Dewa Obat Tak Tertandingi

Dimasuki Lagi



Dimasuki Lagi

0"Hahaha, Hai kau anak muda, bukankah kau ingin mengunciku? Lakukan!"      
0

Setelah memakan darah belasan petarung, kekuatan Jia Lan kembali pulih dalam waktu sekejap.      

Ye Yuan terlihat begitu serius. Dia merasa seperti menyusahkan dirinya sendiri. Awalnya, dia berpikir dengan membawa banyak orang ke sini. Tidak disangka pada akhirnya, mereka menjadi santapan bagi si dewa iblis dan membuat makhluk itu menjadi lebih kuat.      

"Wei Cheng, kau ini babi! Kita tadi bertarung dan berhasil membuat si dewa iblis terluka parah. dan kalian yang tolol ini justru membantunya untuk memulihkan kekuatan!" Sheng Jun tidak bisa menahan diri lagi dan mengeluarkan kata-kata kasar pada Wei Cheng.      

Sekarang ini, pusat energi Dantian Wei Cheng dikunci. Dia tidak bisa bergerak karena kaki dan tangannya juga ditahan.      

Dia sama sekali tidak mendengar sumpah serapah Sheng Jun. Sekujur tubuhnya gemetar, dia terlihat begitu putus asa.Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana Jia Lan memakan teman-temannya.      

Wei Cheng pun tidak bisa membayangkan dirinya yang akan menjadi santapan Jia Lan.      

"Yang Mulia, dewa iblis, aku rela menjadi anjingmu sekali pun! Aku mohon...mohon jangan bunuh aku!" Wei Cheng bersusah payah, berlutut ke arah Jia Lan.      

Sheng Jun pun sampai tidak bisa berkata apa-apa melihat tindakan Wei Cheng. Dia menyadari bahwa bentakannya tadi tidak ada gunanya. Bagaimana bisa orang dungu macam Wei Cheng bisa menjadi pemimpin muda di Tanah Suci Menara Pengawas Awan.      

"Oh? Kau ingin melayaniku sebagai tuanmu?" Jia Lan perlahan mendatangi Wei Cheng.      

Wei Cheng berkeringat dingin dan langsung cepat-cepat menjawab, "Iya, iya, iya Yang Mulia Dewa Iblis, kau bersedia untuk melayanimu! Selama kau tidak membunuhku maka aku akan melakukan apapun untukmu."      

"Wei Cheng, kau ini sudah dipilih untuk menjadi pemimpin muda Tanah Suci Menara Pengawas Awan! Inikah balasanmu pada mereka? Beraninya sekarang kau mengkhianati Tanah Suci!" seorang tetua dari tanah suci Menara Pengawas Awan memarahi Wei Cheng.      

Namun Wei Cheng justru menjawab tanpa malu.      

"Burung-burung yang baik akan memilih sarangnya! Dewa iblis akan menyatukan Dunia Tinggi. Apa bedanya aku menjadi pengikut Dewa Iblis atau pemimpin muda Tanah Suci Menara Pengawas Awan?"      

"Kau!"      

Si tetua tadi sampai menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka Wei Cheng akan menjawab seperti itu tanpa malu. Akan tetapi, karena pusat energi Dantiannya dikunci, dia tidak bisa melakukan apa-apa.      

"Hahaha, bagus! Bagus kalau kau memiliki hati seperti ini. Aku akan memberimu kesempatan! Tangkap si bajingan ini untukku maka aku akan menjadikanmu sebagai pelayanku!" Jia Lan berkata sambil tertawa keras.      

Wei Cheng begitu senang dan bersujud di depan Jia Lan sambil berbicara dengan bersemangat.      

"Terima kasih, Yang Mulia Dewa Iblis! Terima kasih!"      

"Lepas ajian kunci dari tubuhnya!" Jia Lan berkata kepada kedua Pengikut Suci.      

Kedua lelaki itu mengangguk melaksanakan perintahnya dan langsung mengucapkan mantra untuk melepaskan ajian kunci di tubuh Wei Cheng.      

Setelah Wei Cheng bebas, semua orang begitu jijik melihatnya. Perlahan dia melangkah ke hadapan Ye Yuan dan berkata dengan congkaknya.      

"Ye Yuan, kau tidak menyangkanya kan? Kau akhirnya masih ada dalam genggaman tanganku. Hari ini aku akan membuatmu mati mengenaskan. Tanpa bantuan naga air hitam itu, aku melihatmu sempoyongan."      

Sebelumnya, Angin Hitam juga terluka karena terkena serangan Jia Lan. Kali ini, ada dua Pengikut Suci yang melihat ke arahnya seperti macan kelaparan. Mereka tidak akan memberinya kesempatan untuk bergerak sama sekali.      

Sepertinya Ye Yuan memang harus menghadapi si petarung di tingkat kesembilan Pencerahan Nirwana sendiri. Dia akan melawan Wei Cheng.      

"Tuan!"      

Sebagai pelayan, Angin Hitam tidak mungkin diam saja membiarkan Ye Yuan ditangkap.     

"Jangan mendekat! Cukup aku sendiri yang menghadapi orang tidak memiliki malu ini!" Ye Yuan menjawab dengan nada menghina.      

"Hahaha, omong kosong! Tidak ada gunanya! Aku ingin melihat bagaimana kau bisa menghadapiku! " Wei Cheng tertawa keras sambil berbicara.      

"Huh! Kau tidak akan tahu kecuali kau yang merasakannya sendiri!" kata Ye Yuan mencemooh.      

"Sembrono! Bersiaplah untuk mati!"      

Wei Cheng terpancing oleh tatapan mata Ye Yuan. Bakat dan kemampuan Ye Yuan sudah membuat dirinya begitu iri.      

Dengan kekuatan kanuragannya di tingkat Pencerahan Nirwana, Wei Cheng menyerang Ye Yuan.      

Wei Cheng memiliki kekuatan yang cukup kuat. orang-orang yang melihat bagaimana dia menyerang Ye Yuan merasa kalau pemuda itu seperti tidak tertandingi.      

"Si Api!"      

Duar!      

Orang-orang begitu terkejut melihat bagaimana tubuh Wei Cheng terhempas ke belakang sebelum dirinya bahkan menyentuh Ye Yuan.      

Sebuah ledakan besar nyaring terdengar di depan Wei Cheng membuatnya terpelanting.      

Begitu orang sadar ada seorang anak muda yang sudah berdiri di samping Ye Yuan. Dia adalah Si Api.      

Sepanjang hidupnya, Si Api telah menjadi senjata pamungkas Ye Yuan. Kalau tidak terpaksa, Ye Yuan tidak akan menunjukkan Si Api di hadapan banyak orang.      

Situasi hari ini terlalu sulit untuk Ye Yuan hadapi sehingga dia tidak memiliki pilihan lain selain menunjukkan tubuh utama si Api.      

Si Api telah meningkatkan kekuatannya di dalam Pagoda Surga Luas dan kini dia sudah berada di tingkat 7, tepatnya di tingkat menengah 7 energi murni api.     

Ditambah dengan seni pengendalian api yang Ye Yuan berikan padanya, kemampuan bertarung si Api sekarang ini sudah di ujung tingkat 7 akhir.      

Tadi, diam-diam Si Api menyerang Wei Cheng. Karena tidak siap, Wei Cheng terlempar.      

Dengan mengerang kesakitan, Wei Cheng merangkak dan hampir saja hendak membalas namun ada seseorang yang menghadangnya. Dia adalah Ye Yuan.      

Yang Ye Yuan inginkan adalah keadaan Wei Cheng yang seperti ini. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan pemuda itu untuk menghela napas?      

Kekuatan Ye Yuan dan si Api tidak bisa dibandingkan dengan Wei Cheng. Hanya dengan menggunakan kesempatan seperti ini, dia bisa menang.      

Meski Wei Cheng memiliki kekuatan kanuragan yang tinggi, kekuatan tubuhnya lebih rendah dibandingkan dengan Ye Yuan.      

Duar!     

Sebuah pukulan mendarat tepat di tubuh Wei Cheng. Kalau bukan karena energi murni pelindung Wei Cheng yang kuat, pemuda itu pasti akan memporak-porandakan tubuhnya.      

Meskipun begitu, tubuh Wei Cheng masih terhempas jauh.      

"Meledak!"      

Si Api sudah menunggu pertarungan ini. Dengan mengendalikan Api Suci Sandal Pembersih di belakang Wei Cheng, ada suara ledakan keras lagi.      

Belum sempat Wei Cheng melangkah ke belakang ketika terlempar ke samping Ye Yuan.      

"Si Api, tangkap!"      

Sebuah tinju kuat mendarat lagi di tubuh, membuat Wei Cheng bergerak ke arah si Api.      

Tubuh Si Api muncul di belakang Wei Cheng lagi. Aneh! dia mengeluarkan sebuah pukulan tangannya, dan terdengar suara ledakan lagi.      

Dengan cara seperti ini, Wei Cheng dianggap sebagai karung pasir oleh Ye Yuan. Dia dipukul berulang-ulang tanpa henti, dia terlihat begitu mengenaskan. Mata semua orang menjadi melebar dan mulut mereka melongo melihat pemandangan aneh tersebut.      

Apakah kekuatan Ye Yuan benar berada di tingkat Tanpa Bandingan? Kekuatannya amat luar biasa!      

"Anak muda itu...sebuah energi murni api! Ternyata Saudara Ye memiliki api murni tingkat 7 yang sudah melahirkan jiwa purba! Keberuntungan seperti ini sangat jarang!" Sheng Jun melongo saja melihat Ye Yuan dan Si Api.      

"Yang Mulia Muda memang orang yang ditakdirkan untuk menjadi orang besar. Aku tidak menyangka kalau dia masih memiliki senjata rahasia seperti itu." Wu Siyuan menggumam sendiri.      

"Anak ini.....siapakah sebenarnya dia? Dia memiliki banyak sekali senjata andalan, bahkan tidak habis! Dia memiliki jiwa purba tingkat 7, kekuatan sejati pedang unggul kelima, tubuh naga murni....ini semua sangat sempurna untuk dijadikan tubuh baruku! Hehe!"      

Jia Lan tersenyum aneh. Dia kemudian menghilang.      

Ye Yuan dan Wei Cheng masih bertarung sengit. Tiba-tiba, Ye Yuan merasa matanya mengabur. Ada aliran energi hitam qi yang masuk ke dalam tubuhnya. Tubuhnya langsung menjadi kaku, sementara tubuh Wei Cheng sudah melayang jauh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.