Dewa Obat Tak Tertandingi

Bahaya Mendekat Diam-Diam



Bahaya Mendekat Diam-Diam

0Ekspresi wajah Kakek Sun berubah. Dia berseru karena terkejut.      
0

"Kau mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan Guru! Guru meminta Luo Tong untuk menempa ilmu tongkatnya karena Tuan Muda Tong masih belum mencapai kekuatan sejati yang sesungguhnya. Perjalanan ini bertujuan agar dia bisa mencapai tingkat itu!"      

Luo Tong kagum ketika dia mendengar perkataan Kakek Sun.      

"Apa yang kau katakan? Guru memintaku keluar untuk melawan petarung muda lainya demi alasan ini?"      

Kakek Sun menganggukkan kepalanya.      

"Benar! Ini merupakan penilaian pribadi dari guru untukmu. Dia ingin kau mendapatkannya sendiri, itulah kenapa dia tidak memberitahumu. Anak muda itu sangat aneh."     

Luo Tong melihat ke arah Ye Yuan, matanya menyiratkan tatapan orang yang kebingungan.     

Saat ini, Luo Tong sudah tidak meragukan kehebatan Ye Yuan. Orang yang mampu mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan gurunya pastinya bukan orang biasa.      

"Baik, aku akan kembali pulang dan bertanya pada guru. Kalau sampai aku tahu kau berbohong maka seluruh wilayah Cahaya Senja Merah Tua ini akan hancur!" Luo Tong berbicara sambil mendengus tidak senang, kemudian menyingkirkan tongkatnya dan meninggalkan tempat .      

Kakek Sun mengikuti Luo Tong di belakang. Kedua orang it akhirnya menghilang dari pandangan orang-orang. Semua orang pun menghela nafas panjang mendapati Kakek Sun sudah tidak ada lagi di sini.      

Tekanan yang memancar dari Kakek Sun begitu besar. Pembuluh darah mereka menjadi tegang, mereka tidak berani tenang.      

Sebelum dia pergi, semua orang tahu kalau si Kakek Tua tadi terlihat bingung begitu melihat Ye Yuan.      

Kakek Sun memiliki kekuatan di tingkat Kedua atau Ketiga Kedalaman Dao, sementara dirinya memanggil Guru Luo Tong dengan sebutan guru juga. Ini menandakan kalau kekuatan guru Luo pastinya tidak terkalahkan.      

Selain itu, dari kalimat yang Ye Yuan ucapkan, sepertinya dia berteman dengan si Dong Feiyang. Bukankah ini terlalu aneh?      

Namun bagi orang-orang yang aneh tidak menjadi sesuatu hal yang aneh. Tanpa ragu, Ye Yuan saat ini sedang melindungi Cahaya Senja Merah Tua.      

Semakin hebat Ye Yuan maka semakin tidak terkalahkan tanah suci mereka. Kalau nantinya Cahaya Senja Merah Tua bisa jaya maka yang untung juga keluarga-keluarga mereka.      

Kehadiran Luo Tong dan Kakak Sun ke Wilayah Gagah Putih menjadi tersebar luas di Wilayah Gagah Putih. Rata-rata tanah suci yang lain sudah ditebas.      

Orang-orang dari tanah suci lainnya yang berani menyerang bahkan ikut dilumpuhkan oleh Kakek Sun meski mereka dari golongan kekuatan tingkat Tanpa Bandingan.      

Satu-satunya Tanah Suci yang utuh tidak berubah adalah Cahaya Senja Merah Tua. Setelah kejadian hari ini, nama besar Ye Yuan akan naik drastis.      

Pil-pil yang Ye Yuan sudah buat untuk para petarung muda untuk meningkatkan kekuatan kanuragannya. Tentu saja pihak yang paling diuntungkan adalah Wu Jiantong.      

Ye Yuan membuatkannya Pil Pencerahan Jiwa kualitas maha tinggi. Setelah dia meminum pil buatan Ye Yuan, kekuatan Wu Jiantong bisa melewati halangan kekuatan dengan cepat untuk naik ke tingkat Pencerahan Jiwa.      

Setelah ini, bisa dikatakan wilayah Cahaya Senja Merah Tua pun memasuki masa tenang. Ye Yuan juga tidak sadar kalau saat ini ada bahaya besar yang sedang mengintai.      

Sekarang ini, di Kota Sura Luas yang terletak di wilayah Agung Xiang, Zhou Yan akhirnya mendapat kabar tentang Ye Yuan yang sudah dia nantikan.      

"Kau berkata kalau Ye Yuan adalah penduduk dari Dunia Bawah dan dalam waktu setahun dia sudah menjadi Pemimpin Muda di Cahaya Senja Merah Tua? Selain itu kekuatannya sudah menyamai petarung di tingkat Pencerahan Nirwana? Kau tidak sedang bercanda kan?" Begitu mendengar kabar itu, perasaan Zhou Yan langsung menjadi tidak enak.      

Si pelayan, Zhou Yu, yang dia kirim untuk mencari informasi tentang Ye Yuan, menjawab dengan hati-hati.      

"Benar! Orang yang hamba kirim, berdiam diri diam-diam di Cahaya Senja Merah Tua selama satu bulan. Pemimpin Muda mereka memang Ye Yuan yang Tuan Muda maksudkan. Waktu itu, orang suruhanku berencana untuk menangkap Ye Yuan hidup-hidup, tapi entah cara apa yang Ye Yuan gunakan, dia berhasil menundukkan seekor naga air hitam di tingkat sempurna 8 yang sebentar lagi akan berubah menjadi naga. Dia bukanlah tandingannya. Itulah kenapa, orang suruhanku tidak berani bertindak ceroboh."     

"Naga air hitam di tingkat sempurna 8? Kau yakin kalau informasi yang kau dapatkan tidak salah? Atas dasar apa orang di tingkat kekuatan Tanpa Ikatan seperti dia bisa mengatur seekor naga air hitam?" Zhou Yan menanggapi tidak percaya.      

Zhou Yu menjawab, "Ketika aku mendengar kabar ini aku pun bersikap sama dengan Tuan Muda. Tapi apa yang aku katakan ini tidak bohong. Di hari ketika Ye Yuan menjadi Pemimpin Muda, dia bahkan mengalahkan petarung nomor satu Anak Tanah Suci dan mengeluarkan naga air hitam itu. Semua orang di sana melihat semuanya. Jadi tidak mungkin kalau informasi ini salah."     

Wajah Zhou Yan menjadi begitu merah padam. Hatinya terasa terganggu. Entah dari mana, dia seperti merasakan sebuah ancaman.      

Ketika dulu dia bertemu Ye Yuan di Dunia Bawah, anak itu masih berada di tingkat kekuatan kanuragan Bahari Jiwa. Dan sekarang, dia sudah berada di tingkat Tanpa Ikatan? Dia bahkan memiliki kekuatan yang menyamai petarung di tingkat Pencerahan Nirwana?      

Kalau seperti ini, sangat mungkin bagi Ye Yuan untuk bisa menyamai kekuatan Zhou Yan.      

Tentu saja, Zhou Yan tidak akan rela membiarkan Ye Yuan mengungguli dirinya! Apalagi pemuda itu juga merupakan saingannya dalam hal cinta.      

Dua tahun terakhir ini, Zhou Yan melihat bagaimana Mengli merindukan dan mencintai Ye Yuan. Dia merasa begitu sakit hati.      

Semua orang di dunia boleh melampauinya tapi tidak untuk Ye Yuan.      

Awalnya, Zhou Yan sama sekali tidak menganggap Ye Yuan sebagai sebuah ancaman yang penting namun begitu dia mendengar kabar dari Zhou Yu, dia merasa harus mengatur ulang pikirkan untuk menghadapi Ye Yuan.      

Kecepatan kekuatan Ye Yuan sungguh mengkhawatirkan.      

"Zhou Yu, ikut denganku ke Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua!"     

Setelah diam cukup lama, Zhou Yan akhirnya berbicara.      

"Baik, Tuan Muda!"      

Zhou Yu sangat mengenal Zhou Yan. Begitu dia mendengar informasi seperti ini tentang Ye Yuan, dia tahu kalau Ye Yuan tidak akan bisa bertahan hidup menghadapi tuan mudanya.      

Jadi, ketika Zhou Yu menerima perintah Zhou Yan, dia pun sama sekali tidak terkejut.      

Di sebuah pulau kecil di Dunia Tinggi, pemandangan terlihat indah. Setiap orang yang berada di sana pasti merasa berada di surga.      

Ada sebuah paviliun kecil di atas sebuah bukit kecil dan sebuah meja batu diletakkan di sana.      

Ada seorang lelaki tua dan setengah baya yang duduk di kedua ujung meja. Mereka sedang bermain baduk.      

Si lelaki tua berhenti bermain dan meletakkan satu batu dan kemudian berbicara dengan suara keras.      

"Zhong Zizhen, kau kalah lagi! Dalam waktu sepuluh hari ini, kau belum menang sama sekali. Bagaimana bisa seorang Raja Dewa Petarung Jiwa menjadi selemah ini dan terlalu menyukai Go? Kau tidak seperti ini biasanya."     

Si lelaki setengah baya itu adalah Raja Dewa Petarung Jiwa, Zhong Zizhen. Dia menjawab sambil tersenyum, "Entahlah. Aku merasa tidak tenang akhir-akhir ini, seolah akan ada sesuatu yang terjadi."     

Ekspresi lelaki tua pun langsung berubah.      

"Orang di tingkat kekuatan seperti kita ini bisa melihat ke dalam Dao Surgawi. Kalau kau mendapatkan firasat seperti ini itu berarti memang ada sesuatu yang akan terjadi."     

Zhong Zizhen mengangguk.      

"Beberapa tahun terakhir, di Dunia Tinggi sedang mengalir. Aku takut kalau sebentar lagi akan ada peristiwa besar yang akan terjadi. Di saat itu, akan sulit bagi kita untuk menghindar dari pusaran ini!"     

Si lelaki tua menghela nafas dalam.      

"Kita ini seharusnya tidak lagi terganggu dengan urusan dunia. Selain urusan tentang Tingkat Maha Dewa, apa lagi yang bisa membuat hatimu dan hatiku tergerak?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.