suci merupakan yang paling lemah. Meski begitu kekuatannya juga sudah berada di tingkat Tanpa Bandingan."     

Chen Qin mulai waspada ketika dia mendengarnya. Bahkan pengikut suci yang terlemah saja memiliki kekuatan sekuat itu. Lalu bagaimana dengan si jenderal suci?      

Pengikut suci yang muncul di wilayah Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua merupakan petarung di tingkat akhir Tanpa Bandingan. Meski begitu, dia berhasil memojokkan Tu You; tingkat Pertama Kedalaman Dao, untuk mengeluarkan seni yang mengurangi umur. Ini berakibat pada rusaknya pondasi ilmu yang dimiliki oleh Tu Yuo.      

Wilayah Cahaya Senja Merah Tua tidak berani untuk memprovokasi kekuatan dari petarung misterius sangat menakutkan.     

"Untuk mencari informasi rahasia ini, aku terlalu banyak mengeluarkan biaya sehingga hampir berakibat pada kelangsungan wilayah kita. Nanti, aku berencana untuk membalas dendam. Kekuatan tidak bisa kita lawan. Itulah alasan kenapa aku membuka perhelatan Kompetisi Setara Anak Tanah Suci untuk mencari penerus pemimpin tanah suci ini," Tu You berkata sambil menghela nafas.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.