Dewa Obat Tak Tertandingi

Zhang Tianyi Yang Tidak Biasa



Zhang Tianyi Yang Tidak Biasa

0Tepat di hari kedua setelah Nalan Chu meninggalkan kompetisi, ada kabar datang dari balai suci. Kuota untuk memasuki Lembah Cahaya Senja Merah Tua ditambah; dari tiga menjadi enam. Berita ini pun cepat tersiar.      
0

Secara detail, nantinya Anak Tanah Suci dan Setara-Anak Tanah Suci akan memilih tiga orang untuk masuk ke lembah. Ini berarti untuk bisa dipilih, semua peserta setidaknya harus berada di posisi tiga besar.      

Satu juara terlalu sulit untuk para peserta ini. Mereka tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk menjadi juara pertama kalau kekuatan mereka tidak di level Nalan Chu atau Ye Yuan. Tiga kuota memungkinkan orang-orang seperti Han Feng dan Wu Jiantong untuk bisa mendapatkan tiket memasuki lembah.      

Di hari kelima belas, para peserta seperti mendapatkan suntikan penyemangat. Mereka berusaha sekuat tenaga bertarung supaya bisa menang. Khususnya mereka yang sekarang berada di posisi lima besar. Selain Zhang Tianyi, lainnya sudah pernah mengalami kekalahan sebanyak dua atau tiga kali.      

Itulah kenapa, pertarungan di hari ini terasa begitu penting bagi mereka. Di hari ke 15, Wu Jiantong bertemu dengan Ye Yuan.      

Di atas panggung pertarungan, raut wajah Wu Jiantong terlihat masam. Dia terus saja mengulur waktu dan tidak menyerang Ye Yuan.      

"Hei, kenapa kau belum juga menyerang? Aku ingat. Bukannya kau berkata padaku supaya tidak bertemu denganmu di panggung ini? Kalau sampai kita bertemu, kau berkata kalau kau akan membunuhku. Sekarang, bukannya kita sudah sepanggung? Kenapa kau belum juga menyerangku?" Ye Yuan terus bertanya dengan nada menghina.      

Sampai sekarang, Wu Jiantong sudah kalah dua kali. Yang pertama dia kalah dari Nalan Chu yang kedua dia kalah dari Zhang Tianyi.      

Sebenarnya posisi Wu Jiantong tidak terlalu buruk. Namanya masih bertengger di nomor atas. Namun, kalau sampai dia kalah dari Ye Yuan, maka namanya bisa turun.      

Sayangnya, setelah Wu Jiantong melihat pertarungan antara Ye Yuan dan Nalan Chu, dia menjadi tidak berani untuk menyerang Ye Yuan. Dia tidak ingin Ye Yuan mempermalukannya.      

Dengan menggertakkan giginya, Wu Jiantong berbicara.      

"Aku mengaku kalah!"      

Ye Yuan tidak menampakkan ekspresi terkejut. Dia tersenyum.      

"Pilihan yang baik. Kalau kau tetap memutuskan untuk bertarung denganku maka kau pasti tidak akan bisa turun panggung sambil jalan kaki."     

Wu Jiantong hanya mendengus tidak suka kemudian berjalan turun dari panggung. Karena sudah menyerah, maka selanjutnya dia akan bertarung habis-habisan melawan Han Feng.      

Selain Ye Yuan dan Zhang Tianyi, petarung lain yang memiliki kesempatan untuk masuk ke Lembah Cahaya Senja Merah Tua adalah Han Feng dan Wu Jiantong.      

Meski Han Feng memang menguasai kekuatan sejati unggul, kekuatannya termasuk rendah; di tingkat kedelapan Tanpa Ikatan. Seandainya kekuatan kanuragannya lebih tinggi, Wu Jiantong pastinya juga akan langsung mengundurkan diri begitu berhadapan dengannya.      

Li Zongtao yang tadinya menunjukkan penampilan yang sangat mengesankan, pada akhirnya kalah terus menerus. Namanya sudah tidak diunggulkan untuk masuk ke lembah Cahaya Senja Merah Tua.      

Setelah Nalan Chu mundur, semua perhatian penonton kini tertuju pada Ye Yuan dan Zhang Tianyi.      

Zhang Tianyi memang tidak biasa. Dia tidak menguasai kekuatan sejati unggul namun dia begitu kuat. Sampai sekarang, dia belum mencicipi yang namanya kekalahan.      

Para petarung lain yang sebelumnya bertarung melawan Zhang Tianyi pun bingung setelah mereka kalah. Mereka tidak tahu kenapa bisa kalah dari Zhang Tianyi.      

Bahkan orang sekuat Han Feng juga harus menyerah kalah di tangan Zhang Tianyi. Tentu saja, kemenangan Zhang Tianyi karena dia cukup beruntung karena tidak bertemu dengan Ye Yuan atau Nalan Chu.      

Dengan mundurnya Nalan Chu, pertarungan antara Ye Yuan dan Zhang Tianyi akan menjadi penentu tempat pertama.      

Di hari ke 18, Ye Yuan dan Zhang Tianyi akhirnya bertemu.      

"Ye Yuan, aku tahu kalau penguasaan konsep ilmu bela dirimu memang tinggi. Namun di hadapanku, apa yang kau kuasai itu tidak ada gunanya. Nalan Chu mundur supaya dia tidak malu. Kalau saja dia terus maju, maka dia akan kalah di hadapanku."     

Semua orang sudah mengakui kalau Ye Yuan itu kuat namun sepertinya Zhang Tianyi tidak terlalu terpengaruh.      

Mendengar provokasi seperti itu, Ye Yuan tidak terlalu memasukkan ke dalam hati. Selain itu, membual seperti ini juga tidak ada gunanya. Kekuatan seseorang baru ketahuan ketika dia bertarung.      

Ye Yuan tidak merasa petarung tanpa kekuatan sejati mengancamnya.      

"Silahkan bicara besar setelah bertarung," kata Ye Yuan dengan santainya.      

"Hehe, baik."     

Zhang Tianyi tertawa kecut. Dia mengayunkan pedangnya dan langsung mengarahkannya ke depan. Meski gerakannya terlihat lambat, namun sebenarnya sangat cepat; pedang itu sudah sampai di hadapan Ye Yuan dalam waktu satu kedipan mata.      

Hanya saja, kecepatannya ini tidak mengancam Ye Yuan. Dua pedang saling beradu, mengeluarkan suara dentingan.      

Serangan Zhang Tianyi memang tidak buruk. Tapi kalau dalam hal kekuatan, rasanya lebih lemah daripada Han Feng.      

Namun tepat pada saat ini, sebuah aliran kekuatan mulai merambat melewati pedang, dan melaju menuju jiwa dewa Ye Yuan.      

Kekuatan serangan ini tidaklah kuat. sekilas, serangan macam ini tidak bisa membahayakan jiwa dewa. Namun, Ye Yuan langsung berhenti. Kali ini, Zhang Tianyi mengubah gerakan pedangnya, dia menyingkirkan pedang Xuanying dan langsung mengarahkan pedangnya ke perut Ye Yuan.      

Ye Yuan sudah lama mendengar model serangan macam apa yang dieksekusi oleh Zhang Tianyi. Dia tidak mengeluarkan serangan besar ketika bertarung dengan lawannya. Ketika pertarungan sudah berlangsung, dia langsung melilit lawannya supaya tidak bisa mengeluarkan serangan jurus besar.      

Dan ketika lawan ini sudah terbelit dalam serangannya maka mereka tidak akan bisa melakukan serangan. Pada akhirnya, si lawan bahkan tidak tahu kenapa mereka bisa kalah.      

Ye Yuan masuk dalam perangkap aneh Zhang Tianyi. Ye Yuan memiringkan tubuhnya ke samping dan hampir saja terkena pedangnya.      

Tak lama kemudian, pedang Zhang Tianyi sudah berada di depannya. Dia bergerak seperti belatung yang terus menempel di tulang.      

Ye Yuan mengayunkan pedang Xuanyingnya lagi untuk menahan serangan pedang Zhang Tianyi. Kedua pedang itu pun bertabrakan. Sebuah kekuatan muncul kembali menyerang jiwa dewa Ye Yuan.      

Mulai dari gerakan pedang pertama, pedang Zhang Tianyi sama sekali tidak lepas untuk terus menyerang Ye Yuan. Dia membuat lawannya tidak sempat mengambil nafas.      

Selain itu seni jurus pedang Zhang Tianyi juga semakin indah, seperti sebuah jurus yang memang dikhususkan untuk pertarungan jarak pendek. Entah berapa kali Ye Yuan menyingkirkan pedang Zhang Tianyi, dia tidak bisa lepas dari serangan bertubi-tubi pedang itu.      

Orang-orang mulai terkejut begitu melihat pertarungan seperti itu.      

"Ini lagi! Apa mungkin Ye Yuan sekali pun tidak bisa mematahkan kutukan pedang Zhang Tianyi?"      

"Meski Zhang Tianyi tidak menguasai kekuatan sejati unggul, jurus pedangnya sangat indah. Hanya petarung yang menguasai jurus bertarung jarak pendek yang bisa berhadapan dengannya. Jika tidak, mereka tidak akan bisa jadi lawannya. Ye Yuan sendiri pun sudah tertekan karenanya. Kalau keadaan tidak berubah maka dia bisa mati kalah."     

"Aku sungguh tidak menyangka! Ye Yuan babkan bisa mengalahkan Nalan Chu. Kenapa dia kewalahan menghadapi Zhang Tianyi? Zhang Tianyi sungguh aneh. Tidak ketara di mana kekuatannya, namun orang-orang tidak bisa mengalahkannya."     

 Kemenangan Zhang Tianyi memang membuat orang kebingungan. Kemenangannya tidak seperti kemenangan yang diperoleh Ye Yuan dari Nalan Chu yang terlihat jelas siapa yang unggul. Kalau lawannya tidak lebih lemah dari Zhang Tianyi, maka dia akan bertarung puluhan hingga ratusan kali, baru bisa mengalahkan lawannya.      

Itulah kenapa para lawan bertarung Zhang Tianyi merasa tidak yakin kalau kekuatan mereka sebenarnya tidak lemah dibandingkan dengan Zhang Tianyi.      

Namun, pada akhirnya, kenapa mereka yang kalah?      

Kompetisi seleksi pemenang Lambah Cahaya Senja Merah Tua sudah hampir mendekati babak akhir. Namun hingga sekarang, mereka tidak tahu alasan kenapa Zhang Tianyi bisa menang berulang kali.      

Zhang Tianyi sangat bangga begitu melihat Ye Yuan sudah tertatih-tatih.      

"Memang kenapa kalau mereka memiliki kekuatan sejati unggul? Kalau mereka tidak bisa bergerak maka apa gunanya memiliki kekuatan itu?"      

Zhang Tianyi sedang senang ketika sebuah aura kekuatan naga murni muncul. Ye Yuan menyingkirkan pedangnya dan menggunakan tinjunya untuk menerima serangan pedang Zhang Tianyi. Pedang Zhang Tianyi terpental jauh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.